DISUSUN OLEH :
(G2A016012)
2019
ASKEP POLYKISTIC KIDNEY DISEASE
Definisi
Ginjal polikistik
Kista adalah suatu rongga yang berdinding epitel dan berisi cairan atau
material yang semisolid. Polikistik berarti banyak kista. Pada keadaan ini dapat
ditemukan kista-kista yang tersebar di kedua ginjal, baik di korteks maupun di
medula. Selain oleh karena kelainan genetik, kista dapat disebabkan oleh berbagai
keadaan atau penyakit. Jadi ginjal polikistik merupakan kelainan genetik yang
paling sering didapatkan. Nama lain yang lebih dahulu dipakai adalah penyakit
ginjal polikistik dewasa (adult polycystic kidney disease), oleh karena sebagian
besar baru bermanilestasi pada usia di atas 30 tahun.( Brunne L.S, & Suddarth,
D.S. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikat Bedah, vot 1. Jakarta:EGC)
Ginjal polikistik
Kista adalah suatu rongga yang berdinding epitel dan berisi cairan atau
material yang semisolid. Polikistik berarti banyak kista. Pada keadaan ini dapat
ditemukan kista-kista yang tersebar di kedua ginjal, baik di korteks maupun di
medula. Selain oleh karena kelainan genetik, kista dapat disebabkan oleh berbagai
keadaan atau penyakit. Jadi ginjal polikistik merupakan kelainan genetik yang
paling sering didapatkan. Nama lain yang lebih dahulu dipakai adalah penyakit
ginjal polikistik dewasa (adult polycystic kidney disease), oleh karena sebagian
besar baru bermanifestasi pada usia di atas 30 tahun. Ternyata kelainan ini dapat
ditemukan pada fetus, bayi dan anak kecil, sehingga istilah dominan autosomal
lebih tepat dipakai daripada istilah penyakit ginjal polikistik dewasa (Suhardjono,
2004).
Etiologi
a) Trauma tumpul
Trauma tumpul biasanya terjadi karena kecelakaan kenderaan bermotor, dan jatuh
Trauma tumpul dari tabrakan kendaraan bermotor, jatuh dan tabrakan pribadi
adalah penyebab utama trauma ginjal
b) Trauma iatrogenik
c) Trauma tajam
Trauma tajam adalah seperti tikaman atau luka tembak pada daerah .abdomen
bagian atas ataupun pinggang (Lusaya, 2015).
Patofisiologi
Manifestasi klinis
1. Nyeri
2. Hematuria
4. Hipertensi
5. Pembesaran ginjal
penyebaran kista pada ginjal yang akan disertai dengan penurunan fungsi
Penatalaksanaan
1. Bedah terbuka
a. Eksisi
d. Heminefrektomi
2. Laparoskopi
Pada tindakan aspirasi percutan harus diingat bahwa kista merupakan suatu
kantung tertutup dan avaskuler, sehingga teknik aspirasi harus betul- betul steril,
dan perlu pemberian antibiotik profilaksis. Karena apabila ada kuman yang masuk
dapat menimbulkan abses. Seringkali kista muncul lagi setelah dilakukan aspirasi,
meskipun ukurannya tidak sebesar awal
Pengkajian fokus
a. Pengkajian demografi
b. Riwayat kesehatan
c. Pemeriksaan fisik
d. Pola fungsional
Pola nutrisi dan metabolic.
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan
air, edema pada seluruh tubuh. Pasien mudah mengalami infeksi karena
adanya depresi sistem imun. Adanya mual dan anoreksia menyebabkan
intake nutrisi yang tidak adekuat sehingga menyebabkan terjadinya
penurunan berat badan. Selain itu berat badan dapat meningkat karena
adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
Pola eliminasi.
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada glomerulus
menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi
penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang mengalami gangguan
yang menyebabkan oliguria sampai anuria, hematuria.
Pola Aktifitas dan latihan :
ada pasien dengan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus karena
telah terjadi anemia.
e. Pemeriksaan penunjang
1. Ultrasonografi ginjal merupakan suatu teknik pemeriksaan non invasive
yang memiliki tujuan untuk mengetahui ukuran dari ginjal dan kista.
Selain itu juga dapat terlihat gambaran dari cairan yang terdapat dalam
cavitas karena pantulan yang ditimbulkan oleh cairan yang mengisi kista
akan memberi tampilan berupa struktur yang padat.
2. MRI
Magnetic resonance imaging (MRI) lebih sensitive dan dapat
mengidentifikasi kista ginjal yang memiliki ukuran diameter 3mm. MRI
dilakukan untuk melakukan screening pada pasien polikistik ginjal
autosomal dominan (ADPKD) yang anggota keluarganya memiliki riwayat
aneurisma atau stroke.
3. Computed tomography (CT)
Senssitifitasnya sama dengan MRI tetapi CT menggunakan media kontras.
4. Biopsi
Biopsy ginjal tidak dilakukan secara rutin dan dilakukan jika diagnosis tidak
dapat ditegakkan dengan pencitraan yang telah dilakukan.
Pathways keperawatan
Diagnosa keperawatan
http://www.irwanashari.com/751/penyakit-ginjal-polikistik-polycystic-kidney-
disease.html