Jtptunimus GDL Fujifatmaw 7485 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Fujifatmaw 7485 2 Babii PDF
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TEORI MEDIS
1. Pengertian
a. Nifas
1) Nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
(Sulistyawati, 2009).
3) Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
2008).
b. Perdarahan
masa 24 jam setelah anak lahir. Dalam pengertian ini dimaksud juga
12
13
(Mochtar, 2008).
a). Perdarahan pasca persalinan dini ialah perdarahan kurang lebih 500cc
ektopik terganggu, abortus, ruptura uteri, dan penyebab yang lain seperti
2008).
2010).
2) Suatu bagian dari plasenta,satu atau lebih lobus tertinggal di dalam uterus
(Prawiroharjo, 2008).
14
d. Retensio Plasenta
1) Retensio plasenta ialah plasenta yang belum lahir dalam setengah jam
jam setelah kelahiran bayi. Pada beberapa kasus dapat terjadi retensio
degerasi ganas korio karsioma. Sewaktu suatu bagian plasenta (satu atau
lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif
dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Gejala dan tanda yang
4) Retensio palsenta adalah plasenta belum lahir setelah ½ jam bayi lahir
(Ashari, 2010).
a. Fungsional
2). Plasenta sukar terlepas karena tempatnya (insersi disudut tuba) dan
b. Patologi
a. Plasenta adhesiva
Adalah plasenta yang implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta
b. Plasenta akreta
lapisan miometrium.
c. Plasenta inkreta
miometrium.
d. Plasenta perkreta
e. Plasenta inkarserata
c. Retensio Plasenta
d. Sisa Plasenta
plasenta.
c. Plasenta akreta
b. Perdarahan segera
8. Diagnosa
lahir. Apabila kelahiran plasenta dilakukan oleh orang lain atau terdapat
keraguan akan sisa plasenta, maka untuk memastikan adanya sisa plasenta
ditentukan dengan eksplorasi dengan tangan, kuret atau alat bantu diagnostik
plasenta lahir dan kontraksi rahim baik dianggap sebagai akibat sisa plasenta
pada abortus.
kolaborasi atau kerja sama. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar dalam
dan/atau data objektif dari pasien. Bidan dapat mencatat hasil penemuan
1) Data subyektif
(1) Nama
(2) Umur
nifas.
(3) Agama
yang dianut.
(4) Suku/bangsa
(5) Pendidikan
(6) Pekerjaan
(7) Alamat
pemantauan.
b) Alasan datang
kesehatan.
c) Keluhan utama
d) Riwayat kesehatan
Data ini diperlukan untuk mengkaji apakah saat ini pasien sedang
(Prawirohardjo, 2008).
e) Riwayat perkawinan
23
Dikaji untuk mengetahui berapa kali menikah, berapa usia pasien saat
f) Riwayat obstetri
(Prawirohardjo, 2008).
berat badan lahir, panjang badan lahir, riwayat nifas yang lalu,
(Prawirohardjo, 2008 ).
g) Riwayat KB
2008).
apa saja ibu makan, serta berapa porsi ibu makan dalam sehari.
Dikaji juga berapa kali ibu minum dalam sehari serta apa saja
terdapat masalah dalam pola eliminasi ibu. Hal ini dikaji untuk
(Wildan, 2009).
(Prawirohardjo, 2008).
(Wildan, 2009).
2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umun
(2)Kesadaran
27
2009).
(4)Berat badan
(5)Tinggi badan
sentimeter.
28
(1)Kepala
tidak.
(2)Muka
tidak.
(3)Mata
(4)Hidung
(5)Telinga
tidak.
29
(6)Mulut
(7)Leher
(8)Dada
(9)Ketiak
(10) Abdomen
fundus uteri.
(11) Genetalia
(12) Ekstremitas
atau tidak, pucat pada kuku jari atau tidak, adanya varrices
(13) Anus
tidak.
(1) Inspeksi
tidak.
(2) Palpasi
fundus uteri.
atau tidak.
1) Diagnosa kebidanan
Data dasar:
a) Data Subyektif
Data subyektif pada ibu nifas dengan retensio sisa plasenta meliputi:
(4) Ibu mengatakan takut karena keluar darah banyak dari jalan
lahir.
sebelumnya.
b) Data Obyektif
meliputi :
(1) Keadaan umum ibu dan tanda vital sign (tekanan darah, nadi,
suhu, respirasi).
2) Masalah
3) Kebutuhan
melakukan asuhan yang aman bagi pasien. Pada kasus ibu nifas dengan
retensio sisa plasenta diagnosa potensialnya yang dapat terjadi adalah syok
hemorogik.
34
harus dilakukan dirumah sakit dengan hati-hati karena dinding rahim relatif
segera.
5) Persiapkan donor darah dan NaCl untuk tranfusi darah untuk persiapan
6) Lakukan eksplorasi uterus jika ada sisa plasenta yang masih tertinggal.
tertinggal, kontrol luka yang terjadi pada vagina dan perinium tidak ada
robekan.
dikeluarkan.
10) Berikan makan dan minum pada klien dan anjurkan klien untuk
istirahat.
diberikan.
diagnosis yang ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara
Ada beberapa pelaksanaan rencana asuhan pada kasus retensio sisa plasenta
sebagai berikut :
yang akan dilakukan yaitu persetujuan akan dilakukan tindakan pada ibu.
segera.
6) Melakukan eksplorasi uterus jika ada sisa plasenta yang masih tertinggal.
kontrol luka yang terjadi pada vagina dan perinium tidak ada robekan.
dikeluarkan.
10) Memberikan makan dan minum pada klien dan anjurkan klien untuk
istirahat.
diberikan.
37
komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.
5) Donor darah dan NaCl sudah disiapkan untuk persiapan bila kekurangan
10) Ibu sudah diberi makan dan minum dan ibu bersedia untuk istirahat.
yang meliputi :
S : Subyektif
ungkapan langsung.
O : Obyektif
A : Assessment
P : Planning
lanjut.
39
Pasal 9
yang meliputi :
berencana
Pasal 10
diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas,
berwenang untuk :
1) Episiotomy
eksklusif
Pasal 11
diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.
perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal ( 0 -28 hari ), dan
Definisi operasional :
pada ibu dan bayi, promosi kesehatan yang bersifat holistic, diberikan
Definisi operasional:
2) Ada standar pelayanan yang dibuat mengacu pada standar alat, standar
pimpinan.
3) Ada standar prosedur tetap untuk setiap jenis kegiatan/ kebidanan yang
ke institusi induk.