Tugas 2 Ekonomi Politik Global
Tugas 2 Ekonomi Politik Global
Disusun Oleh :
1
KATA PEGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah “Andai
Saya Menjadi Direktur Jenderal WTO: Apa Yang Akan Saya Lakukan Dalam
Mewujudkan Free & Fair Trade” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Saya berterima kasih pada Bapak Dr. Agus Subagyo,S.IP.,M.Si
selaku dosen mata kuliah Ekonomi Politik Global yang telah memberikan tugas
yang mengispirasi ini kepada saya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................3
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................6
1.3 Teori................................................................................................................6
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................8
A. Perdagangan Bebas Regional dan Bilateral.................................................9
B. Free Trade Agreement (FTA); WTO yang berganti...................................11
C. Kemunculan Fair Trade..............................................................................13
D. Fakta Tentang Perkembangan Fairtrade Di Dunia Sekarang Ini...............15
BAB 3 PENUTUP................................................................................................19
3.1 Kesimpulan...................................................................................................19
3.2 Rekomendasi................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
2
BAB I
PENDAHULUAN
Free Trade Pada dasarnya “Free Trade” berarti akses yang tidak terbatas, tidak
terkendali terhadap tarif dan barang duty-free. Dapat juga sebagai diartikan perjanjian
bilateral antar negara yang memungkinkan expor-impor barang dengan persyaratan
yang lebih lunak. Dengan demikian “Free Trade” memungkinkan dibukanya pintu
pemasaran secara global, yang secara teori memungkinkan seluruh negara memiliki
kesempatan berkompetisi yang sama.
Para pelaku “Free Trade” ini seringkali menghilangkan poin tarif dan subsidi,
dan tidak memenuhi peraturan sehingga mengharuskan perusahaan membayar lebih
dalam hal menjalankan bisnis di pasar luar. Dengan tidak diberlakukannya tarif maka
sebuah negara cenderung menentapkan upah buruh lebih rendah. Negara dengan upah
buruh yang rendah tersebut akan menikmati keuntungan transfer produksi dari negara
dengan upah buruh yang lebih tinggi. Misalnya kerjasama antara Cina – Amerika
dalam hal pembuatan panel tenaga surya. Panel-panel tersebut dibuat di Cina dengan
harga yang murah karena upah buruh di Cina juga rendah daripada Amerika. Agar
impor solar panel dapat dilakukan, maka Amerika ‘mengekspor’ pekerjaan yang dapat
dilakukan di Cina.
Free trade dianggap lebih efektif menyentuh pasar global dan dapat
mendongkrak pertumbuhan ekonomi dengan membuat produk yang lebih murah.
Namun demikian, beberapa perusahaan ada yang mengalami defisit bahkan
kebangkrutan.
Fair Trade
3
tertentu, maka Fair trade lebih menekankan pada upah dan meningkatkan lingkungan
kerja. Para pelaku Fair trade ini mendorong perusahaan dan pemerintah untuk
mengatur perdagangan dan memastikan bahwa pekerja atau buruh mendapatkan
kompensasi yang sesuai serta adanya jaminan lingkungan kerja yang aman. Istilah
“Fair Trade” ini juga sering digunakan untuk kebijakan yang mengatur
penghasilan produsen, semisal petani, yang biasanya diatas harga pasar, karena petani
lokal atau petani kecil tidak dapat bersaing dalam hal harga dengan perkebunan atau
pertanian dalam skala yang besar.
Dari sisi penetapan harga, Fair Trade menetapkan dua standar pembayaran
bagi produsen, yaitu “harga minimum” dan “premium”. Penetapan harga minimum
dimaksudkan agar produsen atau petani masih dapat bertahan, meskipun komoditi
global mengalami guncangan. Ketika harga pasar diatas harga minimum, maka
produsen akan mendapatkan harga rata-rata pasar.
4
tertentu kecil.
Pembayaran diterima
pada saat pengiriman Pengusaha menawarkan kredit
barang; terkadang kredit di depat dengan bunga yang
diperpanjang oleh rendah atau tanpa bunga pada
pemberi pinjaman dengan saat siklus produksi
Pendanaan: nilai yang sangat tinggi. berlangsung.
Free Trade maupun Fair Trade merupakan model dengan fungsi yang berbeda dan keduanya
memiliki peran tersendiri dalam hal pertumbuhan dan transformasi sebuah negara yang
sedang berkembang.
5
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana menciptakan free and fair trade yang seimbang, demi
meningkatkan perekonomian dunia?
1.3 Teori
Dalam makalah ini penulis menggunakan teori neoribelarisme, Neoliberalisme
merupakan perkembangan dari sistem kapitalisme yang mutakhir. Ditujukan untuk
mengatasi periode stagnasi dan perlambatan (slowdown) pertumbuhan kapitalis di
negara-negara maju dan memperluas penetrasi dinegara-negara berkembang guna
memperluas zona akumulasi profit. Ditangan Von Hayek, guru besar yang
menghidupkannya kembali, neoliberalisme menghendaki pelepasan yang radikal
peran negara (intervensi) terhadap mekanisme pasar. Aturan dasar kaum neoliberal
adalah 'liberalisasikan perdagangan dan finance’; 'biarkan pasar menentukan harga’,
'akhiri inflasi', 'stabilisasi ekonomi makro', 'privatisasi', 'pemerintah harus menyingkir
dari menghalangi jalan' (Chomsky, 1999). Arsitek tata dunia ini ditetapkan dalam apa
yang dikenal sebagai The Neo-liberal Washington Consensus, yang terdiri dari para
pembela ekonomi privat terutama wakil dari perusahaan-perusahaan besar yang
mengontrol dan menguasai ekonomi intemasional dan memiliki kekuasaan untuk
mendominasi informasi kebijakan dalam rangka membentuk opini publik.
Ada sepuluh ajaran yang dilahirkan dari the Washington Concensus tersebut.
Mereka kemudian menyebutkan kebijakan mereka sebagai “reformasi” terhadap
kebijakan ekonomi. Ketentuan reformasi inilah yang juga disebut sebagai 'kebijakan
pasar bebas' dan neo-liberal. Kesepuluh ajaran neo-liberal tersebut adalah sebagai
berikut: (1) disiplin fiskal, yang intinya adalah memerangi defisit perdagangan; (2)
public expenditure atau anggaran pengeluaran untuk publik, kebijakan ini berupa
memprioritaskan anggaran belanja pemerintah melalui pemotongan segala subsidi; (3)
pembaharuan pajak, seringkali berupa pemberian kelonggaran bagi para pengusaha
untuk kemudahan pembayaran pajak; (4) liberalisasi keuangan, berupa kebijakan
bunga bank yang ditentukan oleh mekanisme pasar; (5) nilai tukar uang yang
kompetitif, berupa kebijakan untuk melepaskan nilai tukar uang tanpa kontrol
pemerintah; (6) trade liberalisation barrier, yakni kebijakan untuk menyingkirkan
segenap hal yang menganggu perdagangan bebas, seperti kebijakan untuk mengganti
segala bentuk lisensi perdagangan dengan tarif dan pengurangan bea tarif; (7) foreign
direct inuestment, berupa kebijakan untuk menyingkirkan segenap aturan pemerintah
6
yang menghambat pemasukan modal asing; (8) privatisasi, yakni kebijakan untuk
memberikan semua pengelolaan perusahaan negara kepada pihak swasta; (9)
deregulasi kompetisi; (10) Intellectual Property Rights atau paten
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
perlawanan seattle telah menginspirasikan perlawanan anti neoliberal keberbagai
belahan dunia. Peristiwa itu telah mengangkat kepercayaan mereka akan
kemungkinan “tata dunia baru yang benar-benar adil” tanpa kapitalisme. Kekalahan
selanjutnya adalah cancun, Meksiko, Desember tahun 2003. Pertemuan tingkat
menteri WTO mengalami kegagalan setelah proposal negara maju mendapat
penolakan kuat dari kelompok -20 (G20) yang motori oleh Brazil, India, Afrika
Selatan dan Cina. Dalam dinamikanya, pengelompokan negara-negara berkembang
memperlihatkan kemajuan, seperti G20, G90, dan G33.
9
berjalan lamban. Akibatnya pertumbuhan perdagangan intra ASEAN sangat
lambat. Volume perdagangan ASEAN dari 19,1 persen pada 1993 tidak mencapai
banyak peningkatan pada 2002, yang mencapai 21,3 persen. Program penurunan
tarif bea masuk ASEAN dalam rangka AFTA sudah dimulai sejak 1993 sehingga
menjadi 0-5 persen pada 2003 atau 96,24 persen dari total pos tarif CEPT-AFTA
negar-negara ASEAN. Inti AFTA adalah CEPT (Common Effective Preferential
Tariff), yakni barang-barang yang diproduksi di antara negara ASEAN yang
memenuhi ketentuan setidak-tidaknya 40 % kandungan lokal akan dikenai tarif
hanya 0-5 %.
10
ini cukup besar dan volume perdagangan juga sangat pesat. Ide untuk
membentuk sebuah kerja sama ekonomi formal di Asia Timur muncul setelah
November lalu disepakati pembentukan sebuah FTA antara ASEAN dan Cina.
Setelah FTA dengan Cina terbentuk, ASEAN tengah melakukan pembicaraan
dengan Jepang, dan setelah ini Korea Selatan, untuk membentuk FTA serupa.
11
pertama, Macetnya perundingan perdagangan bebas dibawah WTO. Kegagalan
ini berbarengan dengan kebusukan dan ketidakpercayaan masyarakat dunia
terhadap lembaga internasional ini, seiring dengan kegagalan berbagai resep free-
trade diberbagai belahan dunia. Kedua, menguatnya peran negara dalam
perdagangan dan mekanisme pasar. kegagalan perdagangan bebas dibawah WTO
mendorong beberapa negara keluar dari doktrin “melemahnya negara dalam
globalisasi”. Negara-negara tersebut mulai mengatur tariff, melakukan kontrol
terhadap perdagangan umum, dan melakukan proteksi terhadap komoditi
domestik. Ide-ide semacam ini, merupakan ancaman nyata terhadap eksistensi
negara-negara imperialis, MNC, dan kredo “perdagangan bebas”.
Apakah free trade memberikan dampak positif atau negatif terhadap negara dunia
ketiga?
Tidak dapat dipungkiri, di era globalisasi seperti sekarang ini.
perdagangan bebas atau yang biasa disebut free trade sudah menjadi bagian dari
kehidupan antar negara. Banyak negara maju seperti Amerika Serikat, yang
mengaumkan kebijakan free trade sebagai kebijakan yang dapat memberikan
kesejahteraan kepada semua pihak. Tapi, apakah benar demikian? Bagaimana
12
dengan dampak yang terjadi pada negara dunia ketiga seperti negara miskin yang
ada di benua afrika? Apa saja dampak positif dan negatif free trade terhadap
dunia ketiga?
Free trade merupakan kebijakan yang sedang terjadi di antar negara saat
ini. free trade di klaim dapat membawa pengaruh positif bagi negara yang
menjalankan kebijakan ini seperti dapat memperluas pasar bagi produk dalam
negeri, masuknya modal asing dalam negeri dan meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnya. Namun, apabila kita telusuri lebih jauh, dampak-dampak
positif tersebut sebagian besar hanya akan dirasakan oleh negara-negara maju
seperti Amerika.
Negara-negara dunia ketiga seperti yang ada di Afrika hanya menjadi
sumber eksploitasi bagi negara-negara maju seperti Amerika. Mulai dari emas,
gading dan bahan baku lainnya, Amerika ambil dari Afrika. Operasi militer
seperti invansi yang terjadi di Irak menjadi jalan yang akan diambil oleh
Amerika, apabila interest mereka untuk mengeksploitasi sumber daya suatu
negara tidak tercapai. Selain itu, dampak negatif free trade lainnya yaitu pasar
dalam negeri akan banyak dikuasai oleh produk asing dan apabila industri dalam
negeri tidak mampu bersaing, maka akan menyebabkan kerugian dan
kebangkrutan, yang pada akhirnya akan membuat negara ketiga sangat
bergantung kepada negara-negara maju seperti Amerika.
.
14
1990, FINE didirikan tahun 2001 yang merupakan gabungan di mana akronim
FINE diambil dari huruf depan FLO, IFAT, NEWS! dan EFTA. 1950‘s:
pergerakan FairTrade mulai.
2. Sekarang ada 632 orgnisasi yang tersertifikasi Fairtrade di 58 negara, ada 1900
jaringan busines yang melakukan dagang dan penjualan produk fairtrade.
15
Hal ini terjadi karena pergerakan Fairtrade di seluruh dunia baik berupa
kampanye, media berkembang di seluruh dunia. Juga adanya manfaat langsung
bagi produser dalam berdagang, Juga kesadaran konsumen yang semakin tinggi
untuk produk Fairtrade. Semakin orang yang berprinsip dengan membeli produk
yang tersertifikasi fairtrade, secara tidak langsung akan membantu kehidupan
petani tersebut.
16
Prinsip 3 : Melakukan Praktek Perdagangan
Pembayaran yang layak merupakan satu hal yang harus disepakati bersama
melalui dialog dan partisipasi aktif, karena ini akan berhubungan dengan
pembayaran yang layak kepada produsen dan juga untuk keperluan pasar jangka
panjang. Saat penentuan struktur harga fair trade sudah tersedia, inilah yang akan
digunakan sebagai standar minimum. Pembayaran yang layak menyediakan
imbalan sosial yang bisa diterima (dalam konteks lokal) yang dipertimbangkan
oleh para produsen agar layak dan memastikan penghitungan pembayaran pada
persamaan hak antara pekerja laki-laki dan perempuan. Para organisasi importer
fair trade memberikan dukungan yang diperlukan para produsen untuk
peningkatan kapasitas, untuk memungkinkan mereka untuk men-set up sistem
pembayaran yang layak.
Prinsip 5 : Memastikan tidak ada Tenaga Kerja Anak dan Tenaga Kerja Paksa
WFTO mematuhi aturan PBB dalam hal Hak Anak dan hukum
lokal/nasional mengenai tenaga kerja anak. WFTO memastikan bahwa tidak ada
tenaga kerja paksa dalam lingkungan kerja mereka.
Organisasi yang membeli produk Fair Trade dari kelompok produsen baik
secara langsung maupun melalui perantara memastikan tidak ada tenaga kerja
paksa yang bekerja dalam proses produksi dan produsen memenuhi aturan PBB
mengenai Hak Anak , dan hukum lokal / nasional mengenai tenaga kerja anak.
Segala jenis keterlibatan anak dalam proses produksi produk fair trade (termasuk
belajar kesenian tradisional atau kerajinan) selalu dilaporkan dan diawasi dan
tidak membawa akibat yang merugikan untuk kesejahteraan anak, keamanan,
keperluan pendidikan, dan kebutuhan untuk bermain.
17
Prinsip 6 : Komitmen untuk Tidak Mendiskriminasi, Mengutamakan Kesetaraan
Gender, dan Kebebasan Berasosiasi
18
Organisasi yang memproduksi produk Fair Trade memaksimalkan
penggunaan bahan baku dari sumber yang berkelanjutan dan dikelola secara
berkelanjutan, sebisa mungkin produk lokal. Mereka menggunakan teknologi
produksi yang menggunakan konsumsi energi yang rendah dan dimana sebisa
mungkin menggunakan teknologi energi yang bisa diperbaharui yang
meminimalisir emisi gas rumah kaca. Mereka memperhatikan mengurangi
dampak sampah terhadap lingkungan. Para produsen komoditas pertanian Fair
Trade meminimalisasi dampak lingkungan mereka dengan menggunakan pupuk
organik atau pestisida seminim mungkin, menggunakan metode produksi
manapun yang memungkinkan.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Free trade merupakan kebijakan yang sedang terjadi di antar negara saat ini.
free trade di klaim dapat membawa pengaruh positif bagi negara yang menjalankan
kebijakan ini seperti dapat memperluas pasar bagi produk dalam negeri, masuknya
modal asing dalam negeri dan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyatnya. Namun, apabila kita telusuri lebih jauh, dampak-dampak positif tersebut
sebagian besar hanya akan dirasakan oleh negara-negara maju seperti Amerika. Oleh
karen itu dengan adanya system fair trade di tengah kondisi perdagangan yang
semakin lama semakin tidak adil tersebut dan telah menyebabkan ketimpangan yang
semakin besar antara negara kaya dan negara berkembang, Fair Trade muncul sebagai
sebuahpenerapan prinsip keadilan, transparansi, komunikasi dan keadilan gender.
Dalam prakteknya, prinsip dan nilai tersebut diwujudkan dalam bentuk rantai
distribusi yang lebih pendek, penguatan organisasi produsen, peningkatan keterlibatan
dan peranan perempuan dalam perdagangan, harga premium bagi produk yang
dihasilkan. Sebagai sebuah gerakan yang bertujuan membantu kehidupan
mengembangkan strategi bekerja sama atau melakukan perdagangan langsung dengan
komunitas produsen tersebut
3.2 Rekomendasi
Saya selaku penstudi HI dalam mengkaji masalah ini, Andai Saya Menjadi
Direktur Jenderal WTO: Apa Yang Akan Saya Lakukan Dalam Mewujudkan Free &
Fair Trade adalah menyeimbangkan setiap kebijakan yang free trade lakukan sebab
jika hanya menguntungkan pihak negara yang maju maka kesejahteraan negara
berkembang bahkan negara miskin akan teraancam sehingga negara yang hanya di
manfaatkan merasan terinflsi oleh kemajuan yang negara maju miliki.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://zahiraccounting.com/id/blog/fair-trade-free-trade-apa-bedanya/
http://arahkiri2009.blogspot.co.id/2008/07/free-trade-agreement-ftaperdagangan.html
http://pekerti.com/id/fair-trade-2/10-prinsip-fair-trade/
21