Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A.Definisi Kualitas Siaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) Kualitas adalah tingkat baik


buruknya sesuatu; kadar.

Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara
dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifatinteraktif
maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran.

B.Masalah Sistemik Kualitas Siaran di Indonesia

Kualitas media telivisi di Indonesia saat ini menjadi topik yang hangat untuk
diperbincangkan.Terlebih bagi media televisi yang sudah menjadi kebutuhan utama
bagi masyarakat di Indonesia.Media televisi mempunyai pengaruh yang begitu besar
terutama terhadap perkembangan anak.Hampir semua stasiun televisi nasional
menyiarkan program acaranya demi meraup keuntungan semata tanpa melihat
kualitas ini program acaranya.

Faktanya, jumlah jam masyarakat Indonesia menonton televisi setiap


tahunnya terus meningkat. Lembaga penelitian Neilson melakukan penelitian pada
tahun 2014 terhadap empat kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang,
Yogyakarta) dan lima kota besar di luar Pulau Jawa (Medan, Makassar, Palembang,
Denpasar dan Banjarmasin) menyatakan bahwa “Rata-rata masyarakat Indonesia
menonton TV lima jam per hari. Tepatnya, 5 jam 1 menit untuk masyarakat di pulau
Jawa, dan 5 jam 12 menit untuk masyarakat di luar Jawa

Berikut data akses rumah tangga terhadap media televisi pada tahun 2015-2017:

1
Tahun 2015

Sumber:
https://balitbangsdm.kominfo.go.id/?mod=publikasi&a=dl&page_id=113&cid=9&download
_id=97 diakses pada 23 Februari 2019.

Tahun 2016

2
sumber:
https://balitbangsdm.kominfo.go.id/?mod=publikasi&a=dl&page_id=216&cid=9&download
_id=163 diakses pada 23 Februari 2019

Tahun 2017

Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/07/27/penetrasi-televisi-masih-
yang-tertinggi diakses pada 23 Februari 2019

Dari ke tiga data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Televisi masih
menjadi media utama bagi masyarakat Indonesia. Hal ini tercermin dari data
Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia yang menunjukkan
bahwa penetrasi televisi terus mengalami trend kenaikan pada tahun 2015 sebesar
86,7%,pada tahun 2016 87,7% dan pada tahun 2017 sebanyak 96%.

3
Sumber: http://bali.tribunnews.com/2018/11/02/kpi-masyarakat-keluhkan-kualitas-
program-siaran-tv-indonesia diakses pada 23 Februari 2019

Di dalam artikel diatas dijelaskan bahwa banyak masyarakat saat ini menilai
berbagai kualitas program tayangan masih belum ada yang berkualitas baik.misalnya
adalah Kualitas tayangan saat ini bisa dibilang belum mampu memberikan dampak
yang baik bagi masyarakat, seperti tayangan dengan durasi waktu yang berlebihan,
tidak terlalu mendidik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kemudian salah satu faktor yang menyebabkan kualitas siaran di Indonesia


menjadi masalah sistemik adalah TV Indonesia didominasi oleh TV swasta.TV
swasta adalah institusi bisnis yang tentu orientasinya adalah profit, bukan untuk
memberikan pendidikan kepada masyarakat. Karena orientasinya soal profit, wajar
jika tayangan yang ditayangkan tidak harus tayangan yang mendidik. Misalanya
dengan membanjirnya tayangan drama dari luar negeri, dari Korea, Taiwan dan
yang kekinian sekarang drama dari India dan Turki.

Masalah sistemik selanjutnya yang menyebabkan kualitas siaran di Indonesia


menjadi masalah yang sistemik adalah karena adanya system Rating. Untuk
mendapatkan profit, televisi harus mendapatkan iklan. Para pengiklan baru bersedia
memberi iklan untuk acara yang laku ditonton pemirsa. Tentu pengiklan tidak ingin
rugi karena pengeluaran untuk iklan sangat besar sehingga mereka harus memastikan
iklan mereka ditonton oleh lebih banyak orang. Sistem Rating juga Mengacu pada
4
rating yang dilepaskan ke pasar begitu saja.sehingga menjadi problem yang besar
dan mengakibatkan mekanisme industri tidak memberi ruang pada kualitas.

Faktor Tidak efektifnya KPI juga menjadi suatu masalah yang sistemik di
dalam kualitas siaran di Indonesia .Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) adalah
perwujudan dari masyarakat untuk memonitor kualitas penyiaran. KPI memiliki
wewenang untuk menetapkan standar siaran, menentukan pedoman perilaku
penyiaran, memberikan sanksi terhadap standar dan pedoman perilaku penyiaran,
dan melakukan koordinasi dengan pemerintah/lembaga/ masyarakat.

Dari kualitas yang ada di televisi saat ini, Laporan Remotivi tahun 2015
tentang KPI menunjukkan bahwa 94% masyarakat tidak puas dengan kinerja KPI.
KPI sudah sering kali memberikan teguran berupa sanksi terhadap program televisi
yang melakukam pelanggaran tapi sanksi itu tidak mampu membuat efek jera.
Sebabnya pelanggaran berulang terus diberikan sanksi yang sama meski KPI
memilliki format sanksi yang bertingkat.

Berikut data Jumlah Pelanggaran dan Teguran yang diberikan oleh KPI
kepada program televisi yang melakukan pelanggaran pada tahun 2015-2017

400 377

350

300

250 225
Pelanggaran
200 175 Teguran Tertulis
157
150 Pengehentian Sementara

100 82
69
50
2 4 5
0
2015 2016 2017

sumber :data diolah dari berbagai sumber .

5
Sumber: https://www.viva.co.id/berita/nasional/989887-tahun-ini-pelanggaran-
siaran-tv-dan-radio-menurun Diakses pada 23 februari 2019.

6
Sumber:
https://nasional.kompas.com/read/2016/11/24/15064581/sanksi.kpi.tak.membuat.jera
diakses pada 23 Februari 2019.

Sumber: https://www.liputan6.com/news/read/2391819/sepanjang-2015-kpi-
keluarkan-ratusan-sanksi-untuk-14-stasiun-tv diakses pada 23 Februari 2019.

Berdasarkan data penjatuhan sanksi ,dapat dilihat bahwa selama tahun 2015-2017
KPI telah mengeluarkan sanksi Administratif pada tahun 2015 sebanyak 225 teguran
tertulis dan 2 Penghentian acara,pada tahun 2016 sebanyak 157 teguran tertulis 1 dan
melaksanakan 4 penhentian acara pada program televisi dan pada tahun 2017
mengalami penurunan jumlah yaitu 69 teguran tertulis dan mengalami jumlah
kenaikan pada penghentian acara program sebanyak 5 program acara.

Anda mungkin juga menyukai