Contoh Mix Design Kuat Tekan 17
Contoh Mix Design Kuat Tekan 17
1.1 PENDAHULUAN
Tujuan utama mempelajari sifat-sifat dari beton adalah untuk perencanaan dari
campuran (mix design), yaitu pemilihan dari bahan-bahan beton yang memadai serta
menentukan kuantitas masing-masing bahan untuk menghasilkan beton yang seekonomis
mungkin. Apabila tidak tersedia cukup data yang menunjukkan bahwa suatu campuran
beton tertentu yang diharapkan dapat menghasilkan mutu beton yang disyaratkan dan atau
bahwa Deviasi Standart Rencana yang diusulkan benar-benar akan tercapai dalam
pelaksanaan yang sesungguhnya, maka harus diadakan percobaan pendahuluan. Sebagai
persiapannya dianjurkan untuk mengadakan dulu percobaan-percobaan di laboratorium.
Perencanaan campuran merupakan bagian yang terpenting dari suatu pelaksanaan
struktur beton. Sebelum diadakan perencanaan campuran, semua bahan dasar dari semen,
pasir, kerikil, atau batu pecah dan air harus diperiksa terlebih dahulu mutunya.
Suatu campuran beton harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi
syarat-syarat berikut:
a. Campuran yang seekonomis mungkin
Masalah ekonomi berkaitan dengan suatu pelaksanaan pembuatan campuran
beton. Dalam pembuatan campuran beton diharapkan mempunyai ruang pori adukan
yang minimum, karena makin minimum ruang porinya makin sedikit pasta yang
dipergunakan, sehingga kebutuhan juga berkurang. Oleh karena itu yang paling
menentukan perencanaan campuran beton adalah bahan atau material.
Dengan melihat harga semen yang lebih mahal dari pada harga agregat maka
dengan mengurangi kadar semen suatu faktor penting dalam menurunkan biaya
pembuatan beton. Hal ini dilakukan dengan cara memakai slump yang rendah sesuai
dengan batas yang diizinkan, memakai ukuran butir maksimum agregat dan bila perlu
dipakai bahan admixture. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan nilai
slump yang rendah yaitu dapat mengurangi terjadinya penyusutan beton dan panas
hidrasi rendah. Tetapi apabila kadar semen terlalu rendah akan dapat menurunkan
kekuatan awal beton.
b. Campuran mudah dikerjakan pada saat masih muda (workabilitas).
Dalam desain yang baik campuran harus mudah dikerjakan dan dipadatkan
sesuai peralatan yang tersedia. Kemampuan penyelesaian akhir harus ditingkatkan
sehingga segregasi (pemisahan agregat dengan pasta semen) dan bleeding (keluarnya
air yang berlebihan) dapat dikurangi. Kebutuhan air untuk workabilitas yang minimun
dengan menambah mortar semen sedikit dari pada penambahan banyak air atau
agregat halus.
c. Memenuhi kekuatan karakteristik yang dikehendaki dan keawetannya.
Yang dimaksud dengan kekuatan karakteristik adalah kekuatan tekan, dimana
dari sejumlah besar hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan
yang kurang dari itu terbatas sampai 5 % saja. Pada umumnya spesifikasi beton akan
memerlukan kekuatan tekan yang minimum. Ini penting untuk menjaga supaya
kebutuhan ini tidak bertentangan satu dengan yang lain. Spesifikasi ini juga
menghendaki bahwa beton harus persyaratan keawetan yang dikehendaki, seperti
perlawanan terhadap pembekuan dan pencairan atau terhadap serangan bahan kimia
pertimbangan ini selanjutnya memberikan batas penentuan untuk faktor air semen
atau kadar air semen.
Tabel 1.1 Faktor modifikasi untuk deviasi standar jika jumlah pengujian kurang
dari 30 contoh.
Jumlah pengujian Faktor modifikasi untuk deviasi standar
kurang dari 15
Gunakan Tabel 1.2
contoh
15 contoh 1,16
20 contoh 1,08
25 contoh 1,03
30 contoh atau lebih 1
Bila fasilitas produksi beton tidak mempunyai catatan hasil uji lapangan untuk
deviasi standar yang memenuhi ketentuan, maka kuat rata-rata perlu (𝑓𝑐𝑟′ )harus
ditetapkan berdasarkan Tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2 Kuat tekan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untuk menetapkan
deviasi standar
Persyaratan kuat tekan Kuat tekan rata-rata perlu
𝑓𝑐′ (MPa) 𝑓𝑐′ (MPa)
Kurang dari 21 𝑓𝑐′ +7,0
21 sampai dengan 35 𝑓𝑐′ +8,5
lebih dari 35 𝑓𝑐′ +10,0
Karena produksi beton tidak memiliki catatan hasil uji, dan diketahui 𝑓𝑐′ =17 MPa.
Maka , 𝑓𝑐𝑟′ = 17 + 7.0 = 24.0 MPa.
3. Jenis Semen
Menurut SII 003-81 semen Portland dibagi menjadi lima jenis:
Jenis I : Semen untuk penggunaan umum, tidak memerlukan persyaratan
khusus.
Jenis II : Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas hidrasi sedang.
Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras).
Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah.
Jenis V : Semen untuk beton yang sangat tahan terhadap sulfat.
Semen yang digunakan adalah semen PortlandJenis I.
4. Jenis Agregat
Adapun jenis agregat dibedakan menjadi dua yaitu agregat alami dan batu
pecah. Jenis Agregat halus merupakan agregat alami sedangkan agregat kasar
yang digunakan merupakan batu pecah.
Cara Pertama
Grafik 1.1 Hubungan FAS dan Kuat Tekan Silinder Beton
240
0
0.57
240
0,58
8
Untuk f`cr = 24 MPa dan Umur 28 hari dan Jenis semen Tipe I maka, Faktor
air semen didapat sebesar 0,58.
Cara Kedua
Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan Tabel 1.3,
sesuai dengan semen dan agregat yang akan dipakai.
Lihat Grafik 1.2 untuk benda uji berbentuk silinder.
Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,5 sampai memotong
kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir 2 di atas.
Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan sampai
memotong kurva yang ditentukan pada sub butir 3 di atas.
Tarik garis tegak lurus ke bawah melalui titik potong tersebut untuk
mendapatkan faktor air semen yang diperlukan.
Tabel 1.3 Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) dengan FAS 0,5
Jenis Agregat
Jenis Semen
Kasar 3 7
28 Hari 91 Hari
Hari Hari
Alami 17 23 33 40
Semen Portland
(Tipe I, II, V) Batu Pecah 19 27 37 45
21 28 38 44
Semen Portland Alami
(Tipe III)
Batu Pecah 25 33 44 48
Untuk Umur 28 Hari , Jenis Semen Tipe I didapat Kuat Tekan 37 MPa.
Grafik 1.2. Hubungan Antara Kekuatan Tekan Beton dan Faktor Air Semen
untuk umur 28 Hari dan fc` = 37 MPa
37
28 HARI
37
24
0,645
Faktor air semen didapatkan dari grafik untuk Umur 28 Hari dan Kuat Tekan
37 MPa, sebesar 0,645.
Cara Ketiga
FAS
Uraian
Maksimum.
1. Beton di dalam ruang bangunan
a. Keadaan keliling non korosif
0,60
b. Keadaan keliling korosif disebabkan kondensasi
atau uap-uap korosif 0,52
Dalam Tanah
< 0,2 < 1,0 < 0,3 Tipe I, dengan atau 0,50
tanpa Pozolan (15-
40)%
0,2 – 1,0 – 1,9 0,3 – 0,50
Tipe I tanpa Pozolan
0,5 1,2
Tipe I + Pozolan(15- 0,55
40)% atau S.P.Pozolan
Tipe II atau V
0,55
Tipe I + Pozolan(15-
1,9 – 3,1 40)% atau S.P.Pozolan 0,45
0,5 – 1,2 – Tipe II atau V
1,0 2,5 Tipe II atau V
Tipe II atau V dan 0,45
3,1 – 5,6 Lapisan Pelindung 0,45
Slump (cm)
No Uraian
Max Min
Untuk penggunaan beton sebagai kolom dari Tabel 1.6 diambil range nilai slump
adalah 7,5-15 cm.
Keterangan : Dalam Tabel 1.7 apabila agregat halus dan kasar yang dipakai dari
jenis yang berbeda (alami dan pecahan), maka jumlah air yang
diperkirakan diperbaiki dengan rumus:
A = 0,67 Ah + 0,33 Ak
Data pada tabel di atas tidak di pakai dalam percobaan karena beton tidak
berhubungan dengan air tanah yang mengandung sulfat.
Tabel 1.10 Kandungan semen minimum beton bertulang dalam air
e
Dari perhitungan didapat untuk agregat halus (pasir) termasuk zona 3 dan untuk
agregat kasar termasuk zona 1.
35
0,58
Tentukan persentasi fraksi pasir berdasarkan Grafik 1.3 berikut:
Grafik 1.3 Proporsi pasir untuk nilai slump 7,5-15 cm dan ukuran
maksimum agregat 40 mm.
2700
Berat Jenis Agregat gabungan (pasir-kerikil)
batu pecah atas dasar kering permukaan
2600
2500
BJ Beton dalam Keadaan Basah (kg/m3)
2460
2,726 2,9
Agregat batu pecah
2400
2,7
2300
2,6
Grafik 1.4Berat Jenis Agregat Gabungan
2,5
2200
2,4
2100
184,9
100 120 140 160 180 200 220 240 260
Untuk kebutuhan air 184,9 liter/m3 dan berat jenis agregat gabungan 2,726.
Didapat berat jenis beton dalam keadaan basah sebesar 2460 kg/m3.
19. Berat Agregat Gabungan (Berat Pasir + Berat Batu Pecah)
Kebutuhan Ag.Gabungan = BJ Beton Basah – Kebutuhan Semen – Kebutuhan Air
Kebutuhan Ag.Gabungan = 2460 – 318,793–184,9 = 1956,307 kg/m3
Jadi agregat gabungan yang dibutuhkan adalah sebesar 1956,307 kg/m3
Ah A1 5,8 2,88
Pasir = x B = x 684,707
100 100
= 19,993 kg/m3
Kebutuhan pasir = 684,707+ 19,993= 704,7kg/m3
Ak A2 1,5 0,50
Batu Pecah = x C = x 1271,6
100 100
= 12,716kg/m3
Maka bahan yang diperlukan untuk benda uji adalah sebagai berikut:
a. semen = 0,0318 318,793 = 10,138 kg
b. air = 0,0318 184,9 = 5,880 liter
c. pasir = 0,0318 704,7 =22,409 kg
d. batu pecah = 0,0318 1284,316= 40,841kg
Kebutuhan bahan-bahan
No. : Per-m3 Satuan
campuran beton
1. Air : 152,191 liter
2. Semen : 318,793 kg
3 Agregat halus (pasir) : 704,7 kg
4. Agregat kasar (kerikil) : 1284,316 kg
TOTAL : 2492,709 kg