Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN FASILITAS PENDIDIKAN TINGKAT SLTA DI KABUPATEN

MERAUKE

Tanila Tahiya1, Papia J. C Franklin², &Esli D Takumansang3


1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulanggi Manado
2&3
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat serta
berperan untuk meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan sangat penting karena merupakan dasar untuk
pengembangan pola berpikir konstruktif dan kreatif. Kondisi geografis Kabupaten Merauke sebagian besar
wilayahnya didominasi oleh wilayah datar dan aktivitas perekonomian terkonsentrasi di pusat kota Kabupaten
Merauke, kondisi jalan yang kurang baik dan beberapa lokasi belum tersedianya akses jalan, lokasi sekolah yang
tidak sesuai dengan peruntukan lahan serta kurangnya sarana transportasi umum ke lokasi sekolah sehingga
menyebabkan akses menuju beberapa lokasi pelayanan fasilitas umum belum memadai. Tujuan penelitian ini
adalah Mengidentifikasi tingkat pelayanan fasilitas pendidikan tingkatSLTA berdasarkan standar yang berlaku
dan Menganalisis dan merencanakan keterjangkauan pelayanan fasilitas pendidikan tingkatSLTA dan tingkat
kebutuhan di Kabupaten Merauke sampai pada tahun 2036. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pada penelitian ini data yang diperlukan yaitu lokasi sekolah, jumlah ruang kelas tiap-tiap sekolah di Kabupaten
Merauke serta jarak jangkauan pelayanan tiap unit sekolah yang merupakan kualitas persebaran lokasi sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian Jumlah ketersediaan fasilitas pendidikan tingkat atas (SLTA) eksisting terbanyak
yaitu Distrik Merauke dengan jumlah 24 unit SLTA Sederajat (SMA, SMK, MA). Berdasarkan penilaian daya
tampung fasilitas pendidikan tingkat SLTA di Kab. Merauke ada 3 Distrik yang persentase tingkat kapasitas
daya tampung (efisien) yaitu Distrik Muting (83%), Distrik Sota (97%) dan Distrik Jagebob (94%). Distrik yang
persentase kapasitas daya tampung melebihi kapasitas daya tampung yaitu Distrik Naukenjerai (175%), Distrik
Merauke (139%), Distrik Okaba (125%). Sedangkan distrik yang persentase kapasitas daya tampung dinilai
kurang (tidak efisien) yaitu Distrik Eligobel (72%), Distrik Tanah Miring (50%), Distrik Semangga (19%),
Distrik Malind (42%), Distrik Kurik (64%), dan Distrik Kimaam (65%). Distrik yang memiliki penilaian baik
dari segi pemenuhan kebutuhan penduduk usia sekolah, tingkat keterisian dan kondisi jalan baik adalah Distrik
Muting, Distrik Sota dan Distrik Merauke, Distrik yang memiliki penilaian cukup (>100 %) yaitu Distrik
Kimam, DistrikEligobel, Distrik Jagebob,Distrik Kurik, Distrik Malind, Distrik Naukenjerai, dan Distrik Okaba
sedangkan Distrik yang memiliki penilaian kurang (<80 %) yaitu Distrik Ilyawab, Kaptel, Ngguti, Semangga,
Tabonji, Tanah Miring, Tubang, Ulilin, dan Waan. Dari segi perencanaan, sekolah yang tidak terdapat di distrik
Kabupaten Merauke yaitu : Distrik Ulilin, Distrik Animha, Distrik Ngguti, Distrik Kaptel, Distrik Tubang,
Distrik Ilyawab, Distrik Tabonji dan Distrik Waan sehingga perlu adanya perencaan pembangunan fasilitas
pendidikan tingkat SLTA baru di 8 lokasi tersebut. Sedangkan dari hasil evaluasi tingkat pelayanan fasilitas
pendidikan eksisting di Kabupaten Merauke Tahun 2016, beberapa lokasi sekolah di beberapa distrik yang
tingkat pelayanannya (kurang) perlu di adakan penyediaan fasilias pendidikan baru di lokasi tersebut.

Kata Kunci : Fasilitas Pendidikan, Kabupaten Merauke

PENDAHULUAN sarana pendidikan yang memadai, khususnya


Pendidikan merupakan salah satu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA),
aspek penting dalam perkembangan kehidupan kendala lainnya adalah masih terjadi
masyarakat serta berperan untuk meningkatkan ketidakseimbangan antara penyediaan dengan
kualitas hidup. Pendidikan sangat penting kebutuhan pelayanan sekolah tingkat SLTA.
karena merupakan dasar untuk pengembangan Kurangnya ketersedian ruang kelas standar
pola berpikir konstruktif dan kreatif. Dengan Kemendiknas No 24 Tahun 2007 (optimum 30
pendidikan yang cukup memadai, maka siswa dalam 1 kelas) dan juga karena
seseorang akan bisa berkembang secara ketidakseimbangan antara jumlah murid
optimal baik secara ekonomi maupun sosial. dengan jumlah sekolah yang ada, dimana
Pendidikan itu sendiri dapat dipandang dari ketersediaan fasilitas pendidikan sekolah
arti luas dan arti teknis, atau dalam arti hasil tingkat SLTA tidak proporsional dengan
dan dalam arti proses. potensi jumlah siswa yang tersedia, beberapa
Melihat kondisi yang ada, kendala distrik/kelurahan di Kabupaten Merauke yang
dalam masyarakat selain kurang tersedianya tidak terlayani sekolah tingkat SLTA yang
207
mengakibatkan kurangnya pemerataan fasilitas untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pendidikan sehingga penduduk dapat memilih pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
sekolah di luar wilayah permukimannya. akhlak mulia, serta keterampilan yang
Penyediaan fasilitas pendidikan diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
merupakan faktor yang sangat penting untuk negara.
menunjang proses belajar mengajar di sekolah,
karena fasilitas pendidikan merupakan Standar Sarana dan Prasarana SMP/MTs,
instrumen pendukung dalam pendidikan.Untuk SMA/MA Berdasarkan Peraturan Menteri
itu perlu dilakukan perencanaan fasilitas yang Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2007
sesuai dengan terintegrasi dengan karakteristik
wilayah perencanaan. Kondisi geografis Standar Sarana dan Prasarana SMA/MA
Kabupaten Merauke sebagian besar 1) SatuSMA/MAmemilikisarana dan
wilayahnya didominasi oleh wilayah datar dan prasaranayang dapat melayani
aktivitas perekonomian terkonsentrasi di pusat minimum3rombonganbelajardanmaksimu
kota Kabupaten Merauke, kondisi jalan yang m27rombonganbelajar.
kurang baik dan beberapa lokasi belum 2) MinimumsatuSMA/MAdisediakanuntuksat
tersedianya akses jalan, lokasi sekolah yang ukecamatan.
tidak sesuai dengan peruntukan lahan serta 3) Satu SMA/MA dengan tiga rombongan
kurangnya sarana transportasi umum ke lokasi belajar melayani maksimum 6000 jiwa.
sekolah sehingga menyebabkan akses menuju Untuk pelayanan penduduk lebih dari 6000
beberapa lokasi pelayanan fasilitas umum jiwa dapat dilakukan penambahan
belum memadai. rombongan belajar di sekolah yang telah
Tujuan penelitian ini adalah ada atau pembangunan SMA/MA baru.
Mengidentifikasi tingkat pelayanan fasilitas
pendidikan tingkatSLTA berdasarkan standar Standar yang digunakan dalam
yang berlaku dan Menganalisis & penelitian ini adalah Peraturan Menteri
merencanakan keterjangkauan pelayanan Pendidikan Nasional No.24 Tahun 2007
fasilitas pendidikan tingkatSLTA & tingkat mengenai Standar Sarana dan Prasarana untuk
kebutuhan di Kabupaten Merauke sampai pada Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan
tahun 2036 menggunakan standar tersebut dapat diamati
kekurangan jumlah fasilitas pendidikan yang
TINJAUAN PUSTAKA tersedia, kekurangan tersebut dapat diketahui
dengan perhitungan sebagai berikut:
Fasilitas Pendidikan
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa k = jumlah kekurangan fasilitas pendidikan
yang dimaksud pendidikan adalah usaha sadar p = jumlah penduduk eksisting
dan terencana untuk mewujudkan suasana s = standar jumlah penduduk pendukung
belajar dan proses pembelajaran agar peserta minimum untuk dibangun 1 buah
didik secara aktif mengembangkan potensi sekolah
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual f = jumlah fasilitas pendidikan eksisting
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan Penggunaan standar tersebut untuk
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, mengevaluasi kebutuhan fasilitas pendidikan
dan negara. Bila dihubungkan dengan definisi SLTA eksisting, sedangkan untuk
fasilitas sosial yang diuraikan sebelumnya mengevaluasi ketersediaan daya tampung atau
maka fasilitas pendidikan dapat diartikan kapasitas fasilitas pendidikan penelitian ini
sebagai aktifitas atau materi yang dapat menggunakan perbandingan jumlah penduduk
melayani kebutuhan masyarakat akan usia sekolah 16-18 tahun (dengan asumsi
kebutuhan yang bersifat memberi kepuasan partisipasi aktif penduduk usia sekolah SLTA
sosial, mental dan spriritual melalui di Kabupaten Merauke 100%) dengan daya
perwujudan suasana belajar dan proses tampung fasilitas pendidikan yang ada di
pembelajaran yang menjadikan peserta didik Kabupaten Merauke. Untuk menilai
secara aktif mengembangkan potensi dirinya terpenuhinya kebutuhan penduduk terhadap
208
fasilitas pendidikan menggunakan perhitungan dan menganalisis dan merencanakan
sebagai berikut: keterjangkauan pelayanan fasilitas pendidikan
tingkatSLTAdan tingkat kebutuhan di
Kabupaten Merauke sampai pada tahun 2036
dimana: Dalam penelitian ini data primer yang
pk =persentase pemenuhan kebutuhan diperoleh dari observasi langsung di objek
dt = daya tampung atau kapasitas fasilitas penelitian yaitu letak sekolah tingkat SLTA
pendidikan serta jumlah murid dan jumlah kelas.
Pus=jumlah penduduk usia sekolah 16-18 Sedangkan data sekunder yang diperlukan
tahun yaitu komposisi penduduk di Kabupaten
Merauke.
Tahapan selanjutnya untuk mencapai Tujuan penelitian ini adalah
sasaran pertama adalah dengan analisis tingkat Mengidentifikasi tingkat pelayanan fasilitas
keterisian sekolah yang membandingkan pendidikan tingkatSLTA berdasarkan standar
jumlah murid pada Kabupaten Merauke yang berlaku dan Menganalisis &
dengan daya tampung atau kapasitas sekolah. merencanakan keterjangkauan pelayanan
Dalam menilai tingkat keterisian sekolah fasilitas pendidikan tingkatSLTA & tingkat
menggunakan perhitungan sebagai berikut: kebutuhan di Kabupaten Merauke sampai pada
tahun 2036. Untuk mencapai sasaran pertama,
yaitu menganalisis tingkat pelayanan fasilitas
pendidikan eksisting, maka diperlukan evaluasi
dimana: terhadap pola distribusi fasilitas pendidikan
tt =tingkat keterisian fasilitas pendidikan tingkat SLTA yang dilakukan dengan 2
m = jumlah murid analisis, yaitu analisis pemenuhan kebutuhan
dt = daya tampung atau kapasitas fasilitas dan analisis tingkat keterisian fasilitas
pendidikan pendidikan. Sedangkan untuk sasaran kedua
yakni menganalisis jarak jangkauan layanan
Analisis ini untuk mengetahui apakah fasilitas pendidikan dilakukan menggunakan
daya tampung atau kapasitas sekolah telah analisis keruangan yakni analisis buffer.
digunakan secara optimal atau apakah ada over
capacity dan under capacity dalam penerimaan LOKASI PENELITIAN
murid. Kelebihan murid dari daya tampung Lokasi penelitian berada di Kabupaten
sekolah menandakan adanya kekurangan Merauke Privinsi Papua. Kabupaten Merauke
jumlah fasilitas pendidikan, sedangkan terdiri dari 20 distrik dengan batas batas
kekurangan murid dari daya tampung sekolah sebagai berikut :sebelah utara dengan
menandakan adanya kelebihan jumlah fasilitas Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten
pendidikan. Mappi., sebelah timur dengan Negara Papua
New Guinea, sebelah selatan berbatasan
METODOLOGI dengan Laut Arafura dan sebelah sarat
Penelitian ini menggunakan berbatasan dengan Laut Arafura.
pendekatan kuantitatif. Untuk mendukung
penelitian ini maka data yang diperlukan yaitu
lokasi sekolah, jumlah ruang kelas tiap-tiap
sekolah, dan kondisi jalan sebagai pendukung
aksesibilitas di Kabupaten Merauke serta jarak
jangkauan pelayanan tiap unit sekolah yang
merupakan kualitas persebaran lokasi sekolah.
Dari kategori tersebut di dapat dari hasil
survey dan pengukuran di lapangan serta
perhitungan berdasarkan standar ang berlak
dalam mendukung penelitian sehingga data
tersebut merupakan data yang kuantitatif.
Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi Gambar 1 Peta Asministrasi Kabupaten
tingkat pelayanan fasilitas pendidikan Merauke
tingkatSLTAberdasarkan standar yang berlaku Sumber : Bappeda Kab. Merauke 2016
209
penduduk usia sekolah dan dikali 100
untuk melihat persentase kapasitas daya
HASIL DAN PEMBAHASAN tampung di tiap tiap sekolah tingkat SLTA
Hasil penelitian akan membahas di Kabupaten Merauke.
tingkat pelayanan fasilitas pendidikan tingkat Untuk mengasumsi penduduk usia
SLTA di Kabupaten Merauke sekolah di Kabupaten Merauke, sumber
data jumlah penduduk usia sekolah
Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Tingkat berdasarkan asumsi dari jumlah penduduk
SLTA di Kabupaten Merauke berdasarkan golongan usia Se-Kabupaten
Merauke dengan rincian umur 16-18
Berdasarkan data dinas pendidikan sebesar 5.97 % untuk penduduk sekolah
Kabupaten Merauke tahun 2016, terdapat lanjut tingkat atas (SLTA)
bangunan SMA berjumlah ± 28 Unit dan SMK Untuk hasil perhitung daya tampung
± 15 Unit yang tersebar di Distrik Kabupaten fasilitas pendidikan tingkat SLTA di
Merauke. Untuk mengetahui jumlah lulusan Kabupaten Merauke dapat dilihat pada
SLTP dan SLTA di Kabupaten Merauke dapat tabel 2 dibawah ini :
dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2 Daya Tampung Fasilitas
Tabel 1 Jumlah Lulusan SLTP dan SLTA di Pendidikan Tingkat SLTA di Kabupaten
Kabupaten Merauke Merauke Tahun 2016

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten


Merauke 2016

Sumber : Hasil Analisis 2016

Berdasarkan tabel diatas fasilitas


pendidikan tingkat SLTA eksisting di
Kabupaten Merauke terdapat 12 Distrik yang
tersedia sekolah tingkat SLTA yaitu Distrik
Eligobel, Distrik Muting, Distrik Naukenjerai,
Gambar 2 Peta Persebaran Lokasi Sekolah Distrik Sota, Distrik Jagebob, Distrik Tanah
Tingkat Atas (SLTA) di Kabupaten
Miring, Distrik Semangga, Distrik Merauke,
Merauke
Distrik Malind, Distrik Kurik, Distrik Okaba,
Sumber : Survey Lapangan 2016
Distrik Kimaam. Total keseluruhan jumlah
rombel / kelas belajar yaitu : ± 376 Unit
Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Rombel dan total ketersediaan bangunan
Untuk mengetahui tingkat pelayanan sekolah yaitu ± 41 unit.
fasilitas pendidikan tingkat SLTA di Pada tabel diatas terlihat ada 3 Distrik
Kabupaten Merauke, maka diperlukan evaluasi yang persentase tingkat kapasitas daya
terhadap pola distribusi yang dilakukan dengan tampung (efisien) dapat menampung 80-100%
menggunakan 2 tahapan analisis yaitu analisis penduduk usia sekolah 16-18 Tahun yaitu
daya tamping, dan analisis tingkat keterisian Distrik Muting (83%), Distrik Sota (97%) dan
Distrik Jagebob (94%). Distrik yang persentase
1. Ketersediaan Daya Tampung kapasitas daya tampung melebihi kapasitas
Sasaran analisis daya tampung fasilitas daya tampung bila menampung >100%
pendidikan tingkat SLTA adalah penduduk usia sekolah 16-18 Tahun yaitu
membandingkan daya tampung (jumlah Distrik Naukenjerai (175%), Distrik Merauke
kelas) yang ada ditiap kelurahan, jumlah
210
(139%), Distrik Okaba (125%). Sedangkan keterisian dinilai kurang (tidak efisien) bila
distrik yang persentase kapasitas daya tampung perbandingan jumlah murid SLTA eksisting
dinilai kurang (tidak efisien) dapat dengan daya tampung SLTA eksisting
menampung <80% penduduk usia sekolah 16- mencapai <80% yaitu Distrik Naukenjerai
18 Tahun yaitu Distrik Eligobel (72%), Distrik (18%), Distrik Sota (51%), Distrik Jagebob
Tanah Miring (50%), Distrik Semangga (19%), (64%), Distrik Tanah Miring (72%), Distrik
Distrik Malind (42%), Distrik Kurik (64%), Semangga (40%), dan Distrik Okaba (50%).
dan Distrik Kimaam (65%).
Evaluasi Tingkat Pelayanan Fasilitas
Pendidikan SLTA di Kabupaten Merauke
2. Tingkat Keterisian
Analisis ini menggunakan Setelah hasil perhitungan evaluasi
perbandingan antara jumlah murid di tiap kapasitas daya tampung fasilitas pendidikan
Distrik di Kabupaten Merauke dengan tingkat SLTA dan evaluasi tingkat keterisian
daya tampung atau kapasitas sekolah fasilitas pendidikan tingkat SLTA di
(kelas)dan dikali 100 untuk melihat Kabupaten Merauke, maka 2 kategori tersebut
persentase tingkat keterisian setiap sekolah diberikan penilaian tingkat pelayanan fasilitas
tingkat SLTA di Kabupaten Merauke. pendidikan tingkat SLTA berdasarkan standar
Untuk hasil perhitung tingkat yang digunakan maka proses evaluasi
keterisian fasilitas pendidikan tingkat dilakukan berdasarkan tingkat efisiensi
SLTA di Kabupaten Meraukedapat dilihat (kecukupan penyediaan sekolah berdasarkan
pada tabel 3 dibawah ini : pemenuhan kebutuhan penduduk usia 16-18
Tabel 3 Tingkat Keterisian Fasilitas tahun, dan tingkat keterisian sekolah), Dalam
Pendidikan Tingkat SLTA di Kabupaten menganalisis tingkat pelayanan fasilitas
Merauke Tahun 2016 pendidikan, teknik yang digunakan adalah
teknik penilaian dengan parameter penilaian
yaitu baik (80-100%), cukup (>100%) dan
kurang (<80%).
Untuk melakukan analisis terhadap
ketiga kategori diatas maka indikator
penilaiannya dapat dilihat pada tabel 4, tabel
5,tabel 6 dan table 7dibawah ini :
Tabel 4 Penilaian Kebutuhan Penduduk
Usia Sekolah Tingkat SLTA di Kabupaten
Merauke
Sumber : Hasil Analisis 2016

Untuk hasil perhitungan tingkat


keterisian ditiap sekolah tingkat SLTA
eksisting terdapat beberapa sekolah yang baik
(efisien), cukup (kelebihan) dan kurang (tidak
efisien) tingkat keterisian sekolah tingkat
SLTA.
Distrik yang persentase tingkat
keterisian baik (efisien) bila perbandingan
jumlah murid SLTA eksisting dengan daya
tampung SLTA eksisting mencapai 80-100%
yaitu Distrik Eligobel, Distrik Muting, Distrik
Merauke, dan Distrik Malind. Untuk
persentase tingkat keteresian cukup (over
kapasitas) bila perbandingan jumlah murid Sumber : Hasil Analisis 2016
SLTA eksisting dengan daya tampung SLTA
eksisting mencapai > 100 % yaitu Distrik
Kurik (106%), dan Distrik Kimaam (113%).
Sedangkan kelurahan yang persentase tingkat
211
Tabel 5 Penilaian Tingkat Keterisian
Sekolah Tingkat SLTA di Kabupaten
Merauke

Sumber : Hasil Analisis 2016


Tabel 6 Penilaian Kondisi Jalan di
Kabupaten Merauke

Gambar 3 Peta Tingkat Pelayanan Fasilitas


Pendidikan Sekolah Tingkat Atas (SLTA) di
Kabupaten Merauke
Sumber : Survey Lapangan 2016

Berdasarkan hasil peta tingkat


pelayanan fasilitas pendidikan sekolah tingkat
SLTA diatas dapat disimpulkan bahwa distrik
yang memiliki penilaian baik dari segi
pemenuhan kebutuhan penduduk usia sekolah,
tingkat keterisian dan kondisi jalan baik adalah
Distrik Muting, Distrik Sota dan Distrik
Merauke. Hal ini dikarenakan ketiga distrik
tersebut dari segi daya tampung kebutuhan
Sumber : Hasil Analisis 2016 penduduk usia sekolah tingkat SLTA dan
Tabel 7 Evaluasi Tingkat Pelayanan tingkat keterisian untuk menampung penduduk
Fasilitas Pendidikan SLTA di Kabupaten berdasarkan usia penduduk usia sekolah
Merauke tingkat SLTA(16-18 Tahun) berkategori baik
(80-100%) atau daya tampung
kapasitassekolah telah digunakan secara
optimal sesuai perbandingan jumlah murid
SLTA eksisting. Dan sarana pendukung
aksesibilitas seperti kondisi jalan juga
memiliki penilaian baik.
Distrik yang memiliki penilaian cukup
(>100 %) yaitu Distrik Kimam,
DistrikEligobel, Distrik Jagebob,Distrik Kurik,
Distrik Malind, Distrik Naukenjerai, dan
Distrik Okaba. Penilaian terhadap kategori ini

212
dikarenakan dari segi pemenuhan kebutuhan
sekolah tingkat SLTA di Distrik tersebut
terjadi over capacity atau kelebihan jumlah
sekolah yang tidak diimbangi dengan
penduduk usia 16-18 dan jumlah murid yang
tidak diimbangi dengan jumlah kelas yang
tersedia di sekolah yang ada di tiap kelurahan
di Kabupaten Merauke.
Distrik yang memiliki penilaian
kurang (<80 %) yaitu Distrik Ilyawab, Kaptel,
Ngguti, Semangga, Tabonji, Tanah Miring,
Tubang, Ulilin, dan Waan. Penilaian terhadap
kategori ini adalah karena di Distrik ini tidak
terdapat fasilitas pendidikan tingkat SLTA Sumber : Hasil Analisis 2016
sehingga perlu adanya penyediaan sekolah Tabel 9 Kebutuhan Fasilitas Pendidikan
tingkat SLTA di distrik tersebut sebagai Tingkat SLTA di Kabupaten Merauke
penunjang akan kebutuhan fasilitas pendidikan pada Tahun 2036
dan program belajar 9 tahun di Kabupaten
Merauke.

Analisis Pemenuhan Kebutuhan


Tujuan analisis ini yaitu
membandingkan jumlah ketersediaan fasilitas
yang telah ada dengan ketetapan dari standar
yang berlaku. Standar yang berlaku dalam
perencanaan sekolah yang digunakan sebagai
acuan yaitu Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun
2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana
Untuk dan Sekolah Lanjut Tingkat Atas
(SLTA).
Berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2007
tentang Standar Penyediaan Sarana dan
Prasarana SMA/MA/SMK, diharapkan fasilitas
pendidikan tingkat SLTA dapat menampung ±
6000 Jiwa di Kabupaten Merauke.
Untuk hasil perhitungan kebutuhan
fasilitas pendidikan tingkat SLTA diKabupaten
Merauke Tahun 2016 dan 2036dapat dilihat
pada tabel 8dan 9 dibawah ini:
Tabel8 Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Gambar 4 Peta Perencanaan Lokasi
Sekolah Tingkat Atas (SLTA) di Kabupaten
Tingkat SLTA di Kabupaten Merauke
Merauke Tahun 2016
pada Tahun 2016 Sumber : Survey Analisis Penulis 2016

213
Sumber : Survey Analisis Penulis 2016

Gambar 5 Peta Perencanaan Lokasi


Sekolah Tingkat Atas (SLTA) di Kabupaten
Merauke Tahun 2036 Gambar 7 Peta Radius Pelayanan Sekolah
Sumber : Survey Analisis Penulis 2016 Lanjut Tingkat Atas (SLTA) dan
Persebaran Tutupan Lahan Pemukiman di
Jangkauan Pelayanan Fasilitas Pendidikan Kabupaten Merauke
Tingkat SLTA Sumber : Survey Analisis Penulis 2016
Fasilitaspendidikansebagaisalahsatu
jenis fasilitaspublik seharusnya tersebarsecara Keberadaan lokasi fasilitas pendidikan
efektif agar setiapfasilitassesuai tingkat SLTA di Kabupaten Merauke
jangkaujaraklayanan yang di tetapkan. cenderung tersebar hanya di satu kawasan
Diharapkan fasilitas pendidikan khususnya yaitu di Distrik Merauke. Berdasarkan hasil
fasilitas pendidikan tingkat SLTA yang ada di buffering jangkauan pelayanan fasilitas
Kabupaten Merauke dapat dijangkau mudah pendidikan tingkat SLTA di Kabupaten
oleh masyarakat. Untuk menganalisa jangkuan Merauke berdasarkan standar Sarana
pelayanan maka standar yang digunakan yaitu Pendidikan dan Pembelajaran berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
dengan standar radius pelayanan yaitu ± 3000 standar radius pelayanan yaitu ± 3000 meter
meter untuk fasilitas pendidikan tingkat SLTA. untuk fasilitas pendidikan tingkat SLTA bahwa
Metode analisis spasial (buffering), kegunaan jarak jangkauan pelayanan cenderung tidak
analisis ini adalah melihat keterjangkauan dapat melayani distrik atau kampung –
fasilitas pendidikan terhadap penduduk. kampung disekitarnya hal ini dikarenakan
Untuk mengetahui persebaran dan bentang luasan di Kabupaten Merauke sangat
hasil buffering jarak jangkauan pelayanan luas sehingga tidak efektif untuk jangkauan
sekolah lanjut tingkat atas (SLTA) di masyarakat atau penduduk untuk menjangkau
Kabupaten Merauke dapat dilihat pada gambar sekolah yang ada di Kabupaten Merauke.
dibawah ini: Ketersediaan lokasi sekolah di
Kabupaten Merauke yang dapat melayani
keseluruhan penduduk belum sepenuhnya
melayani keseluruhan penduduk berdasarkan
luasan Distrik atau Kecamatan. Dan ada juga
sekolah yang lokasinya sangat berdekatan
dengan sekolah lain sehingga jangkauan
pelayanan pada tiap sekolah yang diharapkan
dapat melayani penduduk kurang maksimal.
Sekolah yang paling banyak terkena
hasil buffering yaitu di Distrik Merauke,
berdasarkan konsep neighborhood dapat
dikatakan tidak efektif dalam merencanakan
Gambar 6 Peta Radius Pelayanan Sekolah letak lokasi sekolah, karena konsep teori
Lanjut Tingkat Atas (SLTA) di Kabupaten neighborhood dalam merencanakan lokasi
Merauke sekolah diharapkan dapat diterapkan agar

214
sekolah yang disediakan dapat mengukur dasar Distrik Sota, Distrik Jagebob, Distrik Tanah
keefektifan jarak jangkauan yang mudah Miring, Distrik Semangga, Distrik Merauke,
dicapai dengan berjalan kaki maupaun dengan Distrik Malind, Distrik Kurik, Distrik Okaba,
menggunakan kendaraan dan adanya kontak Distrik Kimaam. Distrik yang terdapat sekolah
langsung individual terhadap fasilitas tingkat SLTA terbanyak yaitu Distrik Merauke
pendidikan dalam mendukung kebutuhan ± 24 unit.
permukiman sehingga perlu ada tindak lanjut
dari pemerintah Kabupaten Merauke untuk Sekolah yang tidak terdapat di distrik
memperhatikan lokasi kawasan perencanaan Kabupaten Merauke yaitu : Distrik Ulilin,
fasilitas pendidikan tingkat SLTA agar Distrik Animha, Distrik Ngguti, Distrik
masyarakat dapat mengakses dengan mudah Kaptel, Distrik Tubang, Distrik Ilyawab,
apalagi kondisi jalan yang rusak di beberapa Distrik Tabonji dan Distrik Waan sehingga
distrik sehingga perlu adanya pemerataan perlu adanya perencaan pembangunan fasilitas
lokasi fasilitas karena pendidikan merupakan pendidikan tingkat SLTA baru di 8 lokasi
salah satu aspek penting dalam perkembangan tersebut. Sedangkan dari segi evaluasi tingkat
kehidupan masyarakat serta berperan untuk pelayanan fasilitas pendidikan eksisting di
meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Kabupaten Merauke Tahun 2016, beberapa
Kabupaten Merauke. lokasi sekolah di beberapa distrik yang tingkat
pelayanannya (kurang) perlu di adakan
Perencanaan Fasilitas Pendidikan tingkat penyediaan fasilias pendidikan baru di lokasi
SLTA di Kabupaten Merauke tersebut.
KESIMPULAN
Kabupaten Merauke merupakan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
kabupaten yang memiliki luasan wilayah yang mengenai perencanaan fasilitas pendidikan
cukup besar dan menjadi kawasan lumbung tingkat SLTA di Kabupaten Merauke maka
beras terbesar di indonesia. Persebaran lokasi dapat disimpulkan:
sekolah tingkat SLTA di Kabupaten Merauke 1. Jumlah ketersediaan fasilitas pendidikan
cenderung tidak menyebar atau dapat tingkat atas (SLTA) eksisting terbanyak
menjangkau beberapa distrik/ kelurahan di yaitu Distrik Merauke dengan jumlah 24
Kabupaten Merauke. Berdasarkan Standar unit SLTA Sederajat (SMA, SMK, MA).
Sarana dan Prasarana SMA/MA Berdasarkan 2. Berdasarkan hasil pemetaan, dapat dilihat
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 bahwa persebaran fasilitas pendidikan
Tahun 2007 diharapkan dalam merencanakan tingkat SLTA yang cenderung tersebar
lokasi fasilitas pendidikan diharuskan dapat hanya pada wilayah selatan atau pusat kota
menjangkau ke pemukiman penduduk Kab. Merauke yaitu Distrik Merauke.
sehingga dalam menentukan standar lokasi 3. Berdasarkan penilaian daya tampung
sekolah harus memiliki kriteria meliputi radius fasilitas pendidikan tingkat SLTA di Kab.
daerah jangkauan, karakteristik desain, dan Merauke ada 3 Distrik yang persentase
lokasi yang ditetapkan di tiap tingkatan tingkat kapasitas daya tampung (efisien)
pendidikan dapat menampung 80-100% penduduk usia
Bunyi UUD 1945 diatas pemerintah sekolah 16-18 Tahun yaitu Distrik Muting
perlu menganggarkan 20 persen dari anggaran (83%), Distrik Sota (97%) dan Distrik
pendapatan dan belanja negara serta dari Jagebob (94%). Distrik yang persentase
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk kapasitas daya tampung melebihi kapasitas
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan daya tampung bila menampung >100%
pendidikan nasional. Perencanaan fasilitas penduduk usia sekolah 16-18 Tahun yaitu
pendidikan di Kabupaten Merauke berdasarkan Distrik Naukenjerai (175%), Distrik
perhitungan analisis pemenuhan kebutuhan Merauke (139%), Distrik Okaba (125%).
Standar Sarana dan Prasarana SMA/MA Sedangkan distrik yang persentase
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan kapasitas daya tampung dinilai kurang
Nasional No 24 Tahun 2007, beberapa lokasi (tidak efisien) dapat menampung <80%
fasilitas pendidikan tingkat SLTA eksisting di penduduk usia sekolah 16-18 Tahun yaitu
Kabupaten Merauke terdapat 12 Distrik yang Distrik Eligobel (72%), Distrik Tanah
tersedia sekolah tingkat SLTA yaitu Distrik Miring (50%), Distrik Semangga (19%),
Eligobel, Distrik Muting, Distrik Naukenjerai,
215
Distrik Malind (42%), Distrik Kurik dikarenakan dari segi pemenuhan
(64%), dan Distrik Kimaam (65%). kebutuhan sekolah tingkat SLTA di
4. Berdasarkan penilaian tingkat keterisian Distrik tersebut terjadi over capacity
sekolah tingkat SLTA di Kab. Merauke, atau kelebihan jumlah sekolah yang
Distrik yang persentase tingkat keterisian tidak diimbangi dengan penduduk usia
baik (efisien) bila perbandingan jumlah 16-18 dan jumlah murid yang tidak
murid SLTA eksisting dengan daya diimbangi dengan jumlah kelas yang
tampung SLTA eksisting mencapai 80- tersedia di sekolah yang ada di tiap
100% yaitu Distrik Eligobel, Distrik kelurahan di Kabupaten Merauke.
Muting, Distrik Merauke, dan Distrik c) Distrik yang memiliki penilaian
Malind. Untuk persentase tingkat kurang (<80 %) yaitu Distrik Ilyawab,
keteresian cukup (over kapasitas) bila Kaptel, Ngguti, Semangga, Tabonji,
perbandingan jumlah murid SLTA Tanah Miring, Tubang, Ulilin, dan
eksisting dengan daya tampung SLTA Waan. Penilaian terhadap kategori ini
eksisting mencapai > 100 % yaitu Distrik adalah karena di Distrik ini tidak
Kurik (106%), dan Distrik Kimaam terdapat fasilitas pendidikan tingkat
(113%). Sedangkan kelurahan yang SLTA sehingga perlu adanya
persentase tingkat keterisian dinilai kurang penyediaan sekolah tingkat SLTA di
(tidak efisien) bila perbandingan jumlah distrik tersebut sebagai penunjang
murid SLTA eksisting dengan daya akan kebutuhan fasilitas pendidikan
tampung SLTA eksisting mencapai <80% dan program belajar 9 tahun di
yaitu Distrik Naukenjerai (18%), Distrik Kabupaten Merauke.
Sota (51%), Distrik Jagebob (64%),
Distrik Tanah Miring (72%), Distrik
Semangga (40%), dan Distrik Okaba
(50%). DAFTAR PUSTAKA
5. Berdasarkan hasil peta tingkat pelayanan Anonoim, 2006. Depdiknas.
fasilitas pendidikan sekolah tingkat SLTA 2006.PeraturanMenteriPendidikan
diatas dapat disimpulkan : Nasional Nomor24Tahun2007 tentang
a) Distrik yang memiliki penilaian baik StandarSaranadanPrasaranaUntuk
dari segi pemenuhan kebutuhan SekolahDasar/ Madrasah Ibtidaiyah
penduduk usia sekolah, tingkat (SD/MI),SekolahMenengahPertama /
keterisian dan kondisi jalan baik Madrasah Tsanawiyah
adalah Distrik Muting, Distrik Sota (SMP/MTs),danSekolahMenengahAta
dan Distrik Merauke. Hal ini s/ Madrasah Aliyah(SMA/MA).
dikarenakan ketiga distrik tersebut dari Anonim, 1987. Departemen Pekerjaan Umum
segi daya tampung kebutuhan Republik Indonesia. 1987. Keputusan
penduduk usia sekolah tingkat SLTA Menteri Pekerjaan Umum Nomor
dan tingkat keterisian untuk 378/KPTS Tahun 1987, Tentang
menampung penduduk berdasarkan Petunjuk Perencanaan Kawasan
usia penduduk usia sekolah tingkat Permukiman Kota. Jakarta.
SLTA (16-18 Tahun) berkategori baik Anonim, 2014. Dokumen RTRW Kabupaten
(80-100%) atau daya tampung Merauke Tahun 2014-2034
kapasitassekolah telah digunakan Anonim, 2012. Undang-Undang Republik
secara optimal sesuai perbandingan Indonesia No 20 tahun 2003 tentang
jumlah murid SLTA eksisting. Dan Sistem Pendidikan Nasional
sarana pendukung aksesibilitas seperti Barnawi., Arifin Muhammad, Manajemen
kondisi jalan juga memiliki penilaian Sarana dan Prasarana Sekolah,
baik. Yogyakarta: Ruzz Media
b) Distrik yang memiliki penilaian cukup Daryanto., Farid, Mohammad, 2013, Konsep
(>100 %) yaitu Distrik Kimam, Dasar Manajemen Pendidikan di
DistrikEligobel, Distrik Jagebob, Sekolah, Yogyakarta: Gava Media
Distrik Kurik, Distrik Malind, Distrik Mirsa, Rinaldi, 2012, Elemen Tata Ruang
Naukenjerai, dan Distrik Okaba. Kota, Yogyakarta: Graha Ilmu
Penilaian terhadap kategori ini
216
Sadana, Agus, 2014, Perencanaan Kawasan
Permukiman, Yogyakarta: Graha Ilmu
Sinulingga, Budi, 1999, Pembangunan Kota
Tinjauan Regional dan Lokal, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
Tarigan, R., 2006. Perencanaan Pembangunan
Wilayah (Edisi Revisi). Jakarta. PT.
Bumi Aksara.
Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja
Perusahaan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

217

Anda mungkin juga menyukai