Anda di halaman 1dari 7

POTENSI BAHAYA ALIRAN LAHAR DINGIN DI KALI GENDOL,

KECAMATAN KALASAN, KABUPATEN SLEMAN, DI YOGYAKARTA

RYOGA RIZKY RAMADHAN


111.160.097
Vulkanologi (Kelas D)
Program Studi Teknik Geologi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta
ryogarizky98@gmail.com

ABSTRAK

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida
panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi
sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Gunung
Merapi secara geografis Gunung Merapi terletak pada 7°32,5' Lintang Selatan dan 110°26,5' Bujur Timur. Gunung
Merapi merupakan gunungapi tipe strato, dengan ketinggian 2980 m dari permukaan laut. Potensi bahaya vulkanik
gunungapi Merapi salah satunya adalah aliran lahar dingin. Kali Gendol menjadi salah satu sungai yang menampung
banjir lahar. Dalam penelitian ini, dilakukan di Kali Gendol untuk menentukan estimasi kemampuan tampungan Kali
Gendol terhadap volume lahar dingin. Aliran lahar atau aliran debris ini secara umum dipengaruhi oleh kemiringan
lereng, jumlah material, faktor topografi dan geologi tanah, luas daerah pengaliran sungai, serta curah hujan sehingga
dilakukan perhitungan DAS Kali Gendol dengan menggunakan faktor-faktor tersebut untuk menghitung volume
muatan lahar maksimal bagi Kali Gendol. Metode penelitian dilakukan dengan kombinasi survei lapangan di tiga lokasi
pengamatan untuk checking dan mengetahui secara langsung kondisi endapan material Gunungapi Merapi di Kali
Gendol dan metode analisis matematis dengan perhitungan volume DAS daerah telitian. Hasil pengamatan endapan
material Gunung Merapi di tiga lokasi yang mencakup KRB 1, KRB 2, dan KRB 3 memperlihatkan adanya perbedaan
ukuran fragmen yang mana semakin ke zona distal fragmen semakin kecil dan jarak antar fragmen juga semakin besar.
Hasil estimasi volume sedimen lahar dingin di Kali Gendol adalah sebesar 4.340.870 m3 dengan daya tampung pada
Kali Gendol sebesar 5.875.219 m3. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa Kali Gendol masih mampu menampung
lebih banyak sedimen lahar dingin Gunungapi Merapi, yaitu sebanyak 1.534.349 m3

Kata kunci : Potensi bahaya Gunungapi, Merapi, aliran lahar, Volume DAS Kali Gendol.

1. PENDAHULUAN
Yogyakarta, lava tour, museum Merapi, kaliadem,
Gunung Merapi adalah gunung termuda bukit kali kuning, bunker kaliadem, bukit
dalam rangkaian gunung berapi yang mengarah ke klangon, dan lain sebagainya. Namun di sisi lain,
selatan dari Gunung Ungaran. Gunung ini Gunung Merapi sewaktu – waktu dapat erupsi.
terbentuk karena aktivitas di zona subduksi Material hasil erupsi ini kemudian mengalir
Lempeng Indo – Australia yang bergerak ke masuk ke sungai-sungai yang berhulu di wilayah
bawah Lempeng Eurasia menyebabkan gunung tersebut, salah satunya ke Kali Gendol.
munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang bagian Aliran lahar ini juga dipicu oleh curah hujan
tengah Pulau Jawa. Gunung Merapi secara tinggi di kawasan tersebut. Air adalah salah satu
geografis Gunung Merapi terletak pada 7°32,5' media utama dalam proses angkutan sedimen.
Lintang Selatan dan 110°26,5' Bujur Timur. Dengan demikian, intensitas hujan memberikan
Sedangkan secara administratif terletak pada pengaruh yang sangat signifikan terhadap
empat wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten fenomena migrasi sedimen material hasil erupsi
Sleman di Provinsi DI Yogyakarta, Kabupaten serta besarnya daya rusak yang ditimbulkan. Pada
Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten beberapa wilayah yang berada di DAS (Daerah
Klaten di Provinsi Jawa Tengah. Gunung Merapi Aliran Sungai) yang mempunyai ancaman lahar
merupakan gunung api tipe strato, dengan dingin dapat mengakibatkan kerusakan di sekitar
ketinggian 2980 meter dari permukaan laut. DAS yang kemudian membawa bencana di
Gunung Merapi terkenal wisata-wisata yang sepanjang alur sungai yang dilalui.
ditawarkan disekitarnya, diantaranya adalah Mengingat besarnya sumber sedimen yang
obyek-obyek wisata di wilayah Kaliurang terakumulasi di sekitar puncak Merapi, maka

1
diperlukan perhitungan estimasi volume Kali Penelitian ini dilakukan berdasarkan dengan
Gendol. Aliran lahar atau aliran debris ini KRB Merapi 2002 yang membagi Merapi
dipengaruhi oleh kemiringan lereng, jumlah kedalam tiga kawasan, yaitu KRB 1, KRB 2, dan
material, faktor topografi dan geologi tanah, luas KRB 3. Pengambilan sample, deskripsi, dan
daerah pengaliran sungai, serta curah hujan pengamatan dilakukan ditiap - tiap KRB untuk
sehingga dilakukan perhitungan DAS Kali Gendol mengetahui perbedaan muatan material vulkanik
dengan menggunakan faktor-faktor tersebut untuk dan persebarannya serta dampak yang
menghitung volume muatan lahar maksimal yang ditimbulkan dari aliran lahar.
dapat ditampung Kali Gendol. Metode kuantitatif dilakukan untuk
menghitung volume material vulkanik dengan
2. METODOLOGI mencermati karakteristik kecenderungan pola
intensitas hujan diintegrasi dengaan hasil
Pada penelitian ini dilaksanakan pada pengamatan di lapangan, diharapkan memperoleh
tanggal 13 Desember 2018 dari kampus UPN gambaran yang lebih jelas menyangkut besaran
―Veteran‖ Yogyakarta dengan waktu yang volume DAS sungai. Informasi ini dapat
ditempuh ke lokasi sekitar 1 jam dengan digunakan sebagai salah satu langkah awal dalam
mengendarai motor. Metode penelitian yang upaya perencanaan konsep pengelolaan dan
digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, penanggulangan bencana lahar dingin pada alur
kualitatif, dan deskriptif. Penelitian ini dilakukan sungai di kawasan gunung berapi yang masih
pada tiga titik di daerah aliran sungai (DAS) Kali aktif.
Gendol, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Pembagian zona KRB (Kawasan Rawan Bencana) Menurut


Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (2002) dan Lokasi Pengamatan

2
Gambar 2. Lokasi Penelitian pada Kali Gendol
(Sumber : Review master plan study, 2001)

LOKASI PENGAMATAN 1

Bagian Utara

Lokasi pengamatan pertama ini berada pada


KRB 1 yang merupakan zona distal Gunung
Merapi dengan koordinat 441233.04, 9151358.16
m yang mana didapatkan singkapan dengan
litologi berupa breksi berwarna hitam dengan
ketebalan 1.82 m, kondisi lapuk, struktur massif,
ukuran butir dari lanau sampai krikil, butiran
menyudut dengan jarak antar fragmen 1.6 sampai
2.1 cm, grain supported, dengan fragmen berupa Gambar 3. Foto Sabo
litik, arah orientasi dari fragmen relatif searah ke Azimuth N 178 E
Selatan menunjukan arah aliran dari Utara ke
Selatan

3
Gambar 7. Litologi
Gambar 4. Kontak o
Azimuth: N121 E
o
Azimuth: N313 E

Bagian Timur

Pada bagian Timur ditemukan singkapan


dengan litologi berupa breksi setebal 2.6 m
dengan warna abu-abu muda, tingkat pelapukan
tinggi ditunjukan dengan struktur pelapukan
oleh air pada gambar 11. struktur massif,
ukuran butir dari pasir halus sampai krakal,
butiran menyudut dengan jarak antar fragmen
1.6 sampai 3.3 cm, grain supported, dengan
fragmen berupa litik, arah orientasi dari Gambar 8. Fragmen
o
fragmen relatif searah ke Selatan menunjukan Azimuth: N114 E
arah aliran dari Utara ke Selatan.

Gambar 5. Kontak
o Gambar9. Litologi
Azimuth: 103 E o
Azimuth: N134 E

Bagian Barat

Pada bagian Barat ditemukan singkapan


batuan berupa breksi perselingan endapan
laharikyang belum terkonsolidasi dengan
ketebalan 7.1 m, tingkat pelapukan sangat tinggi.
Tidak ditemukan singkapan yang fresh pada
lokasi ini. Struktur masif, ukuran butir dari pasir
halus sampai krikil, butiran menyudut dengan
Gambar 6. Kontak jarak antar fragmen 1.3 sampai 2.7 cm, mud
o
Azimuth: N104 E supported, dengan fragmen berupa litik.

4
Gambar 10. Litologi
o
Azimuth: N257 E Gambar 12. Arang penciri endapan medial
o
Azimuth: N272 E

LOKASI PENGAMATAN 2

Gambar13. Litologi
o
Azimuth: N276 E

LOKASI PENGAMATAN 3
Gambar 11. Sabo
Azimuth N 7 E
Lokasi pengamatan kedua ini berada pada
KRB 2 yang merupakan zona medial Gunung
Merapi dengan koordinat 440308.33, 9158285.10
m yang mana ditemukan singkapan setebal 3.1 m
berupa endapan breksi berwarna coklat dengan
kondisi lapuk, struktur massif, ukuran butir dari
lanau sampai kerakal, butiran menyudut dengan
jarak antar fragmen 1.2 sampai 2 cm, grain
supported, dengan fragmen berupa arang yang
merupakan penciri endapan medial dan juga
terlihat adanya sisipan-sisipan endapan
Gambar 14. Sabo
piroklastik halus berwarna putih. Jarak antar Azimuth 85 E
fragmen pada zona medial ini relatif lebih rapat Lokasi pengamatan kedua ini berada pada
dibanding zona distal. Ukuran butirpun KRB 3 yang merupakan zona proximal Gunung
meningkat karena lokasinya yang lebih dekat Merapi dengan koordinat 440197.51, 9158693.39
dengan pusat/core Gunung Merapi. m yang mana ditemukan singkapan setebal 6.2 m
berupa endapan breksi berwarna abu-abu tua
dengan kondisi fresh karena pada lokasi ini
terdapat penambangan sirtu, struktur kurang
terlihat akibat aktivitas penambangan, ukuran
butir dari pasir halus sampai bongkah, butiran
menyudut dengan jarak antar fragmen 0.7 sampai
1.8 cm, dengan fragmen litik dan endapan-
endapan tak terkonsolidasi, grain supported,
ukuran butir semakin ke zona proximal semakin
Foto 12. Singkapan

5
besar mengingat distribusi endapan yang semakin 4. Melakukan editing peta mencakup
menjauhi core semakin halus, sedangkan pada pemberian grid pada peta, kop, peta
zona ini merupakan zona yang paling dekat dari index dan keterangan.
zona core Gunung Merapi

Gambar 15. Singkapan


o
Azimuth: N317 E

PERHITUNGAN VOLUME DAS KALI


GENDOL

Banjir lahar dingin terjadi karena bentuk


Gunungapi Merapi adalah strato berlereng curam,
sehingga pada saat hujan dapat memicu
terjadinya banjir lahar. Banjir lahar yang terjadi
berpotensi menghasilkan tenaga yang cukup
besar untuk mengangkut material yang berada
pada lereng Gunungapi Merapi. Material-material
yang terangkut berupa pasir, krikil bahkan
bongkahan-bongkahan batu yang cukup besar,
fenomena batu besar yang terangkut oleh air
dapat disaksikan pada Kali Gendol ini.
Gambar 16. Peta Kali Gendol
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur
kapasitas DAS Kali Gendol untuk menampung B. Mengunakan software Global Mapper
muatan lahar dingin yang berjumlah 4.340.870 1. Input data SRTM yang diperoleh dari
m3. srtm.csi.cgiar.org pada software Global
Pengukuran estimasi volume tampungan Mapper.
aliran lahar dingin di Kali Gendol dilakukan pada 2. Memotong SRTM sesuai dengan Kavling
tiga titik lokasi yaitu pada zona proximal, medial, daerah telitian.
distal yang terdapat pada KRB 1, 2, dan 3. 3. Buat peta DAS Kali Gendol dengan cara
Pengolahan data dilakukan menggunakan Klik analysis pada menu bar — pilih
software ArcGIS dan Global Mapper. Data yang Generate watershed — klik ok
dibutuhkan berupa SHP kontur, sungai, jalan, dan 4. Menghitung Volume dengan cara klik
batas administrasi daerah yang diambil dari Tools pada menu bar — pilih measure
website tanahair.indonesia.go.id dan data SRTM tool — trace DAS Kali Gendol — klik
yang diperoleh dari srtm.csi.cgiar.org. measure value — klik ok.
Metode perhitugan volume DAS dilakukan
dengan:
A. Mengunakan software ArcGIS
1. Masukan data SHP kontur, sungai, jalan,
dan batas administrasi daerah untuk
mendapatkan peta Kali Gendol.
2. Masukan koordinat ketiga lokasi
pengamatan.
3. Buat kavling daerah telitian beserta
plotan titik lokasi pengamatan.

6
 Berdasarkan hasil perhitungan volume
yang didapat, Kali Gendol masih mampu
menampung lebih banyak sedimen lahar
dingin Gunungapi Merapi, yaitu
 sebanyak 1.534.349 m  3

 Litologi yang didapatkan pada lokasi


pengamatan satu adalah breksi dan
endapan laharik dengan fragmen litik
serta material tak terkonsolidasi dengan
arah orientasi dari fragmen relatif searah
ke Selatan menunjukan arah aliran dari
 Utara ke Selatan.
 Litologi yang ditemukan pada lokasi
pengamatan kedua adalah breksi dengan
ukuran butir lebih besar dari breksi yang
berada pada lokasi pengamatan pertama
dengan fragmen berupa arang dan litik
 berukuran kerikil-kerakal.
 Litologi yang ditemukan pada lokasi
pengamatan ketiga adalah breksi dengan
fragmen berukuran bongkah dan jarak
antar fragmen relatif lebih rapat dari
 lokasi pertama dan kedua.
Gambar 17. Peta DAS Kali Gendol  Distribusi ukuran butiran sedimen
berangsur mengecil dari zona proximal
Melalui prosedur diatas, didapatkan estimasi ke distal dengan jarak antar fragmen
volume tampungan sedimen lahar dingin di Kali semakin kearah distal semakin jauh.
Gendol dari ketiga titik sampel didapatkan
DAFTAR PUSTAKA
sebesar 5.875.219 m3 sehingga Kali Gendol
masih mampu menampung lebih banyak sedimen Perka No. 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman
lahar dingin Gunungapi Merapi, yaitu sebanyak Umum Pengkajian Risiko Bencana. Badan
1.534.349 m3 Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB)
4. KESIMPULAN Kabupaten Sleman Dalam Angka. 2010. Badan
 Kali Gendol merupakan salah satu sungai Pusat Statistik Kabupaten Sleman.
yang berhulu di Gunung Merapi. Daerah Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
aliran Kali Gendol yang berpotensi 2013. http://www.vsi.esdm.go.id (diakses
terkena dampak lahar dingin adalah pada 15 Desember 2018)
 daerah di hilir. BadanInformasi Publik, Pusat Informasi
 Aliran lahar atau aliran debris ini Kesejahteraan Rakyat, 2008, Memahami
dipengaruhi oleh kemiringan lereng, Bencana, Informasi Tindakan Masyarakat
jumlah material, faktor topografi dan Mengurangi Resiko Bencana, Departemen
geologi tanah, luas daerah pengaliran Komunikasi dan Informatika RI, Jakarta
 sungai, serta curah hujan. Noor, Djauhari. 2008. Perencanaan Tata Guna
 Estimasi volume sedimen lahar dingin di Lahan Berbasis Mitigasi Bencana Geologi.
Kali Gendol sebesar 4.340.870 m3 Uyitno, Putro._____. Dampak Bencana Aliran
 Estimasi volume tampungan sedimen Lahar Dingin Gunung Merapi Pasca Erupsi
 lahar dingin di Kali Gendol dari ketiga Di Kali Putih. Jurnal. Program
titik sampel didapatkan sebesar Doktor Teknik Sipil Universitas
5.875.219 m3 Diponegoro, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai