BAB I
PENDAHULUAN
DESKRIPSI
Modul ini membahas tentang komponen-komponen pokok dalam instalasi listrik hingga perawatan
dan perbaikan dalam ruang lingkup instalasi listrik. Modul ini terdiri dari 4 (empat) kegiatan belajar.
Kegiatan belajar 1 berisi persyaratan instalasi listrik dan komponen-komponen dasar yang
digunakan dalam instalasi listrik. Kegiatan belajar 2 dan 3 berisi tentang rangkaian instalasi listrik
sederhana, pemasangan instalasi listrik luar tembok (outbow) dan instalasi dalam tembok (inbow).
Kegiatan belajar 4 berisi tentang perawatan dan perbaikan instalasi beserta unsur-unsur
disekitarnya.
Dengan menguasai modul ini peserta diklat mampu memasang instalasi listrik luar tembok (outbow)
dan pemasangan instalasi dalam tembok (inbow). Selain itu peserta diklat mampu merawat dan
memperbaiki instalasi listrik.
PRASYARAT
Untuk dapat mengikuti modul ini, peserta harus sudah menguasai :
TUJUAN AKHIR
Peserta diklat dapat menguasai prosedur instalasi listrik berdasar persyaratan umum instalasi listrik
dan instalasi kabel rumah/ gedung (ikr/g).
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan perencanaan dan persiapan
pemasangan, penerapan prosedur pemasangan, pemeriksaan,
pembuatan laporan yang dibutuhkan pada pemasangan instlasi
listrik Bangunan Sederhana (Rumah Tinggal, Sekolah, Rumah
Ibadah) sesuai standar konstruksi dan persyaratan
pemasangannya.
02. Memasang Instalasi Listrik 2.1 Peraturan dan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja diterapkan selama pelaksanaan
pekerjaan.
2.2 Peralatan/material Instalasi Listrik dipasang
sesuai dengan spesifikasi rancangan, standar
dan persyaratan yang berlaku.
2.3 Peralatan/material Instalasi Listrik dipasang
sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
tingkat pengamanan (IP) yang telah ditetapkan.
2.4 Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan terus menerus sesuai
prosedur.
2.5 Setiap rangkaian listrik diuji untuk memastikan
tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan
polaritas sesuai persyaratan.
BATASAN VARIABEL
PANDUAN PENILAIAN
1.2. Keterampilan :
1.2.1. Konstruksi Instalasi Listrik Bangunan Sederhana (Rumah Tinggal,
Sekolah, Rumah Ibadah ).
1.2.2. On Site Training Perakitan dan Pemasangan peralatan Instalasi Listrik
Bangunan Sederhana (Rumah Tinggal, Sekolah, Rumah Ibadah ) sesuai
gambar rancangan.
1.2.3. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
3. Aspek Penting:
3.1. Kompetensi harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
3.2. Kualifikasi pendidikan formal setara SLTA pengalaman minimal 1 tahun.
3.3. Melaksanakan pekerjaan yang konsisten pada setiap elemen Kompetensi.
3.4. Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap elemen Kompetensi
dengan menggunakan, teknik-teknik dan standar perusahaan sesuai dengan
tempat kerja.
3.5. Menunjukan pemahaman terhadap pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan serta sikap kerja yang dituntut dari pekerjaan tersebut.
KOMPETENSI KUNCI
CEK KEMAMPUAN
Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki, maka isilah cek list ( ) seperti pada tabel di bawah ini dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan.
Apabila anda menjawab TIDAK pada salah satu pernyataan di atas, maka pelajarilah modul ini.
BAB II
PEMBELAJARAN
Alasan Tanda
Tempat
Jenis kegiatan Tanggal Waktu Perubaha Tangan
Belajar
n Guru
Kegiatan Belajar 1
Instalasi Listrik 1 Fase
1.1 Persyaratan Instalasi Listrik
1.2 Ketentuan yang terkait
1.3 Syarat-syarat instalasi listrik
1.4 Komponen pokok instalasi
listrik
1.5 Kotak pembagi daya (PHB)
1.6 Rating pengaman
1.7 Perlengkapan bantu
1.8 Penilaian (tugas, formatif)
1.9 Lembar Kerja Siswa
Kegiatan Belajar 2
Pemasangan Instalasi
2.1 Ketentuan-ketentuan
pamasangan instalasi
2.2 Prosedur perancangan
instalasi bangunan
2.3 Beberapa model rangkaian
instalasi sederhana
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1
B. Uraian Materi
a) Persyaratan Instalasi Listrik
Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini adalah untuk terselenggaranya
dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih diutamakan pada keselamatan manusia
terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus, keamanan instalasi listrik beserta
perlengkapannya dan keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.
Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan,
pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun
pengawasannya. Persyaratan umum instalasi listrik ini tidak berlaku untuk :
a) Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk
menyalurkan berita dan isyarat.
b) Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan
pelayanan kereta rel listrik.
c) Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan lain
yang digerakkan secara mekanik.
d) Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.
e) Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt dan dayanya tidak
melebihi 100 watt.
Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik. Jadii
instalasi listrik harus direncana sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau
terhentinya aliran listrik hádala sangat kecil. Seorang perancang harus mempertimbangkan
apakah akan diperlukan perlengkapan cadangan tenaga darurat, menetapkan beban-beban
mana yang tidak boleh terputus sehingga membuat instalasi listrik lebih andal. Adanya
gangguan harus dapat segera ditemukan dan diperbaiki.
d) Kapasitas daya
Pada umumnya sistem tenaga harus mempunyai kapasitas daya yang dapat melayani
beban yang terpasang ditambah dengan kapasitas cadangan untuk mengantisipasi
pertumbuhan di hari depan. Atas dasar ini besarnya penghantar, perlengkapan hubung bagi
dan gawai pengaman perlu ditentukan lebih longgar ke atas
k) Penghantar listrik
Untuk instalasi listrik, penyaluran arus listriknya dari panel ke beban maupun sebagai pengaman
(penyalur arus bocor ke tanah) digunakan penghantar listrik yang sesuai dengan penggunaanya.
Penghantar tembaga setengah keras (BCC ½ H = Bare Copper Conductor Half Hard)
memiliki nilai tahanan jenis 0,0185 ohm mm²/m degangan tegangan tarik putus kurang dari
41 kg/mm². sedangkan penghantar tambaga keras (BCCH = Bare Copper Conductor Hard),
kekuatan tegangan tariknya 41 kg/mm². Pemakaian tembaga sebagai penghantar adalah
dengan pertimbangan bahwa tembaga merupakan suatu bahan yang mempunyai daya
hantar yang baik setelah perak.
Berdasarkan konstruksinya, penghantar diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Penghantar pejal (solid); yaitu penghantar yang berbentuk kawat pejal yang berukuran
sampai 10 mm². Tidak dibuat lebih besar lagi dengan maksud untuk memudahkan
penggulungan maupun pemasangannya.
b. Penghantar berlilit (stranded); penghantarnya terdiri dari beberapa urat kawat yang
berlilit dengan ukuran 1 mm² – 500 mm².
c. Penghantar serabut (fleksibel); banyak digunakan untuk tempattempat yang sulit dan
sempit, alat-alat portabel, alat-alat ukur listrik dan pada kendaraan bermotor. Ukuran
kabel ini antara 0,5 mm² - 400 mm².
d. Penghantar persegi (busbar); penampang penghantar ini berbentuk persegi empat yang
biasanya digunakan pada PHB (Papan Hubung Bagi) sebagai rel-rel pembagi atau rel
penghubung. Penghantar ini tidak berisolasi.
Adapun bila ditinjau dari jumlah penghantar dalam satu kabel, penghantar dapat
diklasifikasikan menjadi:
a. Penghantar simplex; ialah kabel yang dapat berfungsi untuk satu mecam penghantar
saja (misal: untuk fasa atau netral saja).
Contoh penghantar simplex ini antara lain: NYA 1,5 mm²; NYAF 2,5 mm² dan
sebagainya.
b. Penghantar duplex; ialah kabel yang dapat menghantarkan dua aliran (dua fasa yang
berbeda atau fasa dengan netral). Setiap penghantarnya diisolasi kemudian diikat
menjadi satu menggunakan selubung. Penghantar jenis ini contohnya NYM 2x2,5 mm²,
NYY 2x2,5mm².
c. Penghantar triplex; yaitu kabel dengan tiga pengantar yang dapat menghantarkan aliran
3 fasa (R, S dan T) atau fasa, netral dan arde. Contoh kabel jenis ini: NYM 3x2,5 mm²,
NYY 3x2,5 mm² dan sebagainya.
d. Penghantar quadruplex; kabel dengan empat penghantar untuk mengalirkan arus 3 fasa
dan netral atau 3 fasa dan pentanahan. Susunan hantarannya ada yang pejal, berlilit
ataupun serabut. Contoh penghantar quadruplex misalnya NYM 4x2,5 mm², NYMHY
4x2,5mm² dan sebagainya.
Jenis penghantar yang paling banyak digunakan pada instalasi rumah tinggal yang
dibangun permanen saat ini adalah kabel rumah NYA dan kabel NYM.
Penghantar NYA
Kabel NYA hanya memiliki satu penghantar
berbentuk pejal, kabel ini pada umumnya digunakan
pada instalasi rumah tinggal. Dalam pemakaiannya
pada instalasi listrik harus menggunakan pelindung
dari pipa union atau paralon / PVC ataupun pipa
fleksibel.
Gambar 1.1 Kabel NYA
Penghantar NYM
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK 16
by lutfi@li.gsk.2010
Pemasangan Instalasi Listrik Bangunan Sederhana 1
Penghantar NYY
Penggunaan utama NYY sebagai kabel tenaga adalah untuk instalasi industri di dalam
gedung maupun di alam terbuka, di saluran kabel dan dalam lemari hubung bagi, apabila
diperkirakan tidak akan ada gangguan mekanis. NYY dapat juga ditanam di dalam tanah
asalkan diberi perlindungan secukupnya terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan
mekanis.
Penghantar N2XY
Kabel tanah thermoplastik tanpa perisai yang di pakai di
PT. Pupuk Kujang ialah N2XY, kabel N2XY intinya terdiri
dari penghantar tembaga, dengan isolasi XLPE,
berpelindung bebat tembaga serta berselubung PVC
dengan tegangan pengenal 0,6/1 kV (1,2 kV) yang
dipasang sejajar pada suatu sistem fase tiga.
Gambar 1.4 Kabel N2XY
Penghantar NYFGbY
Bahan isolasi atau isolator dibuat dari porselen atau bahan lain yang sedrajat. Misalnya
PVC, dengan diameter yang besar ¾”. Pemasangan isolator ini harus kuat sehingga tidak
ada gaya mekanis lebih pada hantaran yang ditunjang. Untuk instalasi dalam gedung,
bahan ini sering disebut dengan rol isolator yang dipasang pada langit-langit bagian atas.
Pemasangan rol isolator ini harus diatur sehingga jarak bebas antara hantaran-hantaran
yang berlainan fasa tidak kurang dari tiga sentimeter, dan jarak antara titik-titik tumpunya
tidak lebih dari 1 meter.
Beberapa cara pengikatan hantaran pada isolator
m) Pipa instalasi
Pipa instalasi berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi. Pipa
instalasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pipa baja yang dicat meni (sering disebut pipa
union); pipa PVC; pipa fleksibel. Syarat umum pipa instalasi ialah harus cukup tahan
terhadap tekanan mekanis, tahan panas, dan lembab serta tidak menjalarkan api. Selain itu,
permukaan luar maupun dalam pipa harus licin dan rata.
n) Kotak sambung
Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa harus
dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi sambungan atau
percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada umumnya bentuk
sambungan yang digunakan pada kotak sambung ialah sambungan ekor babi (pig tail),
kemudian setiap sambungan ditutup dengan las dop setelah diisolasi.
o) Fitting
Fitting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan kawat-kawat
hantaran. Ada bermacam-meacam fitting, diantaranya fitting duduk, fitting gantung, fitting
bayonet, dan fitting kombinasi stop kontak seperti tampak gambar 10. Fitting terbuat dari
bahan isolasi, yaitu bakelit atau porselen.
Bila ditinjau dari konstruksinya, fitting dibagi menjadi dua jenis, yaitu fitting ulir dan fitting
tusuk.
a) Fitting ulir; cara memasang lampu pada fitting dilakukan dengan memutar lampu pada
fitting. Fitting semacam ini juga sering disebut Fitting Edison, yang tersedia dalam
berbagai macam ukuran disesuaikan dengan lampunya.
b) Fitting tusuk; cara memasang lampunya dengan jalan menusukkan ke fitting. Fitting
jenis ini terdapat dua macam, yaitu fitting yang kaki kaki lampunya langsung dijepit atau
disebut fitting bayonet dan jenis yang lain ialah fitting tusuk putar, yaitu fitting yang
setelah kaki lampu ditusukkan kemudian diputar seperempat lingkaran atau disebut
Fitting Goliath.
Fitting jenis Bayonet dan Goliath biasannya hanya digunakan pada kendaraan, misal kapal
laut, motor, dan mobil.
p) Sakelar
Penerangan listrik pada suatu bangunan dengan sistem 1 fasa, lampu-lampu listrik yang
digunakan dikendalikan oleh saklar. Demikian juga peralatan listrik lainnya seperti pemanas,
pendingin udara, pompa air dan lain-lain. Untuk beberapa peralatan listrik seperti TV, radio,
setrika listrik, kulkas, komputer dan sebagainya penyambung-annya melalui stop kontak.
Beberapa saklar yang sering digunakan sebagai kendali peralatan listrik antara
lain :
4. Saklar seri
Saklar seri digunakan untuk
mengendalikan dua lampu
listrik. Terdiri dari 3 terminal,
yaitu 1 terminal masuk yang
disambung ke saluran fasa
(L) dan 2 terminal keluar
yang masing-masing disam-
bungkan ke lampu L1 dan
lampu L2.
Selanjutnya masing-masing
ujung lainnya dari masing-
masing lampu L1 dan L2
disambungkan ke netral (N).
5. Saklar kelompok
Saklar kelompok mengenda
likan dua lampu listrik seca-
ra bergantian. Terdiri dari 3
terminal, yaitu 1 terminal ma
suk yang disambung ke
saluran fasa (L) dan 2 termi
nal keluar yang masing-
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK 24
by lutfi@li.gsk.2010
Pemasangan Instalasi Listrik Bangunan Sederhana 1
masing disambungkan ke
lampu L1 dan L2. Selanjut
nya masing-masing ujung
lainnya dari masing-masing
lampu L1 dan L2 disambung
ke netral (N).
6. Saklar tukar
Sebuah saklar tukar tidak
bisa digunakan untuk
mengendalikan sebuah
lampu, tetapi harus ber
pasangan artinya harus
dengan 2 buah saklar tukar.
Saklar tukar sering disebut
sebagai saklar hotel, karena
didalam hotel banyak
terdapat koridor yang
lampu–lampunya
dikendalikan dengan saklar
tukar.
7. Saklar silang
Dalam penggunaannya sak-
lar silang selalu dilengkapi
dengan sepasang (dua
buah) saklar tukar untuk
mengendalikan sebuah
lampu.
Penggunaan saklar-saklar
silang dan sepasang saklar
tukar ini biasa digunakan
untuk mengendalikan lampu
dari banyak tempat / posisi,
seperti ruang tengah, mesjid
dengan kendali lampu pada
pintu-pintu depan, samping
kiri dan samping kanan.
Kontak tusuk berfungsi untuk menghubungkan sumber listrik dari stop kontak ke beban
listrik.
s) Rating pengaman
Pengaman adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi sistem instalasi dari beban
arus yang melebihi kemampuannya. Biasanya arus yang mengalir pada suatu penghantar
akan menimbulkan panas, baik pada saluran penghantar maupun pada alat listriknya
sendiri. Untuk mencegahnya digunakan pengaman lebur dan pengaman otomat yang
berfungsi untuk :
Mengamankan system instalasi listrik (hantaran, perlengkapan listrik dan alat/
pesawat yang menggunakan listrik)
Melindungi/membatasi arus lebih yang disebabkan oleh pemakaian beban yang
berlebihan dan akibat hubung singkat antara fasa dengan fasa, fasa dengan netral
atau fasa dengan badan (body).
Melindungi hubung singkat dengan badan mesin atau perlengkapan lainnya.
Pengaman lebur harus memutuskan rangkaian yang diamankan kalau arusnya menjadi
terlalu besar. Bagian pengaman yang memutuskan rangkaian disebut patron lebur. Untuk
aus nominal sampai dengan 25 A, menurut ayat 630 B15 harus digunakan patron lebur jenis
D, yaitu berupa patron ulir dan biasanya digunakan maksimum 63 A.
Konstruksi pengaman patron lebur
Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau lebih besar dari arus
nominal beban (I pengaman > I nominal ).
Pengaman yang digunakan dalam instalasi listrik adalah pemutus rangkaian (MCB) untuk
pengaman tiap kelompok beban dan pemutus rangkaian pusat (MCCB) untuk pengaman
seluruh kelompok beban. Besarnya rating arus MCB maupun MCCB diperhitungkan arus
beban yang dipikul atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.
u) Perlengkapan bantu
C. Rangkuman
Mengetahui kegunaan komponen-kompenen yang digunakan dalam instalasi listrik sangat
dibutuhkan dalam proses perencanaan maupun pemasangan instalasi listrik. Selain itu
dibutuhkan kemampuan untuk memilih komponenkompenen yang tepat untuk dipasang pada
suatu rangkaian instalasi listrik. Selain akan lebih menghemat biaya dan waktu pemasangan,
pemilihan komponen listrik yang tepat akan dapat memberikan tingkat keselamatan yang lebih
tinggi.
D. Tugas
IDENTIFIKASI MATERIAL/BAHAN INSTALASI LISTRIK
Tabel Hasil Identifikasi
E. Test Formatif
1) Sebutkan dan jelaskan jenis penghantar menurut kosntruksinya!
2) Sebutkan fungsi dan jenis pipa instalasi listrik!
3) Jelaskan apa yang dimaksud sakelar kutub dwi ganda besertakegunaannya!
4) Sebutkan apa tujuan d iadakannya PUIL ?
5) Sebutkan macam-macam fiting yang saudara ketahui ?
6) Sebutkan macam-macam sakelar berdasarkan penyambungannya ?
7) Apa gunanya alat pengaman pada instalasi listrik ?
8) Jenis pengaman otomat apakah yang sering digunakan untuk instalasi rumah ?
9) Sebutkan macam-macam bentuk sengkang yang ada ?
10) Mengapa kotak sambung diperlukan dalam instalasi listrik ?
Tujuan
1. Siswa memahami prosedur kerja membuat sambungan kabel instalasi yang benar.
2. Siswa terampil membuat macam-macam sambungan kabel instalasi dan mampu
menerapkan dalam praktek di lapangan.
Petunjuk
1. Ketepatan ukuran, bentuk sambungan dan kerekatan serta keindahan sambungan harus
diperhatikan.
2. penggunaan peralatan standar dan sesuai prosedur penggunaannya akan menjamin hasil
pekerjaan yang bagus.
3. Perlunya koordinasi dengan pihak terkait (team work dan instruktur) akan membantu dalam
menyelesaikan permasalahan yang timbul.
Alat dan Bahan
1) Kabel NYA 2,5mm²................................................ secukupnya
2) Tali bandase/benang wol ...................................... secukupnya
3) Tang kombinasi dan tang cucut ............................ @ 1buah
Langkah Kerja
Membuat sambungan bentuk ekor babi (pit tile) dan mata itik
1. Kupas isolasi bagian ujung kabel NYA ± 3 cm; kemudian Bersihkan kotoran yang melekat
pada penghantar;
2. Pegang kedua ujung kabel dengan jarak terhadap ujung kabel ± 4 cm yang dikupas
dengan tangan kiri dengan sudut ± 30º;
3. Dengan memegang tang kombinasi pada tangan kanan puntir kedua ujung penghantar
(kabel) searah jarum jam, sehingga didapatkan sambungan bentuk ekor babi dan beri
penutup/isolasi las doop.
4. Untuk sambungan mata ulangi langkah no 1, kemudian gunakan tang cucut bulat untuk
memegang ujung kabel terkupas kemudian tekuk membentuk lingkaran seperti gambar
berikut.
5. Jika pekerjaan selesai periksakan hasil kerja pada instruktur dan buat laporan kerjanya.
4. Kuatkan puntiran sehingga kokoh dan tahan terhadap gangguan mekanis; dan Potong sisa
penghantar yang telah dipuntir sehingga tampak rapi
5. Jika pekerjaan selesai periksakan hasil kerja pada instruktur dan buat laporan kerjanya.
2. Letakkan ujung kupasan kabel pertama ¼ bagian kupasan kabel kedua, lihat gambar.
3. Lilitakan ujung kabel pertama dengan tangan secara erat, sehingga tidak mudah bergeser
dari tempatnya dengan jumlah secukupnya ± 6 kali;
4. Kuatkan lilitan sehingga kokoh dan tahan terhadap gangguan mekanis; dan Potong sisa
penghantar yang telah dipuntir sehingga tampak rapi.
6. Jika pekerjaan selesai periksakan hasil kerja pada instruktur dan buat laporan kerjanya.
SKOR AKHIR : SA = JS x BP
Catatan :
LKS 2
MEMASANG KABEL INSTALASI PADA ROL ISOLATOR
Tujuan
1. Siswa memahami prosedur kerja memasang kabel instalasi pada rol isolator yang benar.
2. Siswa terampil memasang kabel instalasi pada rol isolator dan mampu menerapkan dalam
praktek di lapangan.
Petunjuk
1. Ketepatan ukuran, bentuk sambungan dan kerekatan serta keindahan sambungan harus
diperhatikan.
2. penggunaan peralatan standar dan sesuai prosedur penggunaannya akan menjamin hasil
pekerjaan yang bagus.
3. Perlunya koordinasi dengan pihak terkait (team work dan instruktur) akan membantu dalam
menyelesaikan permasalahan yang timbul.
Alat dan Bahan
No Nama alat Satuan Jumlah
1 Tang kombinasi Pcs 1
2 Tang lancip Pcs 1
3 Tang potong Pcs 1
4 Cutter Pcs 1
5 Palu Pcs 1
No Nama bahan Satuan Jumlah
1 Kabel NYA 2,5 mm² dan 1,5 mm² M 2/2
2 Tali bandase/benang wol (nilon) M 4
3 Rol isolator Pcs 10
Langkah Kerja
a. Pemasangan kabel ujung pada rol isolator
1) Persiapkan alat dan bahan kebutuhan praktek yang diperlukan sesuai prosedur kerja yang
benar.
2) Potong kabel NYA masing-masing sepanjang 1 m beserta tali/benang wol masing-masing
sepanjang 1 m.
3) Ambil 1 Potongan kabel, lingkarkan salah satu ujungnya pada kepala rol isolator sesuai
keliling rol isolator kemudian tekuk kedua sisi kabel yang melingkar sehingga rapat pada
kepala rol isolator, beri toleransi ujung kabel sepanjang 10 cm (lihat gambar)
4) Kemudian ikat kepala kabel yang melingkar pada isolator dengan tali/benang wol dengan
sistem simpul sehingga tidak bergeser (lihat gambar).
a b
3) Ikat secara menyilang dengan benang nilon/wol seperti gambar b
4) Kemudian pasang rol isolator dengan sekrup kayu pada papan praktek.
Untuk pemasangan yang benar dalam instalasi jarak antar rol isolator ± 100 cm, sedangkan
jarak sejajar pemasangan rol isolator ± diameter rol isolator itu sendiri (sela 1 rol isolator).
Agar pemasangan terlihat rapi dan kencang tarik ujung kabel dengan pangkal palu seperti
gambar.
100 Cm
SKOR AKHIR : SA = JS x BP
Catatan :
G. Lembar Penilaian
Nama : ………………………………. Kelas : …………………..
1 TUGAS 0 10 15
2 TEST FORMATIF 0 10 15
3 LEMBAR KERJA 0 10 60
4 KOMPETENSI KUNCI 0 10 10
Mengumpulkan, mengorganisir dan
a. menganalisa informasi
f. Memecahkan masalah
g. Menggunakan teknologi
Nilai Akhir
Keterangan:
Nilai akhir =
score x 100
score maximum
Kegiatan Belajar 2
Pemasangan Instalasi
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK 41
by lutfi@li.gsk.2010
Pemasangan Instalasi Listrik Bangunan Sederhana 1
B. Uraian Materi
Ketentuan-ketentuan pamasangan instalasi
Dalam pelaksanaan pemasangan instalasi listrik mengacu pada ketentuan-ketentuan yang
berlaku seperti :
1) Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
2) Peraturan/persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja setempat.
3) Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik yang membuat peralatan, mesin dan material yang
dipakai.
4) Peraturan PLN setempat.
Berbeda dengan instalasi di luar tembok (outbow), pemasangan instalasi dalam tembok ini
(inbow) harus membuat ruangan dalam tembok. Tujuan pembuatan ini adalah untuk
memberikan tempat bagi bahan-bahan listrik yang akan dipasang. Selain itu untuk
menempatkan komponen-komponen instalasi dibutuhkan sebuah dos. Jika pemasangan
instalasi di luar tembok menggunakan klem maka untuk pemasangan instalasi dalam tembok
menggunakan paku. Fungsi paku adalah untuk menahan agar pipa dan dos yang terpasang
tidak goyah sebelum dilapisi semen.
2. Instalasi rumah tinggal pasangan tetap, hantarannya harus memiliki luas penampang
tembaga sekurang-kurangnya 1,5 mm2. Penampang hantaran minimum sebesar 1,5 mm2
berlaku hanya jika instalasi tersebut tanpa kotak kontak biasa. Jika pada instalasi terdapat
KKB (kotak kontak biasa) maka luas penampang hantaran minimum 2,5 mm2.
3. Menurut Peraturan Instalasi Listrik (PIL) 1978 pasal 2 ayat 11, pada ruangan tertutup
dengan luas 9 mm2 , harus ada sekurang-kurangnya satu titik cahaya, dan jika luas
ruangan sampai 20 mm2 , harus terdapat sekurang- kurangnya 2(dua) titik cahaya. Nilai
sambungan tap titik cahaya diperhitungkan 60 Volt Amper (VA) dan untuk stop kontak 200
VA.
4. Menurut SPLN 3 – 1978 penampang minimum hantaran hubung atau yang menghubungkan
kotak alat pembatas atau pengukur dengan PHB utama adalah tembaga dengan
penampang 4 mm2 tembaga. Khusus untuk listrik pedesaan, dimungkinkan menggunakan
luas penampang 2,5 mm2Jika instalasi hanya satu kelompok.
5. Penghantar untuk pentanahan pada PHB utama, luas penampangnya harus sama dengan
luas penampang hantaran hubungnya dan minimum harus 6 mm2 dari bahan tembaga dan
tidak perlu lebih dari 50 mm2.
6. Selanjutnya menurut PIL 1978 pasal 2 ayat 4, pada instalasi penerangan, jumlah kelompok
yang diperbolehkan adalah sebanyak-banyaknya 6 kelompok dan jumlah titik cahaya pada
satu kelompok tidak boleh lebih dari 15 titik.
7. Jika kabel dipasang pada rol isolator, jarak titik tumpu kabel tidak boleh lebih dari 1 meter
dan jarak nominalnya 80 cm. Untuk kabel dengan penampang minimal 4 mm2 atau lebih,
maka jarak titik tumpu dapat diperbesar maksimal menjadi 6 meter;
8. Kabel rumah tidak boleh dipasang dengan dibelitkan pada isolator, kecuali pada ujung tarik
regangan; dan
9. Kabel NYA tidak boleh dipasang pada ruang yang basah, di alam terbuka atau gudang yang
berpotensi terjadinya bahaya kebakaran atau ledakan.
Keterangan :
A : Lokasi bangunan
B : Jarak bangunan ke tiang
C : kode tiang / transformator
U : menunjukkan arah utara
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ukura Beban Pengama Beban hanya lampu saja Beban campuran (tanpa ket
n maks. n lebur kotak kontak dan lain-lain)
maks.
6. Penempatan sakelar
Untuk penerangan umum sakelar ditempatkan dekat pintu agar mudah dijangkau dengan
ketinggian 1,50 m di atas lantai.
7. Penempatan lampu
8. Pembagian kelompok : Untuk ruangan yang memiliki lebih dari 10 titik pasang sebaiknya
dibagi dalam 2 kelompok.
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK 47
by lutfi@li.gsk.2010
Pemasangan Instalasi Listrik Bangunan Sederhana 1
Instalasi seperti gambar 2.1. dibawah ini adalah instalasi paling sederhana. Macam instalasi
seperti ini adalah instalasi yang sering dipasang di rumah-rumah maupun gedung. Instalasi
ini terdiri dari komponen-komponen seperti satu sakelar tunggal, satu lampu, satu T dos,
dan penghantar.
Lampu pijar sebanyak satu buah dilayani oleh satu sakelar. Saat sakelar mati maka lampu
pijar akan mati. Begitu pula jika sakelar menyala maka lampu pijar juga akan menyala.
Gambar 2.1. Bagan Satu Garis Instalasi Satu Lampu Satu Sakelar Tunggal
dan satu kotak kontak
Gambar 2.2. Bagan Satu Garis Instalasi Dua Lampu Satu Sakelar Seri (Deret)
Instalasi ini terdiri dari satu lampu pijar yang dapat dihidupkan dan dimatikan dari dua
sakelar. Sakelar yang digunakan adalah sakelar tukar atau sering disebut sakelar hotel.
Rangkaian instalasi ini sering dijumpai pada lorong yang terdapat dua pintu. Ditengah-
tengah ruangan terdapat lampu. Lampu tersebut dapat dihidupkan dan dimatikan dari dua
sakelar yang berada di dua pintu.
d) Instalasi satu lampu pijar dengan satu sakelar tunggal dan satu stop kontak
dilengkapi dengan kotak sekering satu fasa
Instalasi ini terdiri dari gabungan instalasi satu lampu dan satu sakelar tunggal dengan
instalasi satu stop kontak. Pada instalasi ini diawali dengan sebuah kotak sekering satu fasa
yang berfungsi sebagai pengaman instalasi dari bahaya hubung pendek (konslet).
Pemasangan stop kontak tidak tergantung kepada sakelar tapi berdiri sendiri. Jika sakelar
tunggal dinyalakan maka lampu akan menyala. Sebaliknya jika sakelar dimatikan maka
lampu akan mati.
Gambar 2.4. Gambar bagan satu garis Instalasi satu lampu pijar dengan
satu sakelar tunggal dan satu stop kontak dilengkapi dengan
kotak sekering satu fasa
C. Rangkuman
Penempatan saklar dan kotak kontak pada dinding ketinggian dari lantai ± 125 cm, selain
keperluan khusus kotak kontak yang terpasang lebih rendah harus dilengkapi dengan
penutup selungkup yang aman.
Pemakaian fitting lampu menyesuaikan ruangannya,
Jika untuk ruang yang ketinggian plafonnya rata-rata dipakai fitting lampu duduk yang
langsung menempel plafon.
Untuk ruang basah/kamar mandi menggunakan fitting kedap air/selubung keramik.
Untuk ketinggian plafon diatas rata-rata menggunakan fitting gantung.
Setiap penyambungan cabang harus di dalam kotak sambung dan terisolasi aman. Dalam
saluran pipa diusahakan tidak terdapat sambungan kabel.
D. Tugas
5) Pelajarilah uraian tentang rangkaian instalasi sederhana dan pemasangan instalasi luar
tembok (outbow).
6) Amatilah instalasi dalam rumah kalian pada bagian sekring, kemudian gambarkan instalasi
tersebut dalam bentuk gambar, dan sebutkan komponen-komponen yang terpasang!
E. Test Formatif
1) Jelaskan prinsip kerja rangkaian instalasi dua lampu pijar dengan satu sakelar seri (deret)!
2) Apa yang akan terjadi pada gambar 2.4 apabila sekring putus, mengapa?
3) Dimanakah penerapan rangkaian instlasi satu lampu pijar dengan dua sakelar tukar sering
dijumpai, kenapa?
4) Untuk satu golongan/kelompok dalam instalasi penerangan rumah tinggal, berapakah titik
hubung maksimum yang diperkenankan ?
5) Apa sebabnya dalam instalasi penerangan yang terdiri beberapa kelompok perlu adanya
keseimbangan beban tiap-tiap kelompok ?
6) Sebutkan macam-macam ruang kerja listrik ?
7) Pemasangan instlasi dalam tembok ini mengacu pada ketentuan apa saja?
8) Sebutkan perbedaan antara pemasangan dalam tembok dan luar tembok!
9) Tentukan besarnya rating arus sekering, jika besarnya beban kelompok yang terpasang 750
watt, 220 volt, cos φ = 0,8 jaringan listrik 1 fase !
10) Gambarkan diagram rangkaian penggunaan saklar-saklar instalasi penerangan pada kertas
gambar A4 (single line diagram dan diagram pelaksanaan)
LKS 3
Pemasangan Instalasi Penerangan Listrik Menggunakan Pipa PVC
(outbow dan inbow)
30 cm 30 cm 30 cm
20 cm
25 cm
50 cm
30 cm 30 cm 30 cm
20 cm
25 cm
50 cm
50 cm
d. Langkah Kerja
1) Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan!
2) Periksalah alat dan bahan sebelum digunakan dan pastikan semua alat dan bahan dalam
keadaan baik!
3) Tuliskan jumlah penghantar yang ada disetiap pipa PVC pada gambar kerja!
4) Rangkailah skema pada Gambar kerja, sakelar putar pada kotak sekering dalam keadaan
terbuka!
5) Lakukanlah pemasangan pipa PVC, sakelar tunggal, kotak kontak dan lampu sesuai dengan
rancangan letak penempatan komponen-komponen tersebut sesuai Gambar kerja!
6) Setelah selesai lakukanlah pemasangan pengawatan!
7) Lakukanlah pengisolasian pada setiap sambungan dan periksalah setiap sambungan
dengan multimeter untuk mengetahui kebenaran penyambungan sesuai prinsip kerja
rangkaian !
8) Lakukanlah tes tahanan isolasi penghantar dengan Megger, jika nilai tahanan isolasi yang
terukur > 1 M
9) Pasanglah pengaman dan lampu pijar 25 watt !
10) Hubungkanlah kotak sekering dengan sumber tegangan satu fasa dan lakukanlah uji coba
rangkainan !
Tabel cek kebenaran rangkaian percobaan
Kondisi/urutan fase
No Posisi saklar Kondisi lampu keterangan
kotak kontak
1 Lepas (off)
2 Sambung (on)
11) Setelah selesai pengukuran dan pengujian matikanlah sumber tegangan satu fasa !
12) Lepaskanlah dan kembalikanlah semua alat dan bahan praktikum ketempat semula,
kemudian buat kesimpulan dari kegiatan belajar ini!
e. Kesimpulan dan analisa
SKOR AKHIR : SA = JS x BP
Catatan :
c. Gambar Kerja
30 cm 30 cm 30 cm
20 cm
25 cm
25 cm
50 cm
30 cm 30 cm 30 cm
20 cm
25 cm
25 cm
50 cm
d. Langkah Kerja
1) Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan!
2) Periksalah alat dan bahan sebelum digunakan dan pastikan semua alat dan bahan dalam
keadaan baik!
3) Tuliskan jumlah penghantar yang ada disetiap pipa PVC pada gambar kerja!
4) Rangkailah skema pada Gambar kerja, sakelar putar pada kotak sekering dalam keadaan
terbuka!
5) Lakukanlah pemasangan pipa PVC, sakelar seri dan lampu sesuai dengan rancangan letak
penempatan komponen-komponen tersebut sesuai Gambar kerja!
6) Setelah selesai lakukanlah pemasangan pengawatan!
7) Lakukanlah pengisolasian pada setiap sambungan dan periksalah setiap sambungan
dengan multimeter untuk mengetahui kebenaran penyambungan sesuai prinsip kerja
rangkaian !
8) Lakukanlah tes tahanan isolasi penghantar dengan Megger, jika nilai tahanan isolasi yang
terukur > 1 M
9) Pasanglah pengaman dan lampu pijar 25 watt !
10) Hubungkanlah kotak sekering dengan sumber tegangan satu fasa dan lakukanlah uji coba
rangkainan !
Tabel cek kebenaran rangkaian percobaan
Posisi kontak saklar Kondisi lampu
No Keterangan
A B L1 L2
1 Lepas (off) Lepas (off)
2 Sambung (on) Lepas (off)
3 Sambung (on) Sambung (on)
4 Lepas (off) Sambung (on)
11) Setelah selesai pengukuran dan pengujian matikanlah sumber tegangan satu fasa !
12) Lepaskanlah dan kembalikanlah semua alat dan bahan praktikum ketempat semula,
kemudian buat kesimpulan dari kegiatan belajar ini!
e. Kesimpulan dan analisa
SKOR AKHIR : SA = JS x BP
Catatan :
e. Gambar Kerja
30 cm 30 cm 30 cm
20 cm
25 cm
50 cm
50 cm
Pemasangan dalam dinding (inbow)
30 cm 30 cm 30 cm
20 cm
25 cm
50 cm
50 cm
f. Langkah Kerja
1) Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan!
2) Periksalah alat dan bahan sebelum digunakan dan pastikan semua alat dan bahan dalam
keadaan baik!
3) Tuliskan jumlah penghantar yang ada disetiap pipa PVC pada gambar kerja!
4) Rangkailah skema pada Gambar kerja, sakelar putar pada kotak sekering dalam keadaan
terbuka!
5) Lakukanlah pemasangan pipa PVC, sakelar tukar dan lampu sesuai dengan rancangan
letak penempatan komponen-komponen tersebut sesuai Gambar kerja!
6) Setelah selesai lakukanlah pemasangan pengawatan!
7) Lakukanlah pengisolasian pada setiap sambungan dan periksalah setiap sambungan
dengan multimeter untuk mengetahui kebenaran penyambungan sesuai prinsip kerja
rangkaian !
8) Lakukanlah tes tahanan isolasi penghantar dengan Megger, jika nilai tahanan isolasi yang
terukur > 1 M
9) Pasanglah pengaman dan lampu pijar 25 watt !
10) Hubungkanlah kotak sekering dengan sumber tegangan satu fasa dan
lakukanlah uji coba rangkainan !
Tabel cek kebenaran rangkaian percobaan
Posisi saklar
No Kondisi lampu Keterangan
A B
1 I I
2 II I
3 II II
4 I II
SKOR AKHIR : SA = JS x BP
Catatan :
c. Gambar Kerja
Bagan pelaksanaan
1 2
1
30 cm 30 cm 30 cm
20 cm
20 cm
20 cm
50 cm
50 cm
30 cm 30 cm 30 cm
20 cm
20 cm
20 cm
50 cm
50 cm
d. Langkah Kerja
1) Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan!
2) Periksalah alat dan bahan sebelum digunakan dan pastikan semua alat dan bahan dalam
keadaan baik!
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK 65
by lutfi@li.gsk.2010
Pemasangan Instalasi Listrik Bangunan Sederhana 1
3) Tuliskan jumlah penghantar yang ada disetiap pipa PVC pada gambar kerja!
4) Rangkailah skema pada Gambar kerja, sakelar putar pada kotak sekering dalam keadaan
terbuka!
5) Lakukanlah pemasangan pipa PVC, sakelar tunggal, sakelar tukar/hotel dan lampu sesuai
dengan rancangan letak penempatan komponen-komponen tersebut sesuai Gambar kerja!
6) Setelah selesai lakukanlah pemasangan pengawatan!
7) Lakukanlah pengisolasian pada setiap sambungan dan periksalah setiap sambungan
dengan multimeter untuk mengetahui kebenaran penyambungan sesuai prinsip kerja
rangkaian !
8) Lakukanlah tes tahanan isolasi penghantar dengan Megger, jika nilai tahanan isolasi yang
terukur > 1 M
9) Pasanglah pengaman dan lampu pijar 25 watt !
10) Hubungkanlah kotak sekering dengan sumber tegangan satu fasa dan lakukanlah uji coba
rangkainan !
Tabel cek kebenaran rangkaian percobaan
Posisi saklar Kondisi lampu Keterangan
No tungga Tuka L1 L2
l r
1 Off I
2 On I
3 On II
4 Off II
11) Setelah selesai pengukuran dan pengujian matikanlah sumber tegangan satu fasa !
12) Lepaskanlah dan kembalikanlah semua alat dan bahan praktikum ketempat semula,
kemudian buat kesimpulan dari kegiatan belajar ini!
b. Kesimpulan dan analisa
SKOR AKHIR : SA = JS x BP
Catatan :
No Job 5. PEMASANGAN PANEL PENGAMAN UTAMA DAN KWH METER SATU FASE
c. Petunjuk kerja
1) Kotak sekring dipasang setinggi 190 cm dari lantai dan KWh meter dipasang setinggi 190
cm.
2) Ujung-ujung pipa harus masuk kedalam kotak sekring sedalam 1 cm.
3) Pada rumah klayu atau bambu kotak sekring dan sebagainya dipasang pada dinding rumah
tersebut dan dikuatkan dengan sekrup kayu. Bila dinding tersebut terlalu tipis, maka tempat
yang akan dipasang alat-alat itu harus diberi landasan dulu dengan papan kayu.
4) Pada bangunan tembok, landasan kayu/papan ditanam dalam tembok.
5) Pemasangan pipa dilaksanakan dalam tembok.
d. Gambar Kerja
Bagan pelaksanaan
30 cm 30 cm
20 cm
20 cm
50 cm
KWh
30 cm
MCB
10 cm
30 cm
e. Langkah Kerja
2) Atur penempatan tata letak komponen sesuai gambar, kemudian pasang saluran pemipaan
(lihat lay out gambar).
3) Masukkan kabel saluran NYA 2,5 mm² sesuai kebutuhan pengawatan. Sambung kabell
tersebut sesuai urutan penyambungan yang benar (lihat diagram pengawatan).
4) Sambungkan suatu beban/beban instalasi lampu melalui box sekring.
5) Laporkan hasil perakitan pada instruktur, dengan seizin instruktur lakukan pengujian hasil
rangkaian anda dan amati kerja KWh meter.
6) Catat hasil pengamatan KWh meter pada tabel pengamatan berikut :
Lampu pijar :
Lampu TL :
Lampu pijar + TL :
Bor listrik
7) Jika hasil percobaan berhasil buat laporan kerja dan bongkar rangkaian setelah
dinilai/diperiksa.
SKOR AKHIR : SA = JS x BP
Catatan :
d. Gambar Kerja
Isolator keramik
Pengikat kawat
Pipa union 38 mm
200 cm
Isolator penarik
kawat
125 cm
Kawat jala-jala PLN
Klem plat
e. Langkah Kerja
SKOR AKHIR : SA = JS x BP
Catatan :
G. Lembar Penilaian
Nama : ………………………………. Kelas : …………………..
1 TUGAS 0 10 15
2 TEST FORMATIF 0 10 15
3 LEMBAR KERJA 0 10 60
4 KOMPETENSI KUNCI 0 10 10
Mengumpulkan, mengorganisir dan
a. menganalisa informasi
f. Memecahkan masalah
g. Menggunakan teknologi
Nilai Akhir
Keterangan:
Nilai akhir =
score x 100
score maximum
BAB III
EVALUASI
BAB IV
PENUTUP
Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal modul Pemasangan Instalasi Listrik
Bangunan Sederhana (Jilid I), dapat melanjutkan ke modul Pemasangan Instalasi Listrik Bangunan
Sederhana (Jilid II). Apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus dalam mengambil modul
Pemasangan Instalasi Listrik Bangunan Sederhana (Jilid I), maka peserta diklat harus mengulang
modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prih Sumardjati, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid I, DEPDIKBUD Dikmenjur, 2008.