Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PIJAT OKSITOSIN
DIRUANG BRAWIJAYA RSUD KANJURUHAN KEPANJEN

Disusun Oleh:
Kelompok 09

1. Nur Ifni Azizah


2. Anisa Rizky Aulia
3. Muhammad Amir

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Topik / masalah : Pijat Oktitosin
2. Tempat : Ruangan Brawijaya RSUD Kanjuruhan Kepanjen
3. Hari/Tanggal : Sabtu/ 11 Mei 2019
4. Waktu : 09.00-09.45 WIB
5. Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
BAB I

1.1 Latar Belakang

Pijatan atau rangsangan pada tulang belakang, neurotransmitter akan


merangsang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke hypothalamus di
hypofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin sehingga menyebabkan buah
dada mengeluarkan air susunya. Pijatan di daerah tulang belakang ini juga akan
merileksasi ketegangan dan menghilangkan stress dan dengan begitu hormon
oksitosoin keluar dan akan membantu pengeluaran air susu ibu, dibantu dengan
isapan bayi pada puting susu pada saat segera setelah bayi lahir dengan keadaan
bayi normal (Guyton, 2007, hlm. 45).
Pijat merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi
ASI. Pijat adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai
tulang costae kelima-keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon
prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan (Biancuzzo, 2003; Indiyani, 2006;
Yohmi & Roesli, 2009). Pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan hormon
oksitosin yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun otomatis keluar.
Penelitian yang dilakukan oleh Eko (2011) menunjukkan bahwa kombinasi teknik
marmet dan pijat oksitosin dapat meningkatkan produksi ASI.
Perawat mempunyai peran yang penting dalam pemenuhan kebutuhan ASI
untuk bayi dan cara mengatasi masalah atau gangguan dalam pemenuhan ASI.
Oleh karena itu, perawat harus memahami konsep kebutuhan ASI bagi ibu
menyusui. Dalam makalah ini kami menyajikan materi mengenai teknik yang
dapat dilakukan dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan ASI untuk bayi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui


tentang “Pijat Oksitosin”

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga mampu :


1. Menyebutkan pengertian pijat oksitosin
2. Menyebutkan manfaat dan tujuan pijat oksitosin
3. Menjelaskan penatalaksanaan pijat oksitosin
BAB II

TINJAUAN TEORI DAN MATERI

A. Pengertian
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur
kebutuhan bayi fisik, psikologisosial maupun spiritual. ASI mengandung
nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti
inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan
(Hubertin, 2008).
Pijat ASI merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat ASI adalah pemijatan pada sepanjang
tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan
merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin
setelah melahirkan (Yohmi & Roesli, 2009).
Pijat ASI yang sering dilakukan dalam rangka meningkatkan
ketidaklancaran produksi ASI adalah pijat oksitosin. Pijat oksitosin, bisa
dibantu pijat oleh ayah atau nenek bayi. Pijat oksitosin ini dilakukan untuk
merangsang refleks oksitosin atau reflex let down. Selain untuk
merangsang refleks let down manfaat pijat oksitosin adalah memberikan
kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak (engorgement), mengurangi
sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon oksitosin, mempertahankan
produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Depkes RI, 2007).

B. Komposisi ASI
1. Mengandung zat gizi (nutrien)
Menurut Dewi (2011), ASI mengandung zat yang sangat dibutuhkan
bayi, yang terdiri dari:
a. Lemak
Lemak merupakan sumber kalori (energi) utama dalam ASI dengan
kadar yang cukup tinggi, yaitu sebesar 50%. Lemak ASI juga
merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi, tetapi mudah
diserap oleh bayi karena sudah berbentuk emulsi. Lemak ASI
terdiri dan trigliserida (98-99%). Enzim lipase yang terdapat dalam
sistem pencernaan bayi dan ASI akan mengurangi trigliserida
menjadi gliserol dan asam lemak. Salah satu keunggulan lemak
ASI adalah kandungan asam lemak esensial, yaitu
docosahexaenoic acid (DHA) dan arachidnoic acid (AA). Selain
itu juga mengandung kadar kolesterol yang tinggi.
b. Karbohidrat
Karbohidrat utama (kadarnya paling tinggi) dalam ASI adalah
lactose yang mempertinggi penyerapan kalsium yang dibutuhkan
bayi.
c. Protein
Keistimewaan protein dalam ASI dapat dilihat dari rasio protein
whey= 60 : 40. Selain itu, protein ASI mempunyai kandungan alfa-
laktabumin, asam amino esensial taurin yang tinggi, serta kadar
poliamin dan nukleotid yang penting untuk sintesis protein pada
ASI yang tinggi.
d. Mineral
ASI mengandung mineral lengkap. Total mineral selama laktasi
adalah konstan. Fa dan Ca paling stabil, tidak terpengaruh diet ibu.
Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama kalsium, kalium,
dan natrium dari asam klorida dan fosfat. Bayi yang diberi ASI
tidak akan menerima pemasukan suatu muatan garam yang
berlebihan sehingga tidak memerlukan air tambahan di bawah
kondisi umum.
e. Air
Sekitar 88% ASI terdiri atas ASI yang berguna melarutkan sat-sat
yang terdapat didalamnya sekaligus juga dapat meredakan
rangsangan haus dari bayi.
f. Vitamin
Kandungan vitamin dalam ASI adalah lengkap, vitamin A, D dan
C cukup. Sementara itu, golongan vitamin B kecuali riboflafin dan
asam penthpthenik lebih kurang.
2. Mengandung zat protektif
Perinasia (2009, hlm. 82), mengemukakan bahwa ASI mengandung zat
protektif untuk mencegah infeksi yang terdiri dari :
a. Laktobasilus bifidus
Laktobasilus bifidus berfungsi mengubah laktosa menjadi asam
laktat dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran
pencernaan bersifat asam segingga menghambat pertumbuhan
mikroorganisme seperti bakteri E.Coli yang sering menyebabkan
diare. Laktobasilus mudah tumbuh cepat dalam usus bayi yang
mendapat ASI, karena ASI mengandung polisakarida yang
berikatan dengan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan
laktobasilus bifidus.
b. Laktoferin
Laktoferin adalah protein yang berikatan dengan zat besi.
Konsentrasinya dalam ASI sebesar 100 mg/100ml tertinggi
diantara semua cairan biologis. Dengan mengikat zat besi, maka
laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kuman
tertentu, yaitu stafilokokus dan E coli yang juga mengeluarkan zat
besi untuk pertumbuhannya. Selain menghambat bakteri tersebut,
laktoferin dapat pula menghambat pertumbuhan jamur kandida.
c. Lisozim
Lisozim adalah enzim yang dapat memecah dinding bakteri dan
anti inflamantori, bekerja sama dengan peroksida dan askorbat
untuk menyerang E Coli dan salmonela. Konsentarsinya dalam
ASI sangat banyak dan merupakan komponen terbesar dalam fraksi
whey ASI. Keunikan lisozim lainnya adalah bila faktor protektif
lain menurun kadarnya sesuai tahap lanjut ASI, maka lisozim justru
meningkat pada 6 bulan pertama setelah kelahiran. Hal ini
merupakan keuntungan karena setelah 6 bulan bayi mulai
mendapatkan makanan padat dan lisozim merupakan faktor
protektif terhadap kemungkinan serangan bakteri patogen dan
penyakit diare pada periode ini.
d. Komplemen C3 dan C4
Kedua komplemen ini walaupun kadarnya dalam ASI rendah,
mempunyai daya opsonik, anafilaktosis, dan kemotaktik yang
bekerja bila diaktifkan oleh IgA dan IgE yang juga terdapat dalam
ASI.
e. Faktor antistreptokokus
Dalam ASI terdapat faktor antistreptokokus yang melindungi bayi
terhadap infeksi kuman tersebut.
f. Antibodi
Secara elektroforetik, kromatografik dan radio imunoassay terbukti
bahwa ASI terutama kolostrum mengandung imunoglobulin yaitu
secretori IgA, IgE, IgM, dan IgG. Dari semua imunoglobulin
tersebut yang terbanyak adalah IgA. Antibodi dalam ASI dapat
bertahan di dalam saluran pencernaan bayi karena tahan terhadap
asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan membuat
lapisan pada mukosanya sehingga mencegah bakteri patogen dan
enterovirus masuk ke dalam mukosa usus.

C. Manfaat Pijat Oksitosin


1. Meningkatkan hormone oksitosin yang dapat menenangkan ibu,
sehingga ASI dapat keluar.
2. Membantu ibu secara psikologis, menenangkan dan tidak stress
3. Membangkitkan rasa percaya percaya diri ibu untuk menyusui
4. Membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan yang baik
tentang bayinya
5. Meningkatkan produksi ASI
6. Memperlancar ASI

D. Pengeluaran ASI
Apabila bayi disusui maka gerakan menghisap yang berirama akan
menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria
posterior sehingga keluar hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel
miopitel disekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk
alam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengarui oleh
isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus
melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.

E. Penatalaksanaan Pijat Oksitosin


1. Melepaskan baju ibu bagian atas.
2. Melakukan kompres hangat dan pijat pada payudara terlebih dahulu
3. Ada 2 posisi yang bisa ibu coba yaitu ibu bisa telungkup di meja atau
posisi ibu telungkup pada sandaran kursi
4. Kemudian carilah tulang yang paling menonjol pada tengkuk/leher
bagian belakang atau disebut cervical vertebrae
5. Dari titik tonjolan tulang tadi turun ke bawah kurang lebih 2 cm dan
kekiri kanan kurang lebih 2 cm. disitulah posisi jari diletakkan untuk
memijat
6. Memijat bisa menggunakan jempol tangan kiri dan kanan atau
punggung telunjuk kiri dan kanan
7. Untuk ibu yang gemuk bisa dengan cara posisi tangan dikepal lalu
gunakan tulang-tulang disekitar punggung tangan
8. Mulailah pemijatan dengan gerakan memutar perlahan-lahan lurus
kearah bawah sampai batas garis bra. Dapat juga diteruskan sampai ke
pinggang
9. Pijat oksitosin bisa dilakukan kapanpun ibu mau dengan durasi 3-5
menit. Lebih disarankan dilakukan sebelum menyusui atau memerah
ASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PIJAT OKSITOSIN

A. Materi
Tinjauan teori dan materi

B. Metode dan Media


- Ceramah
- Tanya jawab
- Leaflet

C. Strategi
1. Kontrak dengan pasien dan keluarga (waktu, tempat, topik)
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
3. Dengan tanya jawab langsung.

D. Waktu dan Tempat


Waktu : 09.00 – 09.45 WIB
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Mei 2019
Tempat : Ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Kepanjen

E. Proses Penyuluhan

NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN


1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Membalas salam
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan dan
mendengarkan
2 Ketersediaan pasien 1 menit Menanyakan Pasien bersedia
untuk mengikuti keikutsertaan pasien
penyuluhan dan keluarga
3 Penyajian bahan 20 menit - Menjelaskan 1. Mendengarkan dan
tentang: pengertian pijat
2. Mempraktekkan
- Menjelaskan oksitosin
pengertian pijat - Menjelaskan
oksitosin tujuan pijat
- Menjelaskan tujuan oksitosin
pijat oksitosin - Menjelaskan
- Menjelaskan manfaat manfaat pijat
pijat oksitosin oksitosin
- Menjelaskan - Menjelaskan
penatalaksanaan pijat penatalaksanaan
oksitosin pijat oksitosin

3 Evaluasi 15 menit 1. Memberi kesempatan


kepada peserta untuk
bertanya untuk
mengevaluasi peserta,
apakah peserta dapat
menjelaskan kembali
materi penkes dengan
bertanya
2. Menyimpulkan
kembali materi yang
disajikan
3. Diharapkan 30%
memahami materi
4 Penutup 5 menit 1. Penyaji mengucapkan1. Menjawab salam
terima kasih
2. Mengucapkan salam
penutup

F. Pengorganisasian
MC : Anisa Rizky Aulia
Penyaji materi : Muhammad Amir
Evaluasi : Nur Ifni Azizah
Observer : CI Ruangan

G. Setting Tempat
Keterangan :
: klien : perawat

: keluarga

H. Perkiraan hambatan
1. Jadwal penyuluhan kurang sesuai
2. Pasien tidak kooperatif

I. Antisipasi hambatan atau masalah


1. Jadwal penyuluhan di sesuaikan (tidak pada waktu penyuluhan)
2. Melakukan kerja sama dengan keluarga untuk mendampingi pasien
selama penyuluhan

J. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA

Monika. (2016). Panduan Praktikum Keperawatan Maternitas. Jakarta: ECG

Rahayu, A. P. (2016). Buku Pintar Asi dan Menyusui. Jakarta: Salemba Medika

Roesli. (2008). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Salemba Medika

Teknik relaksasi nafas dalam. [diunduh pada tanggal 9 Januari 2017] tersedia
www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312001/bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai