DISUSUN OLEH :
DEWI SARTIKA
K012171154
A. VERIFIKASI ADMINISTRASI
Berkas klaim yang akan diverifikasi meliputi :
1. Rawat Jalan
Surat Eligibilitas Peserta (SEP)
Bukti pelayanan yang mencantumkan diagnosa dan prosedur serta
ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP).
Pada kasus tertentu bila ada pembayaran klaim diluar INA CBG diperlukan
tambahan bukti pendukung :
o Protocol terapi dan regimen (jadwal pemberian) obat khusus
o Resep alat kesehatan
o Tanda terima alat bantu kesehatan (kacamata, alat bantu dengar, alat
bantu gerak dll)
2. Rawat Inap
Surat perintah rawat inap
Surat Eligibilitas Peserta (SEP)
Resume medis yang mencantumkan diagnosa dan prosedur serta ditandatangani
oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP).
Pada kasus tertentu bila ada pembayaran klaim diluar INA CBG diperlukan
tambahan bukti pendukung :
o Protocol terapi dan regimen (jadual pemberian) obat khusus untuk
Onkologi,
o Resep alat bantu kesehatan (alat bantu gerak, collarneck, corset, dll)
o Tanda terima alat bantukesehatan
3. Tahap verifikasi administrasi klaim yaitu :
Verifikasi Administrasi Kepesertaan
Verifikasi administrasi kepesertaan adalah meneliti kesesuaian berkas klaim
yaitu antara Surat Eligibilitas Peserta (SEP) dengan data kepesertaan yang
diinput dalam aplikasi INA CBGs
Verifikasi Administrasi Pelayanan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam verifikasi administrasi pelayanan adalah
a. Mencocokkan kesesuaian berkas klaim dengan berkas yang dipersyaratkan
sebagaimana tersebut pada poin diatas (diuraikan termasuk menjelaskan
tentang kelengkapan dan keabsahan berkas)
b. Apabila terjadi ketidak sesuaian antara kelengkapan dan keabsahan berkas
maka berkas dikembalikan ke RS untuk dilengkapi.
c. Kesesuaian antara tindakan operasi dengan spesialisasi operator ditentukan
oleh kewenangan medis yang diberikan Direktur Rumah Sakit secara
tertulis. Perlu dilakukan dilakukan konfirmasi lebih lanjut.
B. VERIFIKASI PELAYANAN KESEHATAN
Hal-hal yang harus menjadi perhatian adalah :
1. Verifikator wajib memastikan kesesuaian diagnosis dan prosedur pada tagihan
dengan kode ICD 10 dan ICD 9 CM (dengan melihat buku ICD 10 dan ICD 9 CM
atau softcopy-nya). ketentuan coding mengikuti panduan coding yang terdapat dalam
Juknis INA CBG
2. Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien
dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang
diberikan pada hari pelayanan yang sama.
Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama
maka tidak dihitung sebagai episode baru.
3. Pelayanan IGD, pelayanan rawat sehari maupun pelayanan bedah sehari (One Day
Care/Surgery) termasuk rawat jalan
4. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika pasien mendapatkan
perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat
inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama
perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah menjadi pasien rawat
inap.
5. Pasien yang masuk ke rawat inap sebagai kelanjutan dari proses perawatan di rawat
jalan atau gawat darurat, maka kasus tersebut termasuk satu episode rawat inap,
dimana pelayanan yang telah dilakukan di rawat jalan atau gawat darurat sudah
termasuk didalamnya.
6. Pada kasus special CMGs, bukti pendukung adalah :
Special Drugs : product batch (asli) dilampirkan dalam berkas klaim
Special Procedure : laporan asli (lihat)
Special Prosthesis : Product batch (asli) dilampirkan dalam berkas klaim
Special Investigation : expertise pemeriksaan (lihat)
Special Chronic & Sub-acute : instrumen WHO DAS (lihat)
7. Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode diagnosis penyakit (P), hanya
perlu kode bahwa ia lahir hidup di lokasi persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-)
8. Untuk kasus pasien yang datang untuk kontrol ulang dengan diagnosis yang sama
seperti kunjungan sebelumnya dan terapi (rehab medik, kemoterapi, radioterapi) di
rawat jalan dapat menggunakan kode “Z” sebagai diagnosis utama dan kondisi
penyakitnya sebagai diagnosis sekunder. diagnose Z (kontrol).
9. Apabila ada dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang berkaitan dapat
digambarkan dengan satu kode dalam ICD 10, maka harus menggunakan satu kode
tersebut.
Contoh :
Kondisi utama : Renal failure
Kondisi lain : Hypertensive renal disease
Diberi kode hypertensive renal disease with renal failure (I12.0)
10. Beberapa diagnosis yang seharusnya dikode jadi satu, tetapi dikode Terpisah
Contoh :
Diagnosis Utama : Hypertensi (I10)
Diagnosis Sekunder : Renal disease (N28.9)
Seharusnya dikode jadi satu yaitu Hypertensive Renal Disease (I12.9)
C. VERIFIKASI MENGGUNAKAN SOFTWARE INAS CBG’S
1. Purifikasi Data
Purifikasi berfungsi untuk melakukan validasi output data INACBG yang ditagihkan
Rumah Sakit terhadap data penerbitan SEP. Purifikasi data yang terdiri dari :
No SEP
Nomor Kartu Peserta
Tanggal SEP
2. Melakukan proses verifikasi administrasi
Verifikator mencocokan lembar kerja tagihan dengan bukti pendukung dan hasil entry
rumah sakit
3. Setelah proses verifikasi adminstrasi selesai maka verifikator dapat melihat
status klaim yang layak secara adminstrasi,tidak layak secara adminstrasi dan
pending.
4. Proses verifikasi lanjutan
Verifikasi lanjutan dengan tujuh langkah dilaksanakan dengan disiplin dan berurutan
untuk menghindari terjadi error verifikasi dan potensi double klaim.
Verifikasi lanjutan terdiri dari :
a. Verifikasi double klaim untuk dua (atau lebih) pelayanan RITL Tahap ini
berguna untuk melihat kasus readmisi atau pasien yang dipulangkan hanya
secara administrasi.
b. Verifikasi double klaim RJTL yang dirujuk langsung ke RITL .Dalam hal ini
klaim yang dapat disetujui adalah klaim RITL.Hal-hal yang perlu diperhatikan
verifikator adalah :
1. Pasien yang pada pagi hari mendapatkan pelayanan rawat jalan dan pada
sore hari pasien mendapatkanpelayanan UGD dan dirujuk ke pelayanan
RITL maka dalam kasus ini pelayanan yang dilakukan pada pagi hari dapat
diklaimkan sedang pelayanan IGD pada sore hari tidak dapat diklaimkan.
2. Bisa saja terjadi kasus dimana pasien yang memang secara rutin sudah
melakukan hemodialisa pada suatu ketika dirawat inap untuk diagnose yang
tidak berhubungan dengan diagnose Hemodialisa, pada saat pasien tersebut
dirawat inap dan harus menjalani hemodialisa makpelayanan rawat jalan
hemodialisa juga dapat diklaimkan sendiri.
3. Verifikasi double klaim untuk dua (atau lebih) pelayanan RJTL.RJTL yang
mendapatkan pelayanan 2 atau lebih pelayanan pada hari yang sama
dimungkinkan terjadi karena konversi data yang berulang atau penerbitan 2
atau lebih SEP pada hari yang sama
4. Verifikasi klaim terhadap kode INA CBGs berpotensi tidak benar.
5. Verifikasi terhadap kode Diagnosa yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, misalnya : Infertilitas
6. Pemeriksaan bebas
Langkah verifikasi ini adalah pemeriksaan dengan alasan lainlain untuk
kasus-kasus yang tidak termasuk dalam kategori langkah-langkah
sebelumnya, namun harus ditidaklayakkan karena alasan lain
5. Finalisasi Klaim
6. Verifikator dapat melihat klaim dengan status pending
7. Umpan balik pelayanan
1) Cetak Formulir Pengajuan Klaim
2) Cetak lampiran klaim
8. Kirim file
Persyaratan Klaim Faskes Tingkat Lanjutan
1. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
a. Biaya pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat lanjutan dibayar dengan paket INA
CBGs tanpa pengenaan iur biaya kepada peserta.
b. Tarif paket INA CBG’s sesuai dengan ketetapan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia dalam Permenkes No 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.
c. Tarif paket INA CBGs sudah mencakup biaya seluruh pelayanan yang diberikan
kepada peserta BPJS Kesehatan, baik biaya administrasi, jasa pelayanan, sarana,
alat/bahan habis pakai, obat dan lain-lain.
d. Klaim diajukan secara kolektif oleh fasilitas kesehatan kepada BPJS Kesehatan
maksimal tanggal 10 bulan berikutnya menggunakan aplikasi INA CBGs
Kementerian Kesehatan yang berlaku.
e. Klaim diajukan kepada Kantor Cabang/ Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS
Kesehatan secara kolektif setiap bulan dengan kelengkapan administrasi umum sesuai
poin A.5. dan kelengkapan lain sebagai berikut:
Rekapitulasi pelayanan
Berkas pendukung masing-masing pasien, yang terdiri dari:
a. Surat Eligibilitas Peserta (SEP)
b. Resume medis/laporan status pasien/ keterangan diagnosa dari dokter
yang merawat bila diperlukan
c. Bukti pelayanan lainnya, misal:
Protokol terapi dan regimen (jadual pemberian obat) pemberian
obat khusus
Perincian tagihan Rumah Sakit (manual atau automatic billing)
Berkas pendukung lain yang diperlukan
2. Rawat Inap Tingkat Lanjutan
a. Biaya pelayanan kesehatan rawat inap tingkat lanjutan dibayar dengan paket INA
CBGs tanpa pengenaan iur biaya kepada peserta.
b. Tarif paket INA CBGs sesuai dengan ketetapan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia dalam Permenkes No 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan
Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.
c. Tarif paket INA CBGs sudah mencakup biaya seluruh pelayanan yang diberikan
kepada peserta BPJS Kesehatan, baik biaya administrasi, jasa pelayanan, sarana,
alat/bahan habis pakai, obat, akomodasi dan lain-lain.
d. Klaim diajukan secara kolektif oleh fasilitas kesehatan kepada BPJS Kesehatan
maksimal tanggal 10 bulan berikutnya dalam bentuk softcopy (luaran aplikasi INA
CBGs Kementerian Kesehatan yang berlaku) dan hardcopy (berkas pendukung
klaim).
e. Tagihan klaim di fasilitas kesehatan lanjutan menjadi sah setelah mendapat
persetujuan dan ditandatangani Direktur/Kepala Fasilitas Kesehatan lanjutan dan
Petugas Verifikator BPJS Kesehatan.
f. Klaim diajukan kepada Kantor Cabang/ Kantor Operasional Kabupaten/Kota
BPJS Kesehatan secara kolektif setiap bulan dengan kelengkapan administrasi
umum sesuai poin A.5. dan kelengkapan lain sebagai berikut:
Rekapitulasi pelayanan
Berkas pendukung masing-masing pasien, yang terdiri dari:
1. Surat Eligibilitas Peserta (SEP)
2. Surat perintah rawat inap
3. Resume medis yang ditandatangani oleh DPJP
4. Bukti pelayanan lain yang ditandatangani oleh DPJP (bila diperlukan),
misal:
Laporan operasi
Protokol terapi dan regimen (jadual pemberian obat) pemberian obat
khusus
Perincian tagihan Rumah Sakit (manual atau automatic billing)
Berkas pendukung lain yang diperlukan
DAFTAR PUSTAKA