Anda di halaman 1dari 19

UNIVERSITAS INDONESIA

Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi Tenaga


Kerja di Tempat Kerja baik dalam Perusahaan atau Pabrik

CHOIRUNISA LISDIYANI
1606829642

HUKUM PERBURUHAN B
REGULER

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM SARJANA
DEPOK
MEI 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, laporan tugas makalah ilmiah mengenai
“Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi Tenaga Kerja di
Perusahaan atau Pabrik” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun saya
menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya.
Saya ucapkan terima kasih kepada Dr. Drs. Widodo Suryandono S.H., M.H.
yang telah membimbing dan memberikan tugas ini. Adapun laporan makalah ilmiah
ini saya susun guna memenuhi persyaratan nilai tugas dalam mata kuliah Hukum
Perburuhan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kami juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih
membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih
baik ke depannya.

Depok, 10 Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………...……………………………… ii


Daftar Isi ……………………………………………………………………... iii
BAB I Pendahuluan ……………………………………………………... 1
1.1. Latar Belakang …………………………………………...… 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………...… 2
1.3. Tujuan Penulisan …………………………………………....... 3
1.4. Manfaat Penulisan ……………………………………………... 3
BAB II Pembahasan …………………………………………………....... 4
2.1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) …………...… 4
2.2. Regulasi tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ……... 5
2.3. Fungsi, Tujuan, Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ……. 7
2.4. Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ……... 10
2.5. Implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Lingkungan
Kerja dalam Perusahaan atau Pabrik ……………………... 12
BAB III Penutup ……………………………………………………..………. 15
3.1. Kesimpulan …………………………………………………...… 15
3.2. Saran …………………………………………………………....... 15
Daftar Pustaka ……………………………..……………………….…..…. iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu keberhasilan Pembangunan Nasional adalah kualitas manusia
di Indonesia yang diantaranya tenaga kerja. Menurut Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pada Pasal 1 angka 3 menyebutkan bahwa
Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barng dan/atai jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
Tenaga Kerja merupakan faktor penting dalam pembangunan nasional,
oleh karena itu diperlukan usaha-usaha untuk membina, mengarahkan serta
perlindungan bagi tenaga kerja untuk menciptakan kesejahteraan berkaitan
dengan yang dilakukannya1, oleh karena itu kita mengenal dengan adanya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sering dikenal sebagai K3, yaitu suatu
program yang dibuat bagi pekerja maupun bagi pengusaha sebagai upaya
pencegahan (preventif) untuk mengurangi timbulnya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja dan tindakan antisipatif bila terjadi demikian.2 Dalam Pasal 86
ayat (1) UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan
bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas:
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Moral dan Kesusilaan
3. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.

1
Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, (Yogyakarta: Sinar Grafika, 2010)
hlm. 6.
2
Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011) hlm. 170.

1
Pasal tersebut diatas bertujuan untuk membatasi tindakan kesewenang-
wenangan pihak penguasa dalam hal ini yakni pengusaha dalam memperkerjakan
pekerjaannya dalam melakukan pekerjaan dan secara tidak langsung
memerintahkan kepada pengusaha untuk menghormati pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal hendaknya diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan oleh seorang pengusaha dan
cara menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.3
Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia belum
begitu banyak dikenal oleh masyarakat dikarenakan, Indonesia belum
mempumyai kemampuan yang cukup utuk melakukan kegiatan secara luas
dibidang K3. Hal ini terlihat dari banyaknya industri yang kurang
memperhatikan masalah keselamatan pekerjanya, sedangkan K3 merupakan
aspek yang penting dalam aktivitas dunia industri. Berkaitan dengan
permasalahan tersebut akhirnya penulis merasa penting untuk melakukan sebuah
penelitian tentang apa dan bagaiamana bentuk perlindungan kesehatan dan
keselamatan kerja di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Ruang lingkup permasalahan dalam penulisan ini, secara khusus
dirumuskan dan dibatasi sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja?
2. Regulasi apa yang terkait tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja?
3. Apa fungsi, tujuan dan prinsip adanya Keselamatan dan Kesehatan Kerja?
4. Sejauh apa ruang lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja?
5. Bagaimana implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
lingkungan kerja dalam Perusahaan/Pabrik?

3
Indonesia, Undang-Undang Ketenagakerjaan, UU No. 13 Tahun 2003, LN No. 39 Tahun 2003,
TLN. No. 4279, Pasal 87 ayat (1).

2
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini
adalah:
a. Tujuan Umum
1) Untuk mengetahui dan menkaji pengertian Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
2) Untuk mengetahui dan menkaji peraturan tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
3) Untuk mengetahui dan menkaji fungsi, tujuan dan prinsip Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
4) Untuk mengetahui dan menkaji ruang lingkup Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
5) Untuk mengetahui dan menkaji implementasi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja dalam perusahaan/pabrik.
b. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas akhir dari Mata Kuliah Hukum Perburuhan.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Manfaat Teoritis
Untuk memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan
perlindungan terhadap Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
2. Manfaat Praktis
a. Menambah Pengetahuan mengenai perlindungan hukum Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).
b. Untuk menyelesaikan proposal penelitian sebagai syarat bagi setiap
mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia dalam
menyelesaikan mata kuliah Hukum Perburuhan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


2.1.1 Kesehatan Kerja
Didefinisikan sebagai segala aturan dan upaya yang bertujuan
untuk melindungi pekerja/buruh dari tindakan maupun kondisi yang dapat
menggangu kesehatan fisik, psikis, dan kesusilaannya.4 Pendapat serupa
dikemukakan oleh Iman Soepomo, bahwa kesehatan kerja adalah:
“Aturan-aturan dan usaha-usaha untuk melindungi pekerja/buruh dari
kejadian atau keadaan perburuhan yang merugikan atau dapat
merugikan kesehatan dan kesusilaan dalam seorang itu melakukan
pekerjaan dalam hubungan kerja.”5
2.1.2 Keselamatan Kerja
Perlindungan tenaga kerja memiliki beberapa aspek dan salah
satunya yaitu perlindungan keselamatan. Perlindungan tersebut
bermaksud agar tenaga kerja secara aman melakukan kerjanya secara
aman melakukan kerjanya sehari-hari untuk meningkatkan produktivitas.
Menurut Bangun Wilson (2012:377) Keselamatan Kerja adalah
perlindungan atas keamanan kerja yang dialami pekerja baik fisik
maupun mental dalam lingkungan pekerjaan. Keselamatan kerja
menunjukan pada kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan,
kerusakan, atau kerugian di tempat kerja. Imam Soepomo berpendapat
bahwa keselamatan kerja adalah:

4
Aloysius Uwiyono, Siti Hajati Hoesin, dkk., Asas-Asas Hukum Perburuhan, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2014), hl. 79.
5
Helena Poerwanto dan Syaifullah, Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan
Kerja, (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), hl. 27-28.

4
“Aturan yang bertujuan menjaga keamanan pekerja/buruh atas
bahaya kecelakaan dalam menjalankan pekerjaan di tempat kerja
yang menggunakan alat/mesih dan/atau bahan pengolah
berbahaya”.6

2.2 Regulasi tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangat penting dalam dunia
ketenagakerjaan maka, pada awalnya pemerintah mengatur masalah
ketenagakerjaan dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 1969 tentang Pokok-
Pokok Ketenagakerjaan yang dinyatakan dalam Pasal 9 bahwa “setiap tenaga
kerja berhak emndapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan, dan
pemelihataan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan harkat, martabat,
manusia, moral dan agama.” Undang-Undang tersebut kemudian diperbaharui
dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang
masih berlaku hingga saat ini.
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 ini ada beberapa hal yang
diatur antara lain7:
a. Ruang lingkup keselamatan kerja, adalah segala tempat kerja, baik di
darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara
yang berada dalam wilayah hukum kekuasaan RI. (Pasal 2)
b. Syarat-Syarat keselamatan kerja adalah untuk: (Pasal 3 dan 4)
- Mencegah dan mengurangi kecelakaan,
- Menecegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
- Mencegah dan mengurangi peledakan
- Memberi pertolongan pada kecelakaan
- Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja
- Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai

6
Ibid., hl. 8.
7
Indonesia, Undang-Undang Keselamatan Kerja, UU No. 1 Tahun 1970, LN No. 1 Tahun 1970,
TLN No. 1918.

5
- Memelihara kesehatan dan ketertiban
c. Pengawasan UU keselamatan kerja, direktur melakukan pelaksanaan
umum terhadap undang-undang ini, sedangkan para pegawai pengawas
dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung
terhadap ditaatinya undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya”
(Pasal 5)
d. Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembinaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk mengembangkan kerja sama,
saling pengertian dan partisipasi yang efektif dari pengusaha atau
pengurus tenaga kerja untuk melaksanakan tugas bersama dalam rangka
keselamatan dan kesehatan kerja untuk melancarkan produksi.
Dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan juga
menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan
kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru
maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara
berkala.
Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri
(APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal
23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar
setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan
masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal.
Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang
dinyatakan dalam Pasal 86 dijelaskan bahwa Setiap pekerja/buruh mempunyai
hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Moral dan kesusilaan; dan

6
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai agama.
Selain diwujudkan dalam bentuk undang-undang, kesehatan dan
keselamatan kerja juga diatur dalam berbagai Undang-Undang, Peraturan
Menteri dan Peraturan Pemerintah, diantaranya:
a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-01/MEN/1979 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-02/MEN/1979 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor
Ketenagakerjaan
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03/MEN/1984 tentang
Mekanisme Pengawasan Ketenagakerjaan.
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang
Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas
Bumi
f. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas
Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
g. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
h. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang
Timbul Akibat Hubungan Kerja

2.3 Fungsi, Tujuan dan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
2.3.1 Fungsi
Pada pelaksanaannya K3 memiliki fungsi yang cukup banyak dan
bermanfaat, baik bagi perusahaan maupun bagi pekerja. Berikut ini
adalah beberapa fungsi K3 secara umum:

7
1. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian
akan adanya risiko dan bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di
lingkungan kerja.
2. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses
organisir, desain tempat kerja, dan pelaksanaan kerja.
3. Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan
para pekerja di lingkungan kerja.
4. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
5. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya,
metode, prosedur dan program.
6. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan
pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya

2.3.2 Tujuan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja bertujuan untuk melindungi
pekerja/buruh dari risiko-risiko yang mungkin timbul dalam pelaksanaan
pekerjaan, khususnya risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.8
Tujuan lain yang lebih umum adalah untuk mengatur hak dan kewajiban
para pihak dalam konteks pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja.
Tujuan berikutnya meningkatkan level kesehatan dan keselamatan
kerja/buruh, sehingga produktivitas kerja juga ikut meningkat. Selain itu,
tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh
dan keluarganya, termasuk memelihara kelangsungan pekerjaan.
berikutnya adalah untuk mengurangi kerugian-kerugian yang timbul
akibat terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja dan unutk
mempertahankan kelangsungan kegiatan usaha.9

8
L. Meilu Kuniawidjaya, Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja, (Jakarta: UI-Press, 2010), hl.1-2.
9
Aloysius Uwiyono, Siti Hajati Hoesin, dkk., Ibid., hl. 81.

8
Menurut UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,
tujuan dari K3 adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit
dikarenakan pekerjaan. Selain itu, K3 juga berfungsi untuk melindungi
semua sumber produksi agar dapat digunakan secara efektif. Berikut ini
adalah fungsi dan tujuan K3 secara umum:10
1. Untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan
tenaga kerja sehingga kinerjanya dapat meningkat.
2. Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan kesehatan
semua orang yang berada di lingkungan kerja.
3. Untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan baik dan
dapat digunakan secara aman dan efisien.

2.3.2 Prinsip
Terdapat beberapa prinsip dalam pengaturan maupun pelaksanaan
kesehatan dan keselamatan kerja. Secara garis besar, prinsipnya adalah
perlindungan pekerja/buruh.11 Iman Soepomo mengkategorikan
perlindungan tersebut kedalam tiga kelompok yaitu:
1. Perlindungan ekonomis, berupa usaha-usha untuk memberikan
penghasilan yang cukup bagi pekerja/buruh guna memenugi
kebutuhan hidup sehari-hari pekerja/buruh dan keluarganya
2. Perlindungan sosial, yaitu usaha-usaha yang bersifat
kemasyarakatan bagi pekerja/buruh agar dapat mengenyam dan
mengemban perikehidupannya sebagai manusia pada umumnya
maupun sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

10
“Pengertian K3 Secara Umum, Tujuan, Prinsip, Ruang Lingkup, Jenis K3” diakses dari
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-k3.html pada 13/05/2019.
11
John Bowers dan Simon Honeyball, Textbook on Labour Law, 6th ed, (London: Blackstone
Press Liminited, 2000), hl. 30-33.

9
3. Perlindungan teknis, yang emngusahakan agar pekerja/buruh
terhindar dari bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan oleh
alat, perkakas, pesawat, mesin, maupun alat kerja lainnya.

2.4 Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Program Pelayanan Kesehatan Kerja. Sebagaimana pelayanan kesehatan
masyarakat pada umumnya, pelayanan kesehatan dan keselamatan masyarakat
pekerja yaitu meliputi:
a. Pelayanan Preventif.
Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja,
penyakit menular di lingkungan kerja dengan menciptakan kondisi
pekerja dan mesin atau tempat kerja agar ergonomis, menjaga kondisi
fisik maupun lingkungan kerja yang memadai dan tidak menyebabkan
sakit atau membahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1) Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas:
- Pemeriksaan awal/sebelum kerja.
- Pemeriksaan berkala.
- Pemeriksaan khusus.
2) Imunisasi.
3) Kesehatan lingkungan kerja.
4) Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan
5) Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.
6) Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi
aman (pengenalan, pengukuran dan evaluasi).
b. Pelayanan Promotif.
Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar
keadaan fisik dan mental pekerja senantiasa dalam kondisi baik.
Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sehat dengan tujuan

10
untuk meningkatkan kegairahan kerja, mempertinggi efisiensi dan daya
produktivitas tenaga kerja. Kegiatannya antara lain meliputi:
1) Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja.
2) Pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang
sehat.
3) Peningkatan status kesehatan (bebas penyakit) pada umumnya.
4) Perbaikan status gizi.
5) Konsultasi psikologi.
6) Olahraga dan rekreasi.
c. Pelayanan Kuratif.
Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat
kerja dengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun
pengobatan umumnya serta upaya pengobatan untuk mencegah meluas
penyakit menular di lingkungan pekerjaan. Pelayanan ini diberikan
kepada tenaga kerja yang sudah memperlihatkan gangguan
kesehatan/gejala dini dengan mengobati penyakitnya supaya cepat
sembuh dan mencegah komplikasi atau penularan terhadap keluarganya
ataupun teman kerjanya. Kegiatannya antara lain meliputi:
1) Pengobatan terhadap penyakit umum.
2) Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
d. Pelayanan Rehabilitatif.
Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau
kecelakaan parah yang telah mengakibatkan cacat, sehingga
menyebabkan ketidakmampuan permanen, baik sebagian atau seluruh
kemampuan bekerja yang biasanya mampu dilakukan sehari-hari.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1) Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan
kemampuannya yang masih ada secara maksimal.
2) Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai
kemampuannya.

11
3) Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan

2.5 Implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Lingkungan Kerja


dalam Perusahaan/Pabrik
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat dipahami sebagai suatu
program yang dibuat bagi pekerja atau buruh maupun pengusaha sebagai upaya
pencegahan atas timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja
dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan
antisipatif bila terjadi hal tersebut.12 K3 merupakan salah satu substansi
perlindungan yang diatur dalam hukum ketenagakerjaan di Indonesia. Pasal 35
ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
menyebutkan bahwa pemberi kerja dalam mempekerjakan tenaga kerja wajib
memberikan perlindungan yang mencakup kesejahteraan, keselamatan, dan
kesehatan, baik mental maupun fisik tenaga kerja. Sementara Pasal 87 ayat (1)
ketentuan tersebut mengatur bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa peran K3 di lingkungan kerja:
1. Masing-masing tenaga kerja memiliki hak untuk mendapatkan
perlindungan atas kesehatan dan keselamatan untuk kesejahteran hidup
dan meningkatkan produksi;
2. Semua orang yang berada di lingkungan kerja perlu dijamin
keselamatannya;
3. Semua sumber produksi harus digunakan secara efisien dan aman;
4. Harus ada tindakan antisipatif dari perusahaan sebagai upaya untuk
mengurangi risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Mengacu pada pengertian K3 yang sudah dijelaskan diatas, ada beberapa
aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam pelaksanaan K3, yaitu:

12
Adrian Sutedi, Op.Cit., hl. 170.

12
1. Lingkungan Kerja
Ini adalah lokasi dimana para pekerja melakukan aktifitas bekerja.
Kondisi lingkungan kerja harus memadai (suhu, ventilasi, penerangan,
situasi) untuk meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan atau penyakit.
2. Alat Kerja dan Bahan.
Ini adalah semua alat kerja dan bahan yang dibutuhkan suatu perusahaan
untuk memproduksi barang/ jasa. Alat-alat kerja dan bahan merupakan
penentu dalam proses produksi, tentunya kelengkapan dan kondisi alat
kerja dan bahan harus diperhatikan.
3. Metode Kerja
Ini merupakan standar cara kerja yang harus dilakukan oleh pekerja agar
tujuan pekerjaan tersebut tercapai secara efektif dan efisien, serta
keselamatan dan kesehatan kerja terjaga dengan baik. Misalnya,
pengetahuan tentang cara mengoperasikan mesin dan juga alat pelindung
diri yang sesuai standar.
Perlindungan K3 merupakan jenis perlindungan preventif yang diterapkan
untuk mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.13 Sebagaimana
telah disinggung sebelumnya bahwa penerapan K3 diatur dalam suatu sistem
manajemen. Hal demikian perlu dilakukan untuk menciptakan sistem K3 di
tempat kerja yang melibatkan segala pihak, sehingga dapat mencegah atau
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta menciptakan tempat
kerja yang aman, efisien, dan produktif. Oleh sebab itu pelaksanaannya tidak
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, masyarakat, pasar, maupun dunia
internasional saja. Terlebih dari itu, keberhasilan perlindungan K3 juga sangat
tergantung pada tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja
yang aman bagi tenaga kerja di dalamnya.14

13
Agusmidah, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia: Dinamika dan Kajian Teori, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), hl. 75.
14
Ibid., hl.75-76.

13
Selain dijamin keselamatan dan kesehatan kerja, maka pegawai juga
mempunyai hak atas upah dalam bekerja. Hal tersebut diatur dalam Pasal 88 ayat
(1) UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan
“Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Pada kenyataannya, tidak jarang
pihak pengusaha belum melaksanakan perlindungan K3 bagi tenaga kerja dengan
dalih bahwa peralatan K3 dianggap mahal dan seakan-anak justru mengganggu
proses bekerjanya para pekerja.15
Terkait dengan sanksi bagi pengusaha yang tidak melaksanakan hak-hak
dari pekerja maka diatur dalam Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang menyatakan:
(1) Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal di atas diatur
lebih lanjut dengan peraturan perundangan.
(2) Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan
ancaman pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman
kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya
Rp. 100.000,- (Seratus ribu rupiah)
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya
K3 ditujukan bagi upaya untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan kerja.
Selain itu, potensi bahaya kecelakaan kerja juga diharapkan dapat
diminimalisasi. Banyak perusahaan yang belum menetapkan sistem
manajemen K3 di perusahaannya dikarenakan terhambat oleh Sumber Daya
Manusia, dana dan sarana prasarana yang tersedia.

15
Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm. 170

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelaksanaan berbagai pengaturan di bidang kesehatan dan keselamatan
kerja merupakan tanggung jawab pengusaha sebagai pihak yang secara ekonomi
lebih kuat. Pengusaha dikenai berbagai sanksi, meliputi sanksi pidana atas
tindakan-tindakan yang termasuk dalam karegori tindak pidana kejahatan atupun
pelanggaran dalam peraturan perundang-undangan perburuhan, sanksi perdata
berupa pembayaran ganti kerugian dan pemenuhan hak atau sanksi administratif
atas pelanggaran maupun kelalaian dalam pemenuhannya.
Namun demikian, untuk emncapai tujuan-tujuan kesehatan dan
keselamatan kerja yang telah diuraikan diatas, sesungguhnya terdapat tanggung
jawab atau kewajiban terkait pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja
umum yang terkait pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja umum yang
didistribusikan kepada para pihak dalam hubungan industrial, meliputi
pekerja/buruh, pengusaha dan pemerintah.

3.2 Saran
Saran dari penulis untuk para pekerja di seluruh Indonesia, semoga
kedepannya lebih meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja saat melakukan pekerjaan serta menaati segala peraturan yang telah dibuat
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
Dan saran untuk perusahaan di seluruh Indonesia, semoga kedepannya
semua perusahaan di Indonesia mempunyai peraturan yag lebih tegas lagi kepada
pekerja/buruh yang melanggar peraturan yang te;ah dibuat demi kesehatan dan
keselamatan bersama serta semua pekerja/buruh yang berada di seluruh
perusahaan diikutsertakan pada program Jaminan Kesehatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU
Agusmidah, 2010, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia: Dinamika dan Kajian Teori,
Ghalia Indonesia, Bogor.
Bowers, John dan Simon Honeyball, 2000, Textbook on Labour Law, 6th ed, Blackstone
Press Liminited, London.
Kuniawidjaya, L. Meilu., 2010, Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja, UI-Press,
Jakarta.
Poerwanto, Helena dan Syaifullah, 2005, Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan
dan Keselamatan Kerja, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Jakarta.
Sutedi, Adrian., 2011, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta.
Uwiyono, Aloysius., Siti Hajati Hoesin, dkk., 2014, Asas-Asas Hukum
Perburuhan, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Wijayanti, Asri., 2010, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika
Yogyakarta

B. INTERNET
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-k3.html

C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Indonesia, Undang-Undang Keselamatan Kerja, UU No. 1 Tahun 1970, LN No.
1 Tahun 1970, TLN No. 1918.
Indonesia, Undang-Undang Ketenagakerjaan, UU No. 13 Tahun 2003, LN No.
39 Tahun 2003, TLN. No. 4279.
Indonesia, Undang-Undang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, UU No. 40 Tahun
2004, LN No. 150, TLN. No. 4456.

iv

Anda mungkin juga menyukai