Anda di halaman 1dari 100

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


(UKL-UPL)

PENGGILINGAN PADI
“ SRI UTAMI ”
DESA PETANAHAN TR.05/RW.02
KEC. PETANAHAN
KEBUMEN
2016

i
Kebumen, 16 Februari 2016

No : 017/KUD-SU/II/2016
Lamp : -
Hal : Permohonan Rekomendasi Dokumen UKL-UPL

Kepada

Yth. Kepala Kantor Lingkungan Hidup

Kabupaten Kebumen

di-

KEBUMEN

Dengan hormat,

Dengan ini kami selaku pemakarsa kegiatan Penggilingan padi


“KUD SRI UTAMI” yang berlokasi di desa Petanahan RT 05 RW 02 Kecamatan
Petanahan Kabupaten Kebumen mengajukan permohonan rekomendasi dokumen
UKL-UKP.
Demikian surat permohonan rekomendasi ini kami sampaikan, atas
perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu berikan terima kasih.

Penggilingan Padi
“KUD SRI UTAMI”

SUWARDI
Ketua

ii
PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN
KANTOR LINGKUNGAN HIDUP
Jalan Ronggowarsito No. 298 Pejagoan Telp. (0287) 381173,
385577 Fax. (028) 385577
KEBUMEN

Kebumen, Februari 2016

Nomor : 660.1/251/III/2015 Kepada Yth.


Lampiran : 1 (satu) berkas Sdr. SUWARDI
Perilhal : Rekomendasi UKL-UPL Penanggung jawab
Penggilingan Padi Penggilingan Padi “Sri Utami”
“ Sri Utami ” Desa Petanahan RT 05 RW02
Kec. Petanahan
Kab. Kebumen
di –
Petanahan

Menindaklanjuti surat pemrakarsa Penggilingan Padi “Sri


Utami” nomor : 001/BJ/III/2015 tanggal 16 Maret 2015 yang
berlokasi di Desa Petanahan RT 05 RW 02 Kecamatan
Petanahan Kabupaten Kebumen, serta merujuk pada Berita
Acara Rapat Koordinasi yang telah dilakukan pada tanggal 19
Maret 2015 dengan nomor : 660.1/249/III/2015 bersama ini
diberitahukan bahwa berdasarkan hasil evaluasi teknis yang
telah dilakukan, diketahui bahwa dampak yang ditimbulkan dari
rencana usaha dan/atau kegiatan dimaksud telah diinventarisir
dan telah disiapkan upaya pengelolaan dan pemantauan
dampaknya sehingga dengan demikian Upaya Pengelolaan
Lingkungan Jidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UK-UKP) tersebut dari aspek teknis dapat disetujui.
UKL-UKP yang telah disetujui (sebagaimana terlampir)
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
rekomendasi ini dan menjadi acuan bagi penanggung jawab
kegiatan dalam menjalankan kegiatannya denagn tetap
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Apabila terjadi pemindahan lokasi kegiatan, desain
dan/atau proses dan/atau kapasitas dan/atau bahan baku
dan/atau bahan penolong atas usaha dan/atau kegiatan, terjadi
bencana alam dan/atau lainnya yang menyebabkan perubahan

iii
lingkungan yang sangat mendasar baik sebelum maupun saat
pelaksanaan kegiatan, maka penanggung jawab kegiatan wajib
menyusun dokumen lingkungan baru sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemilik usaha penggilingan padi “Sri Utami” selaku
penanggungjawab kegiatan wajib melakukan seluruh ketentuan
yang termaktub dalam dokumen UKL-UPL dan
bertanggungjawab sepenuhnya atas pengelolaan dan
pemantauan dampak lingkungan dari kegiatan operasional
kegiatan penggilingan padi tersebut dan mempunyai kewajiban
sebagai berikut :
1. Agar pihak pemrakarsa mengajukan ijin dan berkoordinasi
dengan dinas/instasi terkait pada pelaksanaan kegiatan
penggilingan padi “Sri Utami”.
2. Membuat surat pemberitahuan kepada Dinas/Instasi terkait
dan menginformasikan rencana kegiatan kepada
desa/masyarakat yang berbeda di sekitar lokasi kegiatan.
3. Melibatkan tenaga kerja lokasi dengan menginformasikan
kebutuhan tenaga kerja melalui kepala desa sesuai dengan
kenutuhan dan kemampuan SDM.
4. Melakukan pengolahan sampah sesuai organik, dan
sampah anorganik.
5. Melakukan pengendalian kebisingan melalui pembuatan
ruang mesin yang kedap suara serta pembuatan cerobong
asap.
6. Melakukan penghijauan lingkungan melalui penanaman
tanaman peneduh dan sebagai buffer zone dengan
lingkungan sekitar.
7. Membuat saluran darinase dan sumur resapan.
8. Melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup sesuai dengan UKL-UPL kegiatan penggilingan Padi
“Sri Utami” desa Petanahan RT 05 RW 02 Kec. Petanahan
Kab. Kebumen.
9. Melaporkan pelaksanaan UKL-UKP tersebut setiap 6
(enam) bulan seklai yaitu bulan Juni dan Desember tehu

iv
berjalan, kepada Bupati Kebumen, Kepala Kantor
Lingkungan Hidup Kab. Kebumen dan Kepala Dinas
Pertanian dan Peternakan Kab. Kebumen.

Selanjutnya Bupati Kebumen, melalui Kepala Kantor


Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen, Kepala Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen, serta Kepala
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten
Kebumen melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
ketentuan-ketentuan yang wajib dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan yang tercantum dalam perizinan sebagaimana
dimaksud.

Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan


terimakasih.

KEPALA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP


KABUPATEN KEBUMEN

IR. H. MASAGUS HURUNOTO, MSI


Pembina Tk I
Nip. 19680820 199303 1 010

Tembusan : Disampaikan kepada Yth. :


1. Bupati Kebumen (sebagai laporan)
2. Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah;
3. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen;
4. Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten
Kebumen;
5. Peringgal.
-------------------

v
KATA PENGANTAR

Dalam rangka menunjang pelaksanaan kegiatan Penggilingan padi “KUD


Sri Utami” yang berlokasi di desa Petanahan RT 05 RW 02 Kecamatan Petanahan
Kabupaten Kebumen, kami selaku pemrakarsa kegiatan menyusun dokumen
upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL-UPL).
UKL dan UPL ini dimaksudkan sebagai bahan kajian untuk mengevaluasi dampak
yang ditimbulkan akibat kegiatan penggilingan padi tersebut serta mengajukan
alternative dan lanhkah-langkah untuk menananggulanginya.
Dokumen UKL-UPL ini disusun berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan
pedoman penyusunannya menggunakan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup.
Dokumen ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan arahan dalam
pelaksanaan kegiatan Penggilingan Padi “KUD Sri Utami” sehingga dampak
negatif yang timbul dapat ditekan sekecil mungkin sementara manfaatnya dapat
ditinggatkan.
Demikian atas segala perhatian dan bantuan semua pihak kami
mengucapkan terima kasih.

Kebumen, Februari 2016


Penyusun

Suwardi
Penanggung Jawab

vi
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ....................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................
Pernyataan Pengelolaan Lingkungan ..................................................................
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................................
1.2 Tujuan dan Kegunaan ......................................................................
1.3 Identitas Pemrakarsa ........................................................................
1.4 Dasar Hukum ....................................................................................
Bab II. Ruang Lingkup Kegiatan
2.1 Kesesuaian Lokasi dengan RT RW .................................................
2.2 Informasi Kegiatan ...........................................................................
2.3 Rencana Kegiatan.............................................................................
2.4 Rona Lingkungan .............................................................................
2.5 Deskripsi Kegiatan ...........................................................................
Bab III. Dampak Lingkungan yang Akan Terjadi
3.1 Tahap Konstruksi .............................................................................
3.2 Tahap Operasional ...........................................................................
Bab IV. Upaya Penelolaan dan Pemantauan Lingkungan
4.1 Program Penelolaan Lingkungan Hidup ..........................................
4.2 Program Pemantauan Lingkungan Hidup ........................................
Bab V. Pelaporan
5.1 Proses Pelaporan ..............................................................................
5.2 Meteri Pelaporan ..............................................................................
5.3 Jangka Waktu Pelaporan ..................................................................
5.4 Pola Pengawasan dan Pemantauan .................................................
5.5 Sistematika Penyusunan Laporan ....................................................

vii
PERNYATAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Perusahaan : “KUD SRI UTAMI”


Nama Pimpinan Perusahaan : SUWARDI
Jabatan : Pemilik
Alamat Kantor : Desa Petanahan RT 05/ RW 02
Kec. Petanahan, Kab. Kebumen
Alamat Tempat Usaha : Desa Petanahan RT 05/ RW 02
Kec. Petanahan, Kab. Kebumen
Jenis Kegiatan : Penggilingan Padi

Dengan ini menyatakan :


1. Kami akan rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan
lingkungan (RKL-RPL) seperti yang tercantum dalam Bab IV dan bersedia
secara berkala setiap bulan Juni dan Desember melaporkan hasilnya kepada
instansi terkait.
2. Kami bersedia dipantau dampak dari kegiatan/usaha kami oleh pihak yang
memiliki surat tugas dari pejabat yang berwenang menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Apabila kami lalai untuk melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan
sebagaimana tercantum dalam dokumen UKL-UPL ini, kami bersedia
menghentikan kegiatan operasional usaha kami dan apabila terjadi kasus
pencemaran/perusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan usaha kami
yang belum termasuk dalam dokumen ini, kami bersdia untuk bertanggung
jawab dan ditindak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Kami bersedia meperbarui dokumen UKL-UPL ini apabila terjadi setiap
perubahan dalam kegiatan usaha kami.

Kebumen, Maret 2016


Penggilingan Padi “KUD Sri Utami”

Materai 6000

Suwardi
Pemilik

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Program pembanguanan yang sekarang dilaksanakan adalah,
pembangunan yang berwawasan lingkungan, yang berarti suatu upaya sadar
dan terencana yang memadukan lingkungan termasuk sumber daya, kedalam
proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu
hidup generasi masa kini dan masa depan, sehingga setiap kegiatan yang
berpotensi menimbulkan dampak lingkungan diwajibkan melakukan kegiatan
pengelolaan lingkungan.
Kebumen adalah salah satu kabupaten yang mayoritas penduduknya
adalah peteni. Dan hasil pertanian padi tersebut yang kemudian akan
dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk beras , tentu saja membutuhkan
proses penggilingan. Penggilingan merupakan salah satu tahapan dalam pasca
panen padi yaitu suatu proses pelepasan sekam menjadi beras.
Pada dasarnya semua kegiatan pembangunan akan menimbulkan
dampak lingkungan baik positif maupun negative dengan derajat serta besar
dampaknya tergantung pada jenis kegiatan yang dilaksanakan maupun kondisi
atau keadaan lingkungannya, UKL dan UPL merupakan upaya dalam
penanganan dan pemantauan dampak yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan,
sehingga dampak negative yangterjadi dapat ditekan sekecil mungkin dan
dampak positif dapat lebih ditingkatkan. Berkaitan dengan ini, Pemerintah
Republik Indonesia telah menertibkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, sebagai upaya
untuk melestarikan daya tamping lingkungan agar apat menunjang
pembasngunan berkelanjutan.
Sebagai perwujudan dalam pelaksanaan pembangunan berwawasan
lingkungan sebagaimana dimaksud, kami selaku pemrakarsa kegiatan
Penggilingan Padi Sri Utami perlu menyusun dokumen UKL dan UPL sebagai
pedoman pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Penyusunan dokumen
UKL-UKP ini mengacu pada Peraturan Mentri Lingkungan Hidup Nomor 16

1
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan. Pada studi
ini, aspek yang lingkungan yang dikaji meliputi aspek lingkungan fisik-kimia,
biologi, social ekonomi dan budaya serta aspek kesehatan masyarakat. Hasil
kajian tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran tentang potensi
dampak yang timbul dan serta menentukan upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan yang tepat.

1.2 TUJUAN DAN KEGUNAAN UKL DAN UPL


1.2.1 Tujuan
Tujuan penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pengelolaan Pemantauan Lingkungan (UPL) Kegiatan
Penggilingan Padi Sri Utami sebagai berikut :
a. Kepedulian pihak Pemrakarsa dalam upaya menjalankan pembangunan
yang berwawasan lingkungan.
b. Memberikan informasi tentang kegiatan penggilingan padi Sri Utami
di Desa Petanahan RT 05 RW 02 Kecamatan Petanahan Kabupaten
Kebumen dan memberikan informasi tentang kemungkinan dampak
yang ditimbulkan, serta komponen lingkungan dampak pada tahap
operasional.
c. Memberikan gambaran upaya mencegah, mengendalikan, dan
menanggulangi kemungkinan dampak negatif yang timbul pada tahap
operasional kegiatan penggilingan padi Sri Utami.
d. Memberikan uraian tentang upaya pengelolaan lingkungan dalam
mencegah , mengendalikan, menanggulangi kemungkinan dampak
negatif dan upaya meningkatkan dampak positif, serta ikut berperan
serta dalam melestarikan lingkungan hidup.
e. Memberikan deskripsi tentang upaya pemantauan lingkungan serta
bertanggung jawab atas biaya yang harus dikeluarkan dalam
pemantauan baik secara rutin maupun insidentil dalam tahap
operasional.

2
1.2.2 Kegunaan
DokumenUpaya pengolahan lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) akan berguna bagi :
a. Bagi Pemerintah
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
lingkungan Hidup dapat digunakan sebagai koordinasi dalam
pembagunan di kabupaten Kebumen, di samping itu Dokumen upaya
Pengelolaan lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup dapat digunakan sebagai alat pertimbangan untuk mengambil
kebijakan dan peraturan daerah kabupaten Kebumen.
b. Bagi Pemrakarsa
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup merupakan pedomana yang dapat
memberikan panduan dalam pengelolaan dan pemantauan Lingkungan.
Dokumen ini juga untuk bahan pengurusan administrasi.
c. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat membantu dalam pengelolaan dan pemantauan
lingkungan. Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan hidup dan
upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ini juga sebagai 3 alat kontrol
bagi masyarakat terhadap kegiatan pembangunanpenggilingan Padi
KUD Sri Utami di desa Petanahan Kecamatan Petanahan.

1.2.3 Identitas Pemrakarsa


1. Nama perusahaan : KUD Sri Utami
2. Nama Pimpinan : Suwardi, S. Pd
3. Jabatan : Ketua
4. Alamat usaha : Desa Petanahan Rt 05
Rw 02 Kecamatan
Petanahan
Kabupaten kebumen
5. Jenis kegiatan : Penggilingan Padi

3
1.3. DASAR HUKUM
1. Undangan – Undangan Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
2. Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Peraturan pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian
5. Pencemaran Udara.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan dokumen Lingkungan Hidup.
8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan.
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Baku Mutu Limbah Cair Provinsi Jawa Tengah.
11. Keputusan gubernur jawa Tengah Nomor 8 tahun 2001 tentang Baku
Mutu Udara di Provinsi
12. Peraturan daerah Kabupaten Kebumen Nomor 23 Tahun 2012 tenatang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kebumen tahun 2011-2031.
13. Peraturan Daerah Kabupaten Kebuemn Nomor 8 Tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup kabupaten Kebumen.
14. Peraturan Bupati Nomor 37 tahun 2014 Jenis Usaha dan atau Kegiatan
yang wajib memiliki dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL).

4
BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN

2.1. Kesesuaian lokasi usaha dan /atau kegiatan dengan RT RW/ RdTR
Kawasan
Kegiatan penggilingan padi KUD Sri Utami di desa Petanahan
RT 05 RW 02 Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen, tidak
bertentangan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat
Kebumen Nomor 23 tahun 2013 tenatang Rencana Umum tata Ruang wilayah
Kabupaten Kebumen tahun 2011-2031 dimana peruntukan di daerah tersebut
asalah untuk permukiman / campuran.
2.2. Informasi Kegiatan
1. Lahan
a. Jenis Penggunaan
Bangun : 96m2
Lain-lain (Parkiran, openspace) : 350m2
Luas total lahan : 983m3
b. Status Lahan : KUD SRI UTAMI
c. Ketinggian tapak dengan lingkungan sekitar
Utara : Sama dengan lingkungan sekitar
Selatan : Sama dengan lingkungan sekitar
Barat : Sama dengan lingkungan sekitar
Timur : Sama dengan lingkungan sekitar
2. Produksi
a. Jenis dan Kapasitas Produksi
Kapasitas
No. Nama Mesin Kapasitas
terpasang
1. PK Seup (Themes0 60 PK 8 ton/ hari
2. poiser 22 PK 8 ton/ hari

5
b. Waktu Operasi
Dalam satu hari : 8 jam
Dalam satu minggu : 7 hari kerja
Jumlah karyawan : 4 orang
3. Sumber Energi

Jenis Kapasitas Pemakaian/


No. Keterangan
Energi terpasang Bulan
1. Listrik PLN 450 1 KWH/ Bln listrik
2. Generator 14 Pk - cadangan

4. Penggunaan Air

Jenis Kapasitas Diolah/


No. Keterangn
sumber Penggunaan tidak
1. PDAM - - -
2. Sumur 4 m3 Tidak diolah Untuk urionir
dangkal dan wc (jet
pump)

Kebutuhan air bersih dapat diperoleh dari sumber air tanah.fasilitas


dan distribusi air bersih disediakan untuk memenuhi kebutuhan toilet dan
keperluan lain (MCK, ibadah, dll). Sementara itu, air limbah toilet atau
bagian lainnya tidak boleh langsung dubuang kesaluran umum, tetapi
harus dibuatkan instalasi pengolahan air domestik (IPAL domestik) berupa
septictank.
5. Pemanfaatan tanah sekitar lokasi
 Sebelah Utara : Suwarso
 Sebelah selatan : Karta Pawiro/ Kosong
 Sebelah Barat : Jln Umum
 Sebelah Timur : Mursid

6
2.3. Rencana Kegiatan
2.3.1. Tahap Pra Konstruksi
Kegiatan pada tahap pra konstruksi telahselesai dilaksanakan,
sehingga dalam dokumen UKL-UPL tidaj dilakukan pembahasan
2.3.2. Tahap Konstruksi
1. Rekrutmen Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan pembangunan gedung
adalah sekitar 7 orangpekerja sesuai dengan bidang keahlian yang
dibutuhkan pada tahap konstruksi.
Dampak potensial yang diperkirakan akan muncul adalah :
a. Peningkatan kesempatan kerja / berusaha
b. Munculnya persepsi masyarakat
2. Mobilisasi Peralatan dan Material
Pada saat pembangunan gedung dan material, dibutuhkan berbagai
alat berat dan material untuk persiapan pembangunan. Kegiatan
mobilisasi peralatan berat dan material akan menimbulakan dampak
berupa :
a. Penurunan kualitas udara
b. Peningkatan debu dan kebisingan
c. Peningkatan kepadatan lalu lintas
d. Kerusakan jalan
e. Munculnya persepsi masyarakat
f. Kesehatan masyarakat ( perubahan pola penyakit)
g. Berkurangnya kelimpahan flora dan fauna
3. Pembangunan Gedung dan fasilitas
Luas lahan rencana pembangunan penggilingan padi KUD Sri Utami
adalah 450 m2 dengan rencana lahan terbangun gedung seluas 54 m2,
luas lahan parkir dan ruang terbuka hijau (Open space) adalah
366m2.. Kegiatan pelaksanaan pembangunan gedung dan fasilitas
lainnya dapat menimbulkan dampak lingkungan antara lain :
a. Penurunan kualitas udara
b. Kebisingan

7
c. Penurunan kuantitas air tanah
d. Perubahan fungsi tata guna lahan
e. Penurunan keanekaragaman hayati
f. Kesempatan berusaha
g. Peningkatan pendapatan masyarakat
h. Sanitasi lingkungan
i. Tingkat kesehatan masyarakat
2.3.3. Tahap Operasional
Operasional kegiatan penggilingan padi Sri Utami dapat
berjalan setelah kegiatan tahap kontruksi dan pembangunan gedung dan
fasilitas tercukupi.
Aktivitas tahap operasional penggilingan padi Sri Utami :
1. Energi
Penggunaan energi pada kegiatan penggilingan padi Sri
Utami akan menggunakan listrik pln sebesar 450 watt dan
energi cadangan generator 15 PK.
2. Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersih untuk kebutuhan MCK karyawan
maupun untuk aktivitas operasional penggilingan padi akan
menggunakan sumur dangkal. Volume penyediaan air bersih
disedikan sesuai kebutuhan.
3. Limbah
Tahap operasional penggilingan padi Sri utami akan
menimbulkan limbah baik limbah cair maupun limbah padat.
Jenis limbah padat berupasampah dan sekam dari hasil sisa
pengggilingan padi. Jenis limbah padat sampah akan dikelola
dengan cara pemilahan, sedangkan untuk limbah sekam akan
dijual kepada yang membutuhkan. Untuk limbah cair yang
dihasilkan akan dikelola dengan cara pembuatan septic tank
untuk limbah MCK. Pada operasional penggilingan padi juga
menghasilkan limbah oli yang ada pada pembersihan mesin

8
yang termasuk limbah B3 tetapi tidak signifikan. Limbah ini
akan ditampung pada tempat tersendiri.
4. Pencegahan kebakaran dan penangkal petir
Upaya pencegahan kebakaran direncanakan bersifat preventif
melalui usaha pemilihan bahan bangunan, isolasi terhadap
api, fire sererty, dan bersifat repressive dengan penyediaan
tabung pemadam kebakaran yng mudah dijangkau serta
berpotensi menimbulkan kebakaran.
5. Peningkatan kebisingan
Untuk mengurangi kebisingan, pada area sekeliling gedung
akan dibangun pagar keliling dengan lingkungan sekitar.
Selain itu mesin ditempatkan pada ruangan tersendiri dan
menggunakan peredam sehingga kebisingan dapt ditekan
sekecil mungkin. Dampak potensial yang diprakirakan akan
muncul dari kegiatan operasional penggilingan padi Sri
Utami antara lain:
a. Penurunan kualitas udara, debu, dan kebisingan
b. Timbulnya getaran
c. Penurunan kualitas air
d. Kuantitas air
e. Peningkatan erosi, run off dan banjir
f. Peningkatan bangkitan lalu lintas
g. Perubahan komposisi biota air
h. Ksempatan berusaha
i. Presepsi masyarakat
j. Kesehatan karyawan
k. Sanitasi lingkungan
l. Keselamatan kerja dan bahaya kebakaran
2.4. Rona Lingkungan
Rona lingkungan difokuskan pada tiga komponen utama yang dikaji dalam
penyusunan UKL-IPL Penggilingan Padi KUD Sri Utami, yaitu komponen

9
fisik-kimia, biologi dan sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat.
Secara umum rona lingkungan saat studi dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Komponen Fisik Kimia
Lingkungan fisik kimia meliputi iklim, kualitas udara dan kebisingan,
fisiografi, dan hidrologi.
a. Iklim
Ketinggian tapak dibandingkan dengan lingkungan sekitar
dapat dikatakan tidak ada perbedaan karena daerah sekelilingnya
merupkan pemukiman dan areal persawahan.
Kabupaten Kebumen terletak antara 70-80 Lintang Selatan
dan 1090-1100Bujur Timur, sehingga beriklim muson tropis dengan
2 pergantian musim yaitu penghujan dan musim kemarau.
Curah hujan rata-rata sebesar 173 mm dengan 8 hari hujan,
sesedangkan suhu udara rata-rata sebesar 28,630C. kelembaban
udara relative rata-rata sebesar 3,6. Banyaknya penyinaran rata-rata
adalah 45% sedangkan penguapan air rata-rata adalah 63%.
b. Kualitas Udara
Kualitas udara di sekitar lokasi kegiatan penggilingan Padi
KUD Sri Utami masih cukup baik. Hal ini secara visual dapat
dilihat di lapangan bahwa kondisi lingkungan masih alami, dengan
tingkat kebisingan yang masih sangat nyaman. Hal ini dikarenakan
lokasi disekitar Penggilingan Padi KUD Sri Utami merupakan
lokasi pemukiman. Kebisingan terjadi karena operasional msin
penggilingan dan adanya interferensi lalu lintas kendaraan
bermotor yang melewati depan lokasi penggilingan padi.
c. Fisiografi
Fisiografi atau bentang alam di daerah Kabupaten Kebumen
secara garis besar dapat dipilahkan menjadi dua, yaitu daerah
perbukitan dan daerah dataran. Daerahperbukitan terdapat di
sebelah uatar dan barat daya. Daerah perbukitan yang ada disebelah
utara Kebupaten Kebumen merupakan bagian dari pegunungan
Searyu Selatan, sedangkan daerah perbukitan yang berada

10
disebelah barat daya kota Kebumen merupakan pegunungan karst
(batu kapur) bagian dari pegunungan seribu. Daerah dataran
terletak disebelah selatan yang mliputi kota Kebumen dan
sekitarnya hingga pantai selatan yang merupakan bagian dari datran
Kedu Selatan.
Beberapa sungai yang berasal dari daerah perbukitan di
sebelah utar Kebumen dan mengalir ke arah selatan bermuara di
samudra hindia berturut-turut dari sebelah timur adalah sungai
Gebang, Sungai Gentan, sungai Lukulo, Sungai Pejagoan, Sungai
Kemit, Sungai Jatinegara dan sungai Ijo.
d. Hidrologi
Kondisi air permukaan di lokasi kegiatan dipengaruhi oleh keadaan
curah hujan. Untuk sumur penduduk di Petanahan kedalaman
antara 5- 10 m. masyarakat desa biasa menggunakan air sumur ini
untu keperluan MCK ( mandi, cuci, kakus) dan untuk air minum.
Khusus air minum, air direbus terlebuh dahulu sehungga bakteri
yang ada sudah mati.

2. Komponen Biologi
Komponen biologi yang dikaji di sekitar lokasi Penggilingan Padi
Sri Utami meliputi flora dan fauna darat ( biota darat), mengingat
aktivitas penggilingan padi tersebut tidak berpotensi secara langsung
mencemari aspek lingkungan biologi.
Jenis fauna yang ada di sekitar lokasi kegiatan meliputi jenis
serangga, reptil, amfibi dan mamalia.
Area tapak proyek merupakan area pemukiman, sehingga vegetasi
yang ditemukan terutama adalah vegetasi tanaman budidaya dan
tanaman liar yang berperan sebagai gulma.

11
3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Kependudukan
Data kepadatan penduduk merupakan jumlah total penduduk
dibagi dengan luas wilayah administratif yang bersangkutan.
Sedangkan pertumbuhan pendudukan dihitung dengan
mengurangkan jumlah penduduk tahun sekarang dengan data
jumlah penduduk pada satu tahun sebelumnya dan dikalikan 100%.
Rasio jenis kelamin (sex ratio) merupakan hasil perbandingan
antara jumlah penduduk laki- laki dengn jumlah penduduk
perempuan, akan tetapi ukurannnya dinyatakansebagi banyaknya
laki- laki ( atu setiap) 100 pendudu perempuan. Secara agregat
penduduk dikabupaten kebumen pada tahun 2013 tercatat 53.010
jiwa, tumbuh sebesar 316.159 rumah tangga sehingga rata- rata
jumlah jiwa per rumah tangga sebesar 4 jiwa. Kepadatan penduduk
Kabupaten Kebumen sebesar 918 jiwa/km2, dengan kecamatan
Kebumen terpadat penduduknya sebesar 2.882 jiwa/km2 dan
Kecamatan Petanahan merupakan kecamatan yang terjarang
penduduknya sebesar 1.253 jiwa /km2.
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 26.741 jiwa dan
jumlahpenduduk perempuan sebnyak 26.269 jiwa dengan sex ratio
99.
Tabel II.1 luas wilayah, banyaknya desa/ kelurahan, rumah tangga,
penduduk, rat-rata Penduduk per km2 , per desa/kelurahandan per
rumah Tangga di kabupaten Kebumen Per Kecamatan Tahun 2013

12
Banyaknya rata-rata penduduk per
Desa/
No Kecamatan Luas(km2) Rumah Desa/Kel Rumah
kelura Penduduk Km2
Tangga urahan tangga
han
1. Ayah 76.37 16 15.236 55.233 723. 3069 4
2. Buayan 68.42 20 14.445 54.055 790 2703 4
3 Puring 61.97 23 14.501 52.697 850 2291 4
4. Petanahan 61.37 21 14.857 53.010 1182 2524 4
5 Petanahan 43.25 24 14.701 54.188 1253 2258 4
6 Buluspesantren 48.77 21 140.256 52.373 1074 2494 4
7 Ambal 62.41 32 14.724 54.631 875 1707 4
8 Mirit 52.35 22 11.865 43.833 837 1992 4
9 Bonorowo 20.91 11 5.311 18.486 884 1981 3
10 Prembun 22.96 13 7.380 26.264 1114 2020 4
11 Padureso 28.95 9 3.809 13.288 459 1476 3
12 Kutowinangun 33.73 19 11.342 42.069 1114 2020 4
13 Alian 57.75 16 13.957 53.917 934 3370 4
14 Poncowarno 27.37 11 4.005 14.879 544 1353 4
15 Kebumen 42.04 29 30.912 121.178 2882 4179 4
16 Pejagoan 34.58 13 12.167 48.529 1403 3733 4
17 Sruweng 43.68 21 14.569 53.317 1221 2539 4
18 Adimulyo 43.43 23 9.960 34.085 785 1482 4
19 Kuwarasan 33.84 22 12.025 44.376 1311 2017 3
20 Rowokele 53.795 11 11.511 42.217 785 3836 4
21 Sempor 100.15 16 15.340 59.049 590 3691 4
22 Gombong 19.48 14 12.871 47.237 2425 3374 4
23 Karanganyar 31.4 11 9.940 33.957 1081 3067 4
24 Karanggayam 109.29 19 12.637 48.315 442 2543 4
25 Sadang 54.23 7 4.654 18.091 334 2563 4
26 Karangsambung 65.15 14 10.143 37.388 574 26712 4
TOTAL 1.281,1154 460 316.158 1.176.662 918 2558 4

Sumber : Kebumen Dalam Angka 2013

13
b. Sosial Budaya
Penduduk di Kabupaten Kebumen seluruhnya merupakan
warga negara indonesia asli. Aktivitas sehari hari didomisili oleh
pekerjaan yang sebagian besar sebagai petani dan pedagang.
Suasana kekeluargaan dan gotong-royong penduduk masih
dominan. Kehidupan sehari-hari sangat dipengaruhio oleh agama
islam yang merupakan agama yang paling banyak dianut.
c. Ekonomi
Sebagian besar penduduk di Kabupaten Kebumen bermata
pencaharian sebagai petani. Ditinjau dari tingkat pendidikan , tidak
semua anggota masyarakat di Kabupaten Kebumen menikmati
pendidikan tinggi. Sebagian besar adalah hanya lulusan SD,
walaupun ada juga yang Lulusan Perguruan Tinggi.
d. Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat Kabupaten Kebumen
mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Hal ini dikarenakan
daerah Kabupaten Kebumen merupakan daerah agraris. Tingkat
pendidikan yang masih rendah juga mempengaruhi tingkat mata
pencaharian tersebut.
e. Kesehatan Masyarakat
Pembangunan kesehatan menyangkut aspek mendsar dalam
pembangunan manusia. Keberhasilan pembangunan kesehatan
akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Upaya pemerintah diantaranya adalah m,enyediakan
fasilitas kesehatanseperti rumah sakit, puskesmas dan puskesmas
pembantu. Terlihat jumlah rumah sakit pemerintah pada tahun
2013 sebanyak 1 buah, rumah sakit swasta 12 buah, jumlah
puskesmas ( perawatan/ no perawatan) sebanyak 34 buah dan
puskesmas pembantu sebanyak 74 buah.
Data tenaga medis per kecamatan sampai saat ini belum tersedia di
Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Menurut data yang ada di
dinas kesehatan kabupaten Kebumen tahun 2013, jjumlah dokter (

14
umum, spesialis, dan gigi) secara keseluruhan berjumlah 192
orang, sedangkan yang bertugas di puskesmas pembantu sebanyak
33 orang dokter umum dan 28 orang dokter gigi. (Kebumen dalam
Angka 2013).
Tingkat kesehatan masyarakat di wilayah kabupaten Kebumen
sudah cukup baik, hal tersebut dilihat dari pemanfaatan air bersih
untuk kebutuhan hidup serta pengelolaan pembuangan sampah
rumah tangga. Pembuangan sampah ditempatkan pada tempat
tertentu yang biasanya berupa drum atau bak sampah untuk
kemudian dilakukan pengolahan untuk dijadikan pupuk organi atau
dengan cara ditimbun.

2. 5 Deskripsi Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan oleh Sri Utami adalah jasa penggilingan padi
yang baik untuk masyarakat sekitar maupununtuk pedagang beras. Selain itu,
Sri Utami bekerja sama dengan Bulog untuk pemasok kebutuhan beras di
wilayah Kebumen.
2.5.1. Penggilingan Padi
Penggilingan adalah proses pemisahan sekam dan kulit luar
kariopsis dari biji padi agar diperoleh berasyang dapat dikonsumsi.
Teknologi penggilingannya yangn kita kenal ada 2 macam:
1. Sistem pengggilingan padi secara bertahap ( diskontinue) yaitu sistem
penggilingan padi dimana proses gabah menjadi beras dilakukan secara
bertahap, proses pemecah kulit dan penyososhan dilakukan secara
terpisah dan pengumpamaan dilakukan secara manual. Sistemnya
terdiri dari 1 unit mesin pemecah, 1 unit mesin penyosoh, dan 1 unit
diesel pengggerak. Beras yang dihasilkan masih kotor dengan
prosentase beras kepala rendah dan beras pecah tinggi.
2. Sistem penggilingan beras secara langsung ( kontinue) yaitu
sistempengggilingan dimana proses padi menjadi beras dilakukan
sekali jalan. Sistem ini mengggunakan ban berjalan, sehinggga proses
pemecah kulit dan penyosohan dilakukan berurutan dan bersamaan.

15
Biasnya diterapkan pada penggilingan skala besar, karena memerlukan
unit alat yanng lebih banyak yaitu 2 unit mesin pemecah kulit, 2 unit
mesin penyosoh, unit evalator unit grader dan tenaga penggerak. (
Nugraha .et al 2000)
Berikut ini adaah bagan proses pengggilingan padi menjadi beras :
Padi + gabah,
batui

Merang Perontok

Kotoran, batu, pasir Ayakan goyang


( hongkwal) Tangkai, logam

Rice husker
( huller)

Husk separator

Paddy
separator

Beras pecah

Rice polsher

Rice grader

Beras

Tahapan proses penggilingan padi besar dar bagan di atas dapat


dijelaskan sebagai berikut :
a. Perontokan padi. Alat yang digunakan adalah rontogan,
bahannya gabah, padi gedengan, ‘’hencak’’, sehingga

16
dihasilkan gabah kotor ( kotoran :potongan merang, kerikil,
bubuk, jenteng, pasir, paku/ logam, dan lain-lain).
b. Pembersihan gabah kotor. Alat yang digunakan adalah ayakan
goyang ( paddy cleaner/ hongkwl gabah), saringan kasar ( batu,
kerikil, paku, dan saringan halus ( pasir) serta penarik logam,
bahannya gabah kotor, sehingga dihasilkan gabah bersih.
c. Pemecahan kulit (husking), alat yang digunakan adalah
pemecah kulit tipe silinder, bahannya gabah, sehingga
dihasilkan brasa pecah kulit, sebagian kecil gabah utuh yang
lolos, lolosan ( pesak halus bercampur dedak dan menir), serta
sekam.
d. Pemisahan pesak. Alat yang digunakan adalah husk separator
( hongkwl pasak), saringan pesak dan saringan lobosan,
bahannya beras pecah kulit, sekam, lolosan, sehingga
dihasilkan beras pecah kulit .bersih, dan gabah.
e. Pemisah gabah (paddy separation). Alat yang digunakan
adalah paddy separator atau disebut gendongan, prinsipnya
adalah perbedaanbobot jenis antara beras pecah kulit dan gabah
dan beras pecah kulit. Pada permukaan miring, beras pecah
kulit cepat turun, sementara gabah terdesak keatas, dibuat
kamar-kamar.
f. Penyosohan. Alatnya adalah mesin penyosoh (rice polisher),
mesin 19 (penyosoh I), mesin II ( Penyosoh II), alat terdiri dari
batu penyosoh ( batuamaril) dan lempengan karet, karena ada
gesekan antara beras dengan batu, lempengan karet, dan
antara sesama beras, maka beras akan tersosoh, bahannya
adalah beras pecah kulit, sehingga dihasilkan beras sosoh,
dedak (mesin sosoh 1), bekatul (mesin sosoh II); dedak dan
bekatul langsung dipisahkan dengan aspirator.
g. Grading .Alat yang digunakan adalah ayakan beras ( honkwl
beras); memisahkan beras kepala, beras- beras padi dan meni.

17
Dalam pengertian sehari- hari, yang dimaksud dengan beras
adalah gabah yang bagian kulitnya sudah dibuang dengan cara
digiling dan disosoh mengggunakan alat pengupasdan
pengggiling( huler) serat alat penyosoh ( polisher). Gabah yang
hanya terkupasbagian kulit luar (sekam)-nya, disebut beras
pecah ulit (brown rice). Sedangkan beras pecah kulit yang
seluruhnya atau sebagian dari kulit arinya telah dipisahkan
dalam proses penyosohan, disebut beras giling ( milled rice).
Beras yang biasa dikonsumsi atau dijual di pasar adalah bentuk
beras giling.
Dalam proses penyosohan beras pecah kulit akan diperoleh
hasil beras giling, dedak dan bekatul. Sebagian dari protein,
lemak, vitamin dan mineral akan terbawa dalam dadak,
sehinggga kadar komponen-komponen tersebut di dalam beras
giling menjadi menurun. Beras giling yang diperoleh berwarna
putih karena telah terbebas dari bagian dedaknyayang berwarna
cokelat. Bagian dedak padi adlah sekitar 5-7% dari berat beras
pecah kulit. Makin tinggi derajat penyosohan yang dilakukan
maka makin putih warna berasgiling yang dihasilkan,
tetapimakin miskin beras tersebut akn zat- zat giziyang
bermanfaat bagi tubuh.
Setelah padi mengalami proses pengggilingan dan menjadi
beras, kemudian dilakukan pengemasan. Beras hasil giling
tidak langsung dikemas sampai panas akibat pengggilingan
hilanng. Untuk kemasan lebih dari 10 kg, sebaiknya
menggunakn karung plastik yang dijahit tuutpnya. Sedangkan
untuk ukuran 5 kg dapat dengan kantong plastik dengan tebal
0,8 mm.

18
BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

Pelaksanaaan kegiatan pengggilingan padi Sri Utami di desa Petanahan


RT.05 RW.02 Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen pada tahap
kontruksidan operasional memungkinkan terjadinya perubahan lingkungan, baik
terhadap komponen abiotik, biotik, maupun sosekbudkesmas. Penyebab ( sumber
dampak) maupun besarnya dampak yang ditimbulkan tergantung pada jenis dan
volume kegiatan.
3.1 Tahap Kontruksi
3.1.1 Rrekrutmen Tenaga Kerja
A. Komponen Sosesbudkesmas
1. Kesempatan kerja
a. Sumber dampak
Terbukanya peluang erja selama kegiatan pembangunan
pengggilingan padi Sri Utami di desa Petanahan kecamatan
Petanahan.
b. Jenis Dampak
Adanya peningkatan kesempatan kerja.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak bersifat sementara dan berskala sedang. Tolok ukur
dampak yaitu jumlah ternaga kerja lokal yang dapat diserap
dalam pembangunan usaha penggilingan padi Sri Utami.
2. Persepsi Masyarakat
a. Sumber Dampak
Kebutuhan akan tenaga kerja dan terbukannya peluang kerja
berusaha dalam kegiatan pembangunan pengggilingan padi Sri
Utami di desa Petanahan Kecamatan Petanahan
b. Jenis Dampak
Munculnya persaingan dan persepsi negative masyarakat
akibat persaingan antar anggota di dalam masyarakat, dalam

19
menyikapi keterbukaan akan kebutuhan tenaga kerja maupun
peluang yang ditimbulkan oleh kegiatan proyek.
c. Sifat dan tolok ukur dampak
Dampak bersifat sementara setelah bangunan jadi maka sikap
dan persepsi akan normal kembali. Tolok ukur dampak yaitu
jumlah keluhan atau proses oleh masyarakat di sekitar lokasi
Sri Utami.
3.1.2. Mobilisasi Peralatan dan Material
A. Komponen Geo- Fisik-Kimia
1. Kualitas Udara
a. Sumber Dampak
Emisi gas buang(CO, SOx, NOx) dan debu dari kendaraan yang
digunakan untu pengangkutan peralatan dan material.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang diperkirakan terjadi adalah penurunan
kualitas udara berupa peningkatan konsentrasi polutan (CO,
Sox, NOx), dan debu.
c. Sifat dan tolak uku dampak
Dampak penurunan kualitas udara bersifat sementara dan skal
kecil karena hanya terjadi selama mobilisasi peralatan dan
material berlangsung. Tolak ukur dampak adalah Keputusan
Gubernur Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2001 tentang Baku
Mutu Udara Ambien di Provinsi Jawa Tengah.
2. Kebisingan
a. Sumber dampak
Mobilisasi kendaraan pengangkut material yang digunakan
untuk proyek pembangunan
b. Jenis dampak
Jenis dampak yang diperkirakan terjadi adalah peningkatan
kebisingan

20
c. Sifat dan tolak ukur dampak
Dampak peningkatan kebisingan bersifat sementara karena
hanya terjadi selama kegiatan mobilisasi peralatan dan materi
berlangsung.
Tolok ukur dampak adalah keputusan Menteri Lingkungan
Hidup No. 48 tahun 1996 tentang baku Tingkat Kebisingan.
3. Kepadatan Lalu lintas
a. Sumber Dampak
Sumber dampak kepadatan lalu lintas adalah adanya kegiatan
mobilisasi alat berat dan material
b. Jenis dampak
Jenis dampak yang diperkirakan terjadi adalah
meningkatkannya kepadatan lalu lintas sehingga
memungkinkan terjadinya kemacetan lalulintas, mengingat
jalan sempit dan peralatan berat mempunyai ukuran yang besar
dan panjang, sehingga dapat menyebabkan kemacetan lalu
lintas.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Dampak mbersifat sementara dalam arti setelah pembangunan
selesei dan mobilisasi alat dilaksanakan maka kepadatan lalu
lintas akan kembali normal.
Tolok ukur dampak adalah kejenuhan dan kemacetan lalu
lintas.
4. Kerusakan Jalan
a. Sumber dampak
Sumber dampak dari terjadinya kerusakan jaln adalah adanya
kegiatan mobilisasi alat berat dan material, diman tonase alat
berat dan material tidak sesuai dengan kelas jaln yang dilalui.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang terjadi adalah kerusakan jalan berupa jalan
retak-retak, ambles, atau terbentuk lobang-lobang dijalan dan

21
aspal mengelupas akibat lalu lintas kendaraanalat berat dan
material.
c. Sifat dan Tolok Ukur dampak
Dampak bersifat sementara dalam arti bahwa setelah
pembangunan selesei dan jalan diperbaiki maka kondisi jalan
akan normal kembali tidak rusak.
Tolok Ukur dampak adalah Tingkat kerusakan berupa
prosentase terjadinya lubang, aspal mengelupas maupun
retakan.
B. Komponen Sosekbudkesmas
1. Sikap dan Persepsi Masyarakat
a. Sumber Dampak
Mobilisasi peralatan dan material untuk kebutuhanj
pembangunan gedung penggilingan
b. Jenis dampak
Timbulnya ketidaknyamanan yang dirasakan oleh penduduk
akibat peningkatan lalu lintas kendaraan berat.
c. Sifat dan Tolok Ukur
Dampak bersifat sementara dengan skal sedang.
Tolokukur dampak adalah keluhan masyarakat akibat
kemacetan lalu lintas atau debu yang mungkin timbul/
meningkat.
2. Tingkat Kesehatan Masyarakat
a. Sumber Dampak
Emisi gas buang (Co, Sox, Nox) dan debu darikendaraan yang
digunakan untuk pengangkutan peralatan dan material.
b. Jenis Dampak
Perubahan pola penyakit (ISPA dan iritasi mata)
c. Sifat dan Tolok Ukur
Dampak bersifat sementara dengan skala sedang
Tolok ukur dampak adalah perubahab pola dan jmlah penyakit
(ISPA dan iritasi mata)

22
C. Komponen Biotis
1. Flora dan fauna
a. Kegiatan pembersihan, perataan, dan pengurugan lahan
merupakan sumber dampak dari berkuarangnya kerapatan flora
dan kelimpahan fauna.
b. Jenis dampak
Jenis dampak yang diperkirakan terjadi adalah berkurangnya
prosentase penutupan lahan oleh vegetasi, penurunan kerapatan
flora dan kelimpahan fauna.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Skal dampak sedang
Tolok Ukur dampak adalah berkuarangnya kerapatan pohon
atau berkuarangnya prosentase lahan oleh penutupan vegetasi
serta penurunan kelimpahan fauna.
3.23. Pembangunan gedung dan fasilitas lainnya
A. Komponen Geo-Fisik- Kimia
1 . Penurunan kualitas udara
a. Sumber dampak
 Emisi gas buang (CO, Sox, Nox) dan debu dari
beberapa kendaraan berat pengangkut peralatan
pembangunan
 Pembuatan pondasi dari aktivitas pembangunan
bangunan utama dan penunjang mengakibatkan
kandungan debu meningkat.
b. Jenis dampak
Jenis dampak yang diperkirakan terjadi adalah
penurunan kualitas udara berupa peningkatan knsentrasi
polutan (CO, Sox, Nox) dan debu.
c. Sifat dan Tolok Ukur dampak
Dampak penurunan kualitas udara berskal kecil dan
bersifat sementara selama kegiatan pembangunan
gedung dan fasilitasnya berlangsung.

23
Tolok ukur dampak adalah keputusan Gubernur Jawa
Tengah Nomor 8 tahun 2001 tentang Baku Mutu Udara
Ambien di Provinsi Jawa Tengah.
2. Kebisingan
a. Sumber dampak
Aktivitas pembangunan gedung fasilitas lainnya.
b. Jenis dampak
Jenis dampak yang diperkirakan terjadi adalah
peningkatan kebisingan
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Dampak peningkatan kebisingan berskal sedang dan
bersifat sementara selama kegiatan pembangunan
gedung penggilingan pada KUD Sri Utami dan
fasilitasnya.
Tolok ukur dampak adalah Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996 tentang baku
tingkat Kebisingan.
3. Penurunan kuantitas Air tanah
a. Sumber Dampak
Sumber menurunkannya kuantitas air tanah akibat
pengambilan air untuk pembangunan gedung dan
fasilitas lainnya.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang diperkirakan terjadi adalah
menurunnya debit air tanah maupun air pemukaan.
c. Sifat dan Tolok Ukur dampak
Dampak bersifat permanen karena setelah lahan
didirikan bangunan fungsi tanah untuk menyerap air
menjadi drop mencapai angka nol (0), yang berarti air
hujan tidak dapat meresap kedalam tanah sehingga
cadangan air tanah berkurang.

24
Tolok ukur dampak yang digunakanadalah rona awal
debit air permukaan
4. Perubahan fungsi dan tata guna lahan
a. Sumber dampak
Kegiatan pembanguan gedung penggilingan Padi KUD
Sri Utami
b. Jenis dampak
Jenis dampak yang diperkirakan terjadi adalah akan
merubah tat guna lahan serta produktivitas lahan di
lingkungan sekitar kawasan KUD Sri Utami.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Dampak bersifat permanen karena setelah lahan
ditempati bangunan berarti lahan yang awalnya
merupakan daerah terbuka menjadi tertutup bangunan.
Di samping itu juga akan mengurangitingkat
produktivitas lahan.
B. Komponen Sosekbudkesmas
1. Kesempatan Berusaha
a. Sumber dampak
Terbukanya peluang berusaha selama kegiatan
pembangunan gedung penggilingan padi KUD Sri Utami
b. Jenis dampak
Peningkatan peluang berusaha
c. Sifat dan tolok ukur dampak
Dampak bersifat sementara dengan skala sedang.
Tolok ukur dampak adalah jumlah tenaga kerja lokal yang
dapat diserap dalam kegiatan tersebut.
2. Pendapatan Masyarakat
a. Sumber dampak
Kebutuhan akan tenag kerja dan terbukanya peluang kerja/
berusaha dalam kegiatan pembangunan penggilingan padi
KUD Sri Utami

25
b. Jenis dampak
Peningkatan pendapatan masyarakat yang didapat dari upah
dan pendapatan sebagai pemasok jasa sekitar lokasi proyek.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Dampak bersifat sementara dengan skala sedang.
Tolok Ukur dampak adalah daya beli masyarakat
3. Sanitasi Lingkungan
a. Sumber dampak
Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pendukung
dan aktivitas lain diluar proyek, serta adanya berbagai
limbah, baik limbah padat, limbah rumah tangga, limbah
cair, dan limbah biotis dari pekerja proyek.
b. Jenis dampak
Penurunan tingkat sanitasi limgkungan
c. Sifat dan tolok ukur dampak
Dampak bersifat sementara dengan skala kecil.
Tolok ukur dampak yaitu :
 Tingkat ketersediaan sarana sanitasi
 Munculnya kawasan kumuh
 Perilaku hidup sehat
4. Tingkat kesehatan masyarakat
a. Sumber dampak
Peningkatan kadar debu, asap kendaraan bermotor
(lalulintas)
b. Jenis dampak
Peningkatan angka kesakitan (ISPA dan iritasi mata)
c. Sifat dan tolok ukur dampak
Dampak bersifat sementara dengan skal kecil.
Tolok ukur dampak adalah perubahan pola penyakit,
jumlah kesakitan. Dan ketersediaan pelayanan
kesehatan.

26
C. Komponen Biotis
1. Flora dan fauna
a. Sumber dampak
Kegiatan pembangunan gedungfasilitasnya merupakan
sumber dampak berkurangnya keanekaragaman flora
dan fauna.
b. Jenis Dampak
Penurunan keanekaragaman flora dan fauna dengan
adanya bangunan gedung.
c. Sifat dan tolok ukur dampak
Dampak bersifat permanen berskala sedang.
Tolok ukur dampak adalah terjadinya penurunan
keanekaragaman dan kelimpahan flora dan fauna.
3.2. Tahap Operasional
3.2.1. Operasional Penggilingan padi KUD Sri Utami
Kegiatan yang dilakukan ditahap operasional penggilingan
padi Kud Sri Utami didesa Petanahan Kecamatan Petanahan
Kabupaten kebumen menimbulkan prakiraan dampak antara lain :

A. Komponen Geo-Fisika-Kimia
1. Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan dan debu
a. Sumber dampak
Penurunan kualitas udara karena peningkata polutan (CO,
Son,Nox)hasil emisi gas buang kendaraanpengangkut dan
emisi mesin penggilingan padi. Peningkatan kadar debu dari
hasil samping proses penggilingan (sekam dan bekatul).
b. Jenis dampak
Kegiatan operasional penggilingan padi meningkatakan gas-
gas pencemar diudara dari emisi maupun sebaran partikulat.
Di samping itu dampak lain adalah meningkatnya kebisingan.

27
c. Sifat dan tolok ukur dampak
Dampak yang ditimbulkan bersifat permanen dan termasuk
pada skala sedang.
Tolok ukur dampak menggunakan Keputusan Gubernur Jawa
Tengah Nomor 8 Tahun 2001 tentang baku Mutu Udara
Ambien dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
2. Timbulnya Getaran
a. Sumber Dampak Sumber
Dampak terhadap getaran pada kegiatan penggilingan padi
yaitu operasional mesin penggiling.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul dari kegiatan penggilingan padi
KUD Sri Utami adalah berupa getaran yang dampak
turunannya dapat berupa terjadinya bahaya longsor.
c. Sifat dan tolok ukur dampak
Dampak bersifat permanen dan sifat bersifat sedang Tolok
ukur dampak apabila terjadi retak-retak pada bangunan
gedung.

3. Penurunan Kualitas Air Permukaan


a. Sumber Dampak
Penurunan kualitas air permukaan akibat ceceran oil saat
penggantian oli mesin, air pendingin mesin serta aktivitas
karyawan Sri Utami.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul berupa penurunan kualitas air adalah
penurunan kualitas air permukaan
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Dampak penurunan kualitas air bersifat permanen dan berskala
sedang.

28
Sebagai tolok ukur penurunan kualitas air berdasar PP 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air serta Perda Provinsi Jawa
Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Limbah air di
Propinsi Jawa Tengah.
4. Kuantitas Air
a. Sumber Dampak
Kegiatan operasional penggilingan padi Sri Utami untuk
mencukupi kebutuhan air sehari-hari balk untuk aktivitas produksi
maupun kebutuhan MCK karyawan
b. Jenis Dampak
Jenis dampak adalah penurunan kuantitas air tanah dan air
permukaan.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Dampak penurunan kuantitas air permukaan dan air tanah berskala
sedang dan bersifat permanen.
Tolok ukur dampak adalah PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
5. Peningkatan run off, erosi dan banjir
a. Sumber Dampak
Adanya bangunan untuk kegiatan operasional penggilingan padi
Sri Utami dapat menimbuikan bencana banjir jika jaringan saluran
drainase tidak terencana dengan baik.
b. Jenis dampak
Jenis dampak yang diprakirakan akan terjadi adalah meningkatnya
volume air limpasan akibat air tidak dapat meresap ke dalam tanah
karena adanya bangunan penggiiingan padi Sri Utami.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Dampak bersifat permanen karena, setelah adanya bangunan maka
air tidak dapat langsung meresap ke dalam tanah. Tolok ukur
dampak yang digunakan adalah besarnya aliran air permukaan
yang menggenang dan mengakibatkan terjadinya banjir.

29
6. Peningkatan Bangkitan Lalu Lintas
a. Sumber dampak
Sumber dampak adalah keluar masuk kendaraan pengunjung atau
pengangkutan dari kegiatan operasional penggilingan padi Sri
Utami
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah peningkatan bangkitan lalu lintas
atau kepadatan lalu lintas yang dapat menimbulkan kemacetan
khususnya di jalan depan lokasi penggilingan padi Sri Utami.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Dampak bersifat permanen yaitu terjadi terns menerus setup hark
pada jam operasional penggilingan padi Sri Utami. Tolok ukur
dampak adalah tingkat kejenuhan dan kemacetan lalu lintas.

B. Komponen Biotic
Perubahan Komposisi Biota Air
a. Sumber dampak
Sumber dampak adalah kegiatan operasional penggilingan padi Sri
Utami yang membuang, limbah cair domestik ke badan air
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah penurunan keanekaragaman dan
kelimpahan biota air.
c. Sim dan tolok Ukur Dampak
Dampak bersifat permanen dengan Skala sedang.
Tolok ukur dampak adalah terjadinya penurunan keanekaragaman dan
kelimpahan biota air.

C. Komponen Sosekbudkesmas
1. Kesempatan Keija dan Berusaha
a. Sumber Dampak
Sumber dampak terdapat munculnya kesempatan kerja pada tahap
operasional penggilingan padi yaitu sebagai operator mesin dan
bagian pengangkutan.

30
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul akibat munculnya kesempatankesempatan
kerja adalah dampak positif tidak penting. Tenaga kerja yang
terserap diperkirakan 4 orang untuk operasional penggilingan padi.
c. Tolok Ukur Dampak
Dampak bersifat permanen dan berskala sedang.
Tolok ukur dampak adalah jurnlah tenaga kerja local yang terserap
langsung dalam kegiatan operasional penggilingan padi Sri Utami.
2. Persepsi Masyarakat
a. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap adalah limbah sekam padi dan
pengelolaan sampah
b. Jenis Dampak
Dampak yang terjadi adalah munculnya persepsi negative dare
masyarakat akibat adanya limbah sekam yang menimbulkan
polusi udara bagi masyarakat sekitar lokasi penggilingan padi.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Sifat dampak permanen selama beroperasinya penggilingan
padi Sri Utami. Tolok ukur adalah jurnlah kehihan atau proses
yang dilakukan masyarakat sekitar lokasi penggilingan padi Sri
Utami.
3. Kesehatan Karyawan
a. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap kesehatan karyawan adalah adanya
paparan debu, kebisingan yang dirasakan oleh karyawan
b. Jenis Dampak
Dampak yang terjadi adalah munculnya kesakitan pada karyawan
penggilingan padi
c. Tolok Ukur Dampak
Sifat dampak yang timbul ini bersifat terns menerus selama
kegiatan penggilingan padi Sri Utami berlangsung. Tolok ukurnya
adalah penderita penyakit yang berkaitan dengan emisi,
kebisingan dan debu pada karyawan penggilingan padi.

31
4. Sanitasi Lingkungan
a. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap sanitasi lingkungan adalah kegiatan
operasional penggilingan padi, yaitu penanganan limbah padat
maupun limbah cair.
b. Jenis Dampak
Munculnya kesakitan dan rasa tidak nyaman pada masyarakat
sekitar serta penurunan estetika dan keindahan.
c. Tolok Ukur Dampak
Sifat dampak yang timbul bersifat sementara.

Tolok ukur adaiah tingkat pencemaran air tanah dengan indicator


jumlah bakteri E-Coli, pengelolaan sampah/ limbah padat sekam
padi seta kebersihan lingkungan.

5. Keselamatan Kerja dan Bahaya Kebakaran


a. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap kesehatan masyarakat adalah adanya
ketalaian pengawasan pada saat kegiatan operasional penggiiingan
path beriangsung.
b. Jenis Dampak
Dampak yang ditimbulkan berupa keceiakaan terhadap
pekerja/karyawan atau pengunjung penggiiingan path Sri Utami.
Kerusakan akibat kebakaran berupa musnahnya bangunan bahkan
rambatan pada bangunan yang berbatasan langsung dengan iokasi
penggiiingan path Sri Utami. Jenis dampak yang timbul bersifat
negatif sehingga harus dikelola dengan baik.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Sifat dampak bersifat Sementara.
Sebagai tolok ukur adalah tersedianya peralatan dan kesiapan para
pekerja/karyawan daiam pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran semi SOP penanganan keadaan yang berlaku.

32
Tabel 3.1. Dampak Lingkungan yang Diprakirakan Akan Terjadi

33
34
35
36
BAB IV
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

4.1 Program Pengelolaan Lingkungan Hidup


Kegiatan Penggilingan padi Sri Utami di Desa Petanahan Kecamatan
Petanahan Kabupaten Kebumen diperkirakan tidak ada dampak pentingnya
dan/atau secara teknologi, sosial ekonomi dan institusi sudah dapat dikelola
dampak pentingnya dengan melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup
(UKL) dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UPL). Tujuan rencana
pengelolaan lingkungan adalah sebagai acuan Fernrakarsa dalam
mengendalikan, mengurangi, dan mencegah dampak negatif yang tirnbul
akibat Kegiatan operasionai penggilingan padi
4.1.1. TAHAP KONSTRUKSI

4.1.1.1. Rekruitmen tenaga Kerja


A. Komponen Sosekbudkesmas
1. Kesempatan Kerja

a. Jenis Dampak
Kesempatan kerja yang tersedia dengan adanya proyek.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
Kesempatan kerja yang ada sekarang seperti, tukang kayu,
tukang batu, operator mesin, buruh dan lain sebagainya. Di
camping itu akan tumbuhnya waning-waning untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kerja seperti minuman dan
makanan kecil sehari-hari. Dalam Pembangunan
penggilingan padi Sri Utami pihak pemrakarsa :
 memberikan infonnasi tentang peluang kerja secara
transparan kepada warga masyarakat, balk tentang
jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan
ketrampilan) yang dibutuhkan dan proses seleksi.

37
 Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja dan
penduduk lokal namun dengan tetap memperhatikan
kualifikasi yang dibutuhkan.
c. Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Lokasi proyek penggilingan padi Sri Utami Desa
Petanahan RT 05 RW 02 Kecamatan Petanahan.
d. Periode Pengelolaan Lingkungan
Setiap (6) enam bulan sekali selama
pembangunan penggilingan padi Sri Utami
2. Persepsi Masyarakat
a. Jenis Dampak
Sikap dan persepsi masyarakat dengan adanya penerimaan
tenaga kerja.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
Memanfaatkan tenaga kerja lokal atau rekanan kerja
sehingga masyarakat sekitar juga mempunyai peluang untuk
ikut berpartisipasi dalam Pembangunan Penggilingan Padi
Sri Utami
c. Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Desa Petanahan Kecamatan Petanahan
d. Periode Pengelolaan Lingkungan
Dilakukan 6 (enam) bulan sekali selama pembangunan
gedung penggilingan padi
4.1.1.2. Mobilisasi Peralatan dan Material
A. Komponen Geo-Fisik-Kimia
1. Kualitas Udara
a. Jenis Dampak
Penurunan kualitas udara berupa peningkatan
konsentrasi polutan (CO, SOX, NO.) dan debu.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Penyiraman di jalan setiap hari sesuai kebutuhan.
 Mengatur laju kendaraan dan frekuensinya.

38
 Mengatur kendaraan proyek keluar masuk
daerah proyek.
 Mengatur jadwal pelaksanaan mobilisasi alat berat
dan material, supaya tidak dilakukan pada jam padat
lalulintas.
 Koordinasi dengan Polantas setempat yang dilewati
oleh kendaraan-kendaraan pengangkut peralatan dan
material.
 Membatasi kecepatan kendaraan pengangkut
peralatan dan material (< 40 km/jam).
 Pemasangan rambu-rambu keselamatan kerja lalu
lintas proyek.

c. Lokasi Pengelolaan Lingkungan


Lokasi pengelolaan dilakukan di sepanjang jalan yang dilalui
kendaraan berat dan material sampai dengan Lokasi proyek
pembangunan penggilingan padi Sri Utami Desa Petanahan
Kecamatan Petanahan.
d. Periode Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan dilakukan pada tahap konstruksi saat mobilisasi
alat berat dan material dilaksanakan.
4. Kerusakan Man
a. Jenis Dampak
Akibat dari kegiatan mobilisasi alat berat dan material diprakirkan
akan terjadi peningkatan kerusakan jalan.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Membatasi tonase muatan kendaraan yang disesuaikan
dengan kelas kemampuan beban jalan.
 Memperbaiki dan meningkatkan kualitas jalan yang rusak.
 Memberikan sanksi bagi pelanggar yang mengangkut material
tonase muatannya melebihi kemampuan kelas jalan.

39
c. Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Lokasi pengelolaan dilakukan di sepanjang jalan yang dilalui
kendaraan berat dan material sampai dengan lokasi proyek
pembangunan penggilingan padi Sri Utami Desa Petanahan
Kecamatan Petanahan.
d. Periode Pengelolaan Lingkungan
Pengelol aan dil akukan pada t ahap konstruksi saat
mobilisasi alai berat dan material dilaksanakan.
B. Komponen Sosekbudkesmas
1. Sikap dan Persepsi Masyarakat
a. Jenis Dampak
Keluhan masyarakat akibat kemacetan lalulintas atau debu
yang mungkin timbul meningkat serta timbulnya kemacetan
jalan akibat peningkatan lalulintas kendaraan pengangkut
material dan peralatan.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Penutupan bak kendaraan pengangkut material (dump
truck) dengan terpal.
 Melakukan penyiraman terutama yang melewati
pemukiman penduduk
 Memberi penyuluhan kepada pengemudi tentang etika
berlalu lintas.
c. Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Desa Petanahan Kecamatan Petanahan
d. Periode Pengelolaan Lingkungan
Selama tahap konstruksi pada kegiatan mobilisasi peralatan
dan material.
2. Tingkat Kesehatan Masyarakat
a. Jenis Dampak
Perubahan pola penyakit (ISPA dan iritasi mata)
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
Menyirami dengan air tempat-tempat yang berpotensial
menimbulkan debu di tempat yang dilalui oleh kendaraan
proyek.

40
c. Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Desa Petanahan Kecamatan Petanahan.
d. Periode Pengelolaan
Lingkungan Selama tahap konstru'ksi
4.1.1.3. Pembangunan Gedung dan Fasilitasnya
A. Komponen Geo-Fisik-Kimia
1. Kualitas Udara
a. Jenis Dampak
Penurunan kualitas udara berupa peningkatan
konsentrasi polutan (CO, SO, NOJ dan debu.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Mem bat asi sekel i l i ng are a
pem ban gunan gedu ng penggilingan padi
dan fasilitasnya dengan seng.
 Menyiram secara periodik dan sesuai
kebutuhan sepanjang j a l a n k e l u a r m a s u k
kendaraan p r o ye k dan l ok a si
pembersihan material.
 Melengkapi pekerja dengan sarana K3,
misalnya masker.
 Membangun . ruang terbuka hijau, serta
melakukan pemedharaan terhadap ruang
teribuka hijau tersebut karena dapat berfungsi
sebagai buffer zone dengan daerah disekitar
kegiatan pembangunan penggilingan padi serta
dapat mengurangi kadar polutan di kawasan
penggilingan padi
c. Lokasi Pengelolan Lingkungan
Pada area proyek pembangunan gedung dan
fasilitasnya, Desa Petanahan Kecamatan Petanahan
d. Periode Pengelolaan Lingkungan
Selama tahap pembangunan gedung dan fasilitasnya.

2. Kebisingan
a. Jenis Dampak
Peningkatan kebisingan
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Mengatur aktivitas pembangunan yang

41
menimbulkan kebisingan pada malam hari.
 Melengkapi pekerja dengan can-nuff atau
earplug.
c. Lokasi Pengelolan Lingkungan
Area proyek pembangunan gedung penggilingan
padi dan fasilitasnya, Desa Petanahan Kecamatan
Petanahan Kabupaten Kebumen.
d. Periode Pengelolaan Lingkungan
Selama kegiatan pembangunan gedung dan
fasilitasnya berlangsung.
3. Kuantitas Air Tanah
a. Jenis Dampak
Akibat dari kegiatan pembangunan gedung dan
fasilitas iainnya adalah menurunnya kuantitas air
tanah.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Membuat lubang resapan biopori
 Membuat saluran drainase sekeliling
bangunan yang mempunyai kapasitas mampu
mengalirkan debit air permukaan langsung
yang terjadi pads musim penghujan.
 Membuat sumur resapan yang mampu
menampung debit air permukaan yang terjadi
akibat pembangunan gedung dan fasilitasnya
c. Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Lokasi pengelolaan dilakukan pads tapak
proyek dan sekitamya, terutama pads daerah
bagian hilir tapak proyek yang diperkirakan
akan menerima aliran permukaan dari tapak
proyek.
d. Periode Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan dHakukan sciama pembangunan
gedung dan fasilitas lainnya terutama pads seat

42
hujan diperiode musim penghujan.
4. Perubahan Fungsi dan tata guna lahan
a. Jenis dampak
Jenis dampak akibat dari kegiatan pembangunan
gedung dan fasilitas lainnya adalah perubahan
fungsi dan tata guna lahan.
b. Upaya Pengelolaan lingkungan
Upaya pengelolaan lingkungan dilaksanakan
melalui pembuatan diesain kegiatan yang sesuai
dengan tata guna lahan eksisting
c. Lokasi pengeioiaan lingkungan
Lokasi pengelolaan dilakukan pada tapak proyek
dan sekitarnya
d. Periode pengelolaan lingkungan
Pengelolaan dilakukan selama pembangunan
gedung dan fasilitas lainnya.
B. Komponen Sosekbudkesmas
1. Kesempatan Berasaha / Kerja
a. Jenis Dampak
Jumlah penduduk yang dapat berusaha atau rekanan kerja
dalam pembangunan gedung penggifingan padi
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Memberikan informasi tentang peluang kerja dan
berusaha secara transparan kepada masyarakat di sekitar
Lokasi.
 Mengutamakan peluang-peluang kerja dan usaha bagi
masyarakat lokal supaya lebih banyak lagi yang akses
terhadap pekeerjaan-pekerjaan yang tercipta
karena adanya proyek, sehingga keterlibatan mereka
dapat meningkatkan pendapatan.
c. Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Desa Petanahan Kecamatan Petanahan

43
d. Periode Pengelolaan Lingkungan
Setiap 6 (enam) bulan sekali selama pembangunan gedung
dan fasilitas lainnya.
2. Pendapatan Masyarakat
a. Jenis Dampak
Perubahan tingkat pendapatan masyarakat baik yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung dalam pembangunan.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
Mempriritas peluang terhadap penduduk lokal ba ik
terhadap kesempatan kerja (tetap memperhatikan klasifikasi
yang dibutuhkan) maupun tumbuhnya rekanan ke rja,
sehingga masyarakat sekitar perumahan merasakan dampak
pembangunan.
c. Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Desa Petanahan Kecamatan Khrong
d. Periode Pengelolaan Lingkungan
Setup 6 (enam) bulan sekali selama pembangunan gedung dan
fasilitas lainnya.
3. Sanitasi Lingkungan
a. Jenis Dampak
Penurunan sanitasi iingkungan.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Menyediakan sarana sanitasi, misalnya kamar mandi
dan toilet
 Memberikan penyuluhan awal kepada pekerja proyek
untuk memelihara kebersihan Lingkungan.
c. Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Area proyek pembangunan gedung dan fasilitas lainnya,
Desa Petanahan Kecamatan Petanahan Kabupaten
Kebumen
d. Periode Pengelolaan Lingkungan
Selama tahap konstruksi pada kegiatan pembangunan
gedung dan fasilitas lainnya.

44
4. Tingkat Kesehatan Masyarakat
a. Jenis Dampak
Peningkatan angka kesakitan
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
menyirami dengan air pada lokasi yang berpotensial
menimbulkan debu di tempat yang dilalui oleh kendaraan
c. Membuat pagar keliling dan tembok dengan ketinggian
minimal 2,5 meter.
d. Membuat penampungan untuk bekatul
e. Melakukan penyiraman tanah atau jalan secara teratur
f. Pekerja dilengkapi dengan alat pelindung seperti masker dan
penutup telinga (earplug)
g. Lokasi dan Waktu Pengelolaan Lingkungan
Di sekitar lokasi unit penggilingan padi Sri Utami di Desa
Petanahan Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen.
Sedangkan waktu pengelolaan adalah selama tahap
operasional penggilingan padi berlangsung.
h. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan
Sebagai pelaksana pengelola Lingkungan kegiatan
penggilingan padi Sri Utami adalah Pemrakarsa yaitu
Sri Utami. Sedangkan pengawas pelaksanaan Pengelolaan
Lingkungan adalah dan BLH Prov. Jateng Kantor
Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen.
2. Timbulnya Getaran
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbui dari kegiatan penggilingan
padi Sri Utami adalah berupa getaran yang dampak
turunannya, dapat berupa terjadinya bahaya retakan bangunan.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
1) Menyediakan ruang khusus untuk meletakkan mesin
penggilingan padi yang dapat mengendalikan getaran
2) Pembuatan bangunan konstruksi sudah memperhitungkan
tingkat kestabilan lahan

45
i. Lokasi dan Waktu Pengelolaan Lingkungan
Di sekitar Lokasi unit penggilingan padi Sri Utami Desa
Petanahan Kecamatan Petanahan Kabupaten
Kebumen. Sedangkan waktu pengelolaan adalah selama
tahap operasional berlangsung.
j. Pelaksana Pengelola Lingkungan Hidup
Sebagai pelaksana pengelolaan Lingkungan
kegiatan penggilingan padi Sri Utami adalah
Pemrakarsa. Sedangkan pengawas pelaksana pengelolaan
Lingkungan adalah BLH Prov Jateng dan Kantor
Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen.
3. Penurunan Kualitas Air
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul berupa penurunan kualitas air
permukaan
b. Pengelolaan Lingkungan Hidup
1) Seluruh air limbah yang dihasilkan pada tahap
operasional penggilingan padi Berta sarana dan
prasarana (Mandi & MCK karyawan) yang terdapat di
area penggilingan padi Sri Utami dialirkan pada tempat
pembuangan limbah domestik menggunakan 2 unit
septictank.
2) Sumber air dalam dengan jarak minimal ± 10 meter dari
peresapan air limbah domestic
3) Untuk limbah B3 (ceceran oli) / pelumas bekas
dibuatkan tempat penampungan dan pengumpulan
sementara kemudian diserahkan pada perusahaan
pengumpul dan pengolah yang telah mendapat izin.
4) Desain sumber air yang tertutup dan kedap air
c. Lokasi dan Waktu Pengelolaan Lingkungan
Lokasi Pengelolaan adalah di Lokasi kegiatan penggilingan
padi Sri Utami Desa Petanahan Kecamatan
Petanahan Kabupaten Kebumen dan waktu pengelolaan

46
adalah selama tahap operasional penggilingan padi
berlangsung.
d. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan
Sebagai pelaksana pengelolaan Lingkungan hidup
kegiatan penggilingan padi Sri Utami adalah Pemrakarsa.
Sedangkan pengawas pelaksana pengelolaan Lingkungan
adalah Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen.
4. Kuantitas Air
a. Jenis Dampak
Jenis dampak adalah penurunan kuantitas air tanah dan air
permukaan.
b. Upaya Pengelola an Lingkungan
1) Melakukan pembatasan untuk pemakaian air tanah;
2) Pembuatan sumur resapan untuk menampung air hujan yang
iatuh sehingga tidak menggenang.
3) Membangun jalur hijau atau ruang terbuka hijau yang dapat
menjadi pengganti daerah resapan air yang hilang
4) Memiliki alternative Somber air bersih (PDAM, Sumur da,-
,igkat, sumur air dalam, sungai atau somber air tambahan
lainnya).
c. Lokasi dan Waktu Pengeloiaan Lingkungan
Lokasi pengelolaan lingkungan adalah di sumur penduduk di
sekitar penggilingan padi Sri Utami Desa Petanahan
Kecamatan Petanahan, Kebumen. Waktu pelaksanaan
adalah selama tahap operasional penggilingan padi
berlangsung.
d. Pelaksana Pengeiolaan Lingkungan
Sebagai pelaksana pengelolaan lingkungan hidup kegiatan
penggilingan padi Sri Utami adalah Pemrakarsa. Sedangkan
pengawas pelaksana pengelolaan lingkungan adalah BLH
Prov. iaterig dan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
Kebumen.

47
5. Peningkatan run off, erosi dan banjir
a. Jenis dampak
Jenis dampak adalah penm'gkatan all-ran air permukaan, erosi dan
banjir.
b. Upaya pengelolaan lingkungan
1) Membangun jaringan saluran drainase yang baik
2) Membangun jalur hijau atau ruang terbuka hijau yang dapat
menjadi pengganti daerah resapan air yang hilang
3) Memasang jarring faring penahan, Binding penahan atau
parit pengumpul air dan pembuatan sumur resapan;
4) Membangun sumur resapan

c. Lokasi dan waktu pengelolaan lingkungan


Lokasi pengelolaan lingkungan adalah di sekitar penggilingan padi
Sti Utami Desa Petanahan Kecamatan Petanahan, Kebumen dan
waktu pelaksanaan selama tahap operasional penggilingan padi
berlangsung
d. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan
Sebagai pelaksana pengelolaan lingkungan hidup kegiatan
penggilingan padi Sri Utami adalah Pemrakarsa. Sedangkan
pengawas pelaksana pengelolaan lingkungan adalah BLH Prov.
Jateng dan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen.
6. Peningkatan Bangkitan Laiu Lintas
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah bangkitan lalu lintas
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
1) Mempergunakan kendaraan yang sesuai dengan
kemampuan daya tampung beban jalan yang dilalui
2) Menyediakan lahan parkir untuk pengunjung secara
memadai.
3) Menyediakan karyawan yang bertugas mengatur lalu lintas
kendaraan pengunjung

48
c. Lokasi dan Waktu Pengelolaan
Lokasi pengelolaan adalah di persimpangan jalan menuju
penggilingan padi Sri Utami Petanahan Kecamatan Petanahan.
Periode pengelolaan adalah selama tahap operasional penggilingan
padi berlangsung.
d. Pelaksana Pengelola Lingkungan
Sebagai pelaksana pengelolaan lingkungan hidup kegiatan
penggilingan padi Sri Utami adalah Pemrakarsa yaitu Sri Utami.
Sedangkan pengawas pelaksana pengelolaan lingkungan adalah BLH
Prov. Jateng dan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen.

B. Komponen Biotis
Perubahan Komposisi Biota Air
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah penurunan keanekaragaman
dan kelimpahan biota air.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan limbah sebelum dibuang ke badan air harus
dilakukan pengolahan terlebih dahulu hingga sesuai baku mutu
yang ditetapkan
c. Lokasi dan Waktu Pengelolaan Lingkungan
Lokasi pengelolaan pada saluran septictank limbah cair
domestic pada penggilingan padi Berkah Sri Utami Petanahan
Kecamatan Petanahan, Kebumen. Pengelolaan dilakukan
selama tahap operasional penggilingan padi Sri Utami
berlangsung.
d. Pelaksana pengeiolaan lingkungan
Sebagai pelaksana pengelolaan lingkungan hidup kegiatan
penggilingan padi Sri Utami adalah Pemrakarsa yaitu Sri
Utami. Sedangkan pengawas pelaksana pengelolaan
lingkungan adalah BLH Prov. iateng dan Kantor Lingkungan
Hidup Kabupaten Kebumen.

49
C. Komponen Sosekbudkesmas
1. Kesempatan Kerja dan Berusaha
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul akibat munculnya kesempatan-
kesempatan kerja adalah dampak positif tidak penting. Tenaga
kerja yang terserap diperkirakan 4 orang untuk operasional
penggilingan padi
b. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan Lingkungan yang dapat dilakukan guna
mengantisipasi dan meminimalkan dampak negatif yang
mungkin terjadi, yaitu sebagai berikut :
1) Menginformasikan secara transparan kepada masyarakat
sekitar ketika ada kesempatan kerja dan peluang usaha atau
rekanan kerja yang dapat diisi oleh pengusaha lokal.
2) Memprioritaskan tenaga kerja lokal sesuai dengan
kemampuan dan kebufuhan.
c. Lokasi dan Waktu Pengelolaan
Lokasi pengelolaan lingkungan adalah di lokasi kegiatan yaitu
Desa Petanahan pada khususnya, dan di Kecamatan Petanahan
pada umumnya. Sedangkan waktu pengelolaan lingkungan
adalah selama tahap operasional berlangsung.
d. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sebagai pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah
Pemrakarsa yaitu Sri Utami sedangkan pengawas pelaksanaan
pengelolaan lingkungan adalah Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Sosial Kab. Kebumen.
2. Persepsi Masyarakat
a. Jenis Dampak
Dampak yang terjadi adalah munculnya persepsi negative
dari masyarakat akibat adanya kegiatan operasional
penggilingan padi.
b. Pengelolaan Lingkungan Hidup

50
Pengelolaan Lingkungan yang dapat dilakukan guna
mengantisipasi dan meminimalkan dampak negatif yang
mungkin terjadi, yaitu sebagai berikut :
1) Memperhatikan keluhan-keluhan masyarakat dari
dampak yang akan ditimbulkan dari operasional
penggilingan padi.
2) Partisipasi aktif terhadap kegiatan pembangunan
lingkungan/desa di sekitar Lokasi penggilingan padi
Sri Utami yang dapat bermanfaat bagi masyarakat
sekitar
3) Mengutamakan peluang kerja dan berusaha bagi
masyarakat local.
4) Menjalin koordinasi bersama dengan kepala wilayah
setempat agar terjalin hubungan yang harmonis.
Bilamana terjadi permasalahan yang timbul akibat
kegiatan penggilingan padi Sri Utami.
5) Menjaga kebersihan hngkungan, terutama tempat-
tempat sebagai media tumbuh dan berkembangnya
vector penyakit seperti kecoa, lalat, tikus dan lainnya.
c. Lokasi dan waktu pengelolaan
Lokasi pengelolaan lingkungan adalah di lokasi
kegiatan yaitu di lokasi kegiatan penggilingan padi Sri
Utami Desa Petanahan Kecamatan Petanahan. Sedangkan
waktu pengelolaan Lingkungan adalah selama tahap
operasional berlangsung. Pelaksanaan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Sebagai pelaksanaan pengelolaan
lingkungan adalah Pemrakarsa. Sedangkan pengawas
pelaksana pengelolaan lingkungan BLH Prov. Jateng dan
Kantor LH Kabupaten Kebumen

2. Kesehatan Karyawan
a. Jenis Dampak
Dampak yang te-jadi merupakan dampak sekunder negatif

51
tidak pentmg, hal ini disebabkan karena dampak primernya
yaitu emisi gas SO, NO, CO serta partikulat debu dan
peningkatan kebisingan.
b. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna
mengantisipasi dan meminimalkan dampak negatif yang
mungkin terjadi, yaitu sebagai berikut :
1) Melengkapi pekerja dengan alat pelindung diri yaitu masker
dan penutup telinga.
2) Pemeriksaan kesehatan karyawan penggilingan padi secara
rutin terutama pads bagian paru-paru oleh tenaga medic.
3) Evaluasi hasil pemeriksaan oleh pihak Pemrakarsa
c. Lokasi dan Waktu Pengelolaan
Lokasi pengelolaan lingkungan adalah di lokasi kegiatan yaitu
Desa Petanahan Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen.
Sedangkan waktu pengelolaan lingkungan adalah selama tahap
operasional berlangsung.
d. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sebagai pelaksana pengelolaan lingkungan adalah Pemrakarsa
yaitu Sri Utami. Sedangkan pengawas pelaksanaan
pengelolaan lingkungan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten
Kebumen.
4. Sanitasi Lingkungan
a. Jenis Dampak
Dampak yang terjadi merupakan dampak negatif tidak penting,
luas area yang terkena dampak sangat terbatas hanya di
lingkungan sekitar lokasi penggilingan padi Sri Utami.
Dampak berupa timbunan sampah dari aktivitas karyawan dan
sekam sisa hasil penggilingan.
b. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna
mengantisipasi dan meminimalkan dampak negatif yang
mungkin terjadi, yaitu sebagai berikut :

52
1) Membuatkan rumah sekam yang tertutup sesuai standar
penggilingan padi
2) Merawat kebersihan toilet serta sistem saluran drainase
yang terintegrasi dengan sistem drainase Kota.
3) Adanya rumah sampah yang terintegrasi dengan sistem
pengelolaan sampah perkotaan.
c. Lokasi dan Waktu Pengelolaan
Lokasi pengelolaan lingkungan adalah di lokasi kegiatan yaitu
penggilingan padi Sri Utami Desa Petanahan Kecamatan
Petanahan. Sedangkan waktu pengelolaan lingkungan adalah
selama tahap operasional berlangsung.
d. Pelaksana pengelolaan Lingkungan Hidup
Sebagai pelaksana pengelolaan lingkungan adalah
Pemrakarsa yaitu penggilingan padi Sri Utami. Sedangkan
pengawas pelaksanaan pengelolaan lingkungan adalah Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kebumen

5. Keselamatan Kerja dan Bahaya Kebakaran


a. Jenis Dampak
Dampak yang ditimbulkan berupa kecelakaan terhadap
pekerja/karyawan atau pengunjung penggilingan padi Sri
Utami Kerusakan akibat kebakaran berupa musnarmya
bangunan bahkan rambatan pada bangunan yang berbatasan
langsung dengan lokasi penggilingan padi Sri Utami. Jenis
dampak yang timbul bersifat negatif sehingga harus dikelola
dengan balk.
b. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan Lingkungan yang dapat dilakukan guna
mengantisipasi dan meminimalkan dampak negatif yang
mungkin terjadi, yaitu sebagai berikut :
1) Mesin penggilingan padi diberi pengaman agar tidak
tersentuh karyawan maupun pengunjung

53
2) Area penggilingan padi Sri Utami harus aman dari somber
api dengan cara pengaturan jarak aman dan tembok
pembatas.
3) Memasang rambu peringatan dan melakukan sosialisasi
kepada para karyawan dan konsumen untuk tidak membuat
api terbuka atau aktivitas lain yang dapat menimbulkan
bunga api di area penggilingan padi Sri Utami
4) Penyediaan tabung pemadan kebakaran (AFAR)
5) Penanggulangan keadaan darurat mengacu pada Standart
Operating Procedure ( SOP )
6) Pemasangan hydrant dan menyediakan kolam air pernadam
c. Lokasi dan Waktu Pengelolaan
Lokasi pengelolaan Lingkungan adalah di lokasl kegiatan yaitu
Penggilingan padi Sri Utami Desa Petanahan Kecamatan
Petanahan Kabupaten Kebumen. Sedangkan waktu
pengelolaan lingkungan adalah selama tahap operasional
berlangsung.
d. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan
Sebagai pelaksana pengelolaan lingkungan adalah Pemrakarsa
yaitu Penggilingan padi Sri Utami. Sedangkan pengawas
pelaksanaan pengelolaan lingkungan adalah Kantor BPBD
Kabupaten Kebumen

4.2 Program Pemantauan Lingkungan Bidup


Kegiatan Penggilingan padi Sri Utami akan menimbulkan dampak
negatif yang perlu dikurangi seminimal mungkin dan mengembangkan
dampak positif yang terjadi. Oleh karena itu diperlukan upaya pemantauan
lingkungan hidup dari hasil pengelolaan dampak yang telah dilaksanakan.
Di samping itu, program ini juga bertujuan untuk memantau perubahan rona
lingkungan yang terjadi di lokasi kegiatan. Selanjutnya akan diuraikan
upaya pemantauan lingkungan yang perlu dilakukan untuk memantau jenis
dan tingkat dampak yang timbul pada tahap operasional.

54
4.2.1 Tahap Konstruksi
4.2.1.1. Rekruitmen Tenaga Kerja
A. Komponen Sosekbudkesmas
Terhadap komponen sosekbukesmas, dampak kegiatan rekrutmen
tenaga kerja yang periu dilakukan pemantauan adalah:
1. Kesempatan Kerja
a. Jenis Dampak
Kesempatan kerja yang tersedia dengan adanya proyek.
b. Cara Pemantauan Lingkungan
Pendataan, observasi dan wawancara dengan pekerja maupun warga,
Desa Petanahan Kecamatan Petanahan.
c. Lokasi Pemantauan Lingkungan
Desa Petanahan Kecamatan Petanahan
d. Periode Pemantauan Lingkungan
Dilakukan 6 (enam) bulan sekali selama pembangunan.
2. Persepsi Masyarakat
a. Jenis Dampak
Sikap, dan persepsi negatif masyarakat dengan adanya penerimaan
tenaga kerja.
b. Cara Pemantauan Lingkungan
Pendataan, observasi dan wawancara dengan pekerja maupun warga
Desa Petanahan Kecamatan Petanahan
c. Lokasi Pemantauan Lingkungan
Desa Petanahan Kecamatan
Khrong
d. Periode Pemantauan Lingkungan
Setiap 6 (enam) bulan sekali selama pembangunan.
4.2.1.2. Mobilisasi Peraiatan dan Material
A. Komponen Geo-Fisik-Kimia
Terhadap kornponen abiotik, diampak kegiatan mobifisasi peralatan dan
material yang perlu dilakukan pemantauan adalah :

55
1. Kualitas Udara
a. Jenis Dampak
Penurunan kualitas udara berupa peningkatan konsentrasi polutan (CO,
S02, NOj dan debu.
b. Cara Pemantauan Lingkungan
 Pengambilan sampel di lapangan, kemudian dianalisis di
laboratorium.
 Membandingkan hasil analisis dengan Kep Gub Jateng No. 8
Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Udara, Ambien.
C. Lokasi Pemantauan Lingkungan
Daerah tapak proyek pembangunan penggilingan padi Sri Utami
Periode Pemantauan Lingkungan
Sekali selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material
2. Kebisingan
a. Jenis Dampak
Peningkatan kebisingan
b. Cara Pemantauan Lingkungan
 Pengukuran langsung di lapangan dengan Sound Level Meter.
 Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu tingkat
kebisingan (Kep Men LH No. 48 Tahun 1999)

c. Lokasi Pemantauan Lingkungan


Daerah tapak proyek pembangunan penggilingan padi Sri Utami
d. Periode Pemantauan Lingkungan
Sekali selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material

3. Kepadatan Lalu Lintas


a. Jenis Dampak
Akibat dari kegiatan mobilisasi alat berat dan material
diprakirakan akan tedadi peningkatan kepadatan lalu lintas.
b. Cara Pemantauan Lingkungan
Observasi langsung (mengamati, mengukur dan mencatat) jumlah

56
kendaraan dan kepadatan lalu lintas, serta kemungkinan
kemacetan lalu lintas.
c. Lokasi Pemantauan Lingkungan
Lokasi pemantauan dilakukan pada sepanjang jalan yang dilalui
kendaraan berat dan material sampai dengan iokasi proyek
pembangunan penggilingan padi Sri Utami.
d. Periode Pemantauan Lingkungan
Pemantauan dilakukan saat mobilisasi alat berat dan material
dilaksanakan.
4. Kerusakan Man
a. Jenis Dampak
Akibat dari kegiatan mobilisasi alat berat dan material diprakirakan akan
terjadi peningkatan kerusakan jalan.
b. Cara Pemantauan Lingkungan
Melakukan observasi langsung (mengamati, mengukur dan mencatat)
parameter kerusakan jalan seperti jalan retak, aspal mengelupas, terjadinya
lobang di jalan, dan amblesan jalan yang diakibatkan oleh mobilisasi alat
berat dan material.
c. Lokasi Pemantauan Lingkungan
Lokasi pemantauan dilakukan pada sepanjang jalan yang dilalui
kendaraan berat dan material sampai dengan Lokasi proyek
pembangunan Sri Utami.

d. Periode Pemantauan Lingkungan


Pemantauan dilakukan saat mobilisasi alas berat dan material
dilaksanakan.
B. Komponen Sosbudkesmas
Terhadap komponen sosekbudkesmas, dampak kegiatan mobilisasi peralatan
dan material yang perlu dilakukan pemantauan adalah:
1. Sikap dan Persepsi Masyarakat
a. Jenis Dampak
Keluhan masyarakat akibat kemacetan lalu lintas atau debu yang
mungkin timbul/ meningkat serta timbulnya kemacetan jalan akibat

57
peningkatan lalu-lintas kendaraan pengangkut material dan peralatan.
b. Cara Pemantauan Lingkungan
Pendataan, observasi, dan wawancara dengan penduduk sekitar
kegiatan dengan menggunakan peralatan counter.
c. Lokasi Pemantauan Lingkungan
Keluar dan masuk mobilitas kendaraan pengangkut material dan
peralatan menuju pembangunan penggilingan padi
d. Periode Pemantauan Lingkungan
Dilakukan 6 (enam) bulan sekali selama pembangunan.
2. Tingkat Kesehatan Masyarakat
a) Jenis Dampak
Perubahan pola penyakit (ISPA dan iritasi mata)
b) Cara Pemantauan Lingkungan
Observasi di lapangan, wawancara, data sekunder di
Puskesmas Lokasi Pemantauan Lingkungan
Desa Petanahan Kecamatan Petanahan
d) Periode Pemantauan Lingkungan
Sekali selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material berlangsung.

4.2.1.3. Pembangunan Gedung dan Fasititas Lainnya


A. Komponen Abiotik
Terhadap komponen abiotik, dampak kegiatan pembangunan gedung dan
fasilitas lainnya yang perlu dilakukan pemantauan adalah:
1. Kualitas Udara
a. Jenis Dampak
Penurunan kualitas udara berupa peningkatan konsentrasi polutan (CO,
SO, NO dan debu.
b. Cara Pemantauan Lingkungan
 Pengambiian sampei di lapangan, kemudian dianalisis di
laboratorium.
 Membandingkan hasil analisis dengan KepGub iateng No. 8
Tahun 2008 tentang Baku Mutu Udara Ambien.
c. Lokasi Pemantauan Lingkungan
Daerah tapak proyek pembangunan penggilingan padi Desa Petanahan
RT 05 RW 02 Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen.

58
d. Periode Pemantauan Lingkungan
Setiap enam bulan sekali sekali selarna kegiatan pembangunan gedung,
dan fasilitasnya.

2. Kebisingan
a. Jenis Dampak
Peningkatan kebisingan
b. Cara Pemantauan Lingkungan
 Pengukuran iangsung di iapangan dengan Sound Level Meter.
 Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mute tingkat
kebisingan (Kep Men LH No. 48 Tahun 1999)
c. Lokasi Pemantauan Lingkungan
Daerah tapak proyek pembangunan penggilingan padi Sri Utami
Desa Petanahan Kecamatan Petanahan.
d. Periode Pemantauan Lingkungan
Setiap enam bulan sekali sekali selama kegiatan pembangunan
gedung dan fasilitasnya.

3. Kuantitas Air Permakaaan (overland flow)


a. Jenis Dampak
Akibat dari kegiatan pembangunan gedung dan fasilitas lainnya adalah
meningkatnya debit air permukaan.
b. Cara Pemantauan Lingkungan
Observasi langsung (mengamati, mengukur dan mencatat) debit
aliran permukaan yang terjadi akibat pembangunan gedung dan
fasilitasnya.
c. Lokasi Pemantauan Lingkungan
Lokasi pemantauan dilakukan pada tapak proyek dan sekitarnya,
terutama pada daerah bagian hilir tapak proyek yang diperkirakan
akan menerima aliran permukaan dimana air mengalir.
d. Periode Pemantauan Lingkungan
Pemantauan dilakukan sekali pada saat pembangunan gedung dan
fasilitas lainnya terutama pada saat hujan diwaktu musim
penghujan.

59
4. Perubahan fungsi dan tata guna lahan
a. Jenis dampak
Jenis dampak akibat dari kegiatan pembangunan gedung dan fasilitas
lainnya adalah perubahan fungsi dan tata guna lahan.
b. Upaya Pemantauan lingkungan
Upaya pemantauan lingkungan dilaksanakan melalui Pemantauan
tata guna lahan secara berkala untuk memastikan tidak ada
perubahan tata guna lahan.
c. Lokasi pemantauan lingkungan
Lokasi pemantauan dilakukan pada tapak proyek dan sekitarnya
d. Periode pemantauan lingkungan
Pemantauan lingkungan dilakukan satu kali selama pembangunan
gedung dan fasilitas lainnya.

B. Komponen Sosbudkesmas
Terhadap komponen sosekbudkesmas, dampak kegiatan pembangunan gedung
dan fasilitas lainnya yang, periu dilakukan pemantauan adalah:
1. Kesempatan Berusaha
a. Jenis Dampak
Jumlah penduduk yang dapat berusaha atau rekanan keda dalam
pembangunan Perumahan.
b. Cara Pemantauan Lingkungan
Pengamatan langsung di lapangan, wawancara dan pengumpulan
data
sekunder.
c. Lokasi Pemantauan Lingkungan
Desa Petanahan Kecamatan Petanahan
d. Periode Pemantauan Lingkungan
Dilakukan 6 (enam) buian sekali seiama pembangunan.

2. Pendapatan Masyarakat
a. Jenis Dampak
Perubahan ungkat pendapatan masyarakat balk yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam pembangunan.

60
b. Cara Pemantauan Lingkungan
Pengamatan langsung di lapangan, wawancara, dan
pengumpulan data sekunder.
c. Lokasi Pemantauan Lingkungan
Desa Petanahan Kecamatan Petanaahan
d. Periode Pemantauan Lingkungan
Setiap 6 (enam) buian sekali seiama tahap pembangunan.

3. Sanitasi Lingkungan
a. Jenis Dampak
Penurunan sanitasi linakungan.
b. Cara Pemantauan Lingkungan
Pengamatan langsung di lapangan dan wawancara.
c. Lokasi Pemantauan Lingkungan
Area proyek pembangunan penggilingan path
d. Periode Pemantauan Lingkungan
Setiap 6 (enam) bulan sekali seiama tahap pembangunan.
4. Tingkat Kesehatan Masyarakat
a. Jenis Dampak
Peningkatan angka kesakitan
b. Cara Pemantauan Lingkungan
Observasi langsung dan dianalisis secara kualitatif
c. Lokasi Pemantauan Lingkungan
Desa Petanahan Kecamatan Petanahan
d. Periode Pemantauan Lingkungan
Setiap bulan sekah selama tahap pembangunan gedung dan
fasilitasnya.
4.2.2 Tahap Uperasional
Pada tahap kegiatan operasional penggilingan padi, upaya
pemantauan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
A. Komponen Geo-Fisik-Kimia
1. Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan
dan Debu
a. Jenis Dampak
Kegiatan operasional penggilingan padi meningkatkan gas-gas
pencemar di udara dari emisi maupun sebaran partikulat debu.

61
Di samping itu dampak lain adalah meningkatnya sebisingan.
b. Cara Pemantauan Lingkungan Hidup
Cara Pemantauan
No Lokasi Wakta Petaksanaan

1 Melakukan
Pengujian kualitas
udara dan
pengukuran
tingkat kebisingan Sekitar lokasi Pemrakarsa
penggilingan Setiap 6 , Pengawas
padi Sri Utami bulan sekali BLH Prov.
2 Membandingkan (dalam pada tahap Jateng &
hasil analisis dan luar operasional KLH
dengan KepGub gedung) Kebumen
Jateng No. 8
Tahun 2003
tentang baku mutu
udara ambien

2. Tiavulnya Getaran
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul dari kegiatan penggilingan padi Sri
Utami adalah berupa getaran yang dampak turunannya dapat
berupa retakan bangunan
b. Upaya pemantauan Lingkungan Hidup

No Cara Pemantauan Lokasi Waktu Pelaksanaan

1. Pemantauan Gedung Setiap Pemrakarsa,


langsung di tempat hari, Pengawas
lapangan operasional selama BLH Prov.
terhadap retakan penggilingan tahap Jateng &
bangunan padi operasion KLH
al Kebumen

3. Penurunan Kualitas Air


a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul berupa penurunan
kualitas air permukaan.

62
b. Upaya Pemantauan Lingkungan

No Cara Pemantauan Lokasi Waktu Pelaksanaan

1. Melakukan Di saluran Setiap 1 Pemrakarsa


pengujian kualitas air limbah bulan
air di laboraton'tim dan saluran sekali
pengujian kualitas drainase
air depan lokasi
penggilingan
padi
2. Membandingkan
Hasil analisis air
permukaan
denean PP No. 82
Tahun 2001
Tentang Baku
Mutu Air
Permukaari Kelas
II)

4. Kuantitas Air
a. Jenis Dampak
Jenis dampak adalah penurunan kuantitas air tanah
dan air permukaan
b. Upaya Pemantauan Lingkungan

Cara
No Lokasi Waktu Pelaksanaan
Pemantauan
1 Melakukan Sumur Dua Pemrakarsa
pengambilan Pendduduk kalisetahun Pengawas
sampel air sumur sekitar (musim BLH
Sri Utami kemarau & Prov.
penghujan Jateng &
KLH
Kebumen

5. Peningkatan run off, erosi dan banjir


a. Jenis dampak
Jenis dampak adalah peningkatan aliran air
permukaan, erosi dan banjir.

63
b. Upaya Pemantauan Lingkungan
Pelaksanaa
No Cara Pemantauan Lokasi Waktu
1. Melakukan Drainase di Dua kali Pemrakarsa
pemantauan sekitar setahun Pengawas
berkala terhadap penggilinga (musim BLH
saluran drainase n padi dan kemarau Prov.
dan air buangan Sumur & Jateng &
(memastikan Penduduk penghujan KLH
bersih dari sampah Kebumen

2. Melakukan
pemantauan
berkala terhadap
jarring-faring
penahan,dinding
penahan atau parit
pengumpul air
(memastikan alas
tersebut berfungsi
dengan baik

6. Peningkatan Bangkitan Lama Lintas


a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbui adalah peningkatan bangkitan
lain limas
b. Upaya Pemantauan Lingkungan

No Cara Pemantauan Lokasi Waktu Pelaksanaan

1. Pemantauan Jalan keluar 3 bulan Pemrakarsa


Langsung di masuk sekali Pengawas
lapangan Sri Utami selama BLH
& tahap Prov.
persimpang operasiona1 Jateng &
an jalan KLH
Desa Kebumen
Petanahan

64
B. Komponen Biotis
Perubahan Komposisi Biota Air
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah penurunan
keanekaragaman dan kelimpahan biota air.
b Upaya Pemantauan Lingkungan

No Cara Pemantauan Lokasi Waktu Pelaksanaan

1. Pengambilan Badan air Satu Pemrakarsa


sampel dan sekitar bulan Pengawas
sedimen kemudian Sri Utami sekali BLH
dianalisis selama Prov.
keanekaragaman tahap Jateng &
dan kelimpahan operasional KLH
plankton dan Kebumen
bentos

C. Komponen Sosekbudkesmas
1. Kesempatan Kerja dan Berusaha
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang dipantau adalah jumlah tenaga local
yang terserap, sebagai karyawan penggilingan padi sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan SDM

65
b.) Upaya Pemantauan lingkungan
No Cara Pemantauan Lokasi Waktu Pelaksanan.
I Melakukan Sri Utami, Setiap 1 tahun Pemrakarsa

wawancara Petanahan sekali pada

dengan karyawan Kec. Petanahan tahap

Sri Utami

2 Data sekunder Lokasi Setiap I tahun Pemrakarsa


administrasi kegiatan sekali pada
operasional
kepegawaian penggilingan tahap
padi Sri operasional
Utami
2. Persepsi Masyarakat
a. Jenis Dampak
Dampak yang terjadi adalah munculnya persepsi negative dari
masyarakat akibat adanya kegiatan operasional penggilingan
padi
b. Upaya Pemantauan Lingkungan

No Cara Lokasi Waktu Pelaksanan


I Pengamatan Sri utami , Setiap I tahun Pemrakarsa
Pemantauan
langsung di petanahan sekali pada Pengawas
lapangan, Kec. Petanahan tahap BLH Prov
wawancara dan operasional Jateng dan
pengumpulan KLH
data sekunder Kebumen

4. Kesehatan Karyawan
a. Jenis Dampak
Dampak yang ter adi merupakan dampak sekunder
negative tidak penting, Hal ini disebabkan karena dampak
primernya yaitu ernisi gas SO, NO, CO Berta partikulat
debu dan peningkatan kebisingan.

66
b. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
No Cara Pemantauan Lokasi Waktu Pelaksanan
1 Melakukan Di Setiap 6 bulan Pemrakarsa
Pemeriksaan puskesmas sekali pada,
kesehatan tahap
karyawan operasioanal
2 Data sekunder dan Puskesmas Setiap 6 bulan Pemrakarsa
Puskesmas sekali pada
tahap
operasional

5. Sanitasi Lingkungan
a. Jenis Dampak
Dampak yang terjadi merupakan dampak negative
tidak penting, luas area yang terkena dampak sangat terbatas
hanya di lingkungan sekitar lokasi penggilingan padi Sri
Utami
b. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
No Cara Pemantauan Lokasi Waktu Pelaksanan
I Observasi sarana Di sekitar Setiap 6 Pemrakarsa
dan prasarana Lokasi bulan sekali Pengawas
sanitasi di Sri Utami penggilingan selama tahap BLH Prov
padi operasional Jateng &
(septictank) KLH
Kebumen
2 Pengamatan Sri Utami Setiap 6 Pemrakarsa
langsung terhadap bulan sekali Pengawas
pengelolaan limbah selama tahap BLH Prov
padat (sekam) operasional Jateng &
KLH
Kebumen

6. Keselamatan Keria dan Bahava Kebakaran


a. Jenis Dampak
Dampak yang ditimbulkan berupa kecelakaan terhadap pekenjal
karyawan atau pengunjung Penggilingan padi Sri Utami .
Kecelakaan akibat kebakaran berupa musnahnya bangunan

67
bahkan rambatan pada bangunan yang berbatasan langsung
dengan lokasi Penggilingan Sri Utami. Jenis dampak timbul
bersifat negative sehingga hares dikelola dengan baik.
b. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

No Cara Pemantauan Lokasi Waktu Pelaksanan


1 Melakukan Di Setiap hari Pemrakarsa
pengamatan lingkungan pada tahap

langsung, kegiatan Operasional
lapangan penggilingan
padi

2 Pengecekan Di Setiap hari Pemrakarsa


kesiapan peralatan lingkungan tahap
penanggulangan kegiatan operasional
Usahaya kebakaran penggilingan
Dan keselamatan padi
kerja
3 Penerapan SOP Di Setiap hari Pemrakarsa
pada Setiap lingkungan pada tahap
tahapan kegiatan penggilingan operasional
padi

68
TABEL MATRIK UPAYA PENGELOLAAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP PENGGILINGAN PADI SRI UTAMI
DESA PETANAHAN RT 03 RW 03 KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
HIDUP
PENGELOLA
LOKASI PERIODE
LOKASI PERIODE DAN
BESARA BENTUK UPAYA BENTUK UPAYA PEMANT PEMANTA PELAKSA
JENIS PENGELOLA PENGELOLA PEMANTAU
BER N PENGELOLAAN PEMANTAUAN AUANIN UAN NA
DAMP AN AN AN
PAK DAMPA LINGKUNGAN LINGKUNGAN GKUNG LINGKUNG
AK LINGKUNGA LINGKUNGA LINGKUNGA
K HIDUP HIDUP AN AN
N HIDUP N HIDUP N HIDUP
HIDUP HIDUP
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I. Tahap Konstruksi
I.1. Rekruitment Tenaga Kerja
A. Komponen Sosekbudhankam
1. Kesempatan Berusaha
Terbukanya Adanya sedang  Memberikan Desa Petanahan Setiap (6) enam • Pendataan, Desa Setiap (6) BLH Prov. Sri Utami
peluang kerja peningk Kecamatan bulan selama Petanahan enam bulan Jateng dan
informasi tentang observasi Kecamatan
pembangunan • wawancara dengan selama Kantor
selama atan peluang kerja secara Petanahan Petanahan
Penggilingan pekerja maupun pernbangun Lingkungan
kegiatan kesempa transparan kepada an
pembangunan tan kerja padi warga Desa Hidup
warga masyarakat, Petanahan Penggilingan
penggilingan padi Kabupaten
baik tentang jumlah Kecamatan Petanahan
Padi Sri utami tenaga kerja, Sri Utami Kebumen
kualifikasi
(pendidikan dan
ketrampilan) yang
dibutuhkan dan
proses seleksi.
 Memprioritaskan
penerimaan tenaga
kerja dari penduduk
lokal namun dengan
tetap memperhatikan
kualifikasi yang
dibutuhkan.
• Pendataan pekerja
pendatang.
 Kewajiban

69
memiliki kartu
migran sementara.
Pemulangan
tenaga
kerja migran setelah
kontrak kerja
selesai.
2. Persepsi Masyarakat
Kebutuhan Munculnya Kecil Dampak sosial akibat Desa Petanahan Setiap (6) enam Pendataan, Desa Setiap 6 bulan BLH Prov. Jawa Sri Utami
akan tenaga Sikap dan sikap dan persepsi Kecamatan Selama Observasi Petanahan selama Tengah dan KLH
kerja dan Persepsi negatif masyarakat pembangunan Wawancara dengan Kecamatan pembangunan Kebumen,
Petanahan
terbukanya negatif dengan Penggilingan pekerja maupun warga Petanahan Penggilingan Disnakertransos
peluang masyarakat memanfaatkan padi Desa Petanahan Padi Sri
kerja/berusaha akibat Kecamatan Petanahan
tenaga kerja lokal atau Utami
dalam persaingan
antar rekanan kerja
kegiatan sehingga
anggota
pembangunan masyarakat masyarakat sekitar
Penggilingan di dalam juga mempunyai
padi Sri Utami menyikapi peluang untuk ikut
keterbukaan berpartisipasi dalam
akan Pembangunan
kebutuhan Penggilingan padi Sri
tenaga kerja Utami
maupun
peluang
yang
ditimbulkan
oleh
kegiatan
proyek.

70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1.2 Mobilisasi Peralatan dan Material


A. Komponen Geo-Fisik Kimia
1. Kualitas Udara
Emisi gas buang Penurunan Sementara, Menggunakan Sepanjang jalan Sekali selama • Menggunakan Sepanjang Sekali BLH Prov. Sri Utami
(CO, SOx, NOJ kualitas kecil penutup bak yang dilalui kegiatan Penutup bak jalan yang selama Jateng & KLH
dan debu dari udara kendaraan, misalnya kendaraan mobilisasi Pengambilan sampel dilalui kegiatan Kebumen
kendaraan yang berupa terpal pada saat pengangkut peralatan dan di lapangan, kendaraan mobilisasi
digunakan untuk peningkatan pengangkutan peralatan dan material kemudian dianalisis pengangku peralatan
pengangkutan Konsentrasi material. material dan berlangsung di laboratorium. t peralatan dan
peralatan dan polutan • Penyiraman dijalan berada pada • Membandingkan dan material
material. (CO, so, setiap hari sesuai wilayah proyek hasil analisis dengan material berlangsung
NOJ dan kebutuhan. pembangunan KepGub No. 8 dan berada
debu. • Mengatur laju penggilingan Tahun 2001 tentang pada,
kendaraan dan padi Baku Mutu Udara wilayah
frekuensinya. Ambien. proyek
pembangu
nan
penggiling
an padi
2. Kebisingan
Mobilisasi Peningkat Sementar • Mengatur Sepanjang jalan Sekali selama • Pengukuran langsung Sepanjang Sekali BLH Prov. Sri Utami
kendaraan an a, kecil mobilitas yang dilalui kegiatan di lapangan dengan jalan yang selama Jateng & KLH
pengangkut kebisingan kendaraan kendaraan mobilisasi Sound Level Meter. dilalui kegiatan Kebumen
material yang pengangkut pengangkut peralatan dan • Membandingkan kendaraan mobilisasi
digunakan untuk peralatan dan peralatan dan material hasil pengukuran pengangku peralatan
proyek material pada material dan i berlangsung dengan baku mutu t peralatan dan
pembangunan malam hari. berada pada tingkat kebisingan dan material
fisik. • Mengatur wilayah proyek (Kep Men LH No. 48 material berlangsung
laju kendaraan pembangunan Tahun 1999).
dan
frekuensinya.

71
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3. Kepadatan Lalu lintas
Kegiatan mobilisasi Meningkatnya Sementara, • Mengatur Lokasi Pengelolaan Pendataan, Desa Selama Dinas Sri Utami
alat berat dan kepadatan kecil kendaraan proyek pengelolaan dilakukan pada observasi, dan Petanahan tahap Perhubungan
material lalulintas keluar masuk dilakukan di tahap wawancara dengan Kecamatan konstruksi dan Kantor
sehingga daerah proyek. sepanjang jalan konstruksi saat penduduk sekitar Petanaahan pada LH Kab.
memungki • Mengatur jadwal yang dilalui mobilisasi alat kegiatan dengan kegiatan Kebumen
nkan pelaksanaan kendaraan berat dan menggunakan mobilisasi
terjadinya mobilisasi alat berat dan material peralatan counter peralatan
kemaceta berat dan material sampai dilaksanakan dan
n material, supaya dengan lokasi material.
lalulintas, tidak dilakukan proyek
mengingat pada jam padat pembangunan
jalan lalulintas. penggilingan
sempit • Koordinasi padi Sri
dan dengan Polantas Utami
peralatan setempat yang
berat dilewati oleh
mempuny kendaraan-
ai ukuran kendaraan
yang besar pengangkut
dan peralatan dan
panjang, material.
sehingga Membatasi
dapat kecepatan
menyebab kendaraan
kan pengangkut
kemaceta peralatan dan
n material (<40
lalulintas. km/jam).
Pemasangan
rambu-rambu
keselamatan kerja
lalulintas proyek.

72
4. Kerusakan Jalan
Membatasi tonase Sepanjang jalan Tahap Sepanjang Dishubkominfo Sri Utami
Kegiatan Kerusakan • Melakukan
muatan kendaraan yang dilalui konstruksi saat jalan yang Dan KLH
mobilisasi alat jalan berupa kendaraan observasi langsung
dilalui Kebumen
Jalan retak- yang disesuaikan mobilisasi alat (mengamati,
berat dan berat dan berat dan kendaraan
retak, dengan kelas mengukur dan
material, material sampai material pengangku
ambles, kemampuan mencatat)
dimana tonase atau dengan lokasi dilaksanakan. t peralatan
beban jalan. parameter
alat berat dan terbentuk Memperbaiki dan proyek dan
kerusakan jalan Sekali
material tidak lobang- meningkatkan pembangunan material
seperti jalan retak, Selama
sesuai dengan lobang di kualitas jalan yang penggilingan dan berada
padi Sri aspal mengelupas, kegiatan
kelas jalan yang jalan dan rusak. terjadinya lobang di pada mobilisasi
dilalui. aspal Memberikan Utami wilayah
jalan, dan amblesan peralatan
mengelup sanksi bagi jalan yang proyek dan
as akibat pelanggar yang diakibatkan oleh pembangu material
lalulintas mengangkut mobilisasi alat berat nan berlangsung
kendaraan material tonase dan material. penggiling
alat berat muatannya an padi
dan melebihi
material. kemampuan kelas
jalan.

B. Komponen Sosekbudkesmas
1. Sikap dan Persepsi Masyarakat
• Penutupan bak Desa Petanahan Selama tahap Pendataan, Desa Selama
Mobilisasi Timbulnya
sedang Kendaraan Kecamatan Konstruksi pada observasi, dan Petanahani tahap
peralatan dan ketidakny pengangkut material Petanahan Kegiatan wawancara Kecamatan konstruksi
material untuk amanan (dump
mobilisasi dengan penduduk Petanahan pada
kebutuhan yang truck) dengan
Peralatan dan sekitar kegiatan kegiatan
pembangunan dirasakan terpal.
material. dengan mobilisasi
penggilingan oleh Melakukan
menggunakan peralatan
padi penduduk penviraman dan
peralatan counter
Sri Utami akibat terutama yang material.
peningkat melewati
an lalu pemukiman
limas penduduk
kendaraan Memberi
berat. penyuluhan kepada

73
pengemudi tentang
etika berlalulintas.
2. Kesehatan Masyarakat -
Emisi gas buang Perubaha -Menyirami dengan Desa Petanahan Sekali Selama Observasi di lapangan Desa Selama Dinas Sri Utami
(CO, SO,, NOJ n pola Air tempat-tempat Kecamatan Tahap wawancara, data Petanahan tahap Kesehatan &
dan debu dari penyakit Yang berpotensial Petanahan Konstruksi sekunder di Puskesmas Kecamatan konstruksi. KLH Kebumen
kendaraan yang (ISPA dan Menimbulkan debu berlangsung Petanahan
digunakan untuk iritasi Di tempat yang dilalui
pengangkutan mata) oleh kendaraan proyek.
peralatan dan
material.
1.3 Pembangunan Gedung & Fasilitasnya
A. Komponen Geo-Fisik Kimia
1. Kualitas Udara
•Emisi gas buang Penuruna sedang • Membatasi Pada area Selama tahap Pengambilan Pada area Selama Kantor BLH Sri Utami
(CO, SOx, N o j n kualitas sekeliling area proyek pembangunan Sampel di proyek tahap Kab. Kebumen
dan debu dari udara pembangunan pembangunan gedung dan lapangan, pembangu pembangun
beberapa berupa gedung dan gedung dan fasilitasnya. kemudian nan an gedung
kendaraan peningkat fasilitasnya fasilitasnya. dianalisis di gedung dan
peralatan an dengan seng. laboratorium. dan fasilitasnya.
pembangunan. konsentras • Menviram secara • Membandingkan fasilitasnya
• Pembuatan i polutan periodilc dan Hasil analisis
pondasi dari (CO, SOx' sesuai kebutuhan Dengan KepGub
aktivitas NOJ dan sepanjang jalan Jateng No. 8 Thn
debu. keluar masuk
pembangun-an 2008 tentang Baku
bangunan utama kendaraan proyek Mutu Udara
dan penunjang dan lokasi Ambien
mengakibat-kan pembersihan
kandungan debu material
meningkat Melengkapi
pekerja dengan
sarana K3

74
2. Kebisingan
Aktivitas Peningkat sedang • Mengatur Area proyek Selama kegiatan • Pengukuran Area Selama BLH Prov Sri Utami
pembangunan an aktivitas pembangunan pembangunan langsung di proyek kegiatan Jateng, KLH
gedung dan kebisingan pembangunan gedung gedung dan lapangan dengan pembangu pembangun Kebumen
fasilitas lainnya yang Penggilingan fasilitasnya Sound Level Meter. nan an gedung
menimbulkan padi dan berlangsung. • Membandingkan gedung dan
kebisingan pada, fasilitasnya. hasil pengukuran penggiling fasilitasnya
malam hari. dengan baku mutu an padi berlangsung
• Melengkapi tingkat kebisingan dan
pekerja dengan (Kep Men LH No. fasilitasnya
earmuff atau 48 Tahun 1999).
earplug.

3. Kuantitas Air Pertnukaan (avertandflow)


Sumber Meningka sedang • Jangan semua Tapak proyek Pengelolaan Observasi Tapak Pemantaua BLH Prov Sri Utami
meningkatnya tnya, debit pohon ditebang dan sekitarnya, dilakukan langsung proyek dan n dilakukan Jateng, KLH
air permukaan air dan supaya terutama pada Selama (mengamati, sekitarnya, Selama Kebumen
akibat permukaa merryisakan jenis- daerah bagian pembangunan mengukur dan terutama pembangun
pembangunan n jenis pohon hilir tapak gedung dan mencatat) debit pada an gedung
gedung dan mencapai berdaun lebar proyek yang fasilitas lainnya aliran permukaan daerah dan fasilitas
fasilitas lainnya. dua • Menanam diperkirakan terutama pada yang terjadi akibat bagian lainnya
setengah kembali dengan akan menerima saat hujan pembangunan hilir tapak terutama
kali lebih tetumbuhan aliran diwaktu musim gedung dan proyek pada saat
besar tertentu pada permukaan dari penghujan. fasilitasnya yang hujan
daripada lahan-lahan tapak proyek. diperkirak diwaktu
debit air kosong yang an akan musim
permukaa sekaligus nantinya menerima penghujan.
n saat untuk dijadikan aliran
rona awal. ruang kawasan permukaan
hijau (RYJI) dari tapak
• Membuat saluran proyek.
drainase sekeliling
bangunan yang
mempunyai
kapasitas mampu
mengalirkan debit
air musim

75
penghujan
• Membuat sumur
resapan yang mampu
menampung debit air
permukaan yang
terjadi
akibat pembangunan
gedung dan
fasilitasnya

4. Perubahan Fungsi dan Tata guna lahan


Sumber Perubahan -Pembuatan desain Di sekitar tapak Pengelolaan Pemantauan tata Di sekitar Pemantaua BLH Prov Sri Utami
perubahan fungsi yang sesuai proyek ditakukan guna lahan secara tapak n dilakukan Jateng dan
dengan.
fungsi dan tata dan tata tata guna lahan selama berkala untuk proyek selama Kantor BLH
guna lahan guna eksisting, yaitu pembangunan memastikan tidak pembangun Kab. Kebumen
akibat lahan dari sebagai daerah gedung dan ada perubahan an gedung
pembangunan daerah resapan air melalui fasilitas lainnya tata guna lahan dan fasilitas
gedung dan terbuka T)embuatan sumur terutama pada lainnya
fasilitas lainnya menjadi resapan, lubang saat hujan terutama
tertutup diwaktu musim pada saat
resapan biopori,
bangunan penghujan. hujan
parit-parit dsb, diwaktu
musim
penghujan.
B. Komponen Sosekbudkesmas
1. Kesempatan Berusaha
Terbukanya Peningkat • Memberikan Desa Petanahan Setiap 6 (enam) • Pengamatan Desa Setiap 6 Kantor Tenaga Sri Utami
peluang an informasi tentang Kecamatan bulan sekali langsung di Petanahan (enam) Kerja dan
berusaha selama peluang peluang kerja dan Khrong selama lapangan, Kecamatan Bulan sekali Transmigrasi
kegiatan berusaha. berusaha secara pembangunan wawancara dan Petanahan selama Kabupaten
pembangunan transparan kepada gedung dan pengumpulan data pembangun Kebumen,
penggilingan masyarakat di fasilitas lainnya. sekunder an gedung KLH
padi sekitar lokasi. dan fasilitas Kebumen
• Mengutamakan lainnya.
peluang-peluang kerja
dan usaha bagi
masyarakat lokal
supaya lebih

76
banyak lagi yang
akses terhadap
pekerjaan-
pekerjaan yang
tercipta karena
adanya proyek,
sehingga
keterlibatan
mereka dapat
meningkatkan
pendapatan.
2. Sanitasi Lingkungan
Kegiatan Penurunan • Menyediakan Area proyek Selama tahap • Area Selama Dinas Sri Utami
pembangunan tingkat sarana. sanitasi, pembangunan konstruksi pads Pengamata proyek tahap Kesehatan
sanitasi kegiatan n pembangu konstruksi dan Kantor
sarana dan misalnya kamar gedung dan
sarana pendukung lingkungan. mandi dan toilet. fasilitas pembangunan 0langsung di nan pada Kebumen
dan aktivitas lain • Memberikan lainnya. gedung dan lapangan, gedung kegiatan
fasilitas lainnya. wawancara dan pembangun
di luar proyek, penyuluhan awal
fasilitas an gedung
serta adanya kepada pekerja
lainnya. dan fasilitas
berbagai limbah, proyek untuk
baik limbah memelihara lainnya.
padat, limbah kebersihan
rumah tangga, lingkungan.
limbah cair dan
limbah
bioti
c
para. pekerja
proyek.

77
3. Tingkat Kesehatan Masyarakat
Peningkatan Peningkat Menyirami dengan air Area proyek Selama tahap Observasi langsung Area Selama Dinkes Sri Utami
kadar debu, asap an angka pada lokasi yang pernbangunan konstruksi saat dan dianalisa secara proyek tahap Kebumen dan
kendaraan kesakitan berpotensial gedung dan pembangunan kualitatif. pembangu konstruksi KLH Kebumen
bermotor. (ISPA dan menimbulkan debu di fasilitas gedung dan nan saat
iritasi tempat yang dilalui lainnya. fasilitas lainnya. gedung pembangun
mats) oleh kendaraan dan an gedung
proyek. fasilitas dan fasilitas
lainnya. lainnya.
C. Komponen
Biotis
1. Flora dan Fauna
Kegiatan Berkurang • Menyisakan Tapak proyek Sekali pada saat • Tapak Sekali pada KLH Kebumen Sri Utami
pembangunan Nya sebagian pohon di dan sekitarnya pembangunan Observa proyek dan saat
gedung dan prosentase area kegiatan gedung terutama si sekitarnya pembukan
fasilitasnya penutupan untuk tidak di pada saat hujan langsung di lahan
merupakan lahan oleh tebang terutama diwaktu awal lapangan terutama
sumber dampak vegetasi, beberapa pohon musim pada saat
dari penurunan yang berkanopi penghujan hujan
berkurangnya kerapatan lebar. diwaktu
kerapatan flora flora dan • Penanaman awal musim
dan kelimpahan kelimpahan kembali flora pada penghujan
fauna fauna. lahan yang masih
kosong atau
memungkinkan
untuk ditanami
sebagai kawasan
RTH

78
Operasional Penggilingan Padi Sri Utami
1. Penurunan kualitas Udara
Emisi gas buang Penuruna. Kecil 1. Membuat ruang Lokasi parkir, Selama 1. Menggunakan Lokasi Sekah BLH Prov. Sri Utami
dari kendaraan n kualitas mesin/ peredam sekitar Lokasi operasional penutup bak parkir dan selama Jateng dan
pengangk-ut dan udara, mesin sehingga penggilingan penggilingan pengambilan sampel di ruang kegiatan Kantor
emisi mesin peningkat kebisingan dapat padi dan ruang padi Sri lapangan, kemudian produksi mobilisasi Lingkungan
penggilingan an ditekan sekecil produksi Utami dinalisis di penggiling peralatan Hidup
padi kebisinga mungkin penggilingan Laboratorium an padi dan Kabupaten
n dan 2. Membuat cerobong padi Sri 2. Membandingkan Sri Utami material Kebumen
sebaran tempat keluaran Utami basil analisis dengan berlangsung
debu sekarn, dan Kepgub Jateng Nomor
membuat rumah 8 Tabun 2001 tentang
sekam yang tertutup Baku Mutu Udara
sesuai standar Ambien
penggilingan padi
3. Membangun ruang
terbuka hijau serta
melakukan
pemeliharaan
terhadap RTH
tersebut karena
dapat berfungsi
sebagai buffer zone
dengan daerah
sekitar penggilingan
padi UD.Agung
Barokah serta dapat
mengurangi kadar
polutan
4. Melakukan
perawatan mesin
secara teratur
5. Membuat pagan
keliling dan tembok
setinggi minimal 2,5
meter untuk
mengurangi

79
kebisingan dan debu
dengan area sekitar
penggilingan padi
6. Membuat
penampungan untuk
bekatul
7. Melakukan
penyiraman tanah
atau jalan secara
teratur
8. Melengkapi pekerja
dengan pelindung
telinga (earplug)

2. Timbulnya
getaran
Getaran dari Jenis Kecil - Menyedaiakan ruang Sekitar ruang Selama Pemantauan langsung Sekitar Selama BLH Prov. Sri Utami
aktivitas mesin dampak khusus untuk mesin dan operasional di lapangan terhadap ruang operasional Jawa Tengah
Kegiatan yang menepatkan mesin gedung/ penggilingan retakan bangunan mesin dan penggilinga dan KLH
operasional diprakirak penggilingan padi bangunanpengg padi Sri gedung/ n padi Kebumen
penggilingan an terjadi -Pembuatan dingan padi Utami bangunanp Sri Utami
padi Sri Utami adalah bangunan konstruksi Sri Utami berlangsung enggilinga berlangsung
timbulnya sudah n padi
getaran memperhatikan Sri Utami
akibat tingkat kestabilan
aktivitas lahan
mesin

80
3.. Penurunan kualitas air
Kegiatan Jenis Kecil Seluruh air limbah Sumber air Selama Pengambilan sampel Sumber air Selama BLH Prov. Pemrakarsa
operasional dampak yang dihasilkan pada dalam, operasional dilapangan kemudian dalam, operasional Jateng & KLH
penggilingan yang tahap operasional penggilingan dianalisis di Sumur penggilinga Kebumen
padi Sri ditimbulk penggilingan padi padi Sri laboratorium penduduk n padi
Utami berupa an adalah maupun MCK Utami Membandingkan hasil dan Sri Utami
pembersihan berupa karyawan dialirkan berlangsung analisis dengan PP sumber air
mesin, penuruna pada dialirkan pada No. 82 Taliun 2001 permukaan
penggantian oli n kualitas tempat pembuangan tentang Pengelolaan
dan MCK air limbah cair domestic Kualitas air dan
karyawan, menggunakan 2 unit pengendalian
septictank pencemaran air.
Pemilihan lokasi
sumber air dalam
dengan jarak
minimal ± 10 meter
dari peresapan air
limbah domestic

Untuk limbah B3
yang berupa ceceran
oli saat pembersihan
mesin ditampung
dalam tempat
penampungan
sementara kemudian
diserahkan pada
perusahaan
pengumpul yang
telah inempunyai
izin
- Desain sumber air
yang tertutup dan
kedap air

81
I . Penurunan kualitas air
Kegiatan Jenis Kecil Seluruh air limbah Sumber air Selama Pengambilan sampel Sumber air Selama BLH Prov. Pemrakarsa
operasional dampak yang dihasilkan pada dalam, operasional dilapangan kemudian dalam, operasional Jateng & KLH
penggilingan yang tahap operasional penggilingan dianalisis di Sumur penggilinga Kebumen
padi Berkah ditimbulk penggilingan padi padi Sri laboratorium penduduk n padi
Jaya berupa an adalah maupun MCK Utami Membandingkan hasil dan Sri Utami
Pembersihan berupa karyawan dialirkan berlangsung analisis dengan PP sumber air
mesin, penuruna pada dialirkan pada No. 82 Tahun 2001 permukaan
penggantian oli n kualitas tempat pembuangan tentang Pengelolaan
dan MCK air limbah cair domestic Kualitas air dan
karyawan menggunakan 2 unit pengendalian
septictank pencemaran air.
Pemilihan lokasi
sumber air dalam
dengan jarak
minimal ± 10 meter
dari peresapan air
limbah domestic

Untuk limbah B3
yang berupa ceceran
oli saat pembersihan
mesin ditampung
dalam tempat
penampungan
sementara kemudian
diserahkan pada
perusahaan
pengumpul yang
telah mempunyai
izin
- Desain sumber air
yang tertutup dan
kedap air

82
4. Penurunan Kuantitas air
Kegiatan Jenis Melakukan Sumur Selama Observasi langsung Sumur Selama BLH Prov. Sri Utami
operasional dampak pembatasan penduduk dan operasional (mengamati, penduduk operasional Jateng dan
penggilingan yang pemakaian air tanah sumber air penggilingan mengukur dan dan penggilinga Kantor LH
padi untuk diprakira Pembuatan Sumur permukaan pad; Sri mencatat) debit sumber air r padi Kebumen
aktivitas kan resapan untuk Utami aliran permukaan permukaan Sri Utami
pendingin mesin terjadi menampung air berlangsung yang terjadi berlangsung
dan kamar adalah tanah yang jatuh
mandi penuruna sehingga tidak
n tergenang
kuantitas Membangun jalur
air hijau atau ruang
permukaa terbuka hijau yang
n dan air dapat menjadi
tanah penggand daerah
resapan air yang
hilang
Memiliki sumber
alternative
penyediaan air
bersih, misalnya
PDAM
5. Peningkatan run off erosi dan banjir
Kegiatan Jenis Memelihara saluran Sumur Selama Melakukan Sumur Selama BLH Prov. Sri Utami
operasional dampak drainase penduduk dan operasional pemantauan berkala penduduk operasional Jateng dan
penggilingan yang Membangun jalur sumber air penggilingan terhadap saluran dan penggilingan Kantor LH
padi Sri Utami diprakira hijau atau RTH permukaan padi Sri drainase dan air sumber air padi Kebumen
kan Membangun selokan Utami buangan permukaan Sri Utami
terjadi guna memperlambat berlangsung (memastikan berlangsung
adalah dan mengendalikan drainase bersih dari
peningkat limpahan air dan sampah, dll)
an run off melindungi saluran -Melakukan
erosi dan drainase pemantauan
bahaya Memasang jarring- berkala
banjir jaring penahan, terhadap jarring-
dinding penahan jaring penahan atau
atau parit pengumpul parit pengumpul air
(memastikan
alat-tersebut berfungsi
dengan baik

83
6. Peninpkatan bangkitan lalu-lintas
Kegiatan Jenis Kecil Mempergunakan Disekitar lokasi Selama Observasi langsung Disekitar Selama BLH Prov. Sri Utami
operasional dampak kendaraan yang penggilingan operasional (Mengamati, lokasi operasional Jateng dan
penggilingan penggiling Kantor LH
penggilingan yang sesuai dengan padi Sri mengukur dan penggilingan
padi Sri Utami diprakira kemampuan daya Utami padi Sri Utami mencatat)jumlah an padi padi Kebumen
kan tamping beban jalan berlangsung kendaraan lalu Sri Utami Sri Utami
terjadi yang dilalui lintas, Berta berlangsung
adalah Memperkuat kemungkinan
peningkat kemampuan daya kemacetan ialu
an tamping beban jalan lintas.
bangkitan yang dilalui
lalu-lintas Memperluas ruas-
sehingga ruas jalan
menimbu Menerapkan sistem
Ikan manajemen
kemacetan transportasi kawasan
dengan mengatur
sirkulasi lalu lintas
masuk dan keluar
kawasan
penggilingan padi
Sri Utami

84
Komponen Sosekbudkesmas
1. Kesempatan dan berusaha
Kesempatan
kerja Terbukan Kecil Menginformasikan Desa Petanahan Selama Pengamatan langsung Desa Selama Kantor Sri Utami
berusaha yan ya secara transparan Kecamatan operasional di lapangan Petanahan operasional Disnakertranso
ditimbulkan dari peluang kepada. masyarakat Petanahan penggilingan Kecamatan penggilinga s Kab.
operasional berusaha sekitar ketika ada padi Sri Utami Wawancara dan Petanahan n padi Kebumen
penggilingan di sekitar kesempatan kerja pengumpulan data Sri Utami
padi Sri Utami penggilin dan peluang usaha sekunder
gan padi atau rekanan kerja
Sri Utami Memprioritaskan
tenaga kerja local
sesuai kemapuan dan
kebutuhan
2.Persepsi Masyarakat

-Sumber dampak Munculn Memperhatikan Desa Petanahan Selama Pengamatan Desa Selama Kantor LH Sri Utami
dari lcegiatan ya sikap keluhan-keluhan Kecamatan operasional langsung di Petanahan operasional Kab. Kebumen
operasional dan masyarakat dari Petanahan penggifingan lapangan, Kecamatan penggilingan
penggilingan persepsi kegiatan yang akan padi Sri Utami wawancara dan Petanahan padi
padi Sri Utami negative ditimbulkcan dari pengumpulan data Sri Utami
masyarak operasional sekunder
at akibat penggilingan padi
adanya Sri Utami
kegiatan Partisipasi aktif
operasion terhadap kegiatan
al pernbangunan
pengiling lingkungan/ desa di
an padi Sri sekitar lokasi
Utami penggilingan padi
Sri Utami yang
dapat bermanfaat
bagi masyarakat
sekitar
Mengutamakan
peluang kerja dan

85
Komponen Sosekbudkesmas
1. Kesempatan kerja
dan berusaha
Kesempatan Terbukan Kecil Menginformasikan Desa Petanahan Selama Pengamatan langsung Desa Selama Kantor Sri Utami
Berusaha yang ya secara transparan Kecamatan operasional di lapangan Petanahan operasional Disnakertransos
ditimbulkan dari peluang kepada masyarakat Petanahan penggihngan Kecamatan penggilingan Kab.
operasional berusaha sekitar ketika ada padi Sri Utami Wawancara dan Petanahan padi Kebumen
penggilingan di sekitar kesempatan kerja pengumpulan data Sri Utami
padi Sri Utami penggilin dan peluang usaha sekunder
gan padi atau rekanan kerja
Sri Utami Memprioritaskan
tenaga kerja local
sesuai kemapuan dan
kebutuhan
2.Persepsi Masyarakat

Sumber dampak Munculnya Memperhatikan Desa Petanahan Selama Pengamatan Desa Selama Kantor LH Sri Utami
dari kegiatan sikap keluhan-keluhan Kecamatan operasional langsung di Petanahan operasional Kab. Kebumen
g operasional dan masyarakat dari Petanahan penggilingan lapangan, Kecamatan penggilingan
penggilinan persepsi kegiatan yang akan padi Sri Utami wawancara dan Petanahan padi
padi Sri Utami negative ditimbulkan dari pengumpulan data Sri Utami
masyarak operasional sekunder
at akibat penggilingan padi
adanya Sri Utami
kegiatan Partisipasi aktif
operasional terhadap kegiatan
penggiling pembangunan
an padi Sri lingkungan/ desa di
sekitar lokasi
Utami penggilingan padi
Sri Utami yang
dapat bermanfaat
bagi masyarakat
sekitar
Mengutamakan
peluang kerja dan

86
4. Sanitasi Lingkungan
Kegiatan Munculnya Membuatkan rumah Area Selama Pengamatan Area Selama Dinas Sri Utami
operasional kesakitan sekam yang tertutup penggilingan operasional langsung di penggiiing operasional Kesehatan Kab.
penggilingan dan rasa sesuai standar padi Sri penggilingan lapangan, data an padi penggilinga Kebumen
padi Sri tidak penggilingan padi Utami padi Sri Utami sekunder Sri Utami n padi
Utami aktivitas nyaman Merawat kebersihan berlangsung Sri Utami
karyawan dan pada toilet dan sistem berlangsung
limbah padat sisa sekitar drainase yang
penggilingan masyarak terintegrasi dengan
at sistem drainase kola
Adanya rumah
sampah yang
terintegrasi dengan
sistem pengelolaan
ssampah perkotaan

5. Keselamatan kerja dan kemungkinan bahaya kebakaran


Kegiatan Kecelaka Mesin penggilingan Lokasi ruang Selama Pengamatan Lokasi Selama Disnakertansos Sri Utami
operasional an kerja padi dilengkapi produksi operasional langsung di ruang operasional Kab. Kebumen
penggilingan karyawan dengan pengaman penggilingan penggilingan lapangan, data produksi penggilingan
padi Sri Utami dan agar tidak tersentuh padi Sri padi Sri Utami sekunder penggilingan padi
aktivitas kemungkina karyawan ataupun Utami berlangsung padi Sri Utami
mesin n pengunjung Sri Utami berlangsung
bahaya Area penggilingan
kebakaran padi harus aman dari
dari cumber api dengan
aktivitas cars. pengaturan
mesin jarak aman dan
tembok pembatas
- Memasang rambu
peringatan karyawan
dan mengatur
sosialisasi karyawan
dan konsumen agar
tidak melakukan
aktivitas yang
menimbulkan api
terbuka
- Menyediakan alat
Pemadam api (APAR)

87
BAB V
PELAPORAN DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN UKL-PKL
5.1 Proses Pelaporan
Yang dimaksud dengan pelaporan di dalam hal ini adalah bagaimana
proses prosedur serta mekanisme pelaksanaan kegiatan UKL dan UPL
Kegiatan Penggilingan Padi Sri Utami setelah menyusun dokumen UKL
dan UPL serta memperoleh pengesahan dari instansi yang berwenang,
bertanggung, jawab melaksanakan seluruh pengelolaan dan pemantauan
aspek iingkungan yang terdapat di dalam dokumen UKL, dan UPL. Hal
ini mulai dilaksanakan sejak kegiatan mulai pada saat tahap Operasional.
Proses pelaporan pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UPL) merupakan alur yang harus dipatuhi oleh usaha
Penggilingan Padi Sri Utami. Alur proses pelaporan tersebut adalah
sebagai berikut :

Bagian Lingkungan
Sri Utami

Bagian penyusunan Laporan


Pelaksanaan

Ditujukan

Dinas
Kesehatan Tembusan Tembusan Bupati
Prov. Jateng Kebumen

Kepla Kantor Lingkungan


Hidup Kabupaten
Dinas Dinas
Nakertransos Tembusan Tembusan Perindagsar
Kab. Kab.
Kebumen Kebumen
Ditujukan

BLH
Provinsi
Jawa Tengah

Gambar 5.1. Skema Alur Proses Pelaporan Pelaksanaan UKL dan UPL

88
Sementara mekanisme pelaporan UKL dan UPL adalah terkait
dengan tanggung jawab pelaksana dan pendanaan. Seluruh kegiatan yang
berkaitan dengan pelaksanaannya dapat bekerja sama dengan pihak-pihak
terkait.

Untuk menjaga obyektif hasil pemantauan lingkungan maka


pelaksanaan kegiatan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dapat
bekeria sama dengan Konsultan Lingkungan hidup.

5.2 Materi Pelaporan


Dalarn penyusunan pelaporan pelaksanaan dokumen UKL dan UPL
Penggilingan Padi Sri Utami terdin atas :
1. Surat Pengantar yang ditandatangani Penanggung jawab UKL dan
UPL.
2. Layout yang menunjukkan lokasi pemantauan lingkungan dari
kegiatan yang dilakukan.
3. Materi !aporan yang diajukan terdiri dari pendahuluan, rencana usaha/
kegiatan, rona lingkungan hidup, dampak- lingkungan yang mungkin
terjadi, hasil upaya pengelolaan lingkungan hidup dan basil upaya
pemantauan lingkungan hidup.
4. Lampiran-lampiran yang meliputi data hasil analisa laboratorium dari
sampel yang diambil di lapangan (sesuai dengan rekomendasi di daiam
dokumen UKL dan UPL).

5.3 Jangka Waktu Pelaporan


Sesuai dengan kesepakatan yang menghasilkan rekomendasi
bersama antara pihak Pemrakarsa yaitu Penggilingan Padi Sri Utami
dengan tim Penyusun (Konsultan) pelaporan dari pelaksana Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) akan dilaksanakan jangka waktu 6 (enam) bulan
sekali.

89
5.4 Pola Pengawasan dan Pemantauan
Pengawasan terhadap berfungsinya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan merupakan kegiatan yang mutiak harus allaKUKan oleh
pengawas dari Penggilingan Padi Sri Utami dan dilakukan oleh
instansi Pemerintah yang berwenang, dalam hal ini adalah Pernerintah
Kabupaten Kebumen c.q Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
Kebumen, yang dibantu instansi terkait terdiri Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kebumen, dan Dinas
Nakertransos Kabupaten Kebumen.

5.5 Sistematika Penyusunan Laporan


Sistematika penyusunan laporan mengacu pada Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 2005 Tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), yang terdiri atas
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Bab 1 Pendahuluan
A. Identitas Pemrakarsa
B. Lokasi Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan
C. Deskripsi Usaha dan/ atau Kegiatan
D. Perkembangan Lingkungan Sekitar
Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi
A. Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan
a. Upaya Pengelolaan Lingkungan
Jenis dampak, Sumber dampak, Tindakan pengelolaan.
lingkungan, Tolak ukur, Lokasi, Waktu/ periode.

90
 Lampiran (foto, grafik, Label dan peta lokasi pengelolaan
lingkungan)
b. Upaya Pemantauan Lingkungan
 Jenis dampak, Sumber dampak, Lokasi pemantauan
lingkungan, Parameter, Metode/ cara pemantauan
lingkungan, Waktu/ Periode.
 Lampiran (Foto, grafik, basil analisa laboratorium dan peta
lokasi pemantauan lingkungan).
B. Hasil Pemantauan Lingkungan
C. Evaluasi Pemantauan Lingkungan

Bab III. Kesimpulan dan Saran/ Rekomendasi


Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran

91
Lampiran-Lampiran

92

Anda mungkin juga menyukai