Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan bergulirnya Reformasi Birokrasi di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah maka perlu melakukan
pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan terutama menyangkut aspek kelembagaan (organisasi), sumber
daya manusia aparatur dan ketatalaksanaan (business process). Tujuan
reformasi birokrasi adalah membangun aparatur negara agar mampu
mengemban misi, tugas dan fungsi serta peranannya masing-masing secara
bersih, efektif dan efisien, dalam rangka meningkatkan pelayanan publik yang
lebih baik. Dalam kaitannya dengan penataan kelembagaan, kepegawaian, dan
perencanaan pelatihan dan Pendidikan Analisis Jabatan mutlak dilakukan.1
Berdasarkan UU ASN no 5 tahun 2014 pada pasal 56 menyatakan
bahwa Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis
jabatan PNS berdasarkan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja. Sesuai
Kep. Menpan No KEP/61/M.PAN/6/2004 mendefinisikan Analisis Jabatan
adalah proses, metode dan teknik untuk memperoleh data jabatan yang diolah
menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk kepentingan program
kepegawaian serta umpan balik bagi organisasi dan tatalaksana. Analisis
Jabatan atau Job analysis sering dianggap sebagai pondasi dasar dari sebuah
sistem sumber daya manusia dalam organisasi. Restrukturisasi, inisiatif
perbaikan kualitas, perencanaan SDM, desain jabatan, pelatihan,
pengembangan karier, sistem penilaian kerja, itu semua selalu didasarkan dari
pada hasil dari Analisis Jabatan.
Hasil dari Anjab adalah berupa uraian jabatan (Job Descrition) dan
spesifikasi jabatan (Job Spesification). Uraian Jabatan adalah suatu pernyataan
tertulis tentang apa yang sesungguhnya yang dilakukan oleh pemegang jabatan,

1
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Analisis
Jabatan Di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah, Lampiran I
bagaimana dia melakukannya dan dalam kondisi apakah jabatan itu dijalankan.
Informasi ini pada gilirannya digunakan untuk menjalankan jabatan secara
memuaskan. Peta Jabatan adalah susunan jabatan yang digambarkan secara
vertikal maupun horizontal menurut struktur kewenangan, tugas dan tanggung
jawab jabatan serta persyaratan jabatan dan menggambarkan seluruh jabatan
yang ada dan kedudukannya dalam unit kerja.2
Analisis Beban Kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan
secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas
dan efisiensi kerja organisas berdasarkan volume kerja. Analisis beban kerja
dilaksanakan untuk mengukur dan menghitung beban kerja setiap jabatan/unit
kerja dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan
meningkatkan kapasitas organisasi yang profesional, transparan, proporsional
dan rasional. Analisis beban kerja dilakukan pada setiap jabatan yang ada
dalam satuan kerja organisasi.3 Analisis beban kerja menghasilkan informasi
berupa efektivitas dan efisiensi jabatan serta efektivitas dan efisiensi unit kerja,
prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit, jumlah kebutuhan
pegawai/pejabat, jumlah beban kerja jabatan dan jumlah beban kerja unit dan
standar norma waktu kerja.4 Hubungan diantaranya adalah Analisa Beban
Kerja merupakan Validasi-Realibitas Analis Jabatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah pada Pasal 55 bahwa, Sekretariat
Daerah provinsi tipe A terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Asisten yang terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) Biro, ditindaklanjuti oleh Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah pada Pasal 4 bahwa, Susunan Perangkat Daerah Provinsi
Jawa Timur terjadi penggabungan antara Biro Kesejahteraan Rakyat dan Biro
Kesejahter Masyarakat menjadi Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial
dibawah Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat pada tahun 2017.

2
Permendagri Nomor 35 Tahun 2012, Op.Cit., Pasal 1.
3
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pedoman Analisis Beban Kerja
Di Lingkungan Departemen Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah, Pasal 2
4
Ibid., Pasal 20.

2
Dengan terbentuknya Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial
mengakibatkan Perubahan Kelembagaan, SOTK, e-formasi dan Penataan
Pegawai baru. Menanggapi hal tersebut terdapat upaya yang perlu dilakukan
antara lain, Evaluasi Anjab & ABK yang akan menghasilkan Evaluasi Peta
jabatan & kebutuhan. Evaluasi Peta jabatan & kebutuhan akan menimbulkan
Pengangkatan Dalam Jabatan, Redistribusi, Peningkatan Kompetensi (diklat)
dan Alih Jabatan. Berdasarka hal tersebut, Evaluasi Anjab & ABK menjadi hal
terpenting dan harus dilaksanakan. Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial
telah memiliki ANJAB dan ABK tahun 2017, akan tetapi hal tersebut harus di
evaluasi setiap tahunnya, mengingat dalam ANJAB dan ABK terdahulu belum
sepenuhnya menjabarkan uraian tugas sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa
Timur Nomor 58 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Uraian Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Timur pada Pasal 18 dimana Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial
mempunyai tugas merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan pelaksanaan
tugas dan fungsi, monitoring dan evaluasi program kegiatan dan
penyelenggaraan pembinaan, administrasi dan sumber daya.
Disis lain berlakunya sistem Remunerasi berdasarkan kelas jabatan di
lingkungan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019, timbullah permintaan –
perminta wajib yang harus dipenuhi diantaranya uraian tugas, waktu
penyelesaian tugas dan beban kerja yang terdata dalam ANJAB dan ABK dan
harus diupload kedalam e-master menjadi e-SKP. Maka ANJAB dan ABK
harus segera di evaluasi.
Dari latar belakang diatas maka penulis mengambil permasalahan yang
menjadi judul laporan dalam kegiatan aktualisasi Latsar CPNS Gol III bagi
Purna Praja IPDN yakni “Optimalisasi ANJAB dan ABK Biro Administrasi
Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Timur”.

3
1.2 Tujuan Aktualisasi
Tujuan dilaksanakannya kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN
yang penulis laksanakan ini antara lain:
1. Penulis dapat memahami dan memaknai nilai-nilai dasar profesi yang
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi (ANEKA) yang akan dituangkan dalam kegiatan aktualisasi;
2. Penulis dapat mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA dan memberikan
kontribusi kepada organisasi melalui kegiatan aktualisasi ini.
3. Selain itu penulis dapat memahami nilai-nilai dasar Pelayanan Publik,
Manajemen ASN dan Wole of Government (WoG.) serta dapat
mengimplementasikannya melalui kegiatan aktualisasi ini.

1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi


Ruang lingkup Aktualisasi penulis berada pada Biro Administrasi
Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Timur dalam menerapkan Sikap perilaku
Bela Negara, Nilai – nilai dasar PNS dan Kedudukan dan peran PNS dalam
NKRI

Anda mungkin juga menyukai