GEOLOGI TEKNIK
Geologi Teknik adalah aplikasi geologi untuk kepentingan keteknikan, yang menjamin pengaruh
faktor-faktor geologi terhadap lokasi, desain, konstruksi, pelaksanaan pembangunan (operation)
dan pemeliharaan hasil kerja keteknikanatau engineering works (American Geological Institute
dalam Attewell & Farmer, 1976).
Sebenarnya pengetahuan ini sudah dimengerti dan dipergunakan beberapa abad yang lalu baik di
indonesia maupun di negeri-negeri lain. Di indonesia misalnya pada pembuatan candi-candi pada
waktu itu sudah dapat memilih batu-batu berkualitas. Pemakaian ilmu geologi untuk bidang
teknik sipi dilakukan oleh ahli teknik sipil inggris bernama William Smith (1839) dikenal
sebagai bapak geologi inggris. Dengan pembuatan terowongan kereta api swiss, bendungan di
california, (1928). Di indonesia kira-kira 50 tahun yang lalu baru mulai ada kesadaran
pentingnya geologi dalam pekerjaan-pekerjaan sipil.
Peristilahan material bangunan sering terjadi masalah, oleh karena itu sebagai konsultan bidang
geologi teknik harus memahami istilah-istilah atau batasan-batasan yang benar menurut teknik
sipil. Ada perbedaan pengertian dalam bidang geologi maupun bidang teknik sipil tentang tanah
dan batuan.
Gambar I.2 Tabel Istilah
Bencana alam merupakan yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia, hewan, dan
tanaman. bencana alam sendiri ada yang secara alamiah dan terjadi karena perbuatan manusia.
Proses geologi adalah semua proses yang berlangsung di permukaan bumi atau di bawah
permukaan bumi yang melibatkan semua materialyang ada di bumi. Proses-proses tersebut
berlangsung di dalam suatu sistem yang bekerja membangun dan membentuk permukaan bumi,
dan memindahkan material dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu sistem ke sistem yang
lain. Dengan demikian, sesuai dengan perbedaan karakter material yang terlibat dan lokasinya,
proses-proses geologi memiliki karakter yang “site specific” (khas menurut lokasinya) meskipun
dengan pemisahan yang tidak ketat.
Di daerah pesisir, proses-proses geologi yang khas untuk daerah pesisir umumnya adalah proses-
proses geologi hasil interaksi dari angin, gelombang, pasang-surut dan arus. Sebagai bencana
geologi, proses-proses geologi itu dapat terekspresikan sebagai tsunami, gelombang karena
badai, banjir, erosi pantai dan sedimentasi. Selain itu, ada satu proses geologi yang umum terjadi
di daerah pesisir yang tidak ada kaitannya dengan berbagai fenomena yang telah disebutkan di
atas, yaitu subsiden. Macam bencana yang terakhir ini berkaitan dengan kondisi geologi daerah
pesisir dan aktifitas manusia.
Dibahas tentang proses-proses geologi sebagai suatu proses alamiah yang berjalan sepanjang
masa dan proses-proses ini (endogen dan eksogen) akan membentuk, mempertahankan, dan
merubah bentuk bentangalam. Proses-proses geologi tersebut selain merubah bentuk bentuk
bentangalam juga dapat menghasilkan sumberdaya geologi dan dapat pula menimbulkan bencana
bagi kehidupan manusia. Selain itu proses-proses geologi dapat pula dimanfaatkan dalam
pengelolaan lingkungan, seperti pengenceran, disperse, pergantian ion yang dimanfaatkan untuk
mengelola limbah.
sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa
batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar
tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan
faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material
sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng
yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
1. erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang
laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
2. lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
3. gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang
lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng
tersebut
4. gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-
debu
5. getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
6. berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan longsoran
yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan
adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari
dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan
oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan
ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana
gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh
observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua
skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian
besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di
daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya
telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0
atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan
itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada
modifikasi Skala Mercalli..
a. Berdasarkan Penyebab
• Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng
tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat
besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran
gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik
disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti
layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
• Gempa bumi tumbukan
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis
gempa Bumi ini jarang terjadi
• Gempa bumi runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan,
gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
• Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti
peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
• Gempa bumi vulkanik (gunung api)
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api
meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang
juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar
gunung api tersebut.
b. Berdasarkan Kedalaman
Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah
permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai
300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan
kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari
permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Adapaun Skala Richter untuk magnitudo gempa bumi adalah sebagai berikut.
< 2 Secara umum getaran tak terasa tetapi terekam oleh seismograf
2 – 2,9 Getaran hampir terasa oleh sebagian kecil orang
3 – 3,9 Getaran terasa oleh sebagian kecil orang
4 – 4,9 Getaran terasa oleh hampir semua orang
5 – 5,9 Getaran mulai menimbulkan kerusakan bangunan
6 – 6,9 Getaran menimbulkan kerusakan
7 – 7,9 Gempa skala besar, getaran kuat, menimbulkan kerusakan besar
8 – 9 Gempa dahsyat, getaran sangat kuat dan meluluh lantakkan bangunan
IV. TSUNAMI
adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal
dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang
berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau
hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang
dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya.
Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam.
Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1
meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah
laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per
jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman
gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan
korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material
yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
V. BENCANA VULKANISME
Letusan gunungapi adalah suatu peristiwa alam yang terjadi akibat pembebasan energi yang
terakumulasi di dalam sebuah gunungapi. Apabila magmanya bersifat basa (cair), maka
letusannya hanya berupa leleran lava. Tetapi bila magmanya bersifat asam (kental), letusannya
dapat berupa semburan bom, lapili, abu dan awan panas.
Hal ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil
intrusi magma yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat bahwa intrusi
magma bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan
berupa pegunungan. Secara rinci, adanya intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan
bermacam-macam bentuk (perhatikan gambar penampang gunung api), yaitu:
Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat
penurunan suhu yang sangat lambat.
Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan
lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara
permukaan atasnya tetap rata.
Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan
batuan.
Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan
litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur
magma sampai ke permukaan bumi.
Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada dan/atau dekat
permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan biologi. Hasil dari pelapukan
ini merupakan asal (source) dari batuan sedimen dan tanah (soil). Kiranya penting untuk ketahui
bahwa proses pelapukan akan menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari
mineral untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen
klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh dan membentuk mineral baru.
Inilah sebabnya dalam studi tanah atau batuan klastika mempunyai komposisi yang dapat sangat
berbeda dengan batuan asalnya. Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk
(asal) nya, tetapi juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan
proses jenis pembentukan tanah itu sendiri.
Di alam pada umumnya ke tiga jenis pelapukan (fisik, kimiawi dan biologis) itu bekerja
bersama-sama, namun salah satu di antaranya mungkin lebih dominan dibandingkan dengan
lainnya. Walaupun di alam proses kimia memegang peran yang terpenting dalam pelapukan,
tidak berarti pelapukan jenis lain tidakpenting. Berdasarkan pada proses yang dominan inilah
maka pelapukan batuan dapat dibagi menjadi pelapukan fisik, kimia dan biologis. Pelapukan
merupakan proses proses alami yang menghancurkan batuan menjadi tanah.
VI.1 Jenis pelapukan:
Pelapukan biologi
merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup. contoh: tumbuhnya lumut
Pelapukan fisika
merupakan pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu atau iklim .contoh :
perubahan cuaca
Pelapukan kimia
merupakan pelapukan yang disebabkan oleh tercampurnya batuan dengan zat - zat kimia .
contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang mengandung bahan kimia
Dalam kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi. batu kecil yang terus ditetesi oleh
air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah. peristiwa itu sering
disebut dengan pelapukan fisika. batu yang ditumbuhi lumut lama kelamaan akan pecah dan
hancur. peristiwa tersebut sering disebut pelapukan biologi.Dan masih banyak lagi contoh-contoh
pelapukan.
VII. BATUAN DAN STRATIGRAFI
Batuan adalah material padat yang terdiri dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk secara
alami. Umumnya batuan bersifat heterogen (terbentuk dari beberapa tipe/jenis mineral), dan
hanya beberapa yang homogen (disusun oleh satu mineral atau monomineral). Tekstur dari
batuan akan memperlihatkan karakteristik komponen penyusunnya, sedangkan struktur batuan
akan memperlihatkan proses pembentukannya (dekat atau jauh dari permukaan).
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras,
dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Batuan ini terbentuk di bawah permukaan bumi, sering juga disebut batuan beku dalam atau
batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai karakteristik tertentu seperti :
pendinginannya sangat lambat (dapat sampai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-
kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif. Tubuh batuan
beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi
magma dan batuan di sekitarnya. Berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan
diskordan.
Batuan beku diskordan terjadi jika struktur tubuh batuan beku memotong lapisan batuan di
sekitarnya, contohnya antara lain :
Batholith,
yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran sangat besar > 100 km2 dan membeku pada
lokasi yang dalam.
Stock,
seperti batholith, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan
dengan batholith, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholith
atau bagian atas batholith.
Dike,
disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan
batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya
sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
Volkanic neck,
adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan.
Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang
akan terlihat bentuknya silindris dan menonjol dibandingkan topografi sekitarnya.
Batuan beku konkordan mempunyai bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di
sekitarnya, contohnya antara lain :
Sill,
adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
Laccolith,
sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang
diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan,
bagian bawahnya mirip dengan sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya
endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapat tersingkap di permukaan.
Lopolith,
bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.
Pengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini
disebabkan prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi.
Klasifikasi ini sering digunakan, karena relatif lebih mudah dapat dilihat dengan kasat mata,
klasifikasi ini didasarkan kepada susunan mineral dipadukan dengan tekstur. Klasifikasi yang
didasarkan atas mineralogi dan tekstur lebih dapat mencerminkan sejarah pembentukan batuan
daripada berdasarkan komposisi kimia. Tekstur batuan beku mengambarkan keadaan yang
mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri.
2. Derajat Kebundaran
Derajat kebundaran berbeda dengan derajat kebulatan
Derajat kebundaran (roundness) adalah derajat kebundaran bagian pinggiran dari fragmen
Derajat kebulatan (sphericity) adalah derajat kemiripan bentuk fragmen dengan bentuk
bola
3. Derajat Pemilahan
Pemilahan adalah derajat kesamaan ukuran partikel
4. Kemas
Kemas menunjukkan hubungan kerapatan antara butiran penyusun dalam batuan sedimen
Batuan Metamorf
Batuan malihan atau metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan baik secara fisik
maupun kimiawi sehingga menjadi batuan yang berbeda dari batuan induknya. Faktor yang
mempengaruhi perubahannya adalah suhu yang tinggi, tekanan yang kuat serta waktu yang lama.
Contohnya adalah batu kapur (kalsit) yang berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi
kuarsit.
Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab
pelapukan tersebut ada 3 macam:
1. Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan
mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di
batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat
batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
2. Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan
seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat
bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah “hujan
asam” yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia.
3. Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan kimia,
salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu
contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang
cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di
batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian
yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari
partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara:
1. Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa
langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya
terkumpul di permukaan tanah.
2. Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut
pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat
diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut pecahan-pecahan batuan
yang kecil ini.
3. Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang
kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.
4. Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska
sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.
VIII. PROSES TERJADINYA GUNUNG BERAPI
Gunung adalah suatu daerah daratan yang mempunyai perbedaan tinggi yang menyolok dengan
daerah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada
kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari adat lokal. Misalnya, Ensiklopedia
Britannica mendefinisikan gunung apabila memiliki puncak lebih 2000 kaki atau 610 m.
Ahli Geologi mengklasifikasikan gunung menurut ketinggiannya yaitu gunung tinggi, menengah
dan rendah. Warna merah pada peta menunjukkan gunung-gunung tinggi seperti pegunungan
Himalaya, Andes , warna jingga menunjukkan gunung dengan tinggi menengah seperti
pegunungan Ahaggar di Algeria sedangkan warna kuning menunjukkan gunung dengan
ketinggian rendah seperti pegunungan Meratus di Kalimantan , Indonesia.