Anda di halaman 1dari 17

RANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS BUAH PINANG (Areca catechu)

MEKANIS

Oleh :
RIKI PRANINTA BANGUN
J1B116076

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Buah Pinang (Areca catechu L.) adalah semacam tumbuhan palem yang
tumbuh di daerah Asia, dan Afrika bagian timur, Pasific. Pinang (Areca
catechu) merupakan tanaman yang sekeluarga dengan kelapa. Salah satu jenis
tumbuhan monokotil ini tergolong palem-paleman. Pinang termasuk jenis
tanaman yang cukup dikenal luas di masyarakat karena secara alami
penyebarannya pun cukup luas di berbagai daerah. Melihat asalnya, pinang
memang asli dari kawasan Asia Tenggara, yaitu Filipina, Semenanjung
Malaka, dan Kepulauan Hindia Timur. Sekitar 24 jenis pinang dapat dijumpai
di Malaysia, Kalimantan, dan Sulawesi (Sihombing, 2000). Indonesia termasuk
dalam negara yang bisa dikatakan sebagai negara pengekspor pinang terbesar
di dunia dengan volume ekspor mencapai seratus sepuluh ribu ton pada tahun
2007 dan meningkat pada tahun-tahun selanjutnya, 80% kebutuhan pinang di
dunia berasal dari Indonesia hal ini dikarenakan topografi negara Indonesia
yang sesuai dengan pohon pinang.
Menurut Natalini dan Syahid (2007), tanaman pinang terutama bagian
bijinya telah lama dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit seperti
haid dengan darah berlebihan, mimisan, penyakit kulit, cacingan, disentri dan
gigi goyang. Pinang dengan kandungan arecoline dan garam dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuat jamu yang diketahui efektif untuk
mengatasi infeksi yang disebabkan oleh spp. (Rooban 2005). Buah pinang
muda sangat efektif sebagai penangkal infeksi karena kandungan
polyphenolnya yang masih tinggi. Di bidang industri, hampir semua bagian
tanaman pinang dapat dimanfaatkan. Sabut dapat dibuat bantal berserat halus
,dan tenunan fabrikan; batang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan terutama
di pedesaan daerah Asia Selatan, penggaris, rak susun dan keranjang sampah.
Tanin hasil ekstrasi dari buah dimanfaatkan untuk pencelup pakaian, bahan
perekat untuk pabrik kayu, dan penyamak kulit. Di negara-negara maju seperti
Belgia, Belanda, Jerman, Korea Selatan, dan China pinang dimanfaatkan
sebagai bahan baku farmasi, akan tetapi di Indonesia pemanfaatan buah pinang
masih sangat minim. Di Indonesia, Buah pinang bukan merupakan bahan yang
umum dikonsumsi oleh masyarakat, hanya sebagian kecil masyarakat
Indonesia mengkonsumsi pinang, biasanya digunakan sebagai bahan campuran
sirih (Arianto, 2007) .
Berdasarkan hasil survey pada bulan Januari 2016, pemisahan biji pinang
dilakukan dengan cara dibelah menggunakan pisau atau parang, dijemur,
kemudian dicongkel dan dikeringkan baru dijual ke pengepul. Untuk
pemisahan bji pinang dengan hasil biji utuh (bulat) tidak banyak masyarakat
yang melakukannya, karena proses pemisahan biji pinang utuh yang susah dan
beresiko kecelakaan kerja, pinang yang telah kering memiliki biji yang keras
jika dilakukan pembelahan maka biji akan pecah. Apabila dilakukan dengan
menggunakan mesin akan menimbulkan permasalahan bagi para petani pinang,
salah satu permasalahannya adalah harga jual mesin yang mahal sedangkan
petani pinang merupakan masyarakat sederhana atau menengah ke bawah
(Sembiring., 1991) Selain itu bagi sebagian besar petani pinang masih tabu
dengan adanya mesin mesin baru yang ada sehingga nantinya diperlukan
publikasi yang luas agar seluruh petani khususnya petani pinang. Masalah lain
yang timbul dari adanya mesin pengupas ini adalah kemungkinan adanya
penolakan dari para buruh pinang yang sudah terbiasa dipekerjakan untuk
melakukan pengupasan maupun pembelahan buah pinang. Hal ini dikarenakan
akan adanya pengurangan tenaga manusia dalam proses pengupasan
menggunakan alat mekanis yang hanya membutuhkan sedikit operator saja.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dengan cara studi
literatur (kepustakaan) dan memperbanyak bertanya kepada pakar dari buah
pinang dan juga pakar alat-alat mesin pada umumnya, kemudian dilakukan
perancangan bentuk dan pembuatan/perangkaian komponen komponen alat
pengupas pinang tua. Dan dilakukan pengujian dan pengamatan parameter,
antara lain kapasitas efektif alat, persentase bahan tidak terkupas sempurna dan
analisis ekonomi.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka diperlukan suatu rancangan alat
pengupas biji pinang yang mudah untuk dioperasikan dan memiliki material
bahan yang kuat dan tahan serta memiliki harga yang terjangkau oleh
konsumen. Dengan menggunakan alat ekanis yang dirancang ini diharapkan
proses pemisahan biji pinang dengan serabut buah, dapat menurunkan
kehilangan (losses) yang terjadi sehingga produksi meningkat dan menurunkan
risiko pekerjaan yang sebelumnya menggunakan teknik pengupasan
konvensional. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian dengan judul
“Rancang Bangun Alat Pengupas Buah Pinang (Areca Catechu L.)
Mekanis”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat ditarik rumusan
masalah dalam peneliian ini yaitu :
 Bagaimana meningkatkan produksi buah pinang yang selama ini hanya
menggunakan teknik konvensional dalam pengolahan nya ?
 Bagaimanakah membuat alat mekanis yang mudah dioperasikan dan
dirawat oleh petani pinang pada umumnya ?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan rancang bangun dan uji
teknis dari Alat Pengupas Buah Pinang (Areca Catechu L.) mekanis. Alat yang
dibangun diusahakan dapat dioperasikan semudah mungkin sehingga mudah
dipakai dan perawatan mudah, serta harga yang ekonomis dan terjangkau.
Dengan menggunakan alat pengupas juga diharapkan produk yang dihasilkan
bermutu yang baik.
1.4. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah dengan menggunakan alat pengupas buah
pinang mekanis dapat mempermudah proses pemisahan antara serabut buah
dengan biji pinang dengan hasil yang utuh. Dimana kualitas pinang yang
dihasilkan lebih baik dilihat dari hasil pengupasan dan tingkat kerusakan pada
buah pinang yang rendah sehingga mampu meningkatkan dan mengoptimalkan
harga jual dari buah pinang.
1.5. Hipotesis penelitian
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
 Adanya pengaruh jumlah produksi pinang jika penggunaan alat pengupas
mekanis dibandingkan pembelahan secara konvensional.
 Adanya perbedaan mutu yang tinggi diantara penggunaan alat dengan
pembelahan konvensional
 Adanya penurunan risiko pekerjaan yang tinggi

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Buah Pinang
2.1.1. Pinang
Pinang (areca catechu) merupakan tanaman yang sekeluarga dengan kelapa.
Salah satu jenis tumbuhan monokotil ini tergolong palem-paleman. Salah satu jenis
tumbuhan monokotil ini tergolong palem-paleman. Secara rinci, sistematik pinang
yaitu
Divisi : Plantae
Kelas : Monokotil
Ordo : Arecales
Famili : Araceae atau palmae (palem-paleman));
Genus : Areca; Species : Areca catheu.
Di masyarakat umumnya spesies ini sering disebut dengan pinang atau pinang
sirih (Sihombing, 2000).

Gambar 2.1. Buah pinang (Anonim, 2010)


Pinang umumnya ditanam di pekarangan, di taman atau dibudidayakan.
Kadang tumbuh liar di tepi sungai dan di tempat-tempat lain. Pohon pinang tumbuh
tegak dan tingginya 10-30 m, diameternya 15-20 cm dan batangnya tidak
bercabang (Arisandi, 2008). Pinang termasuk jenis tanaman yang cukup dikenal
luas dimasyarakat karena secara alami penyebarannya pun cukup luas di berbagai
daerah (Sihombing, 2000). Nama lain dari pinang adalah Jambe, Penang, Woham,
Pineng, Pineung (Jawa), Batang Mayang, Batang Bongkah, Batang Pinang, Pining,
BonaiSumatera), Gahat, Gehat, Kahat Laam, Hunoto, Luguto, Poko Rapu,
Amongun(Sulawesi), Biwa, Biwasoi, Mucillo Palm (Maluku) (Septiatin, 2008).
Pinang asli dari kawasan asia tenggara yaitu Filipina, Semenanjung Malaka
dan Kepulauan Hindia Timur. Sekitar 24 jenis dapat dijumpai di malaysia,
Kalimantan dan Sulawesi. Konon, selain untuk bahan makanan, biji pinang pun
digunakan sebagai bahan pewarna pada pembuatan karpet, obat-obatan tradisional,
minuman dan lain-lain. Namun, menurut Arsenius Marbun, Kepala Divisi
Perdagangan Luar Negeri, Kanwil Depperindag Sumatera Barat, Mengatakan
Bahwa 80 % kegunaan pinang di negara-negara Asia Barat adalah untuk bahan
makanan khas yang disuguhkan bagi para tamu. Bahan makanannya mirip permen
dan cara penyuguhannya ibarat kebiasaan kita menyuguhkan rokok kepada para
tamu (Sihombing, 2000).
Pinang adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat, tetapi belum
dianggap sebagai komoditas utama. Produksi buah pinang dapat mencapai 50-100
buah/mayang dan 150-250/mayang untuk ukuran buah lebih kecil. Tahun 2003
volume eksport pinang mencapai 77.126.347 kg dengan nilai US$ 22.960.446.
Pemanfaatan buah pinang sebagai ramuan yang dimakan bersama sirih, telah
menjadi kebiasaan secara turun temurun pada berbagai daerah tertentu di Indonesia,
tetapi konsumennya terbatas. Agar berbagai manfaat biji pinang dapat dinikmati
banyak orang, maka perlu ada inovasi untuk memanfaatkan biji pinang dalam
pengolahan berbagai produk pangan, sehingga mudah di konsumsi. Dengan
demikian akan lebih banyak konsumen yang merasakan manfaat biji pinang
terutama untuk kesehatan.
Tanaman pinang (areca catechu), termasuk salah satu jenis palma yang
sampai saat ini belum memperoleh perhatian serius, dibandingkan tanaman palma
lainnya. Di Indonesia tanaman pinang banyak terdapat di pulau Sumatera (Aceh,
Sumatera Utara dan Sumatera Barat), Kalimantan (Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Barat), Sulawesi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi utara) dan Nusa
Tenggara (Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara timur). Tanaman ini umumnya
bertumbuh secara alami dan kalau pun ditanam hanya sebagai pembatas kebun.
Mungkin hal ini disebabkan pemanfaatannya yang masih terbatas, misalnya biji
hanya dimakan bersama sirih dan untuk upacara adat. Meskipun demikian di
beberapa provinsi, antara lain Nanggro Aceh Darusalam (NAD) dan Nusa
Tenggara Timur (NTT) tanaman pinang telah menjadi komoditas ekspor.
Pemanfaatan buah pinang sebagai ramuan yang dimakan bersama sirih, telah
menjadi kebiasaan secara turun temurun pada beberapa daerah tertentu di
Indonesia, sehingga jika dalam sehari tidak konsumsi pinang kondisi tubuh
terasa lemah.
Secara empiris biji pinang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit.
Berbagai menfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan biji pinang adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai kebutuhan pokok, sumber energi dan untuk upacara adat,
2. Sebagai pengganti rokok, mengatur pencernaan dan mencegah ngantuk,
3. Sebagai bahan kosmetik dan pelangsing.
4. Sebagai bahan baku obat.
5. Sebagai antidepresi.
Penggunaan paling populer adalah kegiatan menyirih yaitu dengan
bahacampuran buah pinang, daun sirih dan kapur. Pinang atau jambe adalah salah
satu kelengkapan dalam menyirih dikalangan orang-orang tua. Selain itu,
masyarakat Indonesia memanfaatkan tanaman ini sebagai obat alami untuk
menguatkan gusi, gigi dan mengobati penyakit cacingan. Ada juga yang
mencampurnya dengan tembakau (Agusta, 2001).
Sebelum dikonsumsi, pinang di proses terlebih dahulu dengan dibakar,
dijemur dan dipanaskan. Pinang diduga menghasilkan rasa senang, rasa lebih baik,
sensasi hangat di tubuh, keringat, menambah stamina kerja dan menahan rasa lapar
(Gandhi, ):
1. Mengobati luka kulit. Caranya, daging buah pinang yang masih muda ditumbuk
hingga halus, lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang terluka.
2. Biji pinang muda digunakan kaum wanita untuk mengecilkan rahim setelah
melahirkan. Caranya, masak buah pinang muda lalu airnya diminum hingga rahim
kembali ke bentuk normal.
3. Untuk mengobati rabun mata. Cukup dengan langsung dikunyah dan airnya
ditelan.
4. Meningkatkan gairah seks kaum pria. Khasiat ini diketahui karena didalam
pinang terkandung arekolin.
5. Anak penderita cacingan. Caranya, rebuslah biji pinang muda hingga mendidih.
Airnya kemudian dibiarkan hingga dingin lalu disaring. Air ini lalu diminumkan
pada anak penderita cacingan.
6. Air rebusan biji pinang juga digunakan untuk mengatasi penyakit seperti haid
dengan darah berlebihan, hidung berdarah (mimisan), koreng, bisul, kudis dan
mencret.
Selain dimakan bersama campuran daun sirih, gambir, cengkeh dan kapur,
masyarakat daerah itu juga memakan buah pinang tua yang sudah dibelah kecil-
kecil tanpa campuran lainnya. Kegemaran makan buah pinang tua, baik yang
dicampur dengan ramuan daun sirih, gambir, cengkeh, maupun kapur, bukan lagi
pemandangan yang langka melainkan sudah menjadi tradisi dari dulu hingga
sekarang oleh laki-laki dan perempuan. Masyarakat yang rutin makan sirih setiap
hari mengaku kesehatan giginya terjamin dan terhindar dari penyakit gigi. Melihat
dari manfaat buah pinang untuk bahan baku industri farmasi, kosmetika dan bahan
pewarna tekstil, kiranya terdapat pula khasiat lain dari buah pinang muda.
2.1.2. Manfaat Buah Pinang
Menurut Marshall (2000) Buah Pinang banyak digunakan manusia sebagai
penenang dan ada diurutan ke empat setelah nikotin, ethanol dan kafein dan buah
pinang banyak dimakan oleh berjuta-juta orang antara pantai timur benua afrika
dan pasifik barat. Di indonesia buah pinang digunakan juga dalam dunia
pengobatan yaitu mengobati penyakit seperti cacingan, perut kembung, luka, batuk
berdahak, diare, kudis, koreng, terlambat haid, keputihan, beri-beri, malaria, difteri,
tidak nafsu makan, sembelit, sakit pinggang, gigi dan gusi (Arisandi, 2008).
2.1.3. Kandungan Yang Terdapat Dalam Buah Pinang
Menurut penelitian para ahli, yang dikutip oleh ”The Merck Index”, khasiat
yang diberikan oleh biji pinang tersebut berasal dari zat-zat yang terkandung dalam
biji pinang. Salah satunya adalah Arecoline yang merupakan sebuah ester
metiltetrahidrometil-nikotinat yang berwujud minyak basa keras. Senyawa lain
yang terkandung dalam biji pinang adalah Arecaidine atau arecaine, Choline atau
bilineurine, Guvacine, Guvacoline dan Tannin dari kelompok ester glukosa yang
menggandeng beberapa gugusan pirogalol. Sifat astringent dan hemostatik dari zat
tannin inilah yang berkhasiat untuk mengencangkan gusi dan menghentikan
perdarahan .Juga ditegaskan bahwa kandungan kimia dalam buah pinang yaitu
alkaloida seperti arekolin, arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan
isoguvasine. Selain itu buah pinang juga mengandung tanin, lemak, kanji dan resin.
Senyawa arekolin yang terdapat dalam buah pinang berkhasiat sebagai obat cacing
dan penenang (Arisandi, 2008).
Kandungan tanin dan alkaloida adalah dua senyawa yang dominan pada biji
pinang, Tanin yang berkisar 15%, tergolong senyawa polifenol yang dapat larut
dalam gliserol dan alkohol, sedangkan alkaloid berkisar 0,3-0,6%. Sedangkan
komposisi kecilnya adalah arakaidin, guakin guvokalin dan arekolidin. Unsur
pokok yang lain pada pinang terdiri dari lemak, karbohidrat, protein dan lain-lain
2.2 Komponen Mesin Pengolah
2.2.1 Hopper
adalah salah satu komponen tambahan pada mesin pencetak pelet yang
berfungsi sebagai tempat masuknya bahan pelet yang akan dibuat.Untuk membuat
hooper ada beberapa proses yang dilakukan yaiyu :
a. Identifikasi gambar kerja
b. Persiapan bahan, alat dan mesin
Bahan yang digunakan dalam pembuatan hopper adalah bahan plat eyzer dengan
ukuran 773 x 402 x 0,8 mm. Bahan yang digunakan untuk membuat hopper tersebut
digunakan jenis plat eyzer dengan pertimbangan sebagai
berikut :
1) Bahan mudah dikerjakan baik saat pemotongan maupun proses
pengerolan dan penekukan.
2) .Bahan mudah di dapat dan harganya murah
3) Jenis bahan cocok dengan produk yang akan dibuat.
Adapun alat dan mesin yang digunakan adalah mesin potong, mesin rol, mesin las
titik, penggaris, gunting plat, penggores, palu lunak, landasan, tang, jangka tusuk.
c. Proses pengerjaan
2.2.2 Motor
Motor sebagai penggerak daya utama merupakan salah satu bagian penting
dalam alat ini,serta sebagai alat yang digunakan untuk menggerakkan poros dalam
silinder,dimana penyambung putaran tersebut menggunakan puli. Dengan adanya
motor maka mesin dapat dioperasikan. Pada pembuatan ini menggunakan motor
bensin yang tersedia dipasaran.
Mesin bensin atau mesin otto dari nikolaus otto adalah sebuah tipe mesin
pembakaran dalam yang menggunakan nyala busy untuk proses untuk proses
pembakaran,dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang sejenis.
Rumus yang digunakan dalam perencanaan daya dan momen torsi motor
(G.Nieman 1992).

2.2.3 Poros
Secara istilah poros adalah elemen mesin yang berbentuk batang dan umumnya
berpenampang lingkaran yang berfungsi untuk memindahkan putaran atau
mendukung sesuatu beban dengan atau tanpa meneruskan daya. Beban yang
didukung oleh poros pada umumnya adalah roda gigi, roda daya (flywheel), pulli,
roda gesek, dan lain lain. Poros hampir terdapat pada setiap kontruksi mesin dengan
fungsi yang berbeda-beda dilihat dari fungsinya (Sularso,2013).

2.2.4 Pully dan V-belt


Pully merupakan bagian terpenting dari mesin-mesin sehingga pembuatan pully
perlu dipertimbangkan baik kekuatan pully, proses pengerjaan hingga nilai
ekonomis bahan pully. Pada dunia teknik khususnya kontruksi permesinan kita
mengetahui ada berbagai macam jenis dan bahan yang bisa digunakan dalam
kontruksi pully disesuaikan dengan penggunaan pully tersebut. Adapun jenis-jenis
pully tersebut adalaah sebagai berikut :

1. Bahan besi cor/besi tuang

2. Bahan pully aluminium

3. Bahan pully plastic


4. Bahan pully mild steel

Dalam penggunaan pully harus mengetahui berapa besar putaran yang akan
digunakan serta dengan menerapkan diameter dari salah satu pully yang kita
gunakan.

V-belt terbuat dari karet dengan inti tetoron atau semacamnya dan mempunyai
spenampang travesium, vbelt dibelitkan disekeliling alur pully yang membentuk V
pula. Bagian v-belt yang sedang membelit pada pully ini mengalami lengkungan
sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan
bertambah karena pengaruh bentuk (Sularso,2013).

Puli dan V-belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk
mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi. Bentuk puli
adalah bulat dengan ketebalan tertentu ditengah-tengah puli terdapat lubang poros.
Puli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 30,dan adapula terbuat dari baja
( Sularso dan Kiyokatsu Suga,2013).

2.2.5 Pengelasan
Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan
cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa
tekanan serta dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan
yang continue (Sularso,2013).

2.2.6 Pasak

Pasak merupakan suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian mesin, seperti roda gigi, spocket, pully, dan kopling pada poros. Momen
diteruskan dari naf ke poros atau poros ke naf (Sularso,2013).

2.2.7 Bantalan

Bantalan merupakan komponen mesin yang berfungsi untuk menyangga poros


ketika poros meneruskan beban. oleh karena itu untuk menentukan jenis bantalan
yang digunakan, kita harus ketahui dulu berapa besarnya beban yang bekerja pada
bantalan tersebut. Dalam penentuan bantalan yang paling utama kita perhatikan
adalah kemampuannya dalam berputar, sebab bantalan ini harus mampu menopang
poros (Sularso,2013).

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Penelitian dilaksanakan di Bengkel Teknik Pertanian Univesitas Jambi.
Penelitian ini dimulai pada bulan maret- Mei 2019. pengambilan data atau uji
teknis alat di lakukan Lab Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi.
3.2 Alat dan Bahan
Tahap dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahapan
perancangan, tahapan pembuatan alat, dan tahapan uji kinerja. Pada tahap
perancangan, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah seperangkat komputer di
lengkapi dengan softwore autocade. Pada tahapan pembuatan alat, material yang
dibutuhkan adalah dynamo penggerak, sabuk v-belt, mesin abrasi, mesin las
krisbow, kunci-kunci, gerinda dan meteran . Pada tahap uji kinerja, alat dan bahan
yang digunakan adalah stopwatch, vibration meter dan buah pinang utuh/bulat.\
1.3 Rancangan Penelitian
1.3.1 Perancangan alat penelitian
1) Mendisain alat
Langkah pertama pembuatan alat ini adalah dengan mendisain dengan
menggunakan aplikasi computer sehingga pada saat membuat alat secara langsung
akan menjadi lebih mudah. Aplikasi yang digunakan adalah Autocad versi 2016
denngan spesifikasi minimum :
1. Memory : 8 gb
2. Operating system : windows 10 ( 64 bit only)
3. Disk space : 6 gb
4. Display : 1910 x 1080
2) Pembuatan alat penelitian
Pembuatan prototype dilaksanakan setelah proses disain telah selesai dan
mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing. Pembuatan alat dilaksanakan di
bengkel program studi Teknik pertanian.
3) Percobaan alat penelitian
Percobaan alat yang telah dibuat perlu dilakukan untuk mengetahui apakah alat
yang telah dibuat apakah sesuai dengan keinginan awal.

3.3.1 Rancangan Fungsional


Analisis Rancangan Fungsional merupakan proses perancangan yang
dilakukan ini di bagi dalam 3 tahap yaitu :
1. Rangka Alat
Rangka alat sangat dibutuhkan sebagai tempat meletakkan alat dan komponen
agar dapat berfungsi dengan baik. Rangka alat terbuat dari material besi dan
disatukan melalui proses pengelasan.
2. Mata abrasi
Mata abrasi dibuat dengan tujuan untuk mengikis kulit pinang dan
memisahkan dari kernel atau biji buah.
3. Alas Alat
Alas alat dibuat dengan beralaskan material semi karet agar dapat meredam
getaran yang dihasilkan oleh dinamo.
3.3.2 Rancangan Struktural
Rangka prototipe dibuat dari besi siku ukuran 4x4x4 mm dengan panjang 50
cm dan tinggi 120 cm. Dinding kerangka dan hopper (ruang masuk buah pinang)
dibuat dari plat besi dengan ketebaian mm. Pada bagian atas ruang prototipe dibaut
ruang pengpas berbgntuk 1/2 siiinder dengan ukuran panjang 45 cm dan diameter
18 cm, dimana ruang tersebut djbagi menjadi 3 bagian. Setiap bagian dipasang
jeruji-jeruji besi yang tajam dan runcing dengan panjang masing-masing 15 cm dan
jarak antara jeruji masing- masing dibedakan berdasarkan diarfieter dari pinang
mulai dari diamater besar hingga diameter kecil. Pada bagian bawah ruang silinder,
dibentuk plat besi 1,2 mm sebagai penampung yang dibuat dengan kemiringan
tertentu dengan ukuran 40x25 cm. Sebagai pemisah antara srabut, batok dengan biji
digunakan blower (kipas) dpngan ukuran diameternya 20 cm. Ruang penampung
biji dibuat dari plat besi1,2 mm dengan ukuran 10x10 cm. Rancangan struktur dapat
dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Disain rancangan struktural pengupas pinang


3.4 Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian dibagi kedalam tiga tahap. yaitu persiapan
penelitian, pembuatan alat, dan pengujian alat.
3.4.1 Persiapan Penelitian
Penggambaran dengan aplikasi autocad sangat diperlukan. Disain peralatan
pengupas pinang mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pelaksanaan
kerjanya, karena dengan adanya perencanaan yang matang dan lebih terarah melalui
survei-survei dan percobaan-percobaan cara pengupasan sebelumnya sangat
membantu dalam menyelesaikan prototipe peralatan yang dihasilkan, sehingga
mudah dipahami oleh masyarakat dalam pengoperasiannya.
3.4.2 Tahapan Pembuatan Alat
Tahapan pembuatan alat adalah semua jenis kegiatan yang dimaksudkan agar
alat pengupas buah pinang dapat dibuat. Adapun prosudur pembuatan alat
diantaranya:
1. Pembuatan desain alat
2. Pemilihan bahan yang akan digunakan
3. Melakukan pengukuran secara seksama terhadap bahan baku
4. Melakukan pemotongan pada bahan baku
5. Proses penyambungan menggunakan Teknik mengelas
6. Proses pemasangan komponen-komponen alat yang diperlukan, seperti
dynamo penggerak, pulley dan gear serta sabuk v-belt.
7. Uji teknis alat
8. Pewarnaan alat sesuai keinginan operator dan permintaan konsumen.
3.4.3 Tahapan Pengujian Alat
Adapun tahap pengujian alat adalah sebagai berikut :
1. Pastikan setiap komponen telah terhubung dengan kekuatan yang telah
disesuaikan.
2. Berikan pelumas terhadap pulley dan gear agar slip menjadi lebih besar
sehingga tidak merusak apabila terjadi kesalahan.
3. Masukkan pinang melalui lobang hopper secara perlahan-lahan
4. Periksa lubang pengeluaran dan lihat hasil pengupasan yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Agusta, Andria. 2001. Bahaya Tumbuhan


Obat.http://www.indomedia.com/intisari/2001/Feb/bahaya%20tumb%20obat.html
. Lab. Fitokimia. Puslitbang Biologi-LIPI. Bogor. Diakses pada 20 Mei 2019
Arisandi Y dan Andriani Y, 2008. Khasiat Berbagai Tanaman Untuk Pengobatan.
Eska Media, Jakarta.
Arianto. 2007. Indonesia Tetap Jadi Produsen Pinang Terbesar di Dunia.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
http://www.sumutprov.go.id/lengkap.php?id=683
Marshall, W.E. dan Rao, R.M. 2000. Production of granular
activated carbons from select agricultural by-products dan evaluation of their
physical, chemical dan adsorption properties. Bioresource Technology, 71
(2), 113-123.
Natalini, N.K., S.F. Syahid. 2007. Penggunaan tanaman kelapa (Cocos nucifera),
pinang (Arreca catechu) dan aren (Arrenga pinnata) sebagai
tanaman obat. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Perkebunan.
13(2): 15 -16.
Rooban, T., E. Joshua, A. Rooban, G.K. Govind. 2005. Health hazards of chewing
arecanut and products containing arecanut. Calicut Medical Jurnal 2005 : 3(2) .
Sihombing, T. 2009. Pemanfaatan bahan pengawet dan antioksidan alami pada
industri bahan makanan., Pidato Pengukuhan Jabatan Guru
Besar Tetap di Universitas Sumatera Utara.
Sembiring, Namaken. 1991. Sumber Tenaga Tarik di Bidang Budidaya
Pertanian.IPB. Bogor.
Sularso, dan Kiyokatsu Suga. 1991. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan
Elemen Mesin. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai