Anda di halaman 1dari 8

Diare

1. Definisi diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Diare merupakan buang air
besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut
dapat/tanpa disertai lendir dan darah (IDAI, 2011).
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3
kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau
tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. Pada
bayi yang meminum ASI frekuensi buang air besarnya lebih dari 3-4 kali
per hari, keadaan ini tidak bisa disebut diare tetapi masih bersifat fisiologis.
Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong
diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa karena saluran cerna belum
berkembang dengan baik (IDAI, 2011).
“Pada kasus ini pasien mengalami BAB encer (mencret)
sebanyak 4 kali) dirumahnya berwarna hitam, cair berisi ampas
makanan, selama perawatan dirumah sakit, pasien mencret namun
berwarna hijau dan mulai berubah menjadi kekuningan, cair dan
berisi ampas makanan”

2. Etiologi
Diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorbsi (gangguan
penyerapan zat gizi), makanan, dan faktor psikologis.
a. Faktor infeksi
Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare
pada anak. Jenis — jenis infeksi yang menyerang antara lain: Infeksi
oleh bakteri seperti Eschericia coli, Salmonella, Vibrio cholera,
Shigella, dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan dan
patogenik seperti pseudomonas, Infeksi basil (disentri), Infeksi virus
rotavirus, Infeksi parasit oleh cacing (Ascaris lumbricoides) Infeksi
amoeba (amebiasis) Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil,

1
bronchitis, dan radang tenggorokan, dan Keracunan makanan
b. Alergi makanan
alergi susu sapi, protein kedelai, alergi multiple
c. Faktor malabsorpsi
Faktor malabsorpsi dibagi menjadi dua yaitu malabsorpsi
karbohidrat dan lemak. Pada bayi malabsorbsi karbohidrat dapat terjadi
karena kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula dapat
menyebabkan diare. Sedangkan malabsorbsi lemak terjadi bila dalam
makanan terdapat lemak yang disebut trigliserida. Jika tidak ada lipase
dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat muncul karena lemak
tidak terserap dengan baik
d. Faktor makanan
Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang
tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah, dan kurang
matang. Makanan yang terkontaminasi jauh lebih mudah
mengakibatkan diare pada anak.
e. Faktor psikologis
Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak dapat
menyebabkan diare kronis. Tetapi jarang terjadi pada anak balita
umumnya terjadi pada anak yang lebih besar (Widjaja, 2002).

Pertimbangkan apakah diare termasuk primer (infeksi pada saluran cerna) atau
sekunder ( gejala ikutan dari penyakit sistemik, seperti bronkopneumoni, ensfalitis
dan sebainya.
Pada kasus ini, setelah dilakukan pemeriksaan penunjang
yakni pemeriksaan DL (leukosit) hesilnya terjadi peningkatan
yakni 14,62 103 uL ( nilai rujukan 3,5-10 103 uL) kemungkinan
penyebab diare pada kasus ini adalah factor infeksi

3. Klasifikasi diare
 Menurut WHO (2005), diare dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.

2
Akibat adanya dehidrasi, sedangkan dehidrasi adalah penyebab
utama kematian bagi penderita diare.
b. Disentri, yaitu diare yang disertai dengan darah dalam
tinjanya. Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat
badan secara cepat, dan adanya kerusakan pada mukosa.
c. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14
hari secara terus menerus. Diare yang disertai dengan malnutrisi
berat.
 Klasifikasi diare pada anak berdasarkan derajat dehidrasi

3
Pada kasus ini ibunya pasien mengaku kalau anaknya
mengalami gejala demam disertai muntah-muntah sebanyak 3 kali
berisi susu dan setiap kali diberikan susu kembali pasien akan
muntah lagi. Selain muntah pasien juga mengalami mencret
sebanyak 4 x dirumah, dari anamnesa tersebut sudah dipastikan
kalau anaknya mengalami diare akut yanki ≤ 14 hari.
Diagnosa
a. Anamnesa
Perlu ditanyakan deskripsi diare ( frekuensi, lamanya diare
berlangsung, warna, konsistensi tinja, adanya lender, atau darah dalam
tinja) adanya muntah, tanda dehidrasi, (rasa haus anak rewel, /lemah,
BAK terakhir) demam, kejang, jumlah cairan masuk, riwayat makan
dan minum, penderita disekitarnya, pengobatan yang diterima, dan
gejala invaginasi ( tangis keras dan bayi pucat)
Sesuai alloanamnesa oleh ibunya, ibunya mengaku kalau
anaknya mengalami demam sudah sejak 2 Hari, demam dirasakan
terus menerus semakin lama semakin tinggi suhu badannya, demam
disertai muntah-muntah sebanyak 3 kali berisi susu dan setiap kali
diberikan susu kembali pasien akan muntah lagi. Selain muntah
pasien juga mengalami mencret sebanyak 4 x dirumah, berwarna

4
hitam, cair berisi ampas makanan, selama perawatan dirumah
sakit, pasien mencret namun berwarna hijau dan mulai berubah
menjadi kekuningan, cair dan berisi ampas makanan.

b. Pemeriksaan fisik
Periksa keadaan umum, kesadaran tanda vital dan berat badan.
Periksa taanda-tanda dehidrasi, rewel/gelisah, latergis/kesadaran
berkurang, mata cekung, cubitan kulit perut kemlai lambat (turgor
abdomen), haus minum lahap, malas/tidak dapat minum, ubun-ubun
cekung, air mata berkurang/tidak ada, keadaan mukosa mulut Tanda-
tanda ketidakseimbangan asam basa dan elektroli: kembung akibat
hipokalemi, kejang akibat gangguan natrium, napas cepat dan dalam
akibat asidosis metabolic.
Dalam kasus ini. Setelah pasien dan ibunya datang ke
RS dilakukan pemeriksaan fisik dan di temukan : mata
cowong / cekung, turgor kulit kembali lambat, mukosa bibir
kering, Konjungtiva pucat. Sesuai dengan pemeriksaan fisik
yang dilakukan dapat di simpulkan kalau pasin ini jelas
mengalami dehidrasi ringan-sedang.

c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tinja, namun tidak rutin dilakukan, kecuali ada
tanda-tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis. Dapat
dilakukan secara makroskopik, mikroskopik, maupun kimiawi
Dehidrasi berat : elektrolit serum, analis gas darah, nitrogen
urea, kadar gula dara

4. Tatalaksana
Pada prinsipnya ada lima pilar tata laksana diare menurut WHO:
1) Berikan oralit
2) Berikan tablet zink selama 10 hari berturut-turut
3) Teruskan ASI –Makana

5
4) Berikan Antibiotik secara selective
5) Berikan nasihat pada ibu / keluarga

Tatalaksana diare sesuai derajat dehidrasinya.

Diare Akut Dehidrasi Berat


 Rehidrasi intravena, 100 cc/KgBB cairan ringer laktat atau ringer
asetat (jika tidak ada, gunakan Salin normal) dengan ketentuan berikut:

Pertama berikan 30 cc/ KgBB dalam Selanjutnya, 70 cc/ KgBB


Umur <12 bulan 1 jam 5 jam
Umur ≥12 bulan 30 menit 2,5 jam

Diikuti rehidrasi oral jika sudah dapat minum, dimulai 5cc/KgBB/jam selama
proses rehidrasi;
 Periksa kembali status hidrasi anak setiap 15-30 menit,
klasifikasikan ulang derajat dehidrasi setelah 3 jam (untuk anak) atau 6 jam
(untuk bayi) . Tata laksana selanjutnya diberikansesuai derajat dehidrasi
tersebut;
 Jika tidak ada fasilitas intravena, pasang pipa nasogastrik dan beri
20cc/KgBB/jam selama 6 jam atau rujuk segera ke rumah sakit.

Diare Akut Dehidrasi Ringan-Sedang


 Pasien dipantau di puskesmas/rumah sakit;
 Berikan larutan oralit dalam waktu 3 jam pertama sebanyak
75cc/KgBB, ajarkan ibu memberi oralit sedikit-sedikit tapi sering (small but
frequent) dengan sendok teh, cangkir, mangkok, atau gelas. Bila anak
muntah tunggu 10 menit, lalu lanjutkan dengan lebih lambat;
 Lanjutkan pemberian ASI;
 Periksa kembali dan klasifikasikan ulang setelah 3 jam,
Diare Akut Tanpa Dehidrasi

6
Dapat dilakukan terapi rawat jalan dengan empat aturan perawatan di
rumah sebagai berikut (juga berlaku untuk diare dengan dehidrasi setelah
perawatan).
 berikan cairan tambahan, seperti AS1, yang lebih sering dan lama,
fika analc tidak memper oleh ASI elksidusif, berikan oralit, air matang, atau
cairn makatian (kuah sayur, air tajin), Pada kasus diare dengan dehidrasi,
berikan 6 bungkus oralit (@200cc), berikan 100 cc tiap kali BAB;
 Beri tablet zink selama 10 14 hari, yaitu ½ tablet (10 mg)/hari untuk
anak usia <6 bulan dan 1 tablet (20 mg)/hari untuk anak usia ≥ 6bulan. Zink
bermanfaat untuk menurunkan frekuensi BAB dan meniperbaiki volume
tinja, mengurangi lama diare, serta menurunkan kejadian (diare pada bulan-
bulan berikutnya;
 Beri makanan segera setelah anak dapat makan. Lanjutkan
pemberian makan atau AS1,dengan pola sedikit tapi sering (sekitar 6
kali/hari);
 Edukasi kapan harus kembali (jika keadaan anak memburuk, tidak
dapat/malas minum, timbul demam, timbul darah dalam tinja, tidak
membaik setelah 5 hari).

Terapi Lainnya:
 Antibiotik tidak digunakan secara rutin dan hanya bermanfaat pada
anak dengan diare berdarah (disentri), suspek kolera, dan infeksi berat lain
yang tidak berhubungan saluran pencernaan. Penggunaan antibiotik tidak
rasional akan mengganggu keseimbangan flora usus sehingga
memperpanjang diare menjadi persisten, mempersulit penyembuhan, dan
meningkatkan kemungkinan penularan. Selain itu juga menyebabkan
resistensi kurnan terhadap antibiotik;
 Obat antiprotozoa jarang digunakan;
 Obat-obatan antidiare tidak boleti diberikan pada anak karena tidak
mencegah dehidrasi maupun meningkatkan status gizi anak, namun
memiliki efek samping berbahaya hingga fatal;
 Probiotik dapat bermanfaat mempersingkat lama diare pada anak
dan mencegah diare pada bayi;

7
 Vaksin rotavirus menimbulkan imunogenitas yang baik pada anak
dan efek samping yang rendah, diberikan sebelum usia 6 bulan dalam 2-3
kali pemberian dengan interval 4-6 minggu.

Anda mungkin juga menyukai