Anda di halaman 1dari 4

Apa yang terjadi pada masyarakat ketika perusahaan tumbuh lebih kaya dari pada Negara ?

A.KEMISKINAN

A. Pengertian atau Definisi Kemiskinan


Kemiskinan adalah suatu kondisi di mana ada ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan,
dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Kemiskinan menurut beberapa ahli :

1. Soekanto (1995:406) berpendapat bahwa kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan


dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf
kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut.

2. BAPPENAS (1993), mendefinisikan kemiskinan sebagai situasi kekurangan yang terjadi


bukan karena kehendak oleh orang miskin, tetapi karena keadaan yang tidak bisa dihindari
oleh kekuatan yang ada padanya.

3. Levitan (1980), Kemiskinan adalah kekurangan barang dan jasa yang diperlukan untuk
mencapai standar hidup yang layak.

4. Faturchman dan Marcelinus Molo (1994), mendefinisikan bahwa kemiskinan adalah


ketidakmampuan individu atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

5. Menurut Ellis (1994), kemiskinan adalah fenomena multidimensi yang dapat dianalisis dari
ekonomi, sosial dan politik.

6. Menurut Suparlan (1993), kemiskinan didefinisikan sebagai tingkat rendah standar hidup,
yaitu tingkat kekurangan materi dalam jumlah atau sekelompok orang dibandingkan dengan
standar hidup yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

7. Reitsma dan Kleinpenning (1994), kemiskinan mendefisnisikan sebagai ketidakmampuan


seseorang untuk memenuhi kebutuhan mereka, baik material dan non-material.

8. Friedman (1979), ketimpangan kemiskinan kesempatan untuk merumuskan kekuatan dasar


dari sosial, yang meliptui: asset (tanah, perumahan, peralatan, kesehatan), sumber keuangan
(pendapatan dan kredit yang memadai), organisiasi dapat dimanfaatkan untuk mencapai
kepentingan bersama, jaringan sosial sosial politik untuk mendapatkan pekerjaan yang
dilakukan, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan informasi
yang berguna.
B. Penyebab terjadi kemiskinan

Secara umum ada beberpa faktor yang menyebabkan terjadinya msalah kemiskinan, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Rendahnya tingkat pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat memicu terjadinya kemiskinan. Hal ini karena individu
tersebut tidak memiliki pengetahuan atau pendidikan, keterampilan yang memadai yang dapat
digunakan untuk mencari penghasilan dan dapat menaikkan taraf hidup individu tersebut serta mampu
memenuhi kebutuhannya.
2. Kurangnya kreativitas individu
Jika seseorang dapat menggunakan kretivitasnya, tidak dipungkiri mereka dapat memiliki penghasilan
yang dapat menaikkan taraf hidup mereka. Mereka dapat menggunakan sarana prasarana dan segala
aspek yang ada untuk mencari dan mendapatkan sumber penghasilan.
3. Tingkat kelahiran yang tinggi
Tingkat kelahiran yang tinggi ini juga dapat memicu terjadinya kemiskinan di Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang lebih besar, sehingga dapat dimungkinkan harta
kekayaannya lama kelamaan akan terkuras. Namun hal ini berbeda untuk kelompok sosial yang memiliki
penghasilan yang cukup bahkan lebih atau tetap. Mereka menganggap masih mampu menghidupi
anggota keluarganya. Maka mereka tidak dianggap sebagai kelompok sosial miskin. Hal ini tampak
sebagian besar di kota-kota besar.
4. Pengaruh lingkungan hidup atau tempat tinggalnya
Lingkungan hidup dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan. Seseorang yang berada di lingkungan miskin
pasti akan ikut terbawa arus kemiskinan. Apalagi individu-individu dalam kelompok tersebut adalah
individu-individu yang tidak mampu mengurusi dirinya sendiri dan tidak mampu memenuhi
kebutuhannya serta berada dalam gelombang kebodohan atau kelompok yang anggota kelompoknya
senantiasa malas untuk bekerja.
5. Keturunan
Tingkat ekonomi dari kelompok sosialnya dapat mempengaruhi dengan jelas. Individu yang berasal dari
golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia ikut miskin. Karena orang tuanya
tidak mampu mencukupi segala kebutuhannya, sehingga mereka menganggap kehidupannya adalah
takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Sehingga kurang adanya kemauan dan usaha untuk
mengubah keadaannya.

Hal-hal lain yang tampak nyata menyebabkan kemiskinan banyak terjadi di kota-kota besar yaitu
antara lain arus urbanisasi. Banyak para urban dari desa datang ke kota, kebanyakan dari mereka
bertujuan mencari pekerjaan. Namun banyak juga dari mereka gagal mendapatkan pekerjaan, karena
mereka tidak memiliki keahlian atau keterampilan tertentu untuk bekerja di kota.Dan juga mereka tidak
mempunyai sanak famili yang tinggal di kota. Sehingga hidupnya terkatung-katung tidak menentu, dan
merekapun hidup di tempat yang tidak layak dihuni. Dan menyebabkan tingkat kemiskinan di kota
meningkat, karena mereka tidak memiliki penghasilan dan tidak dapat memenuhi segala
kebutuhannya.
B.KECEMBURUAN SOSIAL

KECEMBURUAN SOSIAL SALAH SATU FAKTOR PENCETUS


KONFLIK SOSIAL

A. Kecemburuan Sosial Salah Satu Faktor Pencetus Konflik Sosial


Kecemburuan sosial merupakan salah satu faktor pencetus konflik sosial. Dalam kehidupan
bermasyarakat pasti ada konflik yang terjadi, salah satunya disebabkan adanya kecemburuan
sosial antar individu, antar saudara, anak kepada orang tua, sesama teman, teman kerja, baik dari
sisi ekonomi maupun dari sisi lain.
Banyak hal yang melatarbelakangi terjadinya kecemburuan sosial, contohnya:
1. Ketika tetangga kita sedang tertimpa musibah sementara tetangga yang lain pergi jalan- jalan
menghambur- hamburkan uang. Pasti akan terjadi kecemburuan sosial antar tetangga.
2. Ketika anggota dewan menghamburkan uang rakyat demi kepentingan yang tidak
tahu digunakan untuk apa, sedangkan rakyatnya menderita.
3. Saat teman sekolahnya pergi ke sekolah menggunakan mobil pribadi sedangkan
yang lain jalan kaki.
4. Para pekerja tambang dibayar lebih mahal daripada para pekerja lain walaupun
taraf pendidikannya sama.
5. Pekerja pabrik malam hari imbalannya lebih besar daripada pekerja pabrik di
siang hari.
6. Para pekerja kuli bangunan memperoleh imbalan lebih sedikit daripada para
mandornya yang hanya duduk manis dan menyuruh-nyuruh. Adanya perbedaan-
perbedaan inilah yang seringkali menjadi cek-cok para pekerja yang ujung-ujungnya akan
menghalalkan segala cara demi imbalan yang mereka dapatkan.
Untuk mencegahnya kita dapat lebih membuka diri, lebih membuka pikiran tentang banyak
hal, mulailah dengan menjaga hubungan dengan teman, anggota keluarga, tetangga, cobalah
dengan perlahan bukalah pikiran kita tentang orang lain, menerima teman sebagai teman yang
sebenarnya. Rubahlah pola pikir dalam kehidupan dan proses menjalaninya juga kita butuh
bantuan orang lain. Jagalah emosi, selalu mau berteman, berfikirlah yang jernih, dan bantulah
teman yang kesusahan , mulailah untuk membuka pembicaraan dengan seseorang, terimalah
saran orang lain sebagai moment merubah dan memperbaiki diri agar lebih baik.
B. Contoh Kasus Konflik Sosial yang Terjadi di Indonesia Akibat Kecemburuan
Sosial
Di Indonesia banyak terjadi kasus konflik sosial yang disebabkan adanya kecemburuan sosial.
Kasus tersebut antara lain:
1. Kerusuhan Sampit yang berakar pada kecemburuan ekonomi dimana masyarakat lokal merasa
kurang beruntung dibidang ekonomi dibandingkan dengan masyarakat pendatang.
2. Peristiwa pengusiran orang madura dari sampit dan palangkaraya, pengusiran etnis Jawa oleh
pribumi Aceh, dan juga pengusiran orang-orang Bugis dan Manado dari oleh pribumi Maluku.
Hal ini tidak dilatarbelakangi oleh agama tetapi tidak lebih dari motif kecemburuan sosial yang
disebabkan oleh keadaan yang biasanya dimana-mana daerah, para pendatang kebanyakan lebih
sukses daripada pribumi dimana mereka datangi.
3. Pemberontakan GAM dan OPM dapat dikatakan juga disebabkan adanya kecemburuan sosial
penduduk diluar jawa terhadap penduduk Jawa. Hasil sumber alam Indonesia yang didapat dari
luar pulau Jawa hanya diperuntukkan bagi penduduk Jawa. Penduduk di luar Jawa tidak
kecipratan hasil kekayaan alam mereka. Kecemburuan sosial antara penduduk luar Jawa dan
Jawa berangsur-angsur meninggi, terutama di Aceh dan Irian Jaya. Pembangunan di Jawa
meningkat pesat. Sementara di luar Jawa pembangunan seperti berjalan di tempat. Pemerintah
dianggap pilih kasih. Pemerintah yang mayoritas orang Jawa dianggap tidak peduli dengan
pulau lain di luar Jawa. Ketidakpuasan terjadi di mana-mana. Hingga sampai ke titik ekstrim,
yakni pemberontakan atas nama daerah. Mereka menuntut kemerdekaan, ingin memisahkan
diri dari Indonesia. Mereka merasa kekayaan alam mereka dikuras, tanpa mendapat porsi
pembagian hasil sepantasnya.
4. Peristiwa Mei 1998 dimana banyak toko dan perusahaan milik Cina yang dibakar. Menurut
HAM, korban terbunuh dalam peristiwa ini sebanyak 1.188 orang, korban luka-luka sebanyak
101 orang, dan korban perempuan etnis Cina diperkosa sebanyak 52 orang. Peristiwa yang
menggiriskan itu terjadi akibat kecemburuan masyarakat terhadap etnik Cina.
Sebenarnya contoh diatas hanya sebagian kecil dari bentuk-bentuk kecemburuan sosial yang
ada di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Kecemburuan sosial merupakan suatu masalah yang
serius dan harus mendapatkan perhatian khusus dari kita semua, karena dengan masih banyaknya
kasus-kasus kecemburuan sosial di indonesia maka indonesia masih akan terus terbayangi
dengan kerusuhan dimana mana, perang antar warga negara indonesia, keributan, kekacauan,
dsb. Dalam proses pembangunan yang masih sedang berlangsung di negara kita, sebaiknya
pemerintah mulai memperhatikan masalah sosial yang satu ini, karena untuk menjadi bangsa
yang besar dan maju kita harus mempererat persatuan dan kesatuan bangsa agar bisa menghadapi
persaingan global.

Anda mungkin juga menyukai