Anda di halaman 1dari 53

S E K O LA H M E N E N G A H RPP 3.

1
KEJURUAN KELOMPOK 1
Log RENCANA PELAKSANAAN
o MALANG
PEMBELAJARAN ( RPP )

Satuan Pendidikan : SMK Kelompok 1


Mata Pelajaran : Pekerjaan Dasar Elektromekanik
Kelas / Semester : X/1
Materi Pokok : Mendeskripsikan Penggunaaan Peralatan Tangan
Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (15 x 45 menit )

A. Kompetensi Inti:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan penggunaan peralatan tangan (hand tools)
2. Menggunakan peralatan tangan (hand tools) untuk menyelesaikan pekerjaan
elektromekanik

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengidentifikasi Alat-alat tangan (hand tool)
2. Memahami karakteristik alat alat tangan (hand tools)

D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan observasi peserta didik mampu mengidentifikasi macam – macam
peralatan tangan (hand tools) dengan benar
2. Melalui kegiatan presentasi peserta didik mampu menjelaskan kembali sesuai hasil
observasi
E. Materi Pembelajaran
Identifikasi peralatan tangan
Perlengkapan kerja sebagai salah satu sub infra struktur komponen kegiatan di work shop,
bengkel atau industri merupakan persyaratan standar pelayanan minimal yang harus dipenuhi,
dalam rangka menunjang keselamatan kerja.
Salah satu definisi menyebutkan bahwa : Standar perlengkapan kerja yang berkaitan dengan
keselamatan adalah kegiatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan
proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
Karena perlengkapan kerja merupakan persyaratan standar baku, maka menyangkut segala
sesuatu peralatan yang dipakai, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan
air, di dalam air maupun di udara. Tempat-tempat kerja demikian tersebar pada segenap
kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri, pertambangan, perhubungan, pekerjaan
umum,jasa, dll. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik
barang maupun jasa, dll. Salah satu aspek penting terutama teknologi maju dan mutakhir.
Perlengkapan kerja adalah alat bantu pekerjaan dan keselamatan kerja adalah tugas semua
orang yang bekerja. Oleh karena itu perlengkapan kerja dan keselamatan kerja adalah bagian
penting dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya, dan juga masyarakat pada
umumnya.
Untuk menambah wawasan betapa pentingnya hal tersebut diatas, kita dapat belajar dari
informasi pekerjaan serta kondisi ditempat kerja secara umum sebagai bekal persiapan kerja.
Kemajuan dan perkembangan industrialisasi disamping memberikan kemudahan pada proses
produksi, ternyata juga dapat menambah jumlah dan ragam sumber bahaya di tempat kerja,
yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan kerja, proses serta sifat pekerjaan, yang pada
akhirnya akan mendorong peningkatan jumlah kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan
pencemaran lingkungan.
Oleh karena itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang merupakan salah satu bagian
dari perlindungan tenaga kerja perlu dikembangkan dan ditingkatakan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara umum bertujuan :
Memberikan perlindungan atas keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada
ditempat kerja, atau dapat disederhanakan bahwa tujuan K3 adalah :
“Membuat Tempat Kerja yang Aman dan Nyaman bagi setiap orang”
Semua perkakas dan Perlengkapan Kerja yang digunakan didalam bengkel kerja listrik harus
memenuhi ketentuan K3 dan PUIL 2000.
Personil yang bekerja harus terlindung secara mekanik maupun secara kelistrikan. Perkakas
dan Perlengkapan Kerja sesuai dengan fungsinya merupakan sarana pelindung pekerja dari
gangguan mekanik maupun kelistrikan.

Perkakas
Perkakas yang digunakan di bengkel listrik terdiri dari :
a. Perkakas tangan
Misalnya : Tang kombinasi, tang emotong sisi (side cutter flier) Tang lancip (long nose
flier) semuanya mempunyai handle berisolasi, obeng – (flat screwdriver), Obeng +
(Philips screwdriver), macam jenis dan ukuran kikir, macam-macam jenis dan ukuran
palu, gergaji, besi, rier, flier, alat penitik, jangka kaki, solder listrik dsb.
b. Perkakas mesin
Contoh : Mesin bor meja, mesin bor tangan listrik, mesin gerinda, mesin bubut, mesin
pelipat pelat, pemotong pelat, mesin gergaji dsb.
Kesemua perkakas mesin tadi harus memenuhi syarat keselamatan kerja jadi dilengkapan
alat pelindung yang sesuai.
c. Perkakas uji/ukur
Contoh : Tespen, AVOmeter, megger, earth tester, Mistar, jangka sorong, mikrometer.

Pekerjaan mekanik listrik yang dilakukan di bengkel listrik biasanya dikerjakan dengan
menggunakan beberapa peralatan tertentu. Kadang pekerjaan tersebut dikerjakan cukup hanya
menggunakan peralatan tangan saja, namun ada juga yang menggunakan peralatan mesin atau
gabungan, baik peralatan tanga maupun mesin.
Peralatan tangan yang dimaksud adalah segala macam perkakas atau alat yang digunakan
secara manual (tangan) untuk pekerjaan-pekerjaan mekanik di bengkel listrik (elektro).
Secara umum peralatan tangan mempunyai ciri-ciri antara lain :
1. Bentuknya Sederhana
2. Ringan
3. Mudah dibawa (portable)
4. Menggunakan sumber listrik yang tidak terlalu besar
5. Digunakan secara manual
6. Relatif mudah penggunaannya

Melakukan Pekerjaan Dengan Peralatan Tangan


Banyak jenis dan macam peralatan tangan yang digunakan dalam pekerjaan mekanik dasar.
Berikut ini akan dijelaskan cara menggunakan dan merawat beberapa peralatan tangan untuk
pekerjaan mekanik dasar.
1. Gergaji besi
Gergaji digunakan untuk memotong bahan atau benda-benda yang terbuat dari logam
lunak atau alminium dan bahan lain. Contohnya adalah untuk menggergaji casis pertinak,
triplek, acrilic dan lainnya.

Contoh gergaji besi ditunjukkan pada Gambar 1.2.


Langkah-langkah penggunaan gergaji besi:
a. Pasang benda kerja pada ragum atau pada tempat yang datar;
b. Genggam bagian a dengan tangan;

Gambar 1.2a
Gergaji Besi
c. Putar pengatur mata gergaji untuk memasang dan mengencangkan atau mengeraskan
bentangan mata gergaji;
d. Gerakkan gergaji dengan gerakan satu arah maju dengan tekanan pada benda kerja dan
untuk gerakan mundur hindari adanya tekanan berulang-ulang sampai tujuan tercapai;
e. Jika ingin melepas mata gergaji caranya kebalikan dengan pada saat memasang mata
gergaji.
Cara merawat gergaji besi:
a. Bersihkan gergaji dari serbuk-serbuk setelah dipakai menggergaji;
b. Beri pelumas pada bagian pengatur dan engsel gergaji secukupnya supaya tidak
berkarat dan mudah untuk memutar pengatur dan mudah untuk menggerakkan pada
engsel bentangan gergaji; dan
c. Simpan ditempat yang tidak lembab.

2. Kikir persegi
Bentuk kikir mermacam-macam, ada bentuk persegi, bulat, segitiga dan lainnya. Dari segi
penggunaan, ada kikir untuk benda kerja dari bahan besi dan kikir untuk benda kerja kayu.
Kikir digunakan untuk meratakan atau menghaluskan permukaan benda kerja setelah
digergaji atau digunting maupun disolder dan atau membersihkan mata solder serta dapat
digunakan untuk membuat benda kerja dengan kemiringan tertentu atau betul-betul siku.
Contoh bentuk kikir persegi seperti ditunjukkan pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3 a
Contoh Kikir Bentuk Persegi dan Bagian-Bagiannya

Langkah-langkah penggunapan kikir persegi:


a. Letakkan benda kerja pada ragum;
b. Genggam bagian a (pegangan kikir);
c. Tempelkan kikir pada benda kerja dengan sedikit ditekan pada saat kikir digerakkan
maju dan pada saat kikir digerakkan mundur tekanan pada bagian b dikurang. Lakukan
langkah ini sampai benda kerja telah sesuai keperluan;
d. Tekan bagian b d, gerakkan bagian b satu arah dengan sedikit tekanan pada benda kerja
dan kembali tidak dengan tekanan.
Perawatan kikir:
a. Gunakan kikir sesuai dengan peruntukannya karena kikir untuk kayu tidak tepat untuk
benda kerja dari bahan besi demikan juga tingkat kekasarannya bermacam-macam;
b. Kikir jangan sampai jatuh karena bisa putus;
c. Bersihkan kikir dari serbuk-serbuk dengan sikat kawat baja;
d. Letakkan kikir dengan teratur karena kikir dapat patah jika meletakkannya tidak
teratur, dan lebih baik jika kikir diletakkan secara berdiri pada waktu menyimpan; dan
e. Simpan kikir pada tempat yang tidak lembab.

3. Kikir bulat
Kikir bulat digunakan untuk memperbesar atau meratakan lubang yang berbentuk bulat,
misalnya pada sasis atau acrilic yang dilubangi dengan bor.
Selain itu juga dapat dipergunakan untuk memperbesar lubang jika mata bor ukurannya
tidak sesuai dengan kebutuhan atau kita beli benda kerja lubangnya terlalu kecil maka
dapat diperbesar dengan menggunakan kikir bulat. Contoh bentuk kikir bulat ditunjukkan
pada Gambar 1.4
b

Gambar 1.4
Kikir bulat dan Bagian-Bagiannya
Langkah-langkah menggunakan kikir bulat:
a. Letakkan benda kerja pada ragum atau bidang datar,
b. Genggam bagian a, dan
c. Gerakkan bagain b satu arah dengan sedikit tekanan pada benda kerja dan kembali
tidak dengan tekanan.
Untuk bentuk kikir lainnya cara penggunaan dan perawatannya sama dengan kikir bentuk
persegi, hanya manfaatnya sesuai dengan bentuk dan tujuan penggunaannya.

4. Cutter
Cutter atau pisau kecil digunakan untuk memotong acrilic, mika, prespan atau bahan lain
yang ingin di potong sesuai dengan kebutuhan. Selain itu cutter juga dapat digunakan
untuk membersihkan isolasi pada ujung kawat email.
Penggunaan cutter sangat praktis karena jika sudah tumpul atau kurang tajam tinggal
memutus akan diperoleh ujung pisau baru yang tajam. Contoh bentuk cutter ditunjukkan
pada Gambar 1.12.

Pegangan

Ujung cutter Untuk mengatur Pengunci


ujung cutter gerakan

Gambar 1.12
Contoh Bentuk Cutter

Langkah penggunaan cutter:


a. Genggam bagian a (pegangan cutter) dengan tangan;
b. Untuk mengeluarkan ujung pisau, putar bagian b sampai ujung cutter dari sarang dan
putar ke arah sebaliknya jika mau memasukkan ujung pisau;
c. Kunci agar pisau tidak goyah pada saat digunakan;
d. Letakkan benda kerja yang akan dipotong pada ujung cutter;
e. Sebaiknya penggunaan cutter dengan menggerakkan mudus dengan sudut kemiringan
sekitar 30 derajat agar hasilnya optimal dan ujung pisau tidak udah patah; dan
f. Jika pisau cutter tidak tajam atau tumpul, putus bagian tersebut dan jika sudah pendek
ganti dengan pisau baru.
5. Tang potong
Tang pemotong, khususnya dipakai untuk memotong kawat. Pada umumnya, bentuk tang
pemotong lebih kecil daripada tang kombinasi.
Selain untuk memotong kawat, tang pemotong dapat juga digunakan untuk memotong
isolasi ban, tali rami, dan semacamnya. Bentuk tang pemotong menyerupai gunting, tetapi
mulutnya pendek. Bagian tajam yang dipakai untuk memotong ialah bagian samping
kepalanya. Bentuk tang pemotong ini seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Contoh
tang potong ditunjukkan pada Gambar 1.13.
Beberapa karakteristik tang pemotong (diagonal cutting pliers atau side(cutter), antara lain
sebagai berikut ;
 Mulutnya memeliki sudut tertentu
 Terdapat beberapa ukuran, yaitu dari 100 mm sampai 200 mm.
 Digunakan untuk memotong kawat pada ruang terbatas atau ujung kawat pada
terminal.
 Dipakai juga untuk menarik, memotong, dan membalas plin (split plin)
.
Langkah penggunaan tang potong:
a. Genggam bagian a (pegangan);
b. Letakkan benda kerja pada bagian b;
c. Tekan bagian a sehingga pada bagaian b benda kerja akan terpotong.

a (pegangan)
b letak benda kerja

Gambar 1.13
Contoh Bentuk Tang Potong
Perawatan semua jenis tang hampir sama, diantaranya adalah:
a. Gunakan tang sesuai dengan jenis dan fungsinya sehingga lebih awet;
b. Setelah selesai digunakan, bersihkan dari segala kotoran;
c. Beri pelumas pada bagian engsel secukupnya pada setiap minggu agar tidak mudah
berkarat dan gerakannya lebih mudah;
d. Pada setiap jenis tang, bagian untuk memegang tang dilapisi karet, selain untuk
kenyamanan juga sebagai isolasi terhadap listrik; dan
e. Simpan pada tempat yang tidak lembab.

6. Tang cucut/lancip
Tang cucut mempunyai bentuk mulut yang runcing dan beralur dengan permukaan halus
atau bergerigi tajam. Ada juga yang memliki bentuk mulut bulat pada bagian luar dan
bagian dalam rata memanjang serta runcing, sehingga ujung mulutnya kecil (mulut bentuk
tirus). Dengan bentuk demikian itu, tang lancip sangat cocok untuk memegang benda-
benda kecil, seperti mur, sekrup, cincin, dan sebagainya, karena benda-benda yang cukup
kecil terlalu sulit dipegang dengan tangan, apalagi jika akan dipasang delam ruangan yang
sangat sempit, salah satu bentuk tang lancip dapat dilihat pada gambar 1.14.

pegangan
tangan

tempat benda
kerja
Gambar 1.14
Contoh Tang Cucut
Langkah penggunaan tang cucut:
a. Genggam kedua bagian a;
b. Letakkan benda kerja pada bagian b; dan
c. Tekan dan putar bagian a untuk mendapatkan bulatan mata kabel yang diinginkan.

7. Tang kombinasi
Tang kombinasi artinya tang campuran. Sesuai dengan namanya, tang kombinasi dapat
dipakai untuk beberapa macam keperluan antara laian untuk memegang, memutar, dan
memotong. Oleh karena itu, tang kombinasi menjadi alat utama bagi tukang listrik.
Untuk memegang dan memuntir digunakan bagian mulutnya, sedangkan untuk memotong
digunakan bagian samping yang berbentuk gunting ( bagian yang tajam ). Pemotongan
dilakukan dengan cara menekan dengan tangan saja, meskipun agak berat, tidak boleh
menggunakan palu sebagai pemukul karena akan merusaknya. Contoh Tang kombinasi
ditunjukkan pada Gambar 1.15.
a pegangan b tempat
benda kerja
Gambar 1.15
Contoh Bentuk Tang kombinasi
Bagian-bagian tang kombinasi antara lain terdiri atas :
 Ujung yang bergerigi tajam untuk menjepit,
 Lubang mulut yang bergerigi tajam untuk menjepit benda yang berbentuk silinder.
 Terdapat dua pemotong yang disediakan untuk memotong kawat baja.
 Mulut pemotong untuk memotong kawat lunak
 Tang kombinasi dibuat dalam beberapa ukuran, yaitu dari 150 mm sampai 230 mm.
Ada tang kombinasi yang pegangannya dilapisi atau ditutupi bahan isolasi. Isolasi ini
umumnya terbuat dari karet atau plastik, maksudnya agar tidak terkena aliran listrik pada
saat memakainnya. Bekerja pada instalasi listrik yang masih ada tegangan atau arus
listriknya, hanya boleh dilakukan oleh orang yang benar-benar telah ahli atau terampil.
Sebelum pekerjaan dimulai, sakelar perlu dilepas atau sekering dikendorkan lebih dahulu,
sehingga tidak ada tegangan atau arus listrik pada rangkaian yang mengalir ke bagian
tubuh. Cara ini dilakukan dengan maksud untuk menjaga keselamatan bagi orang maupun
peralatannya.
Langkah penggunaan tang kombinasi:
a. Genggam kedua bagian a dengan tangan;
b. Letakkan atau posisikan benda kerja pada bagian b; dan
c. Tekan bagian a untuk menghasilkan benda kerja yang diinginkan (bisa sebagai
pemegang, alat pengeras baut-mur ringan, memotong benda kerja, dll).
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan dalam penggunaan tang kombinasi, perlu
diperhatikan hal-hal berikut ;
 Jangan coba-coba untuk memotong bahan yang terlalu lebar dan terlalu keras
karena akan merusak mulut pemotong.
 Jangan memasang perantara pada pegangannya (handle) karena akan merusak.
 Jika akan membuka mur, gunakanlah kunci pas dengan ukuran yang benar, jangan
menggunakan tang.
 Jangan menggunakan tang tanpa perlindungan untuk menjepit.
 Lakukanlah pemebrsihan secara berkala, agar tang selalu dalam keadaan bersih
 Berikanlah pelumasan dengan minyak pelumas (oli dan sejenisnya) pada bagian
yang bergerak
 Periksalah secara berkala, karena tang yang rusak akan membahayakan tangan serta
benda kerja.
 Jangan menggunakan tang untuk memanaskan suatu benda kerja, karena akan
berakibat terjadinya kerusakan pada tang terutama pada bagian isolasinya.

8. Tang bulat
Tang ini disebut tang bulat karena bagian mulutnya berbentuk bulat agak panjang, tang
ini dipakai terutama untuk membuat mata pada kawat, tang bulat juga dapat
banyakdipakai dalam pekerjaan instalasi listrik. Membuat mata kawat dengan
menggunakan tang bulat, hasilnya akan lebih baik.
Beberapa karakteristik tang bulat (round noise pliers) anatar lain sebagai berikut ;
 Bentuk mulutnya runcing, bulat, dan menyerupai mulut buaya.
 Digunakan untuk membentuk lingkaran kawat dan membuat ring pada pekerjaan
instalasi listrik.
 Digunakan juga untuk membentuk mata itik pada kawat yang akan dipegang pada
horizontal.
 Dipakai pula untuk memegang komponen yang kecil pada pekerjaan elektronika.
Contoh beberapa langkah untuk membuat lingkaran dengan menggunakan tang
pembulat, diantaranya sebagai berikut :
 Jepitlah kawat pada mulut tang sesuai dengan ukuran diameter yang diinginkan.
 Putarlah mulut tang melingkari kawat.
 Lepaskan kawat dari jepitan, kemudian jepitlah dengan ujung mulut tang dan
puntirlah berlawanan arah, sehingga lehernya lentur.

9. Tang crimping
Tang crimping digunakan untuk memasang sepatu kabel, tetapi pada umumnya juga
dilengkapi dengan pemotong kabel.
10. Obeng
Menurut bentuk dan fungsinya ada 2 macam yaitu:
a. Obeng Min(-)
Berbentuk pipih dipergunakan untuk memutar sekup, beralur min.

b. Obeng plus(+)
Dipergunakan untuk memutar sekrup beralur plus.

11. Palu
Palu dipergunakaan untuk menggiling ,memukul paku dll. Palu ada dua janis palu besi
dan palu plastik/karet

Palu besi Palu plastik Palu karet

12. Gunting Plat


Dipergunakan untuk munggunting atau memotong plat atau seng dan aluminium.
13. Ragum (Catok)
Ragum dipergunakan untuk menjepit atau memegang benda yang akan dikerjakan, agar
mudah untuk mengerjakannya.

14. Penggores
Dipergunakan untuk meberi tanda, atau garis pada benda yang akan dikerjakan.

15. Mistar Baja


Terbuat dari logom stainles stell dan mempunyai ukuran dalam mm dan inchi,
dipergunakan sebagai penggaris atau atau untuk memeriksa rata dan tidaknya suatu
benda.
16. Garis Penyiku
Alat ini dipergunakan untuk mungkur benda dalam keadaan siku-siku(90°).

17. Jangka sorong


Mistar sorong atau mistar ingsut adalah termasuk suatu alat pengukur atau alat
pemeriksa yang teliti. Dengan mistar sorong, dapat mengukur teliti sampai 1/10 mm
dan 1/128 inci. Selain untuk mengukur ukuran luar dan ukuran dalamnya, mistar
sorong ini dapat pula dipakai untuk mengukur ukuran di dalam (kedalaman).

18. Mikrometer
Mikrometer merupakan salah satu alat ukur yang ketelitiannya lebih tinggi
dibandingkan dengan jangka sorong, yaitu mencapai 0,01 mm.

F. Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific).
2. Strategi Pembelajaran koperatif (cooperative learning) menggunakan observasi dengan
model pembelajaran inquery learning.
G. Alat dan media
- Laptop
- LCD Proyektor
- Software presentasi Powerpoint
- Peralatan tangan.

H. Sumber Belajar
- Dikmenjur, 2001, Keselamatan Kerja Mekanik dan Listrik, Jakarta
- Kusnandar, Achmad. 1999. Pekerjaan Mekanik Elektro, Armico, Bandung

I. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 dan 2

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya 10 menit
memahami peralatan tangan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan
berpikir kritis, siswa diajak menemukan sesuatu yang
berkaitan dengan peralatan tangan
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran peralatan
tangan yang ingin dicapai
Inti 1. Guru memberikan gambaran tentang bagaimana 425
mengaitkan kejadian sehari-hari dengan peralatan tangan menit
2. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
dengan tiap kelompok terdiri atas 4 siswa.
3. Tiap kelompok mendapat tugas untuk melakukan
observasi macam-macam perlatan tangan
4. Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru
memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk
terlibat aktif, dan mengarahkan bila ada kelompok yang
melenceng jauh pekerjaannya.
5. Salah satu kelompok (tidak harus yang terbaik) diminta
untuk mempresentasikan hasil observasiya ke depan
kelas. Sementara kelompok lain, menanggapi dan
menyempurnakan apa yang dipresentasikan.
6. Guru mengumpulkan semua hasil observasi tiap
kelompok
7. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua siswa
pada kesimpulan.
8. Guru memberikan beberapa soal untuk dikerjakan tiap
siswa, dan dikumpulkan
Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang peralatan tangan 15 menit
2. Guru menanggapi apa yang sudah disimpulkan oleh
siswa mengenai peralatan tangan
3. Guru memberikan tugas PR beberapa soal mengenai
peralatan tangan
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan untuk tetap belajar, dan memberitahukan materi
yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan ke 3
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya 10 menit
memahami peralatan tangan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan
berpikir kritis, siswa diajak untuk menyebutkan benda
elektromekanik yang dapat dikerjakan dengan peralatan
tangan

Inti 1. Guru memberikan gambaran tentang bagaimana 200


mengaitkan kejadian sehari-hari dengan peralatan tangan menit
2. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
dengan tiap kelompok terdiri atas 2 siswa.
3. Tiap kelompok mendapat tugas untuk mengerjakan kerja
proyek 1 membuat sengkang/klem pipa sebanyak 10 buah
4. Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru
memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk
terlibat dalam praktik, dan mengarahkan bila ada
kelompok yang melenceng jauh pekerjaannya.
5. Guru mengumpulkan semua hasil kerja tiap kelompok
6. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua siswa
pada kesimpulan.
Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang penggunaan dan 15 menit
penerapan peralatan tangan untuk menyelesaikan
pekerjaan elektromekanik
2. Guru menanggapi apa yang sudah disimpulkan oleh
siswa mengenai peralatan tangan
3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan untuk tetap belajar, dan memberitahukan materi
yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya.

J. Penilaian Hasi Belajar


1. Kinerja ( Pengamatan selama praktik)
2. Tes tulis dan Praktek
3. Portofolio (Laporan praktik)
4. Tugas

K. Instrumen Penilaian

1. Penilaian sikap (melalui observasi)


Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap (Sosial)

Tanggung
No Nama Siswa Disiplin Jujur Santun
Jawab
1. Arsyavin
2. Nabil
3. Fadilah
Keterangan:
4 = jika empat indikator terlihat.
3 = jika tiga indikator terlihat.
2 = jika dua indikator terlihat
1 = jika satu indikator terlihat

INDIKATOR PENILAIAN SIKAP


Disiplin
a. Tertib mengikuti instruksi
b. Mengerjakan tugas tepat waktu
c. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
d. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif

Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
c. Tidak menyontek atau melihat data/pekerjaan orang lain
d. Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari

Tanggung Jawab
a Pelaksanaan tugas piket secara teratur
b Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
c Mengajukan usul pemecahan masalah
d Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan

Santun
a Berinteraksi dengan teman secara ramah
b Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan
c Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
d Berperilaku sopan

Nilai akhir sikap diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul) dari keempat
aspek sikap di atas.

Kategori nilai sikap:


Sangat baik : apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang : apabila memperoleh nilai akhir 1

PENGOLAHAN PENILAIAN SIKAP


Mata Pelajaran : Pekerjaan Dasar Elektromekanik
Kelas/Semester :X

Tanggung Nilai Mata


No Nama Siswa Disiplin Jujur Santun
Jawab Pelajaran
1. Arsyavin 3 3 3 4 3
2. Nabil 3 4 4 4 4
3. Fadilah 3 3 2 3 3 (perlu
pembinaan
berkelanjutan
untuk
sikaptanggung
jawab)
2. Penilaian pengetahuan

KISI-KISI DAN SOAL PENGETAHUAN

KompetensiDa Jenis
Indikator Indikator Soal Soal
sar Soal
3.1. Mendeskri 1. Mengiden 1. Siswa dapat mejelaskan Tes 1. Sebutkan 5 ciri-ciri dari
psikan tifikasi ciri-ciri alat tangan. Tertulis alat tangan !
pengguna Alat-alat 2. Siswa dapat memilah 2. Menurut pengunaannya
an alatalat tangan peralatan tangan dibagi
tangan
peralatan berdasarkan menjadi berapa?
tangan (hand penggunaannya Sebutkan 3 contoh dari
(hand tool) 3. Siswa dapat mejelaskan alat-alat tangan tersebut!
tools) 2. Memaha fungsi alat-alat tangan. 3. Jelaskan fungsi dari
mi 4. Siswa dapat peralatan tangan berikut
karakterist memilih/membedakan ini : tang kupas, kikir
ik alat alat alat tangan yang tepat bulat, ragum, gergaji
untuk suatu pekerjaan besi, dan obeng min !
tangan
5. Siswa dapat 4. Jika ada sepotong kawat
(hand menjelaskan cara dengan diameter 2 mm
tools) melakukan perawatan dan ada tang cimping
alat-alat tangan dan tang kombinasi, alat
manakah yang tepat
untuk memotongnya?
Jelaskan alasannya!
5. Jelaskan cara merawat
tang kombinasi agar
awet dan tidak berkarat !

Kunci Jawaban :

Jawaban Skor Maks


1. Secara umum peralatan tangan mempunyai ciri-ciri antara lain :
- Bentuknya sederhana 5
- Ringan dan mudah dibawa (portable) 5
- Tidak menggunakan sumber listrik yang terlalu besar 5
- Digunakan secara manual 5
- relatif mudah penggunannya 5

2. Peralatan tangan dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :


- Peralatan tangan tanpa sumber tenaga dari luar, misalnya: kikir, 5
obeng, tang, gergaji tangan, palu, dan lain-lain
- Peralatan tangan yang menggunakan sumber listrik dengan daya 5
yang relatif kecil, misalnya : bor listrik pistol, solder, gergaji
listrik manual
- Peralatan tangan yang digunakan untuk pengukuran besaran 5
tertentu, misalnya: mistar, busur derajat, jangka sorong, mikro
meter, pengukur tekanan, dan sebagainya.
3. - Tang kupas digunakan untuk mengupas kabel 5
- Kikir bulat digunakan untuk meratakan/meluaskan lubang 5
- Ragum digunakan untuk memegang benda kerja dengan kuat 5
- Gergaji besi digunakan untuk memotong besi 5
- Obeng min digunakan untuk mengencangkan/mengendorkan 5
sekrup

4. Tang yang digunakan adalah tang kombinasi karena lebih kuat dan
tenaga yang digunakan lebih sedikit. 20

5. Cara merawat tang kombinasi :


- Berilah minyak pelumas pada bagian yang bergerak/bergesekan 5
- Jangan digunakan untuk memotong bahan diluar kemampuannya 5
- Digunakan sesuai dengan peruntukannya 5
- Jangan digunakan untuk mengencangkan mur 5
- Jangan digunakan untuk memegang benda kerja yang 5
dipanaskan.

Penskoran soal :
Ket: 96 – 100 = A = 4,00
91 – 95 = A- = 3,66
86 – 90 = B+ = 3,33
81 – 85 = B = 3,00
75 – 80 = B- = 2,66

Perolehan Skor Nilai Nilai


No Nama Siswa Jumlah Keterangan
1 2 3 4 5 Angka Huruf
1 Arsyavin 15 12 25 15 20 87 3,33 B+

2 Nabil 15 15 20 20 25 95 4,00 A

3 Fadilah 12 12 17 20 25 86 3,33 B+
Remidi soal
4 Indah 9 9 12 15 20 65 2,33 C
no 1, 2, 3
5 ....
3. Penilaian Ketrampilan
Instrumen Penilaian keterampilan
Mata Pelajaran: Pekerjaan Dasar Elektromekanik
KD 4.1. Menggunakan peralatan tangan (hand tools) untuk menyelesaikan pekerjaan
elektromekanik

Indikator Penilaian Ketrampilan :


1. Menggunakan peralatan tangan (hand tools) untuk menyelesaikan pekerjaan
elektromekanik : 4
2. Menerapkan penggunaan peralatan tangan (hand tools) untuk menyelesaikan
pekerjaan elektromekanik : 4

Kriteria Penilaian :
1. Menggunakan berbagai peralatan tangan untuk menyelesaikan pekerjaan
elektromekanik:
- Mampu menggunakan semua jenis alat tangan yang ada :4
- Mampu menggunakan hampir semua jenis alat tangan yang ada :3
- Mampu menggunakan sebagian dari alat tangan yang ada :2
- Tidak Mampu menggunakan jenis-jenis alat tangan yang ada :1

2. Menerapkan penggunaan peralatan tangan untuk menyelesaikan pekerjaan


elektromekanik:
- Mampu menyelesaikan pekerjaan elektromekanik dengan baik :4
- Mampu menyelesaikan pekerjaan elektromekanik :3
- Mampu menyelesaikan sebagian pekerjaan elektromekanik :2
- Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan elektromekanik :1

PENGOLAHAN NILAI KD- KETRAMPILAN

Aspek/Indikator Tes ke Skor/Nilai Keterangan

1. Menggunakan peralatan tangan untuk


menyelesaikan pekerjaan 1 4 Tuntas
elektromekanik.

2. Menerapkan penggunaan peralatan


tangan untuk enyelesaikan pekerjaan 3 Tuntas
elektromekanik

Nilai Akhir (Nilai optimum tertinggi) 4

Keterangan : Jika nilai di bawah 3 harus mengulang


Daftar nilai ketrampilan KD 4.1 Menggunakan peralatan tangan (hand tools) untuk
menyelesaikan pekerjaan elektromekanik

Perolehan skor
No Nama Siswa NilaiAkhir
1 2

1 Arsyavin 4 3 4
2 Nabil 3 3 3
3 Fadilah 4 4 4
4 Indah 3 3 3
5 .... ..... ..... ....

Mengetahui ________, __________________


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

_______________________ ________________________
Lampiran Lembar Observasi
Disediakan sejumlah alat-alat tangan sebagai berikut :
1. Palu besi : 1 buah 16. Penggores : 1 buah
2. Palu karet/plastik : 1 buah 17. Penitik : 1 buah
3. Tang kombinasi : 1 buah 18. Obeng + : 1 buah
4. Tang potong : 1 buah 19. Obeng - : 1 buah
5. Tang crimping : 1 buah 20. Rivet : 1 buah
6. Tang kupas : 1 buah 21. Gunting plat : 1 buah
7. Tang lancip : 1 buah 22.Gergaji kayu : 1 buah
8. Flaring tool : 1 buah 23. Gergaji besi : 1 buah
9. Vice grip : 1 buah 24. Atraktor : 1 buah
10. Kikir bulat : 1 buah 25. Kunci pas : 1 buah
11. Kikir pipih : 1 buah 26. Multitester : 1 buah
12. Kikir segitiga : 1 buah 27. Mikrometer : 1 buah
13.Kikir setengah bulat : 1 buah 28. Penggaris/mistar : 1 buah
14.Brander : 1 buah 29. Jangka sorong : 1 buah
15. Jara : 1 buah 30. Cutter : 1 buah

Tabel observasi
GAMBAR CARA
NO NAMA ALAT FUNGSI
ALAT MENGGUNAKAN

10

11
GAMBAR CARA
NO NAMA ALAT FUNGSI
ALAT MENGGUNAKAN

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30
Lampiran Kerja Proyek 1

SEKOLAH : SMK KELOMPOK 1 MALANG PENGGUNAAN ALAT TANGAN NAMA :


KOMP. KEAHLIAN : Tek. Instalasi Pemanfaatan
KELAS :
Tenaga Listrik
MATA PELAJARAN : PDE
A. MEMBUAT KLEM TANGGAL :
KELAS : X (SEPULUH) WAKTU : 5X 45 Menit
SEMESTER : GASAL JOB 01 NILAI :

A. TUJUAN :
Setelah selesai melaksanakan praktek, siswa diharapkan dapat :
1. Menggunakan peralatan tangan
2. Menerapkan penggunaan peralatan tangan untuk menyelesaikan pembuatan klem/sengkang
3. Mengetahui fungsi klem
4. Merawat dan memelihara peralatan tangan

B. TEORI DASAR :
Klem atau biasa disebut dengan sengkang digunakan untuk menempelkan pipa pralon saluran
kabel instalasi pada tembok atau kayu agar kuat. Klem dapat dibuat dengan menggunakan
limbah seng yang banyak terdapat disekitar kita seperti kaleng susu atau kaleng biskuit.
Daripada limbah tersebut terbuang percuma dan kadang sebagai tempat sarang nyamuk maka
pada praktik ini kita akan membuat klem yang murah dan cukup berguna dalam pratik
instalasi listrik.
Dalam pembuatan klem ini dibutuhkan ketrampilan dalam menggunakan gunting plat, palu,
dan tang kombinasi

C. ALAT DAN BAHAN


1. Gunting plat
2. Palu
3. Tang kombinasi
4. Paku
5. Pipa 5/8” panjang 5 – 10 cm
6. Kaleng bekas susu / biskuit

D. KESELAMATAN KERJA
1. Gunakan peralatan tangan sesuai dengan penggunaannya
2. Hati-hatilah waktu memotong kaleng karena bagian tepi biasanya cukup tajam
3. Hati-hatilah waktu menggunakan palu jangan sampai jari tangannya terpukul
4. Jangan bercanda dan bergurau selama praktek.
E. GAMBAR KERJA

Dipotong

Kaleng
BEKAS

8 cm Plat klem

1,5cm

Pipa 5/8”

F. LANGKAH KERJA

1. Potong / buanglah bagian penutup atas dan bawah dari kaleng


2. Belahlah kaleng yang sudah tidak berpenutup
3. Ukur dan beri tanda pada plat dengan ukuran 1,5 cm X 8 cm
4. Potonglah plat sesuai dengan ukuran
5. Haluskan tepi/ujung plat agar tidak melukai tangan.
6. Buatlah lubang kecil berdiameter + 2 mm dengan jarak 0,5 cm dari ujung
7. Bentuklah plat tersebut menjadi klem dengan menggunakan mal dari pipa 5/8”
8. Periksakan hasil pekerjaan tersebut ke instruktur

G. KESIMPULAN

Malang, ...... Oktober 2015


Mengetahui
Instruktur Praktikan

1. ________________ (………….)

2. ________________ (………….) …………………………….


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMK NEGERI VEDC
Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran : Pekerjaan Dasar Elektromekanik
Alokasi Waktu : 1 (5 x 45’)

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro aktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Menyadari sempurnanya konsep Tuhan tentang benda-benda dengan fenomenanya untuk
dipergunakan sebagai aturan dalam melaksanakan pekerjaan di bidang Pekerjaan Dasar
Elektromekanik.
1.2 Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntunan dalam melaksanakan pekerjaan
di bidang Pekerjaan Dasar Elektromekanik
2.1 Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan tanggung
jawab dalam melaksanakan pekerjaan di bidang Pekerjaan Dasar Elektromekanik.
2.2 Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam menyelesaikan
masalah perbedaan konsep berpikirdalam melaksanakan pekerjaan di bidang Pekerjaan
Dasar Elektromekanik.
2.3 Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
melaksanakan pekerjaan di bidang Pekerjaan Dasar Elektromekanik.
3.2. Mendeskripsikan penggunaan peralatan bertenaga (power tools)
Indikator :
3.2.1 Mengidentifikasi peralatan bertenaga (power tools)
3.2.2 Memahami karakteristik peralatan bertenaga (power tools)
4.2. Menggunakan peralatan bertenaga (power tools) untuk menyelesaikan pekerjaan
elektromekanik
Indikator :
4.2.1 Memilih peralatan bertenaga (power tools) untuk menyelesaikan pekerjaan
elektromekani
4.2.2 Menggunakan bertenaga (power tools) untuk menyelesaikan pekerjaan
elektromekanik
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan observasi peserta didik mampu mengidentifikasi macam -macam
peralatan ber tenaga (power tools) dengan benar
2. Melalui kegiatan presentasi peserta didik mampu menjelaskan kembali sesuai hasil
observasi
3. Melalui kerja proyek diharapkan peserta didik mampu memilih peralatan bertenaga
(power tools) untuk menyelesaikan pekerjaan dasar elektromekanik
4. Melalui kerja proyek peserta didik mampu penggunaan peralatan bertenaga (power tools)
untuk menyelesaikan pekerjaan dasar elektromekanik

D. Materi Pembelajaran
1. Peralatan-peralatan tenaga (power tools):
- Mesin Bor
- Mesin Gergaji
- Mesin Penekuk Plat
- Mesin Gerinda
2. Penanganan Plat

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Scientific
2. Model Pembelajaran : Inquiry Learning
3. Metode Pembelajaran : Studi Literatur, Observasi, dan Kerja Kelompok

F. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar


1. Media Pembelajaran : Modul peralatan bertenaga, alat-alat bertenaga, slide ppt
2. Alat Pembelajaran : Boardmarker, Whiteboard, Penghapus, Laptop, LCD, Lembar
Kerja Siswa, dan Lembar Penilaian
3. Sumber Belajar :
a. Training manual Electrical electronic Industry, Australian Goverment Service,
Canbera
b. Industrial Control Wiring Guide, Second Edition, Bob Mercer, Newnes, 2001
c. Buku referensi dan artikel yang sesuai
d. Internet

G. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Memberikan salam dan mengecek kehadiran peserta didik 25
 Mengecek kebersihan dan kerapian lingkungan kelas
 Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar
 Mempersilakan salah satu peserta didik memimpin do’a
 Guru memberi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi untuk
menggali pengetahuan peserta didik sebelumnya
 Guru menegaskan topik yang akan dipelajari
 Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
Kegiatan Inti Mengamati 175
- Peserta didik memperhatikan permasalahan yang diberikan guru
tentang jenis dan fungsi peralatan tenaga
- Peserta didik memperhatikan permasalahan yang diberikan guru
tentang karakteristik masing-masing peralatan tenaga
Menanya
- Mengkondisikan situasi belajar untuk membiasakan mengajukan
pertanyaan secara aktif dan mandiri tentang karakteristik masing-
masing peralatan tenaga
- Peserta didik bertanya kepada dirinya atau teman kelompok berkaitan
apa jenis dan fungsi dari peralatan tenaga
Mengumpulkan Informasi/Eksperimen
- Guru mendorong peserta didik mengumpulkan berbagai jenis
informasi tentang peralatan tenaga
Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
- Mengkatagorikan data dan menentukan hubungannya, selanjutnya
disimpulkan dengan urutan dari yang sederhana sampai pada yang
lebih kompleks terkait dengan jenis, fungsi, dan karakteristik peralatan
bertenaga
- Guru menugaskan kepada peserta didik melakukan praktik kerja
proyek penanganan plat sesuai dengan gambar kerja
- Peserta didik memilih peralatan tenaga yang akan digunakan dalam
kerja proyek penanganan plat dengan benar
- Peserta didik menggunakan peralatan tenaga dalam kerja proyek
penanganan plat dengan benar
Mengkomunikasikan
- Menyampaikan hasil konseptualisasi tentang identifikasi dan
karakteristik peralatan bertenaga
- Peserta didik mempresentasikan hasil kerja proyek pada kelompok lain
- Peserta didik memberi tanggapan terhadap pertanyaan yang muncul pada saat
presentasi
- Peserta didik memberi masukan
- Peserta didik menerima masukan
Penutup  Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang baru 25
dipelajarinya
 Peserta didik diberi pertanyaan acak untuk mendapatkan umpan balik
 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan
kesimpulan dan memberikan tugas untuk persiapan minggu berikutnya.
 Memastikan kelas tetap dalam keadaan rapi dan bersih.
 Guru mengakhiri pelajaran dengan salam

H. Penilaian Hasil Belajar


Penentuan Teknik dan Bentuk Penilaian
Mata Pelajaran : Pekerjaan Dasar Elektromekanik
Kelas/Semester : X/1

No. Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Penilaian


1. Sikap Observasi Daftar Skala Penilaian
2. Pengetahuan
3.2. Mendeskripsikan penggunaan
peralatan bertenaga (power Tes Tertulis Mensuplai jawaban (jawaban singkat)
tools)
3. Keterampilan
4.2 Menggunakan peralatan
bertenaga (power tools) untuk Unjuk Kerja Daftar skala 1-4
menyelesaikan pekerjaan
elektromekanik

1. Penilaian Ranah Sikap

Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap (Sosial)

Nama Siswa/ Tanggung


No Disiplin Jujur Santun
Kelompok Jawab
1.
2.
3.

Keterangan :
4 = jika empat indikator terlihat.
3 = jika tiga indikator terlihat.
2 = jika dua indikator terlihat
1 = jika satu indikator terlihat

INDIKATOR PENILAIAN SIKAP

Disiplin
a. Tertib mengikuti instruksi
b. Mengerjakan tugas tepat waktu
c. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
d. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif

Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
c. Tidak menyontek atau melihat data/pekerjaan orang lain
d. Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari

Tanggung Jawab
a Pelaksanaan tugas piket secara teratur
b Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
c Mengajukan usul pemecahan masalah
d Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan

Santun
a. Berinteraksi dengan teman secara ramah
b. Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan
c. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
d. Berperilaku sopan

Kategori nilai sikap:


Sangat baik : apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang : apabila memperoleh nilai akhir 1

Tabel B2.12. Pengolahan Penilaian Sikap

Mata Pelajaran : Pekerjaan Dasar Elektromekanik


Kelas/Semester : X/1
Tanggung
No Nama Siswa Disiplin Jujur Santun Nilai Mata Pelajaran
Jawab
1. A 4 3 4 4
2. B 4 4 4 4
3. C 4 4 3 4
4. D 3 3 3 3
5. E 4 4 3 4
6. F 3 3 3 3
7. G 3 3 3 2 3 (perlu pembinaan
berkelanjutan untuk
sikap)

2. Penilaian Ranah Pengetahuan

Kisi-Kisi dan Soal Pengetahuan


Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik
Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal Jenis Soal Soal
3.2 Mendeskripsikan 3.2.1.Mengidentifikasi Mengidentifkasi fungsi Tes Tertulis 1. Apakah fungsi dari mesin
penggunaan peralatan peralatan-peralatan tenaga bor listrik ?
peralatan bertenaga bertenaga (power tools) 2. Apakah fungsi dari mesin
(power tools) (power tools) Menjelaskan bagian-bagian gerinda?
peralatan tenaga 3. Jelaskann bagian-bagian
3.2.2. Memahami Menjelaskan karakteristik dari mesin bor duduk!
karakteristik peralatan tenaga 4. Apakah yang harus
peralatan diperhatikan oleh pekerja
bertenaga logam pada pengerjaan
(power tools) mengebor dengan mesin
bor?
5. Bilamanakah kita
menggunakan mesin tekuk
plat hidrolik?

Kunci Jawaban Soal Skor


1. Mesin Bor adalah mesin yang digunakan untuk membuat lubang, alur, dan bisa untuk peluasan dan 15
penghalusan suatu lubang dengan sangat efisien
2. Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong/ mengasah benda 15
kerja dengan tujuan tertentu
3. Bagian-bagian mesin bor duduk :
a. Base (Dudukan), base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base terletak 5
paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut. Pemasangannya harus kuat karena akan
mempengaruhi keakuratan pengeboran akibat dari getaran yang terjadi.
b. Column (Tiang), bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian yang 5
digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder yang mempunyai alur atau rel
untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja.
c. Table (Meja), bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor. Meja kerja 5
dapat diatur ketinggian sesuai pekerjaan dan bisa berputar ke kiri dan ke kanan dengan sumbu poros
pada ujung yang melekat pada tiang (column). Kesemuanya itu dilengkapi pengunci (table clamp)
untuk menjaga agar posisi meja sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk menjepit benda kerja agar
diam menggunakan ragum yang diletakkan di atas meja.
d. Drill (Mata Bor), adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor yang paling 5
sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang baik, penyaluran serpih (geram)
yang baik karena alur-alurnya yang berbentuk sekrup, sudut-sudut sayat yang menguntungkan dan
bidang potong dapat diasah tanpa mengubah diameter bor. Bidang–bidang potong bor spiral tidak
radial tetapi digeser sehingga membentuk garis-garis singgung pada lingkaran kecil yang merupakan
hati bor.
e. Spindle, bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang / mencekam mata bor. 5
f. Spindle head, merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor dengan
sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk proses pemakananya. 5
g. Drill Feed Handle, handle untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke benda
kerja ( memakankan) 5
h. Kelistrikan, penggerak utama dari mesin bor adalah motor listrik, untuk kelengkapanya mulai dari
kabel power dan kabel penghubung , fuse / sekring, lampu indicator, saklar on / off dan saklar 5
pengatur kecepatan.
4. Kelengkapan mesin bor, pelumasan, jenis bahan yang akan dibor, ukuran diameter bor, arah putaran dan
kecepatan mesin bor dan pencegahan kecelakaan 15
5. Bila kita akan menekuk atau bending plat-plat yang tebal seperti mild steel dan stainless steel
15
Jumlah Skor 100

Jumlah skor yang diperoleh


Rumus pengolahan Nilai adalah : Nilai  x 4  ____
jumlah skor maksimal
3. Penilaian Ranah Keterampilan
Instrumen Penilaian Keterampilan
Mata Pelajaran PeKerjaan Dasar Elektromekanik

KD 4.2. Menggunakan peralatan bertenaga (power tools) untuk menyelesaikan pekerjaan


elektromekanik
Perolehan skor
No. Nama Siswa/Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
4
5
6
7
Indikator Penilaian Ketrampilan :
1. Memilih peralatan tenaga dengan benar : 4
2. Menggunakan peralatan tenaga dengan benar : 4

Pengolahan Nilai KD 4.2 Keterampilan


Aspek/Indikator Tes ke Skor Keterangan
Memilih peralatan tenaga dengan benar 4
Menggunakan peralatan tenaga dengan benar 3
Nilai Akhir (NA) 3,50

𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟
NA = ×4
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟

Mengetahui, _________, _________________


Kepala SMK Kel 1 Guru Mapel,

__________________ _____________________
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Klaten


Kelas/Semester : X/2
Mata Pelajaran : Pekerjaan Dasar Elektromekanik
AlokasiWaktu : 10 x 45 menit ( 2 x pertemuan )

A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


3.3. Mendeskripsikan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH)
Indikator :
3.3.1 Menjelaskan Keselamatan dan Kesehatan kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)

3.3.2 Memahami Keselamatan dan Kesehatan kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
4.3. Melaksanakan Prosedur K3LH di tempat kerja
Indicator :
4.3.1 Kerja proyek 1
Penanganan plat:
 Menerapkan pemberian tanda gambar pada benda kerja menggunakan hand tools
 Melakukan fabrikasi sheet metal (cutting, bending, drilling, punching, rivetting, painting).

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu mengingat K3LH berdasarkan peraturan
K3
2. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu memahami K3LH berdasarkan peraturan
K3
3. Melalui kerja Proyek 1 peserta didik mampu memberi tanda gambar pada benda kerja
dengan menggunakan hand tools
4. Melalui kerja proyek 1peserta didik mampu menghasilkan karya

I. Materi Pembelajaran
A. Konsep Dasar Mengenai K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) Dan Pengertiannya
Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu : perilaku yang tidak
aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman. Penyebab kecelakaan yang pernah terjadi
sampai saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut:
1. Teledor dan tidak hati – hati
2. Tidak mematuhi peraturan
3. Tidak mengikuti standar prosedur kerja.
4. Tidak memakai alat pelindung diri
5. Kondisi badan yang lemah
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan. ( Suma’mur, 1988)
K3 mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero
accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost)
perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang
memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
( http://www.sinarharapan.co.id )
Perumusan falsafah ini harus dipakai sebagai dasar dan titik tolak dari tiap usaha
keselamatan kerja karena didalamnya telah tercakup pandangan serta pemikiran filosofis,
sosial-teknis dan sosial ekonomis.
Oleh sebab itu dibuat peraturan–peraturan mengenai berbagai jenis keselamatan kerja
sebagai berikut:
1. Keselamatan kerja dalam industri ( industrial safety)
2. Keselamatan kerja di pertambangan ( mining safety)
3. Keselamatan kerja dalam bangunan ( building and construction safety)
4. Keselamatan kerja lalu lintas ( traffic safety)
5. Keselamatan kerja penerbangan (flight safety)
6. Keselamatan kerja kereta api ( railway safety)
7. Keselamatan kerja di rumah ( home safety)
8. Keselamatan kerja di kantor ( office safety)
Sehingga K3 dapat diartikan sebagai suatu upaya/ pemikiran dan penerapannya yang
ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.

B. Tujuan Dibuat dan Diterapkannya K3


K3 dibuat dengan tujuan:
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktifitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut
3. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien.
Sedangkan tujuan utama dari penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan tersebut dapat tercapai
karena terdapat korelasi antara derajat kesehatan yang tinggi dengan produktivitas kerja
atau perusahaan berdasarkan kenyataan-kenyataan sebagai berikut ( Suma’mur, 1988) :
1. Untuk efisiensi kerja yang optimal dan sebaik-baiknya pekerjaan harus dilakukan
dengan cara dan dalam lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Lingkungan dan cara yang dimaksud meliputi diantaranya tekanan panas, penerangan
di tempat kerja, debu di udara ruang kerja, sikap badan, penyerasian manusia dan
mesin, dan pengekonomisan usaha.
2. Biaya dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta penyakit umum yang meningkat
jumlahnya oleh karena pengaruh yang memburukkan keadaan oleh bahaya-bahaya
yang ditimbulkan oleh pekerjaan sangat mahal misalnya meliputi pengobatan,
perawatan di rumah sakit, rehabilitasi, absenteisme, kerusakan mesin, peralatan dan
bahan akibat kecelakaan, terganggunya pekerjaan dan cacat yang menetap. Untuk
mencapai tujuannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga harus mempelajari
ilmu-ilmu yang berkaitan erat dengannya seperti ergonomi, psikologi industri,
toksiologi industri, dan lain sebagainya

C. Dasar Hukum Dan Undang-Undang K3


Pada pasal 27 ayat (2) UUD 1945 : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dan pada UU No. 14 tahun 1969 pasal 3
tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai Ketenagakerjaan : Tiap tenaga kerja berhak
atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan.
Menurut Undang-Undang No.23/ 1992 tentang kesehatan memberikan ketentuan
mengenai kesehatan kerja dalam Pasal 23 yang menyebutkan bahwa kesehatan kerja
dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan yang baik tanpa
membahayakan diri mereka sendiri atau masyarakat, dan supaya mereka dapat
mengoptimalkan produktivitas kerja mereka sesuai dengan program perlindungan tenaga
kerja (Departmen Kesehatan 2002). Higiene perusahaan dan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dapat dikatakan memiliki satu kesatuan pengertian, yang merupakan
terjemahan resmi dari ”Occupational Health” dimana diartikan sebagai lapangan kesehatan
yang mengurusi problematik kesehatan secara menyeluruh terhadap tenaga
kerja.Menyeluruh maksudnya usaha-usaha kuratif, preventif, penyesuaian faktor
menusiawi terhadap pekerjaanya. ( Suma’mur, 1988)
Dibuatkannya Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam praktik
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sesuatu yang sangat penting dan harus.
Karena hal ini akan menjamin dilaksanakannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
secara baik dan benar. Kemudian konsep ini berkembang menjadi employers liability
yaitu K3 menjadi tanggung jawab pengusaha, buruh/pekerja, dan masyarakat umum yang
berada di luar lingkungan kerja.
Dalam konteks bangsa Indonesia, kesadaran K3 sebenarnya sudah ada sejak
pemerintahan kolonial Belanda. Misalnya, pada 1908 parlemen Belanda mendesak
Pemerintah Belanda memberlakukan K3 di Hindia Belanda yang ditandai dengan
penerbitan Veiligheids Reglement, Staatsblad No. 406 Tahun 1910. Selanjutnya,
pemerintah kolonial Belanda menerbitkan beberapa produk hukum yang memberikan
perlindungan bagi keselamatan dan kesehatan kerja yang diatur secara terpisah
berdasarkan masing-masing sektor ekonomi. Beberapa diantaranya yang menyangkut
sektor perhubungan yang mengatur lalu lintas perketaapian seperti tertuang dalam
Algemene Regelen Betreffende de Aanleg en de Exploitate van Spoor en Tramwegen
Bestmend voor Algemene Verkeer in Indonesia (Peraturan umum tentang pendirian dan
perusahaan Kereta Api dan Trem untuk lalu lintas umum Indonesia) dan Staatblad 1926
No. 334, Schepelingen Ongevallen Regeling 1940 (Ordonansi Kecelakaan Pelaut),
Staatsblad 1930 No. 225, Veiligheids Reglement (Peraturan Keamanan Kerja di Pabrik
dan Tempat Kerja), dan sebagainya. Namun sekarang Undang-undang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang terutama di Indonesia adalah Undang-Undang No.1/1970 tentang
Keselamatan Kerja, sedangkan peraturan perundang-undangan ketenaga-kerjaan adalah
UU Nomor 12 Tahun 1948 tentang Kerja.
Pengaturan hukum K3 dalam konteks diatas adalah sesuai dengan sektor/bidang
usaha. Misalnya, UU No.13 Tahun 1992 tentang Perkerataapian, UU No.14 Tahun 1992
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), UU No.15 Tahun 1992 tentang
Penerbangan beserta peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya.
Setiap tempat kerja atau perusahaan harus melaksanakan program K3. Tempat kerja
dimaksud berdimensi sangat luas mencakup segala tempat kerja, baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan tanah, dalam air, di udara maupun di ruang angkasa. (Konradus,2003:
pada http://www.sinarharapan.co.id ).
D. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan penghantar beraliran arus
atau kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi. Oleh karena itu perlu diperhatikan
hal-hal yang berkaitan dengan bahaya listrik serta tindakan keselamatan kerja. Beberapa
penyebab terjadinya kecelakaan listrik, diantaranya :
1. Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan
menimbulkan bahaya kejut.
2. Jaringan dengan hantaran telanjang.
3. Peralatan listrik yang rusak.
4. Kebocoran lsitrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila terjadi
kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body.
5. Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka.
6. Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat
menimbulkan bahaya kebakaran.
7. Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak tusuk
lebih dari satu (bertumpuk).
Contoh langkah -langkah keselamatan kerja berhubungan dengan peralatan listrik,
tempat kerja, dan cara-cara melakukan pekerjaan pemasangan instalasi lisrik dapat diikuti
petunjuk berikut :
1. Menurut PUIL ayat 920 B6, beberapa ketentuan peralatan listrik diantaranya :
a. Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Untuk peralatan rumah
tangga seperti sakelar, fiting, kotak -kontak, setrika listrik, pompa listrik yang dapat
mengakibatkan kecelakaan listrik.
b. Tidak diperbolehkan :
1) Mengganti pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih besar.
2) Mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang kapasitasnya lebih besar.
3) Memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah daya.
4) Bagian yang berteganagan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti terminal-
terminal sambungan kabel, dan lain-lain.
5) Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus ditanahkan
2. Menurut PUIL ayat 920 A1, tentang keselamatan kerja berkaitan dengan tempat kerja,
diantaranya :
a. Ruangan yang di dalamnya terdapat peralatan lsitrik terbuka, harus diberi tanda
peringatan “ AWAS BERBAHAYA”.
b. Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik.
c. Perlu digunakan perelatan pelindung bila bekerja di daerah yang rawan bahaya
listrik.
3. Pelaksanaan pekerjaaan instalasi listrik yang mendukung pada keselamatan kerja, antara
lain :
a. Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang telah ditetapkan oleh PLN
(AKLI).
b. Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti : Baju pengaman
(lengan panjang, tidak mengandung logam, kuat dan tahan terahadap gesekan),
Sepatu, Helm, Sarung tangan.
c. Peralatan (komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya harus sesuai dengan
PUIL.
d. Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik.
e. Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk.
f. Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabelnya, tetapi dengan cara
memegang dan menarik tusuk kontak tersebut.
Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di Indonesian harus
mengikuti aturan yang ditetapkan oleh PUIL (Peraturan umum Instalasi Listrik) yang
diterbitkan tahun 1977, kemudian direvisi tahun 1987 dan terakhir tahun 2000. Tujuan dari
Peraturan umum Instalasi Listrik di Indonesia adalah:
1. Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik.
2. Keamanan instalasi dan peralatan listrik.
3. Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.
4. Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien.
Agar energi listrik dapat dimanfaatkan secara aman dan efisien, maka ada syarat-
syarat yang harus dipatuhi oleh pengguna energi listrik. Peraturan instalasi listrik terdapat
dalam buku Peraturan Umum Instalasi Listrik atau yang sering disingkat dengan PUIL. Di
mulai dari tahun 1997, kemudian direviri tahun 1987, dan terakhir tahun 2000. Sistem
instalasi listrik yang dimulai dari sumber listrik (tegangan, frekwensi), peralatan listrik,
cara pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diatuur dalam PUIL. Jadi setiap
perencana instalasi listrik, instalatir (pelaksana), Operator, pemeriksa dan pemakai jasa
listrik wajib mengetahui dan memahami Peraturan Umum Instalasi listrik (PUIL).
PUIL tidak berlaku bagi beberapa sistem intalasi listrik tertentu seperti :
1. Bagian instalasi tegangan rendah untuk menyalurkan berita atau isyarat.
2. Instalasi untuk keperluan telekomunikasi dan instalasi kereta rel listrik.
3. Instalasi dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan yang
digerakan secara mekanis.
4. Instalasi listrik pertambangan di bawah tanah.
5. Instalasi tegangan rendah tidak melebihi 25 V dan daya kurang dari 100 W.
6. Instalasi khusus yang diawasi oleh instansi yang berwenang (misalnya : instalasi untuk
telekomunikasi, pengawasan, pembangkitan, transmisi, distribusi tenaga listrik untuk
daerah wewenang instansi kelistrikan tersebut).
Pada ayat 103 A1 dari PUIL merupakan peraturan lain yang berkaitan dengan
instalasi listrik, yakni :
1. Undang-Undang No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
2. Peraturan Bangunan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972, tentang Perusahaan Listrik Negara.
4. Peraturan lainnya mengenai kelistrikan yang tidak bertentangan dengan PUIL.
Suatu peralatan listrik boleh dipergunakan untuk instalasi apabila :
1. Memenuhi ketentuan-ketentuan PUIL 2000.
2. Telah mendapat pengesahan atau izin dari instansi yang berwenang (ayat 202 A2)
Berdasarkan ketentuan PUIL 2000 ayat 202 B1 : semua instalasi yang selesai
dipasang sebelum dipergunakan harus diperiksa dan di uji lebih dahulu. Menurut ayat 110
T16, tegangan dibagi menjadi :
1. Tegangan rendah ( sampai 1000 V).
2. Tegangan Menengah (1000 V – 20 kV).
3. Tegangan Tinggi ( di atas 20 kV).

E. Konsep Dasar Sistem Produksi


Sistem produksi adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mengolah atau
mengubah sejumlah masukan (input) menjadi sejumlah keluaran (output) yang memiliki
nilai tambah. Pengolahan yang terjadi bisa secara fisik maupun nonfisik. Sedangkan nilai
tambah adalah nilai dari keluaran yang bertambah dalam pengertian nilai guna atau nilai
ekonomisnya. Proses produksi ini bisa digambarkan dalam bentuk bagan input output
(gambar 1). Gambar 1 menunjukkan bahwa elemen-elemen utama dalam sistem produksi
adalah: input, proses transformasi dan output. Proses transformasi akan mengubah
masukan/input menjadi keluaran/output. Proses ini biasanya dilengkapi dengan kegiatan
umpan balik untuk memastikan bahwa keluaran yang diperoleh sesuai dengan yang
diinginkan. Tidak menutup kemungkinan bahwa proses transformasi ini juga dipakai
sebagai pengendali sistem produksi agar mampu meningkatkan perbaikan terus-menerus.
Sistem produksi memiliki komponen atau elemen struktural dan fungsional yang
berperan penting menunjang kontinuitas operasional sistem produksi ini. Komponen atau
elemen struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari:
1. Material
2. Mesin dan peralatan
3. Tenaga kerja
4. Modal (energi, informasi, tanah, dan lain-lain.
Elemen fungsional terdiri dari:
1. Supervisi
2. Perencanaan
3. Pengendalian
4. Koordinasi, dan
5. Kepemimpinan.
Elemen fungsional berkaitan dengan manajemen dan organisasi.
F. Bagan Input Output Sistem Produksi

INPUT OUTPUT
Manusia
Mesin
Material
Modal Barang /
Metoda PROSES jasa
Energi TRANSFORMASI Limbah
Informasi informasi
Manajerial
Tanah

Umpan Balik

Gambar 2 : Bagan Input Output


1. Input, yang merupakan masukan dapat berupa :
a. Tenaga kerja. Operasi sistem produksi membutuhkan intervensi manusia dan orang-
orang yang terlibat dalam sistem produksi dianggap sebagai input tenaga kerja.
b. Mesin. Untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi, maka sebuah sistem
produksi membutuhkan mesin.
c. Material. Agar sistem produksi dapat menghasilkan produk manufaktur, diperlukan
material atau bahan baku.
d. Modal. Operasi sistem produksi membutuhkan modal. Fasilitas peralatan, mesin
produksi, bangunan pabrik, gudang dan lain-lain dianggap sebagai barang modal.
e. Metoda. Aktivitas sistem produksi untuk mengubah material menjadi barang jadi
memerlukan teknologi. Teknologi tersebut harus bisa dioperasikan. Cara untuk
mengoperasikan teknologi disebut dengan metoda.
f. Energi. Mesin-mesin produksi dan aktivitas pabrik lainnya membutuhkan energi
untuk menjalankan aktivitas itu. Berbagai macam bahan bakar, minyak pelumas,
tenaga listrik, air untuk keperluan pabrik, dll, dianggap sebagai input energi.
g. Informasi. Dalam industri modern, informasi telah dipandang sebagai input.
Berbagai macam informasi tentang: kebutuhan pelanggan, kuantitas permintaan
pasar, perilaku pesaing, dll, dianggap sebagai input informasi.
h. Manajerial. Sistem industri modern yang berada dalam lingkungan pasar global yang
sangat kompetitif membutuhkan: supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi,
dan kepemimpinan yang efektif untuk meningkatkan performansi sistem itu secara
terus-menerus.
i. Tanah. Sistem produksi manufaktur membutuhkan lokasi untuk mendirikan pabrik,
gudang, dan lain-lain.
2. Proses Transformasi. Dalam sistem produksi dapat didefinisikan sebagai integrasi
sekuensial dari tenaga kerja, material, informasi, metode kerja, dan mesin atau
peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah bagi produk agar
dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.
Contoh proses transformasi, bayangkan sebuah pabrik perakitan mobil yang
menggunakan bahan baku dalam bentuk parts dan komponen. Material ini secara
bersama-sama dengan peralatan modal, tenaga kerja, energi, informasi, manajerial, dan
lain-lain, ditransformasikan menjadi mobil. Hasil transformasi ini berupa sebuah mobil.
Suatu tugas atau aktivitas dikatakan memiliki nilai tambah apabila penambahan
beberapa input pada tugas itu akan memberikan nilai tambah produk sesuai dengan
keinginan konsumen. Contoh dari tugas yang memiliki nilai tambah:
a. Pengoperasian peralatan bor untuk mengubah sepotong logam tanpa cacat.
b. Pengujian material untuk meyakinkan bahwa material itu sesuai standar yang
ditetapkan.
c. Menerbangkan sebuah pesawat terbang dengan baik.
3. Output. Dalam sistem produksi, output dapat berupa barang atau jasa yang disebut
sebagai produk. Selain produk hasil output dari sebuah sistem produksi adalah limbah
dan informasi. Pengukuran karakteristik output sebaiknya mengacu kepada kebutuhan
pelanggan dalam pasar. Berikut ini beberapa contoh sistem produksi jasa dan
manufaktur.

G. Contoh Sistem Produksi (Input Output) Jasa dan Manufaktur

No Sistem Input Output


1 Bank Karyawan, fasilitas Pelayanan
gedung dan peralatan, finansial bagi
kantor, modal, energi, nasabah
informasi, manajerial, dll
2 Rumah Sakit Dokter, perawat, Pelayanan
karyawan, fasilitas gedung medik bagi
dan peralatan medik, pasien, dll
laboratorium, modal,
energi, informasi,
manajerial, dll
3 Rumah Makan Koki, pelayan, bahan, Pelayanan
peralatan, ruangan, makanan,
bumbu, modal, energi, hiburan
informasi, manajerial dll kenyamanan,
dll
4 Transportasi Pilot, pramugari, tenaga Transportasi
Udara mekanik, karyawan, udara bagi
pesawat terbang, fasilitas orang dan
gedung dan peralatan barang dari
kantor, energi, informasi, satu lokasi ke
manajerial, dll lokasi lain
5 Manufaktur Karyawan, fasilitas Barang jadi,
gedung dan peralatan limbah, dll
pabrik, material, modal,
energi, informasi,
manajerial, dll
B. Pendekatan Keselamatan Lain
1. Perencanaan
Keselamatan kerja hendaknya sudah diperhitungkan sejak tahap perencanaan berdirinya
organisasi (sekolah, kantor, industri, perusahaan). Hal-hal yang perlu diperhitungkan
antara lain: lokasi, fasilitas penyimpanan, tempat pengolahan, pembuangan limbah,
penerangan, dan sebagainya.
2. Ketatarumahtanggaan Yang Baik Dan Teratur
Menempatkan barang-barang ditempat yang semestinya, tidak menempatkan barang di
tempat yang digunakan untuk lalu-lintas orang dan jalur-jalur yang digunakan untuk
penyelamatan kondisi darurat. Menjaga kebersihan lingkungan dari barang/bahan
berbahaya, misalnya hindari tumpahan oli pada lantai atau jalur lalulintas pejalan kaki.
3. Alat Pelindung Diri (APD)
Apabila beberapa alternatif pengendalian (secara teknik dan administratif) mempunyai
beberapa kendala, pilihan untuk melengkapi tenaga kerja dengan alat pelindung diri
adalah suatu keharusan. Alat pelindung diri (APD) adalah ” seperangkat alat yang
digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya
potensi bahaya/kecelakaan”. .
C. Alat Pelindung Diri (APD)
Apabila beberapa alternatif pengendalian (secara teknik dan administratif) mempunyai
beberapa kendala, pilihan untuk melengkapi tenaga kerja dengan alat pelindung diri
adalah suatu keharusan. Alat pelindung diri (APD) adalah
” seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh
tubuhnya dari adanya potensi bahaya/kecelakaan”. APD tidaklah secara sempurna dapat
melindungi tubuh, akan tetapi dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin
terjadi. Pengendalian ini sebaiknya tetap dipadukan dan sebagai pelengkap
pengendalian teknis maupun pengendalian administratif.
a. Pakaian Pelindung
Berguna untuk menutupi seluruh atau sebagian dari percikan api, panas, suhu, dingin,
cairan kimia, dan minyak. Bahan dapat terbuat dari kain dril, kulit, plastik, asbes atau
kain yang dilapisi alumunium. Bentuknya dapat berupa apron (menutupi sebagian
tubuh yaitu mulai dada sampai lutut), celemek atau pakaian terusan dengan celana
panjang dan lengan panjang.

Gambar : Pakaian Pelindung


Gambar : Pakaian Pelindung

b. Kacamata. Gunakan kacamata yang sesuai dengan pekerjaan yang anda tangani,
misalnya untuk pekerjaan las diperlukan kacamata dengan kaca yang dapat
menyaring sinar las; kacamata renang digunakan untuk melindungi mata dari air dan
zat-zat berbahaya yang terkandung di dalam air.

Gambar : Macam Kacamata


c. Goggles
Digunakan untuk melindungi mata dari gas, uap, debu dan percikan larutan kimia.
Bahan dapat terbuat dari plastik yang transparan dengan lensa yang dilapisi kobalt
untuk melindungi bahaya radiasi gelombang elektromagnetik non ionisasi dan
kesilauan atau lensa yang terbuat dari kaca yang dilapisi timah hitam untuk
melindungi dari radiasi gelombang elektromagnetik dan mengion.

Gambar : Goggles

d. Perisai Muka
Digunakan untuk melindungi mata atau muka. Dapat dipasang pada helm atau pada
kepala langsung. Dapat pula dipegang dengan tangan.

Gambar : Perisai Muka


e. Alat Pelindung Kaki
Berguna untuk melindungi kaki dan bagian-bagiannya dari benda-benda terjatuh.
Benda-benda tajam/potongan kaca, larutan kimia, benda panas dan kontak listrik.
Dapat terbuat dari kulit yang dilapisi asbes atau Cr (bagi pekerja pengecoran
logam/baja) Sepatu keselamatan kerja yang dilengkapi dengan baja di ujungnya dan
sepatu karet anti hantaran listrik.

Gambar : Macam-Macam Sepatu Pelindung

f. Alat Pelindung Tangan


Berguna untuk melindungi tangan dan bagian-bagiannya dari benda-benda
tajam/goresan, bahankimia (padat/larutan), benda-benda panas/dingin atau kontak
arus listrik.
Sarung tangan dapat terbuat dari karet (melindungi tangan dari paparan bahan kimia
dan arus listrik), kulit (melindungi tangan dari benda tajam, goresan), kain/katun
(melindungi tangan dari benda panas/dingin atau goresan). Sarung tangan untuk
mengurangi dari paparan getar yang tinggi adalah sarung tangan kulit yang
dilengkapi dengan bahan peredam getar (busa).
1) Sarung Tangan Untuk Mekanik
Sarung tangan ini dipakai untuk pekerjaan permesinan. Berikut ini beberapa
model sarung tangan untuk mekanik:

Gambar : Perisai Muka

2) General Purpose Gloves


Jenis dari general purpose gloves ini banyak sekali, diantaranya sebagai berikut:

Gambar : General Purpose Gloves


3) Sarung Tangan Untuk Pekerjaan Kimia
Pemakaian sarung tangan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan zat-zat kimia
memerlukan bahan yang khusus.
Sarung tangan ini harus mampu melindungi tangan dari zat-zat kimia tersebut.
Bahan harus tidak tembus, berikut ini model dari sarung tangan untuk pekerjaan
yang berkaitan dengan zat-zat kimia.

Gambar : Perisai Muka

g. Alat Perlindungan Kepala.


Topi (Hats), digunakan untuk melindungi kepala dari tertimpa benda jatuh atau
benda lain yang bergerak, tetapi tetap ringan. Helm, berguna untuk melindungi
kepala dari benda-benda keras yang terjatuh, pukulan, benturan kepala, dan terkena
arus listrik. Dengan tambahan pelindung belakang, helm ini dapat melindungi kepala
(rambut) dari kotoran debu mesin-mesin berputar. Pelindung ini biasanya terbuat dari
katun.

Gambar : Topi (hats), Helm dengan pelindung belakang (tengah),


helm standar (kanan)

Alat Perlindungan Telinga. Berguna untuk mengurangi intensitas suara yang


masuk ke dalam telinga. Alat pelindung ini ada dua yaitu: ear plug dan ear muff.
i. Sumbat telinga (Ear Plug)
Ear plug dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB.
Ear plug dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
b) Ear plug sekali pakai (disposable plug)
Terbuat dari kaca halus (glass down), plastik yang dilapisis glass down, lilin
yang berisi katun wool, busa plyurethane. Ear plug jenis ini biasanya
disediakan beberapa buah untuk satu periode bagi seorang pekerja.

Gambar : Disposable Plug

c) Reusable Plug
Terbuat dari plastik yang dibentuk permanen atau karet. Untuk jenis ini ear
plug dicuci setiap selesai digunakan dan disimpan dalam tempat yang steril.
Kelebihan ear plug dibandingkan ear muff adalah mudah untuk dibawa dan
disimpan karena kepraktisannya. Ear plug tidak mengganggu apabila
digunakan bersama-sama dengan kacamata dan helm.

Gambar : Reusable Plug

ii. Tutup Telinga (Ear Muff)


Alat ini dapat melindungi bagian luar telinga (daun telinga) dan alat ini lebih
efektif dari sumbat teling, karena dapat mengurangi intensitas suara hingga 20 s/d
30 dB. Terbuat dari cup yang menutupi daun telinga. Agar tertutup rapat, pada
tepi cup dilapisi dengan bantalan dari busa.

Gambar : Ear
Muff
h. Alat Perlindungan Pernapasan. Berguna untuk melindungi pernapasan terhadap
gas, uap, debu atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat
racun, korosi ataupun rangsangan. Alat pelindung pernapasan ini ada dua, yaitu:
masker dan respirator.
i. Masker
Masker untuk melindungi debu/partikel-partikel yang lebih besar yang masuk ke
dalam pernapasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu.

Gambar : Pemakaian Masker


ii. Respirator
Respirator, berguna untuk melindungi pernapasan dari debu, kabut, uap logam,
asap dan gas.

Gambar :Respirator

i. Sabuk Pengaman
Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan
pada pekerjaan konstruksi dan memanjat tempat tinggi. Alat ini terdiri dari tali
pengaman dan harus dapat menahan beban seberat 80 kg. Berikut ini beberapa
gambar sabuk pengaman dan carabin.

Gambar : Sabuk pengaman

j. Alat Pelindung Untuk Pekerjaan Las


Peralatan pelindung yang dipakai pada pekerjaan las yaitu: sarung tangan, perisai
muka, kacamata las, dan jaket. Berikut ini gambar dari peralatan tersebut.
i. Sarung Tangan Las
Sarung tangan dipakai untuk melindungi tangan dari panas. Berikut ini sarung
tangan untuk pekerjaan las.

Gambar : Sarung Tangan Las

ii. Perisai Muka


Alat ini dipakai untuk melindungi muka dari percikan api dan melindungi mata
dari silau. Berikut ini beberapa model perisai muka.

Gambar : Perisai Muka


iii. Kacamata Las
Kacamata las dipakai untuk melindungi mata dari percikan api dan silau dari sinar
api las. Model kacamata las seperti gambar di bawah ini.

Gambar : Kacamata Las


iv. Jaket Las
Jaket dipakai untuk menahan panas pada tangan dan tubuh akibat panas
pengelasan. Berikut ini model jaket untuk pekerjaan las.

Gambar : Jaket Las


v. Alat Pelindung Lutut / Knee Pads
Berguna untuk melindungi tempurung lutut dari benturan ketika bekerja. Berikut
ini gambar pelindung lutut

Gambar : Knee Pads

vi. Back and Lumbar Support Belts


Alat ini dipakai untuk melindungi pinggang dan tulang belakang. Alat ini

Gambar : Back And Lumbar Support Belts

dipakai ketika pekerja mengangkat atau mendorong beban. Berikut ini beberapa
alat back and lumbar support belts.
F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Saintific
2. Metode : Discovery Learning
G. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media : LCD. Laptop, White board, Spidol
2. Alat/Bahan : APD
3. Sumber Belajar : - Muslim Supari dan Joko. 2009. Teknik Perencanaan dan Pemasangan
Instalasi Listrik. Surabaya: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Pertemuan ke - 1
a. Pendahuluan (15 menit)
1) Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam
2) Guru mengecek kehadiran peserta didik
3) Guru memotivasi dan mengkondisikan peserta didik agar siap mengikuti pelajaran
4) Guru memberikan informasi tujuan pemelajaran dan motivasi
b. Kegiatan Inti ( 175 menit)
1) Mengamati :
Guru menampilkan slide beberapa konsep yang terkandung dalam K3 , peserta didik
diminta memperhatikan beberapa konsep dan penjelasan guru. Guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, guru menjawab pertanyaan peserta
didik.
2) Menanya :
Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang konsep keselamatan,
kesehatan dalam bekerja. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya, guru menjawab pertanyaan peserta didik.
Guru meminta peserta didik untuk menyebutkan faktor yang terdapat dalam K3
dengan benar.
3) Mengeksplorasi :
Guru menampilkan slide sebab kecelakaan kerja, peserta didik diminta
memperhatikan penjelasan guru. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya, guru menjawab pertanyaan peserta didik.
4) Mengasosiasi
Guru memberikan pertanyaan tentang sebab-sebab kecelakaan saat bekerja. Peserta
didik diminta menjawab dengan benar.
5) Guru menampilkan slide jenis-jenis keselamatan kerja, peserta didik diminta
memperhatikan penjelasan guru. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya, guru menjawab pertanyaan peserta didik.
6) Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang jenis keselamatan kerja di
berbagai bidang pekerjaan, peserta didik diminta menjawab. Diminta menjawab
dengan benar.

c. Penutup ( 35 menit)
1) Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari bersama peserta
didik.
2) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik.
3) Guru memberikan soal evaluasi pertemuan ke-1 untuk dikerjakan lalu dikumpulkan
4) Guru menginformasikan meteri yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
5) Guru meminta peserta didik berdo’a bersama sebelum meninggalkan kelas
Pertemuan ke - 2
a. Pendahuluan (10 menit)
1) Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam
2) Guru mengecek kehadiran peserta didik
3) Guru memotivasi dan mengkondisikan peserta didik agar siap mengikuti pelajaran
4) Guru memberikan informasi tujuan pemelajaran dan motivasi
b. Kegiatan Inti (170 menit)
1) Guru memberikan slide tentang Alat Pelindung Diri (APD), sedangkan peserta didik
diminta memperhatikan penjelasan guru. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya, guru menjawab pertanyaan peserta didik.
2) Guru mempraktekkan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), sedangkan peserta
didik diminta memperhatikan penjelasan guru. Guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mempraktekkan, guru membimbing peserta didik.
3) Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang penggunaan APD. Guru
meminta peserta didik menjawab dengan benar.
c. Penutup (45 menit)
1) Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari bersama
peserta didik.
2) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik.
3) Guru memberikan tugas pertemuan 2
4) Guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
5) Guru meminta peserta didik berdo’a bersama sebelum meninggalkan kelas
Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
1. Evaluasi disertai dengan kunci jawabannya
2. LP : Pengamatan Perilaku karakter dan sosial (Afektif )
3. LP : Penugasan
2. Bentuk instrumen

Evaluasi pertemuan 1
Soal :
1. Jelaskan pengertian K3 ?
2. Sebutkan beberapa tujuan dari dibuat dan diterapkannya K3 ?
3. Sebutkan beberapa sebab terjadinya kecelakaan listrik ?
4. Jelaskan apakah yang dimaksud sistem transformasi
5. Sebutkan pekerjaan instalasi listrik yang mendukung keselamatan kerja
6. Apakah ketentuan yang ditetapkan Menurut PUIL ayat 920 B6 tentang peralatan listrik
Kunci Jawaban Evaluasi
1. K3 dapat diartikan sebagai suatu upaya/ pemikiran dan penerapannya yang ditujukan
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.
2. K3 dibuat dengan tujuan:
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktifitas nasional.
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut
c. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien.
Sedangkan tujuan utama dari penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif karena terdapat korelasi
antara derajat kesehatan yang tinggi dengan produktivitas kerja atau perusahaan.
3. Beberapa sebab kecelakaan listrik adalah :
a. Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan
menimbulkan bahaya kejut.
b. Jaringan dengan hantaran telanjang.
c. Peralatan listrik yang rusak.
d. Kebocoran lsitrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila terjadi
kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body.
e. Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka.
f. Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat
menimbulkan bahaya kebakaran.
g. Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak
tusuk lebih dari satu (bertumpuk).
4. Proses Transformasi. Dalam sistem produksi dapat didefinisikan sebagai integrasi
sekuensial dari tenaga kerja, material, informasi, metode kerja, dan mesin atau
peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah bagi produk agar
dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.
5. Pelaksanaan pekerjaaan instalasi listrik yang mendukung pada keselamatan kerja, antara
lain :
g. Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang telah ditetapkan oleh PLN
(AKLI).
h. Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti : Baju pengaman
(lengan panjang, tidak mengandung logam, kuat dan tahan terahadap gesekan),
Sepatu, Helm, Sarung tangan.
i. Peralatan (komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya harus sesuai dengan
PUIL.
j. Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik.
k. Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk.
l. Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabelnya, tetapi dengan cara
memegang dan menarik tusuk kontak tersebut.
6. Menurut PUIL ayat 920 B6, beberapa ketentuan peralatan listrik diantaranya :
c. Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Untuk peralatan rumah
tangga seperti sakelar, fiting, kotak -kontak, setrika listrik, pompa listrik yang dapat
mengakibatkan kecelakaan listrik.

D. Pedoman Penilaian
1. Penskoran soal :

Ket: A = 4,00 = 96 – 100


A- = 3,66 = 91 - 95
B+ = 3,33 = 86 – 90
B = 3,00 = 81 – 85
B- = 2,66 = 75 - 80
Keterangan Skoring :
A/ 4,00 : Jika Peserta didik dapat menjawab soal dengan score antara 96 -100 maka
memperoleh nilai A
A-/ 3,66 : Jika Peserta didik dapat menjawab soal dengan score antara 91 - 95
maka memperoleh nilai A-
B+ /3,33 : Jika Peserta didik dapat menjawab soal dengan score antara 86 – 90
maka memperoleh nilai B+
B/ 3,00 : Jika Peserta didik dapat menjawab soal dengan score antara 81 - 85
maka memperoleh nilai B
B-/2,66 : Jika Peserta didik dapat menjawab soal dengan score antara 75 - 80
maka memperoleh nilai B-

Tugas Pertemuan ke - 2
Buatlah tabel Alat Pelindung diri (APD ) yang berisi tentang SOP dan penggunaan sesuai
keselamatan pada anggota tubuh manusia khususnya panca indera, seperti tabel dibawah ini :
Tabel : SOP APD
Bahaya yg
NO Untuk SOP ditimbulkan Keterangan
Gambar/Nama APD
melindungi jika tidak
menggunakan
1
2
3
4
...
...
PENILAIAN SIKAP / KARAKTER PESERTA DIDIK

Tugas mandiri pengisian Tabel SOP Alat Pelindung Diri ( APD )

NILAI KARAKTER
NO NAMA
Disiplin & Tanggung
Religius Mandiri Kreatif
Jujur Jawab
1 ADI PRASTIYO
2 ADI RACHMAD ZAKARIYA
3 ..................
4 ...........................
5 .........................
6 .........................
7 .........................
8 .........................
9 .........................
10 .........................
13 .........................

Daftar Pustaka

Muslim Supari dan Joko. 2009. Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik. Surabaya:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Kusnandar, Achmad. 1999. Pekerjaan Mekanik Elektro. Bandung: Amrico

________, ____________________

Ketua Program Keahlian Guru Mata pelajaran

____________________ ______________________

Mengetahui,
Kepala __________________

__________________________

Anda mungkin juga menyukai