Makalah Pengembangan Obat Tradisional
Makalah Pengembangan Obat Tradisional
DOSEN PENGAMPU :
ANA HUSNAYANTI,M.M.Farm
DISUSUN OLEH :
TRI RISKI PERTIWI (174840126)
UMMA SYARAH (174840127)
WULAN SEPTIYANA (174840128)
YUSTIKA DIANTI (174840129)
ZAURA (174840130)
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sebagai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
POT ini dengan judul MAKALAH PENGEMBANGAN OBAT TRADISIONAL SURVEI
TABIB TENTANG OBAT ANTIHIPERLIPID DI DESA KAMPUNG MELESET adapun
tujuan pembuatan makalah ini, yaitu untuk memenuhi tugas POT semester genap Tahun
Ajaran 2018-2019 yang diberikan oleh Dosen bidang studi.
Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan baik
secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu kepada semua pihak penyusun ucapkan
terima kasih. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak terdapat
kesalahan dan keterbatasan oleh kemampuan dan waktu, sehingga memiliki kekurangan dan
belum mencapai kesempurnaan. Saran dan kritik yang membangun dari kawan-kawan sangat
kami harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah yang
sederhana ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita semua, Amin.
Penyusun
ii
Contents
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................. 1
B. Tujuan.............................................................................................................................................. 2
C. Manfaat ........................................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................................... 4
Definisi ................................................................................................................................................. 4
Jenis-jenis lipid .................................................................................................................................... 4
Kolesterol ............................................................................................................................................ 6
Hiperlipidemia ..................................................................................................................................... 7
4 . Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Daun Kelor.............................................................................. 9
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 12
Pembahasan surve ............................................................................................................................ 12
Jurnal pendukung : ............................................................................................................................ 13
Terhadap Peningkatan Kadar HDL Pada Model Tikus Putih Hiperlipidemia ...................................... 13
ABSTRAK ............................................................................................................................................ 13
ABSTRACT .......................................................................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 15
B. Saran .......................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 16
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pada tahun 2013. Meningkatnya jumlah 3 prevalensi penyakit stroke seiring dengan
bertambahnya umur (Badan Litbang Kes, 2013).
Berdasakan hasil penelitian Ratnasari (2014) tentang gambaran keluarga dalam
memutuskan tindakan kesehatan pada keluarga dengan stroke berulang dapat diketahui
bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk
berobat ulang ke Puskesmas Ciputat Timur antara lain kondisi pasien, persepsi terhadap
pelayanan kesehatan, pengalaman partisipan dan keluarga, informasi dari orang lain serta
perasaan partisipan. Hasil penelitian Jauhari, dkk (2008) menunjukkan bahwa motivasi
pasien berobat ke sinse timbul karena pasien mempunyai kepercayaan yang salah tentang
pengobatan konvensional. Kepercayaan tersebut adalah adanya kegagalan atau
ketidakpastian pengobatan konvensional, ketakutan akan penggunaan obat kimia yang
berlebihan serta adanya tindakan operasi pada penyakit tertentu. Kepercayaan tersebut
mendorong pasien untuk mencari alternatif pengobatan lain yang dinilai tepat. Berdasarkan
informasi dan pengalaman tentang pengobatan yang diterima, maka pasien akan mulai
mencari alternatif atau mencoba-coba pengobatan selain pengobatan konvensional. Hal ini
menimbulkan motivasi kepercayaan dan faktor pencetus pasien berobat ke sinse.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan, peneliti memperoleh data jumlah pengunjung yang
berobat di Rumah Riset Jamu Hortus Medicus diperoleh data kunjungan pasien stroke pada
tahun 2012 dengan urutan ke4 20 sebesar 0,76%, meningkat pada tahun 2013 menjadi
urutan ke-8 sebesar 2,65%. Penyakit stroke masuk dalam 15 besar penyakit tertinggi yang
setiap tahunnya meningkat (Laporan Tahunan RRJ Hortus Medicus 2012 dan 2013).
Hal tersebut menjadi pendorong atau latar belakang untuk penulis melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ulang pasien stroke
untuk berobat, karena stroke merupakan penyakit degeneratif yang banyak diderita oleh
masyarakat di kota maupun di desa. Pengobatan secara medis di Rumah Sakit memerlukan
banyak biaya dan mahal, selain itu obat medis di Rumah Sakit mengandung bahan kimiawi
yang dapat memicu timbulnya penyakit lain dalam tubuh manusia.
B. Tujuan
1. Pembuatan makalah yang berjudul “MAKALAH PENGEMBANGAN OBAT
TRADISIONAL SURVEI TABIB TENTANG OBAT ANTIHIPERLIPID DI
PANGKAL BALAM” ini diharapkan dapat menjadi wahana untuk menambah ilmu
dan pengetahuan tentang pentingnya obat tradisional dalam rangka peningkatan
kesehatan masyarakat.
2
3. Mengenalkan peranan kefarmasian dalam penggunaan obat antihiperlipid dalam
pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat.
C. Manfaat
Mahasiswa dapat lebih memahami dan mengetahui secara lebih luas dan mendalam
tentang obat tradisional dalam kesehatan masyarakat, sehingga terciptanya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya pada masyarakat sesuai dengan harapan.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Lipid
Definisi
Lipid adalah sekolompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak,
steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yag berkaitan lebih karena sifat
fisikanya daripada sifat kimianya. Lipid memiliki sifat umum berupa relatif tidak
larut air dan larut dalam pelarut non polar (Murray et al., 2009). Lipid atau
lemak penting sekali untuk berfungsinya sel dan digunakan sebagai sumber
energi, pelindung badan, pembentukan air, agar lemak itu dapat diangkut dalam
peradaran darah, maka lemak itu dibuat menjadi larut dengan mengikatnya
kepada protein yang larut dalam air, ikatan itu disebut lipoprotein yang merupaka
suatu ikatan yang larut dalam air dengan berat molekul yang tinggi, terdiri dari
lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dan protein yang khusus dapat
mengikat protein (apo-protein). Di dalam peredaran darah lipoprotein itu
merupakan suatu kompleks yang disebut lipoprotein particle yang terdiri dari 2
bagian yaitu bagian dalam (inti) yang tidak larut, terdiri dari trigliserida, ester
kolesterol, dan bagian luar yang lebih larut, terdiri dari kolesterol bebas,
fosfolipid, dan apo-protein (Arjatmo dan Utama, 2004).
Jenis-jenis lipid
Susunan tingkat kadar LPP (lipoprotein) dalam plasma bergantung pada
Kolesterol LDL adalah kolesterol yang merupakan alat transport kolesterol yang
utama mengangkut sekitar 70-80% dari kolesterol total dari hepar ke jaringan
perifer. Ambilan LDL terjadi karena adanya reseptor LDL. Pada penyakit
dimana reseptor LDL ini kurang, seperti pada hiperkolesterolemia maka akan
terjadi peningkatan dan penumpukan LDL dalam sirkulasi. Akibatnya akan
dideposit di dalam sel makrofag dinding pembuluh darah yang merupakan awal
dari proses ateroklerosis (Munaf, 1994).
4
Kolesterol HDL berfungsi sebagai pembawa kolesterol dari jaringan
3) Kilomikron
yang dalam hepar diubah menjadi LDL disebut juga beta-VLDLL atau beta
lipoprotein (Munaf, 1994).
5
IDL), masih tetap ada setelah banyak trigliseridnya yang dikeluarkan. Partikel ini
kaya akan protein spesifik (apoprotein B-100 dan E). IDL secara langsung
dikeluarkan dari sirkulasi oleh interaksinya dengan reseptor apoprotein B/E atau
dikonversi menjadi LDL. Konversi IDL menjadi LDL melalui kerja enzim lipase
hepatik, disertai dengan pengeluaran trigliserid dan apoprotein E, dan hal ini
terjadi di permukaan hepatosit. Defek pada apoprotein E dari VLDL manusia
mengakibatkan terjadinya akumulasi aterogenik VLDL remnant (sisa) (b-LDL)
sehingga terjadi hipererlipoproteinemia tipe III (Munaf, 2009).
Kolesterol
Kolesterol telah divonis sebagai sesuatu yang menakutkan karena dapat
6
Hiperlipidemia
a. Definisi
b. Klasifikasi Hiperlipidemia
Ada dua jenis hiperlipidemia, yaitu hiperlipidemia primer dan sekunder.
1) Hiperlipidemia Primer
2) Hiperlipidemia Sekunder
7
Hiperlipidemia sekunder adalah peningkatan kadar lipid darah yang disebabkan
oleh suatu penyakit tertentu, misalnya diabetes melitus, gangguan tiroid,
penyakit hepar dan penyakit ginjal. Hiperlipidemia sekunder merupakan suatu
hal yang reversibel. Bila kelainan primernya baik, hiperlipidemia akan hilang
(Arjatmo dan Utama, 2004).
Obat golongan resin ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus
halus dan mengeluarkannya melalui tinja sehingga sirkulasi enterohepatik obat
ini menurun. Akibatnya, terjadi peningkatan fungsi reseptor LDL dan
peningkatan bersihan LDL plasma. Obat golongan ini terutama berpengaruh
pada kadar kolesterol LDL dan sedikit atau tidak ada pengaruhnya pada kadar
TG (trigliserida) olesterol HDL. Pemakaian obat ini pada pasien
hipertrigliseridemia berat (> 500 mg/dl) bahkan akan lebih meningkatkan kadar
TG. Efek samping utamanya ialah pada saluran cerna sehingga perlu perhatian
khusus pada pasien viseropati diabetik. Sediaan yang ada di Indonesia adalah
kolestiramin dan kolestipol (Munaf, 2009).
Minyak ikan, kaya akan sam lemak omega-3 yaitu asam eicosapentaenoic (EPA)
dan asam docasahexaenoic (DHA). Minyak ikan menurunkan sintesis VLDL
dengan demikian dapat juga menurunkan kadar kolesterol. Obat ini dipasarkan
dalam bentuk kapsul dengan dosis yang tergantung dari jenis ikan asam lemak
omega-3. Dosis obat terantung dari jenis kombinasi asam lemak, dengan contoh
Maxepa yang terdiri dari atas 18
Daun kelor atau dikenal dengan sebutan merunggai adalah salah satu jenis tanaman
yang termasuk dalam suku Moringacea dengan genus moringa. Tanaman ini merupakan
tanaman yang memiliki ketinggian hampir mencpai 7 – 11 meter bahkan lebih, denga
berbentuk daun bulat tlur yang tersusun majemuk dengan satu tangkai.
9
Tumbuhan ini pada umumnya, banyak di gunakan sebagai tanaman obat terutamnya
bagian daun yang memiliki kandungan tertentu yang dimanfaatkan untuk bahan
alternatif atau herbal menyembuhkan berbagai penyakit dalam tubuh.
Ordo : Capparales
Ordo : Moringaceae
Genus : Moringa
Tanaman ini dapat di morfologikan berdasarkan ciri – ciri tanaman diantaranya adalah :
1. Akar
Akar tumbuhan daun kelor ini tunggang, berwarna putih kotor, biasanya bercabang atau
serabut dan juga dapat mencapai kedalaman 5-10 meter. Perakaran ini berguna untuk
membantu menyerap air dalam tanah dan juga menyokong pertumbuhan tumbuhan daun
kelor.
2. Batang
Tumbuhan daun kelor ini memiliki batang mencapai 7-11 meter bahkan lebih, batang
berkayu, tegak, berwarna abu – abu, kulit tipis, permukaan kasar, percabangan banyak,
arah percabangan cendrung tegak atau miring, dengan tumbuh lurus dan memanjang.
10
3. Daun
Daun tumbuhan daun kelor berbentuk bulat telur, ukuran relatif kecil, daun majemuk,
bertangkai panjang, tersusun selang seling, beranak daun gasal, helai daun berwarna
hijau muda, dan biasanya di gunakan sebagai bahan masakan atau obat.
4. Bunga
Bunga tumbuhan daun kelor berwarna putih kekuning-kuningan, dan memiliki pelepah
bunga yang berwara hijau, bunga ini tumbuh di ketiak daun yang biasanya ditandai
dengan aroma atau bau semerbak.
5. Buah
Buah tumbuhan daun kelor berbentuk segita memanjang berkisar 20-60 cm atau di
kenal dengan kelentang, buah ini berwarna hijua muda hingga kecokelatan.
6. Biji
Biji tumbuhan daun ini berbentuk bulat berwarna cokelat kehitaman, dalam satu buah
biji ini akan terdapat beberapa butir dalam buah sekitar 10-20 biji bahkan lebih.
11
BAB III PEMBAHASAN
Pembahasan surve
Umur : 54 tahun
Kota : Pangkalpinang
Geografi desa :
Kecamatan pangkal balam terletak dibagian timur dari Kota Pangkalpinang dengan luas
wilayah seluruhnya 35,658 km2, jumlah penduduk kurang lebih 32.736 jiwa yang
terbagi dalam 7 desa/kelurahan . Kecamatan Bukit Intan berbatasan dengan sungai Batu
rusa di sebelah Utara, di sebelah Timur berbatasan dengan Selat Karimata. Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah dan
sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pangkal Balam;Kecamatan Taman Sari;
dan Kecamatan Grimaya.
RESEP ANTIHIPERLIPID
Air 4 gelas
Dikonversikan menjadi
Air 1 liter
12
PENJABARAN RESEP
Etno Farmakologi :B
Manfaat/Khasiat :Antihiperlipid
Jurnal pendukung :
Effek Daun Alpukat (Persea Americana M.) dan Daun Kelor (Moringa
Oleifera L.)
ABSTRAK
Hyperlipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan penurunan
tingkat High Density Lipoprotein (HDL). Daun alpukat (Persea americana) dan
Kelor (Moringa oleifera) berpotensi untuk meningkatkan kadar HDL. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kombinasi daun alpukat dan daun kelor terhadap kadar
HDL untuk model tikus hiperlipidemia. Penelitian ini menggunakan true
experimental pre and post test with control design. Terdapat 36 ekor tikus yang
dibagi menjadi kontrol negatif (A), dosis tunggal daun alpukat 36mg/200gramBB
(B), kombinasi daun alpukat 36mg/200gramBW dan 54 mg
/200gramBW daun kelor (C), kombinasi 18mg/200gramBB daun alpukat dan 27
mg/200gramBW daun kelor (D), dosis tunggal daun kelor 54mg/ 200gramBW (E),
dan simvastatin 0,018 mg/hari (F). Data dianalisis dengan uji ANOVA dan
dilanjutkan uji Duncan post-hoc. Tes ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan pada kelompok between (p = 0,008). Uji Duncan post hoc menunjukkan
bahwa kombinasi kelompok kombinasi dan kelompok kontrol simvastatin sama-
sama kuat untuk meningkatkan kadar HDL. Kombinasi daun alpukat dan daun kelor
13
memiliki efek untuk meningkatkan kadar HDL.
ABSTRACT
Hyperlipidemia is a lipid metabolism disorder which is characterized by decreasing
of High Density Lipoprotein (HDL) level. Avocado (Persea americana) and Kelor
(Moringa oleifera) leaves can be proposed for increasing HDL level. This research
aimed to determine the steeping combination of avocado and kelor leaves effect to
against HDL level for hyperlipidemia rat model. This research used true
experimental pre and post test with control design. Amount of 36 rats were divided
into negative control (A), single dose of Persea leaves steeping 36mg/200gramBB
(B), combination of 36mg/200gramBW Persea leaves and 54 mg/200gramBW
Moringa leaves (C), combination of 18mg/200gramBB Persea leaves and 27
mg/200gramBW Moringa leaves (D), single dose of Moringa leaves steeping
54mg/200gramBW (E), and simvastatin 0,018 mg/day (F). Data were analyzed by
ANOVA test and continued by Duncan post-hoc test. ANOVA tests showed there
are significant differences bethween group (p = 0.008). Duncan post hoc test showed
that the combination group and simvastatin control group are equally strong to
increase HDL levels. The steeping combination of Persea and Moringa leaves has
an effect to increasing HDL level.
14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa pada pendataan tabib yang telah
dilakukan bahwa daun kelor memiliki khasiat antihiperlipid. Dan telah di buktikan oleh
penelitian Effek Daun Alpukat (Persea Americana M.) dan Daun Kelor (Moringa
Oleifera L.) Terhadap Peningkatan Kadar HDL Pada Model Tikus Putih Hiperlipidemia.
Bahwa daun kelor memiliki khasiat antihiperlipid.
B. Saran
Sebaiknya mahasiswa(i) harus lebih memahami mengenai penyakit hiperlipid, beserta
dengan gejala dan pengobatannya serta mencari literatur dan referensi lain untuk
menambah wawasan mengenai pengobatan tradisional untuk penyakit antihiperlipid ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung:
Lainatul, Nur Fitri1, Roro Eko Susetyarini1, Lud Waluyo. 2017. Pengaruh Ekstrak
Buah Ciplukan (Physalis Angulata L.) Terhadap Kadar Sgpt Dan Sgot Mencit Putih
Jantan (Mus Musculus) Hiperglikemia Yang Diinduksi Aloksan Sebagai Sumber Belajar
Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Ma
16
17