Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKHIR MODUL 3

MAKALAH TENTANG
PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA

Nama Peserta : M Lutfi Zaeni Fuad

Nomor Peserta Ppg : 19032242710417

Prodi Ppg : (427) Teknik Otomotif

Sekolah Asal : Smkn 1 Tengaran Kab. Semarang


A. PENDAHULUAN
Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara
pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami,
pernah dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan
kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Ingatan
merupakan kemampuan untuk menerima dan memasukkan (learning), menyimpan
(retention) dan menimbulkan kembali apa yang pernah dialami (remembering).
Otak merupakan perangkat yang paling kompleks di dunia. Trilyunan sel otak
memiliki fungsi spesifik tetapi saling berhubungan. Mengendalikan seluruh aspek fisik dan
psikis manusia. Baik secara sadar maupun tak sadar Kapasitas penyimpanan memori di
dalam otak jauh melebihi kapasitas hardisk komputer terbesar sekalipun. Otak memiliki
kemampuan menangani algoritma rumit secara bersamaan dalam jumlah tak terbatas, jauh
melebihi kemampuan prosesor komputer tercanggih sekalipun. Tapi sayangnya manusia
tidak mampu mengoptimalkan seluruh potensi otak tersebut, sehingga otak tidak
memungkinkan semua jejak ingatan itu tersimpan terus dengan sempurna, melainkan
berangsur-angsur akan menghilang. Tetapi ketika orang yang bersangkutan diminta untuk
mengingat kembali hal yang sudah mulai terlupakan sebagian itu.
Istilah Transfer belajar berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari
matapelajaran yang satu ke mata pelajaran yang lain atau dari kehidupan sehari-hari diluar
lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau pengalihan ini menunjukkan bahwa ada hasil
belajar yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memahami materi
pelajaran yang lain. Hasil belajar yang diperoleh dan dapat dipindahkan tersebut dapat
berupa pengetahuan,kemahiran intelektual, keterampilan motorik atau afektif dll
Seseorang dapat mengingat suatu informasi yang telah dipelajari pada waktu yang
lalu. Semakin banyak informasi yang diperoleh seseorang berarti semakin sering terjadi
kaitan antara informasi satu dengan informasi yang lain. Setiap informasi yang dipelajari
telah meninggalkan semacam jejak dalam otak manusia dan jejak itulah yang akan
dikeluarkan oleh otak berupa informasi terdahulu yang telah tersimpan. Hal tersebut terjadi
pada saat seseorang mengingat informasi.
Betapapun kuatnya ingatan seseorang pada suatu waktu kemudian ingatan itu
akan mengalami suatu proses kelupaan. Ingatan pada suatu ketika tidak dapat lagi
menghadirkan suatu keterangan yang diperlukan karena lupa. Kelupaan terjadi karena tiada
penggunaan. Hal ini dijelaskan dalam teori memudar pasif (passive decay theory) bahwa
ingatan membuat jejak fisik dalam otak seseorang yang lama-lama terhapus dengan
berlalunya waktu. Kelupaan dapat dikurangi dengan meningkatkan kemampuan mengingat,
sehingga informasi yang diterima maupun yang telah tersimpan dalam ingatan dapat
bertahan lebih lama.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan teori pengolahan informasi ?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem memori manusia ?
3. Apa saja aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori pengolahan informasi ?
2. Untuk mengetahui sistem memori manusia ?
3. Untuk mengetahuai aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?
D. PEMBAHASAN
1. Teori Pengolahan Informasi
Pengolahan informasi merupakan proses mempersepsi, mengorganisasi, dan
mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Penggolahan
informasi dapat pula dikatakan sebagai proses bagaimana respon individu terhadap
informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi
kognitif. Ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar
yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Teori pengolahan informasi
memiliki suatu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan pada soal
belajar. Teori pengolahan informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat
penelitian yang utama melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang
diperoleh ataupun melihat kemampuan memori seorang individu. Penelitian pengolahan
informasi memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar. Belajar dan pengolahan
informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, maka
dikembangkanlah model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan
menggambarkan cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi. Model
belajar pemrosesan informasi Anita E. Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992) disajikan melalui
skema yang dikutip berikut ini.
Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif information
processing, karena dalam proses belajar ini tersedia 3 (tiga) taraf struktural sistem
informasi, yaitu:
a. Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register,
tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas.
b. Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working
memory, dan di sini berlangsung berpikir yang sadar.
c. Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga
mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik.
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali
atau pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk
menyimpan informasi ke dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan
strategi umum pemecahan masalah (materi kreativitas).
2. Sistem Memori Manusia
Memori adalah sebuah wadah yang berisi data-data yang belum tentu saling
berkaitan. Naisser (1967) mengatakan bahwa memori manusia dipandang sebagai suatu
struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan. Memori juga
dapat dikatankan sebagai suatu alat yang berfungsi untuk menangkap, mengolah dan
menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan. Memori merupakan suatu sistem yang
rumit dengan banyak tahapannya dan saling berinteraksi. Ini berarti dalam memori terdapat
interaksi-interaksi antara data-data dan lapisan-lapisan atau tahapan-tahapan yang ada di
dalamnya.
Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga (3)
struktur memori yaitu:
a. Pencatatan Penginderaan (Sensoric Memori)
Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan sebagai informasi
ke sistem memori selanjutnya. Informasi yang terdapat pada stimulus atau rangsangan dari
luar akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut akan tersimpan di
dalam ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi
tanpa disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau sekelebat
yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut ’sensory memory’ atau ‘ingatan
inderawi’. Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa, seperti
yang telah sering dalam proses pembelajaran pesan atau keterangan yang disampaikan
seorang guru dapat hilang seluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan
tersebut terkategori sebagai pencatatan pengideraan.
b. Penyimpanan Jangka Pendek (Working Memory)
Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda dari
informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi baru yang
mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai penyimpanan jangka pendek.
Dengan kata lain, penyimpanan jangka pendek tidak akan terbentuk di dalam otak siswa
tanpa adanya perhatian dari siswa terhadap informasi tersebut. Penyimpanan jangka
pendek ini dapat bertahan relatif lebih lama lagi yaitu sekitar 20 detik.
c. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Penyimpanan jangka panjang merupakan suatu proses penyimpanan informasi yang
permanen. Memori jangka panjang ini berasal dari memori jangka pendek yang selalu
diulang-ulang dan berkesan bagi individu sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat
permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan teringat lagi. Informasi yang sudah
tersimpan di dalam penyipanan jangka panjang ini sulit untuk hilang.
3. Aplikasi Teori Pengolahan Informasi Dalam Belajar
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa meemori
manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan
mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya
untuk di pelajari. Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan
terhadap informasi yang di dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk
memudahkan individu dalam proses belajar yang akan dijalani dirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil
sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini
menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama
yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam hal
ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan pada
pembahasan di atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada
stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival).
Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran
yaitu (a) membimbing untuk menerima stimulus, (b) memperlancar pengkodean, (c)
memperlancar penyimpanan dan retrieval. Ketiganya merupakan kesatuan yang harus
dilakukan secara berurutan dan akan selalu mempengaruhi hasil yang akan oleh peserta
didik.
Membimbing peserta didik untuk penerimaan stimulus dapat dilakukan pendidik
dengan (1) memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di pilih. Dalam hal ini
pendidik akan memberikan perhatian khusus terhadap siswa mengenai stimulus-stimulus
yang akan dipilih. Jadi dengan demikian siswa/peserta didik akan lebih terkosentrasi pada
stimulus yang telah ditentukan. (2) Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode
tertentu. Dalam pengenalan awal stimulus melalui pengkodean yaitu bagaimana individu
mengubah stimulus yang ada sehingga dapat di simpan dan pada waktu yang lain dapat
dimunculkan kembali dengan mudah. Dalam pengkodean ini akan terjadi proses
pengulangan dan menghubungkan dengan informasi lama yang sudah tertanam dalam
memori manusia.
Memperlancar pengkodean adalah bagian yang penting dalam penggorganisasian
informasi dalam pembelajaran. Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru
untuk di simpan kedalam memori jangka panjang. Proses ini menghendaki adanya
tranformasi informasi menjadi kode ringkasan guna memudahkan dan mengingat kembali
informasi tersebut di kemudian hari. Ada 2 (dua) rancangan yang berbeda yang dapat
memudahkan pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara
titian ingatan sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan
dalam proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik. Rancangan ini disebut
bantuan berbasis pembelajaran, contohnya: penggunaan sinonim untuk kata-kata yang
sulit dalam pertanyaan ulangan, akronim untuk belajar asosiasi yang sifatnya sembarang.
Rancangan yang lain berfungsi untuk memberikan kesempatan terjadinya elaborasi
(pengubahan) yang dihasilkan peserta didik. Rancangan ini disebut bantuan berbasis
peserta didik. Dalam hal ini peserta didik diberikan suatu kesempatan untuk melakukan
pengubahan informasi dengan caranya sendiri agar mudah untuk diingat dan dimunculkan
kembali.
Memperlancar penyimpanan dan retrieval sangat penting karena hal ini dapat
meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini dapat
ditujukan berupa irama, bunyi, sajak, kata-kata pokok, citra visual dan sebagainya, yang
semuanya memberikan pengisyaratan untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam
proses belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan peserta didik keduanya juga
memberikan sumbangan yang besar dalam proses mengingat kembali terhadap informasi
yang sudah tersimpan dalam memori menusia. Proses pemunculan kembali apa yang telah
tersimpan atau dsimpan dalam memori manusia dianalogikan dengan mekanisme
penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat dikatakan bahwa retrival dikatakan sebagai
suatu proses pemunculan informasi yang tersimpan dalam long term memory (ingatan
jangka panjang) melalui suatu penelusuran dan penyeleksian terhadap informasi yang
akan dimunculkan.
Menanggapi penjelasan di atas Norman dan Bobrow, mengemukakan dua tahapan dalam
melaksanakan penelusuran, yaitu:
(a) Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin dimunculkan
dari dalam ingatan (retrival). Berarti dalam tahap ini individu melakukan suatu
peenyeleksian terhadap informasi-informasi yang ada pada memorinya dan memilih sesuai
apa yang akan di munculkan.
(b) Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal yang mencakup
tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-informasi yang terkait di
dalamnya, sampai informai yang diinginkan didapatkan atau di munculkan kembali.asumsi
yang di pakai dalam hal ini adalah bahwa ingatan terdiri dari struktur informasi yang
terorganisasi dan dan proses penelusurannya bergerak secara herarkis, dari informasi
yang paling umum dan eksklusif ke informasi yang umum dan rinci, sampai pada informasi
yang ingin diinginkan atau di munculkan kembali dapat didapatkan oleh individu.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik beberapa
kesimpulan antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori),
Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang
(Long Term Memory)
3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke
stimulus, Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.

Anda mungkin juga menyukai