Anda di halaman 1dari 19

Ancaman terhadap NKRI dan Penanganannya

NAMA :

1. Anak Agung Bagus Surya Dharma Kumara (01)


2. I Putu Agestya Pramana (10)
3. Komang Dea Triasa Parketi Niluwih (20)
4. Made Ari Shita Shabina (21)
5. Ni Kadek Suci Nirmala Dewiasih (25)
6. Wayan Phantom Megaditha (38)
7. I Gede Yoga Vigraha (39)

2018/2019
Bab 1
Pendahuluan

A. Latar belakang
NKRI (Negara Kesatuan Repblik Indonesia) adalah negara yang memiliki beragam
perbedaan tradisi dan budaya di berbagai pelosok wilayahnya. NKRI tersendiri tertera dalam pasal
1 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk
Republik” Adapun dalam pasal 18 ayat 1 UUD 1945 menyatakan bahwa “Negara Kesatuan
Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan
daerah, yang diatur dengan undang-undang”. Sebagaimana dalam UUD 1945 Pasal 18 ayat 1,
bahwa NKRI atau Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik dimana pemerin tah daerah dapat menjalankan otonomi seluas-luasnya yang ditentukan
oleh UUD 1945 Pasal 1, 2, 3, 4, dan 5.
Berdasarkan UUD 1945, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Pengertian NKRI itu
sendiri secara umum adalah suatu negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, diapit oleh dua
samudera dan dua benua, terdiri dari ratusan juta penduduk, beriklim tropis, rnemiliki dua musim,
yaitu musim hujan dan musim kemarau, tentunya keragaman pulau dan penduduk ini
menyebabkan keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang berlainan, berdaulat, adil, makmur,
dan tercemin dalam satu ikatan yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
Keanekaragaman yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus tantangan.
Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena keanekaragaman yang dimiliki tersebut akan membuat
bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan memiliki kekayaan yang melimpah baik kekayaan
alam maupun kekayaan budaya yang dapat menarik minat wisatawan asing untuk mengunjungi
Indonesia. Keanekaragaman bangsa Indonesia juga merupakan sebuah tantangan bahkan ancaman.
Walaupun keanekaragaman bangsa Indonesia selalu diarahkan pada persatuan dan kesatuan
bangsa dan negara, tetap saja bangsa Indonesia selalu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar Indonesia.
Ancaman disintegrasi bangsa dibeberapa bagian wilayah sudah berkembang sedemikian
kuat. Bahkan mendapatkan dukungan kuat sebagian masyarakat, segelintir elite politik lokal
maupun elite politik nasional dengan menggunakan beberapa issue global Issue tersebut meliputi
issu demokratisasi, HAM, lingkungan hidup dan lemahnya penegakan hukum serta sistem
keamanan wilayah perbatasan. Oleh sebab itu, pengaruh lingkungan global dan regional mampu
menggeser dan merubah tata nilai dan tata laku sosial budaya masyarakat Indonesia yang pada
akhirnya dapat membawa pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk pertahanan
keamanan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Integrasi Nasional?


2. Apakah pengertian ancaman terhadap NKRI?
3. Apa saja bentuk-bentuk ancaman terhadap NKRI?
4. Bagaimana Strategi menghadapi ancaman terhadap NKRI?
5. Apakah pengertian ancaman terhadap NKRI?
BAB II
Hakikat Ancaman terhadap Integrasi Nasional

Integrasi Nasional adalah suatu upaya untuk mempersatukan atau menggabungkan


berbagai perbedaan pada kelompok budaya atau kelompok sosial di dalam satu wilayah sehingga
membentuk suatu kesatuan yang harmonis di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu
bangsa yakni bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara politis dan secara
antropologis. Pengaruh Posisi Silang Indonesia:

Dampak Posisi Silang Indonesia Terhadap Integrasi Nasional

1. Letak Indonesia yang berada diantara 2 benua yaitu Asia dan Australia membuat Indonesia bisa
menjalin hubungan yang baik antara negara-negara di kedua benua tersebut. Posisi geografis
membuat dua samudera Inodnesia berada di jalur lalu lintas internasional dan dapat menjadi transit
jalur perdagangan dunia.
2. Membuat beragam kebudayaan akibat pengaruh dari berbagai bangsa
3. Laut yang sangat begitu luas dan garis pantai membuat Indonesia menyimpan hasil laut yang
berlimpah seperti ikan, kerang laut, dan serta bahan tambang seperti minyak bumi.
4. Indonesia dlalui jalur perdagangan Indonesia.
5. Keragaman anatara Flora dan Fauna.

Pengaruh negatif :
1. Pencurian ikan yang dilakukan oleh para nelayan dari negara lain, karna sumber daya alam di
negara tersebut sangat sedikit.
2. Pengambilan batas wilayah Indonesia yang dilakukan oleh negara tetangga karena pengawasan
di wilayah darat maupun laut kurang ketat.

Pengaruh positif :
1. Berperan dalam kemajuan Bangsa Indonesia
2. Menciptakan perdamaian dunia
Adapun pengertian dari ancaman,hambatan,tantangan,dan gangguan (AHGT) :

ANCAMAN, adalah setiap usaha atau pun kegiatan baik itu yang asalnya dari dalam atau pun luar
negeri yang dinilai mampu membahayakan kedaulatan sebuah Negara, keutuhan wilayah dan juga
keselamatan segenap bangsa.

HAMBATAN, adalah usaha yang asalnya dari dalam diri sendiri yang memiliki sifat atau tujuan
untuk menghalangi atau melemahkan suatu keinginan atau pun kemajuan yang hendak dicapai.

TANTANGAN, adalah segala hal atau pun kegatan yang memiliki tujuan atau sifat yang
menggugah kemampuan.

GANGUAN, adalah usaha atau pun kegiatan yang berasal dari luar diri yang sifat atau tujuannya
adalah untuk menghalangi atau melemahkan suatu keinginan atau pun kemajuan yang hendak
dicapai.

Ancaman Integrasi Nasional di Berbagai Bidang


Contoh Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ideologi
A. Dari luar negeri
a) Maraknya berbagai kebudayaan dan oaham baru dari luar negeri
b) Adanya campur tangan politik dari badan badan asing didalam negeri
c) Maraknya media propaganda asing
d) Adu domba yang dilakukan pihak asing
e) Pemberlakuan aturan aturan tertentu yang dilakukan oleh pihak asing yang merugikan negara
lain
B. Dari dalam negeri
a) Munculnya paham paham radikal dan ekstremis dalam negeri
b) Munculnya berbagai aliran sesat diIndonesia
c) Sikap apatis terhadap pemerintah
d) Sikap mau menang sendiri dalam masyarakat suatu negara
e) Kurangnya kecintaan terhadap produk dalam negeri
f) Pemberontakan PKI
g) Gerakan separatis GAM diaceh, RMS dimaluku dab OPM di papua
Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Politik
i. Politik uang (money politics)
Kasus korupsi yang marak terjadi pada Pemil 2014 kemaren, banyak partai politik yang melakukan
politik uang ini dengan cara konvensional yaitu dengan memberikan sejumlah uang maupun
barang.

ii. Politik SARA


Politik sara adalah politik yang mengeksplorasikan perbedaan agama dan etnis bahkan ideologi.
Contoh kasusnya adalah puluhan orang yang mengaku warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan
berdemo menolak Lurah Susan dengan alasan agama Lurah Susan yang dilantik sebagai Lurah
Lenteng Agung baru-baru ini merupakan produk kebijakan lelang lurah dari Gubernur DKI
Jakarta, Jokowi penolakan atas Lurah Susan atas alasan agama sangatlah tidak tepat.

iii. Politik Oligarki


Oligarki adalah bentuk pemerintahan berikut sistem politik yang kekuasaan politiknya secara
efektif dipegang oleh satu kelompok ataupun golongan masyarakat. Baik dibedakan menurut
keluarga ataupun kekayaan. Ini merupakan pelanggaran dalam hal demokrasi. Demokrasi ini
memiliki dua dimensi.
Sebagai kasus contohnya, berkaitan dengan kasus suap yang ditijikan kepada Ratu Atut dan
adiknya Tubagus (Wawan), yang ternyata memiliki Dinasti Politiknya sendiri, diantaranya Kakak
Tri Atut sebagai Walikota Tanggerang Selatan, Kakak Tri Atut menjadi Walikota Serang, dan anak
tirinya Hervani yang menjadi wakil bupati Pandeglang. Hal ini menimbulkan kontroversi karena
sistem politik di Banten ridak lagi murni atas nama domokrasi.

iv. Penyerangan batas wilayah negara


Kasus Ambalat. Ambalat adalah blok laut yang terletak di Laut Sulawesi dan Selat Makasar di
dekat perpanjangan perbatasan darat antara Sabah Malaysia dan Kalimantan Timur. Persoalan
klaim dimulai saat adanya perjanjian Tapal Batas Kontonental Indonesia yang ditanda tangani oleh
Indonesia dan Malaysia. Namun Indonesia akhirnya melihat hal tersebut sebagai ekspansi terhadap
wilayah Indonesia dan mengurangi kedaulatan NKRI.

Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ekonomi


i. Ancaman Internal, dapat berupa inflasi, pengangguran, infranstruktur yang tidak
memadai, dan sistem ekonomi yang tidak jelas.
ii. Ancaman Eksternal, dapat berbentuk kinerja ekonomi yang buruk, daya saing rendah,
ketidak siapan menghadapi globalisasi, dan tingkat ketergantungan pada pihak asing.
Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ekonomi
i. Inflansi harga baju mendekati hari raya Idul Fitri
Mendekati hari raya Idul Fitri, masyarakat berbondong-bondong ke pasar atau mall untuk
membeli baju lebaran. Ketika sebelum lebaran harga baju tersebut Rp 50.000,00. Karena
pedangang mengambil kesempatan itu untuk memperoleh laba yang lebih tinggi, maka pedagang
menaikkan menjadi Rp 75.000,00 dan menambah pasokan barang yang dijual. Mau tidak mau sang
pembeli menyetujuinya meskipun harganya lebih tinggi Rp 25.000,00. Kejadian seperti ini
dikatakan sebagai Demand Pull Inflation.

ii. Ketergantungan pada pihak asing


Indonesia merupakan salah satu dari negara yang menyimpan banyak kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Salah satu kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah minyak
bumi. Wilayah di Indonesia yang menghasilkan minyak bummi begitu banyak, antara lain: Irian
Jaya, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Riau merupakan salah satu penghasil minyak terbesar
di Indonesia bahkan Laut Jawa yang merupakan daerah perairan juga ikut menghasilkan sumber
daya tersebut. Akan tetapi banyaknya daerah penghasil minyak bumi di Indonesia belum menjamin
ketercukupan dan murahnya harga minyak di Indonesia sendiri.
Sebagai salah satu negara penghasil minyak bumi seharusnya Indonesia dapat mencukupi
kebutuhan minyak dalam negerinya sendiri. Akan tetapi Indonesia harus mengimport minyak dari
luar negeri untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Padahal di negeri tercinta ini banyak kantong-
kantong minyak bumi yang masih belum dijamah oleh pemerintah.

. Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Sosial


Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Sosial
i. Perang
Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001
dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan
meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku
Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah pada 18
Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak. Konflik Sampit
mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan
tempat tinggal. Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh suku
Dayak.
ii. Terorisme
Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I)adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang
terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan
Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor
Konsulat Amerika Serikat. Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang
kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali
pada tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan
korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat
wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah
Indonesia.
Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk untuk
menangani kasus ini menyimpulkan, bom yang digunakan berjenis TNT seberat 1 kg dan di depan
Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara 50-150 kg.
iii. Kemiskinan absolut
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Bahkan merupakan masalah
terbesar di Indonesia.
Keterbatasan ekonomi membuat warga Kecamatan Katapang, Bandung, Jawa Barat
terpaksa tinggal di kandang kambing. Hidayat bersama keluarganya diketahui sudah tinggal di
kandang kambing tersebut sejak 5 tahun terakhir. Hidayat beserta istri dan ketiga anaknya
menjalani kegiatan sehari-hari di rumah yang sejatinya merupakan bekas kandang kambing milik
saudaranya tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Hidayat yang kehilangan pekerjaan
setelah mengalami kecelakaan dan mengakibatkan kakinya patah kini hanya mencari nafkah
dengan mengumpulkan barang rongsokan, dan istrinya mencari kayu bakar untuk dijual. Sulitnya
mencari uang membuat keluarga ini akhirnya memilih tinggal dalam kondisi yang tidak layak.
Mereka membangun sebuah bilik di atas bekas kandang kambing. Meski bantuan dari tetangga
kerap diterima, keluarga Hidayat mengaku belum pernah sekalipun mendapat perhatian dari
pemerintah setempat. Padahal lokasi rumah kandang kambingnya berada sangat dekat dengan
pusat pemerintahan Kabupaten Bandung.

Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Budaya.


Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Budaya
1. LBGT
Perilaku dari para pelaku Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) semakin
mengkhawatirkan. Belakangan, para pelaku LGBT seakan tidak takut lagi menunjukkan perilaku
menyimpang mereka dan menentang pelarangan LGBT.Keberanian para pelaku dalam
menyuarakan dukungan atau dorongan untuk melegalkan perilaku LGBT, harus diakui banyak
diinspirasi negara-negara barat. Apa yang terjadi di Amerika Serikat menjadi yang paling
menginspirasi, lantaran pemerintah AS telah mensahkan perilaku LGBT menjadi kegiatan yang
legal.
Banyak yang berpendapat kalau legalisasi yang dilakukan negara-negar barat, khususnya
Amerika Serikat, tidak berangkat atau didasarkan dari norma etika dan agama. Ia menilai,
legalisasi perilaku LGBT di negara-negara tersebut semata didasarkan pada pendekatan sekularis
ateistik, yang tentu bertentangan dengan norma-norma yang agama.
2. Negeri Jiran Malaysia mengklaim kebudayaan Indonesia sebagai miliknya
Malaysia mengklaim dan mempatenkan batik motif “Parang Rusak”, angklung, wayang kulit
hingga rendang. Sehingga Sekjen Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar
menyatakan bahwa pemerintah telah mendaftarkan batik dan angklung ke UNESCO,
sebagai masterpiece world heritage. Langkah ini merupakan reaksi setelah munculnya klaim
tersebut.
3. Pada acara “Kemilau Nusantara 2007” di Bandung, Wakil Duta Besar Malaysia untuk
Indonesia, Datuk Abdul Azis Harun, mengancam mengklaim Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Melayu. “Bahasa Melayu adalah Bahasa Malaysia,” katanya. Ancaman tersebut akan
dilaksanakan bila masyarakat dan Pemerintah Indonesia masih mempermasalahkan klaim
Malaysia terhadap lagu “Rasa Sayange” yang dibuat di Malaysia pada tahun 1907 dan tari
Barongan.
i. Lagu yang sangat mirip “Rasa Sayang” menjadi soundtrack iklan pariwisata
Malaysia yang dicurigai diambil dari lagu “Rasa Sayange”. Lagu ini pernah di-upload di situs
resmi pariwisata Malaysia, dan disiarkan oleh televisi-televisi di Malaysia. Klaim ini menuai
kecaman hebat dari masyarakat Indonesia hingga DPR. Tapi Malaysia sempat berdalih lagu
tersebut sudah terdengar di Kepulauan Nusantara sebelum lahirnya Indonesia. Sehingga tak bisa
diklaim sendiri oleh Indonesia. Demikian juga lagu “Indang Bariang” yang merupakan lagu asal
daerah Sumatera tersebut.

ii. Para seniman Ponorogo kaget oleh munculnya Tari Barongan yang sangat mirip
Reog Ponorogo. Padahal Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah mendaftarkan Reog Ponorogo dan
mendapatkan Hak Cipta No.026377 pada 11 Februari 2004. Oleh Malaysia, tarian ini diberi nama
Tari Barongan. Website Kementerian Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia pernah
memampangnya dan menyatakan tarian itu warisan dari Batu Pahat, Johor dan Selanggor
Malaysia.

Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan Negara


Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan Negara

i. Persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia, mencuat pada tahun 1967 ketika
dalam pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara, masing-masing negara ternyata
memasukkan pulau Sipadan dan pulau Ligitan ke dalam batas-batas wilayahnya. Kedua
negara lalu sepakat agar Sipadandan Ligitan dinyatakan dalam keadaan status status
quo akan tetapi ternyata pengertian ini berbeda. Pihak Malaysia membangun resor
parawisata baru yang dikelola pihak swasta Malaysia karena Malaysia memahami status
quo sebagai tetap berada di bawah Malaysia sampai persengketaan selesai, sedangkan
pihak Indonesia mengartikan bahwa dalam status ini berarti status kedua pulau tadi tidak
boleh ditempati/diduduki sampai persoalan atas kepemilikan dua pulau ini selesai.
ii. Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah organisasi yang didirikan pada
tahun 1965 untuk mengakhiri pemerintahan provinsi Papua dan Papua Barat yang saat
ini di Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai Irian Jaya, dan untuk memisahkan
diri dari Indonesia.

Gerakan ini dilarang di Indonesia, dan memicu untuk terjadinya kemerdekaan bagi provinsi
tersebut yang berakibat tuduhan pengkhianatan. Sejak awal OPM telah menempuh jalur dialog
diplomatik, melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora, dan dilakukan aksi militan
sebagai bagian dari konflik Papua. Pendukung secara rutin menampilkan bendera Bintang Kejora
dan simbol lain dari kesatuan Papua, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang
negara, yang telah diadopsi pada periode 1961 sampai pemerintahan Indonesia dimulai pada Mei
1963 di bawah Perjanjian New York.
iii. Tersebarnya dokumen-dokumen rahasia milik pribadi atau pemerintah Provinsi DKI
Jakarta yang membuat ketidaknyamanan pada masyarakat.
iv. Penyadapan bukti ketahanan Indonesia kurang karena kurangnya penguasaan teknologi
yang semakin maju. Penyadapan adalah masalah yang mengancam keamanan baik dari
individu maupun orang banyak. Penyadapan ini pula berkaitan dengan sila ke-dua dan
ke-lima.

Strategi Mengatasi Ancaman di Berbagai Bidang dalam Membangun Integrasi Nasional


Strategi dalam Mengatasi Ancaman Militer
- Ancaman militer memang menjadi ancaman yang sangat berbahaya apabila tidak diatasi dengan
secepatnya. Maka dari itu, harus diterapkanlah adanya strategi yang tepat dalam mengatasi
ancaman militer tersebut.

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur akan strategi pertahanan dan
keamanan bangsa Indonesia untuk mengatasi ancaman militer itu. Di dalam Pasal 30 ayat (1)
hingga (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menyatakan jika :

1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.
2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Indonesia Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung.
3. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan
Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan negara.
4. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.
5. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.

Ketentuan yang ada di atas tersebut menegaskan jika usaha pertahanan dan keamanan negara
Indonesia ini menjadi tanggung jawab bagi seluruh Warga Negara Indonesia. Atau dengan kata
lain, pertahanan dan keamanan negara tak hanya menjadi tanggung jawab dari TNI dan POLRI
saja, namun juga masyarakat sipil yang juga sangat bertanggung jawab dalam pertahanan dan
keamanan negara, sehingga TNI dan POLRI manunggal bersama dengan masyarakat sipil dalam
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberi gambaran jika strategi pertahanan
dan keamanan negara untuk mengatasi berbagai macam ancaman militer yang dilaksanakan
dengan menggunakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).

Sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta ini pada hakikatnya adalah segala upaya dalam
menjaga pertahanan dan keamanan negara yang seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional,
sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang
utuh dan menyeluruh.

Atau, dengan kata lain jika Sishankamrata penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan
hak beserta dengan kewajiban dari seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri
untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.

Sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta menjadi pilihan yang paling tepat bagi
pertahanan Indonesia yang diselenggarakan dengan adanya keyakinan pada kekuatan sendiri serta
berdasarkan atas hak beserta kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan negara.
Walaupun Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang bisa dikatakan cukup tinggi nantinya,
model tersebut akan tetap menjadi pilihan yang strategis untuk tetap dikembangkan, dengan
menempatkan warga negara sebagai subjek pertahanan negara sesuai dengan peran masing-masing
yang dilakukan.
Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta ini memiliki beberapa ciri :

 Kerakyatan. Adalah orientasi pertahanan serta keamanan negara yang diabdikan oleh dan
untuk kepentingan seluruh rakyat.
 Kesemestaan. Adalah seluruh sumber daya nasional yang didayagunakan bagi upaya
pertahanan.
 Kewilayahan. Adalah gelar kekuatan pertahanan yang dilaksanakan dengan cara menyebar
di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi geografis
sebagai negara kepulauan.

Pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan tersebut didasarkan pada doktrin serta strategi.
Sishankamrata yang dilaksanakan berdasar pertimbangan ancaman yang dihadapi oleh Bangsa
Indonesia.

Agar pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan bisa terlaksana secara efektif dan juga
efisien, diupayakan agar adanya keterpaduan yang sinergis antara unsur militer dengan unsur
militer yang lain, maupun antara kekuatan militer dengan kekuatan nir militer. Keterpaduan antara
unsur militer diwujudkan dalam keterpaduan 3 kekuatan militer Republik Indonesia, yakni
keterpaduan antar kekuatan darat, kekuatan laut, serta kekuatan udara.

Sementara itu, keterpaduan antara kekuatan militer dan kekuatan non militer ini diwujudkan dalam
keterpaduan antar komponen utama, cadangan, serta pendukung. Keterpaduan inilah yang
diperlukan adanya pengerahan serta penggunaan kekuatan pertahanan, baik itu dalam rangka
menghadapi ancaman tradisional maupun menghadapi ancaman non tradisional.

Berdasar dari hasil analisa lingkungan strategik, maka ancaman militer yang berasal dari negara
lain atau ancaman tradisional yang bisa berupa adanya invasi, merupakan kemungkinan kecil
terjadi. Akan tetapi, adanya kemungkinan ancaman tersebut masih tidak bisa diabakan dan harus
tetap untuk dipertimbangkan. Ancaman tradisional yang lebih mungkin terjadi ialah konflik
terbatas yang berkaitan dengan adanya pelanggaran wilayah dan atau menyangkut dalam masalah
perbatasan.

Komponen utama disiapkan untuk melaksanakan Operasi Militer untuk Perang (OMP). Sementara
itu, penggunaan komponen cadangan dilaksanakan sebagai pengganda kekuatan komponen utama
apabila diperlukan, dengan melalui proses mobilisasi atau demobilisasi.

Kendati demikian, kekuatan pertahanan siap untuk dikerahkan untuk melaksanakan OMP, akan
tetapi dari setiap bentuk perselisihan dengan negara lain selalu diupayakan penyelesaiannya
dengan melalui jalan damai. Penggunaan kekuatan pertahanan sebagai tujuan perang hanya
dilaksanakan sebagai jalan terakhir jika cara damai yang telah dilakukan ternyata tidak berhasil
sama sekali.
Ancaman non tradisional merupakan ancaman yang dilakukan oleh para aktor non negara terhadap
keutuhan wilayah, kedaulatan negara, serta keselamatan bangsa Indonesia. Ancaman non
tradisional ini merupakan bentuk acaman faktual yang hingga saat ini dihadapi oleh bangsa
Indonesia.

Termasuk di dalam ancaman ini seperti gerakan separatis bersenjata, terorisme internasional
maupun domestik, aksi radikal, pencurian SDA (Sumber Daya Alam), kejatahan lintas negara,
penyelundupan, serta berbagai macam aksi ilegal yang lainnya dengan skala besar.

Oleh karena itu, kekuatan pertahanan, terutama TNI juga disiapkan untuk melaksanakan Operasi
Militer Selain Perang (OMSP) untuk menghadapi ancaman non tradisional. Juga, pengerahan dari
kekuatan TNI untuk OMSP dilakukan berdasar dari keputusan politik pemerintah.

Non militer
Strategi Indonesia untuk menghadapi ancaman politik

Ancaman politik merupakan salah satu ancaman non milliter yang sifatnya mengancam secara
tidak langsung seperti ancaman militer maupun ancaman ideologi yang notabennya memberikan
ancaman pertahanan dan keamanan. Berbeda dengan ancaman militer yang dapat mengancam
kedaulatan suatu negara, keberlangsungan bangsa, dan keselamatan rakyat, ancaman politik lebih
memberikan ancaman pada aspek persepsi individu.

Untuk menghadapi ancaman ini, strategi indonesia dalam menghadapi ancaman politik adalah
dengan memperkuat asas kebersamaan dan persatuan yang telah dirumuskan dalam perundang
undangan (UUD 1945). Hal ini juga ditegaskan dalam sila ke-3 pancasila yang berbunyi
"Persatuan Indonesia". Kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan agar Indonesia tidak
terpecah belah juga sangat diperlukan agar strategi menghadapi ancaman politik ini dapat
berjalan dengan baik.

Selain itu, aspek demokrasi juga sangat diperlukan sebagai salah satu pilar untuk menghadapi
ancaan politik, pernyataan ini telah saya bahas dalam artikel sebelumnya yang
berjudul Demokrasi: Pengertian, Makna, dan Hakikat Demokrasi
Ancaman non militer pada dasarnya memang dapat mengganggu stabilitas suatu negara. Untuk
melancarkan strategi Indonesia menghadapi ancaman politik yang umumnya berasal dari dalam
Negeri dapat dilakukan dengan cara dibawah ini:
Strategi menghadapi ancaman politik dengan pendekatan dari dalam
Strategi pendekatan dari dalam adalah dengan melakukan penataan beserta pembangunan suatu
sistem politik Negara yang dinamis dan sehat didalam kerangka negara yang bersifat deokratis
(menghargai perbedaan dan kebhinekaan yang terdapat di Indonesia). Dengan menerapkan
strategi ini diharapkan dapat tercipta suatu stabilitas sistem politik dalam negeri secara dinamis
dan berdampak baik sebagai penangkal perpecahan.

Selain itu penguatan penguatan di berbagai lembaga negara juga dapat menjadi pilar penopang
kesuksesan strategi dan upaya ini. Lembaga negara yang bebas dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme akan mewujudkan terbentuknya pemerintah negara yang sehat dan kokoh seperti yang
telah dicantumkan dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD 1945)..

Lembaga legislatif yang mengalami penguatan dari segi kualitas dan profesionalitas akan
membawa Negara Indonesia menuju negara yang tertib, adil dan makmur. Dengan lembaga
legislatif yang profesional maka akan tercipta produk produk perundang undangan berkualitas
demi kepentingan rakyat. Selain itu, lembaga legislatif juga memegang fungsi kontrol terhadap
suatu penyelenggaraan pemerintahan sebuah Negara. Hal ini harus dilaksanakan dengan
landasan untuk kepentingan Negara dan bangsa bukan atas dasar kepentingan individu maupun
golongan tertentu.

Penguatan antar partai politik juga sangat penting dalam hal ini, karena penguatan partai politik
memiliki tujuan untuk memberdayakan masyarakat sebagai subyek pembangunan nasional dan
subyek politik. Hal ini harus dilandasi oleh asas gotong royong dan kejujuran antar partai politik.

Strategi menghadapi ancaman politik dengan pendekatan dari luar


Upaya Indonesia menghadapi ancaman politik dengan pendekatan dari luar bermaksud
mengusahakan upaya dan strategi diplomatik dengan melakukan pedekatan pendekatan politik
luar negeri yang bertujuan membangun sebuah kerja sama antar Negara. Upaya ini dapat
meningkatkan rasa saling percaya antae Negara dan mencegah terjadinya konflik antar Negara.
Pendekatan dari luar dapat dibagi menjadi beberapa lingkup berdasarkan skalanya.

Lingkup internal:
Lingkup internal mencakup pembangunan, penciptaan dan pembangunan dalam Negeri secara
stabil yang diimbangi dengan adanya upaya peningkatan sekaligus perbaikan keadaan ekonomi
yang kuat.
Lingkup regional:
Lingkup regional mencakup aktivitas diplomasi dan politik indonesia yang mengarah pada peran
serta dalam membangun maupun meningkatkan kerjasama antar negara dengan menumbuhkan
asas saling percaya dan saling menghargai.

Lingkup supraregional:
Lingkup supraregional merupakan lingkup yang lebih besar dari regional. Sebagai contoh adalah
ASEAN yang terdiri dari 10 Negara Asia tenggara yang secara bersama sama membangun
sebuah hubungan bilateral secara harmonis dalam mewujudkan sebuah kerjasama konkret.
Dalam rangka menyongsong ASEAN ini peran serta politik Indonesia diharuskan untuk mampu
membangun sebuah hubungan kerja sama dengan tetap memberikan jaminan atas keutuhan dan
kedaulatan Negara.

Lingkup global:
Dalam lingkup global, Strategi politik luar negeri harus dapat dilaksanakan secara maksimal
untuk memperjuangkan kepentingan dalam lingkup nasional melalui bergabungnya Indonesia
sebagai salah satu anggota PBB, Negara yang netral (non-blok), Negara yang tergabung dalam
konferensi Islam dunia, dan merangkap sebagai anggota regional ASEAN. Peran serta doplomasi
luar negeri ini diharuskan untk mampu mengidentifikasi adanya potensi ancaman yang dapat
mengancam ideologi maupun keutuhan Negara. Untuk itu, maka diperlukan adanya strategi
membangun pertahanan militer dan non militer di Indonesia.
Strategi Indonesia untuk menghadapi ancaman ekonomi
Sebagai upaya indonesia untuk menghadapi ancaman ekonomi maka dilakukanlah
pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk menciptakan keberlangsungan perekonomian
bangsa yang dilandasi oleh asas demokrasi ekonomi. Sehingga dengan menerapan upaya ini
diharapkan Idonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang maju dan memiliki daya saing tinggi
di lingkup Internasional. Kondisi ini dapat tercipta jika Indonesia sendiri memiliki strategi yang
sesuai untuk menghadapi bebagai ancaman ekonomi dari berbagai sumber.

Dalam rangka menghadapi ancaman ekonomi, sistem serta upaya mempertahankan


keutuhan negara ditempuh dengan melakukan pembangunan pada pertumbuhan ekonomi melalui
sistem penataan ekonomi nasional. Tujuan dilakukannya penataan ini adalah untuk mewujudkan
stabiilitas ekonomi yang akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia. Bidang ekonomi merupan salah satu bidang yang menjadi titik vital suatu negara
karena berhubungan langsung dengan kesejahteraan suatu bangsa. Untuk menanggapi hal ini,
maka pembangunan ekonomi sangatlah diperlukan dan harus dilakukan secara hati hati. Terlebih
lagi sekarang ini telah diselenggarakan pasar bebas ASEAN, dengan ini diharapkan Indonesia
mampu memperbaiki pertumbuhan ekonomi dengan cara meningkatkan produktivitas barang
dalam negeri.

Adapun upaya Indonesia untuk menghadapi ancaman di bidang ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan lapangan kerja baru dalam skala yang besar dengan tujuan memberantas kemiskinan.
2. Melakukan pembngunan infrastruktur dalam negeri.
3. Menciptakan sebuah iklim usaha secara kondusif.
4. Memanfaatkan teknogoli secara tepat guna untuk pemerataan lapangan kerja.
5. Tidak terlalu bergantung pada import produk dari luar negeri.
Sedangkan untuk dapat mewujudkan strategi menghadapi ancaman di bidang ekonomi
yang berasal dari faktor eksternal indonesia harus mampu melakukan pembangunan sekaligus
menjaga kerjasama antar negara, mejaga hubungan baik yang telah terjalin dalam tatanan politik
dunia. Hal tersebut diatas merupakan ancaman cara menghadapi ancaman non militer yang
datang dari bidang ekonomi.

Strategi Indonesia Untuk Menghadapi Ancaman Sosial Dan


Budaya
Ancaman indonesia di bidang sosial dan budaya dapat dibedakan menjadi dua kategori
yakni dari dalam dan dari luar. Ancaman sosial dan budaya dari dalam adalah kemiskinan,
keterbelakangan, kebodohan dan ketidakadilan yang beredar di suatu negara. isu isu tersebut
akan menjadi cikal bakal segala permasalahan yang muncul seperti terorisme, gerakan
separatisme, tindak kekerasan yang bersifat mengancam keutuhan persatuan dan kesatuan rakyat,
bangsa, dan negara.

Sedangkan faktor dari luar adalah seperti masuknya nilai nilau budaya asing dan
menggeser bahkan menggantikan tempat budaya dalam negeri sendiri. Hal ini dapat disebabkan
oleh adanya perkembangan teknologi baik teknologi informasi maupun telekomunikasi yang
notabennya memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi maupun berhubungan dengan
seseorang sekalipun terpaut dalam jarak yang jauh. Hal ini lama kelamaan akan menyebabkan
melemahnya nilai sosial dan budaya dalam sebuah negara yang akhirnya akan menjadi penyebab
utama suatu bangsa mudah diserang dari bidang non militer.

Untuk dapat memahami hubungan antara arus perkembangan teknologi dengan ancaman
sosial dan budaya maka simaklah artikel sebelumnya yang berjudul Globalisasi: Pengertian,
Penyebab dan Dampak Globalisasi
Dalam rangka upaya Indonesia menghadapi ancaman di bidang sosial budaya yang pengaruhnya
dari luar maka Indonesia melakukan beberapa langkah, strategi dan upaya seperti:
1. Memelihara keselarasan dan keseimbangan fundamental.
2. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya bertoleransi.
3. Menghargai adanya perbedaan. (Untuk memahami pentingnya menghargai
perbedaan maka simaklah artikel sebelumnya yang berjudul 5 Faktor Penyebab
Keberagaman Masyarakat Indonesia.
Strategi Indonesia Untuk Menghadapi Ancaman Ideologi
Ancaman ideologi sangat erat kaitannya dengan rasa nasionalisme yang dimili suatu
bangsa. Hal ini telah ditegaskan kembali dalam pembukaan undang undang dasar negara
republik indonesia tahun 1945. Ancaman ideologi merupakan suatu ancaman yang sangat
berbahaya karena dapat menyebabkan lunturnya rasa nasionalisme dan bersifat memecah belah
kesatuan bangsa.

Sebagai upaya untuk menghadapi ancaman ideologi yang dilakukan bangsa indonesia adalah
sebagai berikut:

1. Menumbuhkan rasa nasionalisme pada generasi muda melalui pembelajaran


kewarganegaraan.
2. Menerapkan paham pancasila dalam segala aktivitas berbangsa dan bernegara.
3. Ikut serta membela dan menjaga keutuhan bangsa dan negara.
Peran serta dan kesadaran masyarakat mempunyai makna bahwa individu harus
mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi
keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan bangsa dan Negara Indonesia untuk
mengatasi ancaman dalam membangun integrasi nasional. Peran serta masyarakat untuk
mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi nasional di antaranya adalah
sebagai berikut.

1. Tidak membeda-bedakan keberagaman misalnya pada suku, budaya, daerah dan


sebagainya
2. Menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianutnya
3. Membangun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional
4. Melakukan gotong royong dalam rangka peningkatan kesadaran bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
5. Menggunakan segala fasilitas umum dengan baik
6. Mau dan bersedia untuk berkerja sama dengan segenap lapisan atau golongan
masyarakat
7. Merawat dan memelihara lingkungan bersama-sama dengan baik
8. Bersedia memperoleh berbagai macam pelayanan umum secara tertib.
9. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
10. Mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam guna meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
11. Menjaga keamanan wilayah negara dari ancaman yang datang dari luar maupun dari
dalam negeri.
12. Memberi kesempatan yang sama untuk merayakan hari besar keagamaan dengan
aman dan nyaman.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN DAN SARAN


Dalam mengatasi ancaman integrasi nasional,sebagai warga Negara Republik Indonesia
seharusnya menumbuhkan rasa nasionalisme pada generasi muda melalui pembelajaran
kewarganegaraan. Ikut serta membela dan menjaga keutuhan bangsa dan negara. Peran serta
dan kesadaran masyarakat mempunyai makna bahwa individu harus mempunyai sikap dan
perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak
demi kebaikan bangsa dan Negara Indonesia untuk mengatasi ancaman dalam membangun
integrasi nasional.

Anda mungkin juga menyukai