Case Report Rinosinusitis
Case Report Rinosinusitis
Inflamasi pada mukosa sinus paranasal nasal, demam (pada rinosinusitis akut.)
dikenal sebagai sinusitis. Pada banyak Untuk faktor minor berupa nyeri kepala
kasus, proses ini juga disertai dengan dan demam, hialitosis/ nafas berbau,
inflamasi mukosa hidung sehingga kelelahan, sakit gigi, sakit telinga.
sering disebut sebagai rinosinusitis. Faktor genetik, pola hidup, dan
Rinosinusitis adalah penyakit inflamasi keadaan lingkungan sangat
mukosa yang melapisi hidung dan sinus berpengaruh terhadap perjalanan
paranasal. Peradangan ini sering penyakit rinitis alergi maupun
bermula dari infeksi virus, yang karena rinosinusitis. Seiring dengan
keadaan tertentu berkembang menjadi berlangsungnya revolusi industri,
infeksi bakterial dengan penyebab terjadi peningkatan pajanan terhadap
bakteri patogen yang terdapat di saluran polutan lingkungan seperti asap dan
napas bagian atas. Penyebab lain adalah debu, penjinakan hewan seperti
infeksi jamur, infeksi gigi, dan dapat binatang peliharaan membuat penderita
pula terjadi akibat fraktur dan tumor.1,2 terpajan hal – hal tersebut dalam area
Menurut perjalanan penyakit sesuai yang lebih terbatas dibandingkan
konsensus tahun 2004, rinosinusitis sebelumnya. Kebiasaan masyarakat
dibagi dalam bentuk akut dengan batas seperti merokok, konsumsi alkohol,
sampai 4 minggu, subakut antara 4 penggunaan substansi intranasal seperti
sampai 12 minggu dan kronik jika lebih kokain telah menjadi penyebab yang
dari 12 minggu.3 Rinosinusitis kronis menambah keluhan hidung.8 Selain itu
adalah inflamasi mukosa hidung dan perubahan gaya hidup seperti kebiasaan
sinus paranasal yang dapat ditegakkan penggunaan AC (air cinditioner) dan
berdasarkan riwayat gejala yang berlama – lama dalam suatu ruangan
diderita sudah lebih dari 12 minggu, dan tertutup juga berpengaruh terhadap
sesuai dengan 2 kriteria mayor atau 1 kejadian rinosinusitis.9
kriteria mayor ditambah 2 kriteria
minor. KEKERAPAN/INSIDEN
Faktor mayor untuk mendiagnosis Rinosinusitis kronik mempunyai
rinosinusitis kronik adaalah nyeri pada prevalensi yang cukup tinggi.
wajah, kongesti pada wajah, Diperkirakan sebanyak 13,4-25 juta
penyumbatan hidung, nasal discharge, kunjungan ke dokter per tahun
hiposmia/anosmia, terdapat sekret dihubungkan dengan rinosinusitis atau
akibatnya. Di Eropa, rinosinusitis seluruh kasus rinosinusitis yang berasal
diperkirakan mengenai 10-30% dari infeksi gigi.
populasi. Sebanyak 14% penduduk
Amerika, paling sedikitnya pernah ANATOMI HIDUNG
mengalami episode rinosinusitis Anatomi Hidung Luar
semasa hidupnya dan sekitar 15% Hidung luar berbentuk piramid dengan
diperkirakan menderita RSK. Dari bagian – bagiannya dari atas ke bawah :
respiratory surveillance program, a) Pangkal hidung (bridge)
diperoleh data demografik mengenai b) Dorsum nasi
rinosinusitis paling banyak ditemukan c) Puncak hidung
secara berturut-turut pada etnis kulit d) Ala nasi
putih, Afrika Amerika, Spanyol dan e) Kolumela
Asia.4,5,6 f) Lubang hidung (nares anterior)
Di Indonesia sendiri, data dari Hidung luar dibentuk oleh kerangka
DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan tulang dan tulang rawan yang dilapisi
bahwa penyakit hidung dan sinus kulit, jaringan ikat dan beberapa otot
berada pada urutan ke-25 dari 50 pola kecil yaitu M. Nasalis pars transversa
penyakit peringkat utama atau sekitar dan M. Nasalis pars allaris. Kerja otot –
102.817 penderita rawat jalan di rumah otot tersebut menyebabkan nares dapat
sakit. Rinosinusitis lebih sering melebar dan menyempit. Batas atas nasi
ditemukan pada musim dingin atau eksternus melekat pada os frontal
cuaca yang sejuk ketimbang sebagai radiks (akar), antara radiks
hangat.Januari–Agustus 2005 adalah sampai apeks (puncak) disebut dorsum
435 pasien. Data dari Divisi Rinologi nasi. Lubang yang terdapat pada bagian
Departemen THT RSCM Januari- inferior disebut nares, yang dibatasi
Agustus 2005 menyebutkan jumlah oleh :
pasien rinologi pada kurun waktu Superior : os frontal, os nasal, os
tersebut adalah 435 pasien, 69%nya maksila
adalah sinusitis. Pada tahun 2004 Inferior : kartilago septi nasi,
prevalensi rinosinusitis kronis kartilago nasi lateralis, kartilago alaris
dilaporkan sebesar 12,6% dengan mayor dan kartilago alaris minor
perkiraan sebanyak 30 juta penduduk Dengan adanya kartilago tersebut maka
menderita rinosinusitis kronis, insiden nasi eksternus bagian inferior menjadi
pada orang dewasa antara 10-15% dari fleksibel.
Gambar 1. Anatomi Hidung Luar
Anatomi Hidung Dalam terdapat konka superior, konka media,
Bagian hidung dalam terdiri atas dan konka inferior. Celah antara konka
struktur yang membentang dari inferior dengan dasar hidung
os.internum di sebelah anterior hingga dinamakan meatus inferior, berikutnya
koana di posterior, yang memisahkan celah antara konka media dan inferior
rongga hidung dari nasofaring. Kavum disebut meatus media dan sebelah atas
nasi dibagi oleh septum, dinding lateral konka media disebut meatus superior.
Abstrak
Rinosinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek dokter
sehari-hari, bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan
tersering seluruh dunia Rinosinusitis kronik adalah inflamasi mukosa hidung dan
sinus paranasal yang dapat ditegakkan berdasarkan riwayat gejala yang diderita sudah
lebih dari 12 minggu, dan sesuai dengan 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor
ditambah 2 kriteria minor. Terapi konservatif berupa Antibiotik dapat mengatasi
rhinosinusitis dan biasanya jika dalam satu minggu keluhan tak berkurang dapat
diganti antibiotik jenis lain. Untuk melegakan saluran nafas maka diberikan
dekongestan, dan untuk mengencerkan dahak agar mudah dikeluarkan diberikan
mukolitik, dan untuk mengurangi pembengkakan diberikan anti inflamasi non steroid.
Abstract
Rhinosinusitis is a disease that is often found in everyday medical practice, even
considered as one of the most common health problem worldwide. Chronic
Rhinosinusitis is an inflammation of nasal mucosa and paranasal sinuses that can be
detected by the history of symptoms which suffered more than 12 weeks, and suitable
with two major criteria or one major criterion plus two minor criteria. Conservative
treatment such as antibiotics can overcome rhinosinusitis and usually within one week
if the complaint was not reduced can be replaced other types of antibiotics. To relieve
airway then given a decongestant, and to thin the phlegm so easily removed given
mucolytics, and to reduce swelling given non-steroidal anti-inflammatory.
NPM : 1102013264
Tahun 2018