Anda di halaman 1dari 8

MUNAJAT

“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.’” (Al-
Mu’min: 60)

KEUTAMAAN SHALAT MALAM DAN WAKTU MENJELANG PAGI


Barangkali waktu terbaik untuk bermunajat adalah di saat engkau hanya berduaan dengan
Tuhanmu sedangkan manusia dan segenap makhluk terlelap dalam tidur, seluruh jagat raya
diselimuti keheningan, malam telah membentangkan tirainya dan bintang-bintang nyaris
tenggelam di kejauhan. Saat itulah engkau membangkitkan kesadaran hati, mengingat Rabbmu,
mengakui kelemahanmu dan kebesaran Pelindungmu, agar tumbuh hasrat untuk menemui-Nya
dan hatimu tenang karena mengingat-Nya. Engkau bahagia dengan anugerah dan kasih sayang-
Nya; menangis karena takut kepada-Nya dan merasakan pengawasan-Nya. Engkau
memanjatkan doa dengan sepenuh hati dan memohon ampun dengan sungguh-sungguh.
Engkau menyampaikan segala keperluanmu kepada Zat yang tidak ada sesuatu yang tidak
mungkin dilakukan-Nya dan tidak disibukkan untuk mengerjakan sesuatu karena mengurus
yang lain. Sebab, jika Dia menghendaki sesuatu maka cukup dengan mengatakan, “Jadilah”,
maka jadilah yang dikehendaki-Nya itu. Engkau memohon kepada-Nya untuk mencukupi
kebutuhan duniamu, akhiratmu, jihadmu, dakwahmu, harapan-harapanmu, cita-citamu,
negaramu, keluargamu, dirimu, dan saudara-saudaramu. Dan, kemenangan hanyalah dari Allah
yang Mahaperkasa dan Mahabijaksana

DALIL AYAT-AYAT AL-QUR’AN


Allah swt. berfirman,
“Di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus. Mereka membaca ayat-ayat Allah
pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (shalat). Mereka beriman
kepada Allah dan hari akhir. Mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan. Mereka itu termasuk orang-
orang yang shalih. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak
dihalangi (menerima pahala)nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.” (Ali
`Imran: 113-115)
“Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-
istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
(Yaitu) orang-orang yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya, kami telah beriman, maka
mpunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka.’ (Yaitu) orang-orang yang
sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang
memohon ampun di waktu sahur.” (Ali `Imran: 15-17)
“Sesungguhnya, orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata
air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya, mereka sebelum
itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di
waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (Adz-Dzariyat:
15-18)
“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada
dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun
berdiri. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam
bintang-bintang (di waktu fajar).” (Ath-Thur: 48-49)

DALIL HADITS-HADITS NABI SAW.


Abu Hurairah ra. menyatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tuhan kita yang Mahasuci dan
Mahatinggi turun setiap malam ke langit yang paling rendah, tepatnya ketika tersisa sepertiga
malam terakhir seraya berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan. Siapa
yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri. Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku
niscaya Aku mengampuninya.’” (h.r. Bukhari, Malik, Muslim, Tirmidzi dan lainnya)
Dalam riwayat Muslim dinyatakan, “Sesungguhnya, Allah mengundurkan hingga ketika
sepertiga malam pertama telah berlalu, maka Dia turun ke langit paling dekat dengan dunia
seraya berfirman, ‘Aku-lah Raja sesungguhnya, maka adakah yang memohon kepada-Ku.”
`Amr bin `Anbasah ra. menyatakan bahwa dirinya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Saat
paling dekat bagi Allah `Azza wa Jalla dari hamba-Nya adalah di larut malam. Karena itu,
sekiranya engkau mampu menjadi salah seorang yang berzikir kepada Allah pada saat itu, maka
lakukanlah.” (h.r. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Mughirah bin Syu`bah ra. menuturkan bahwa Nabi saw. selalu mengerjakan shalat malam
sehingga kedua telapak kaki beliau pecah. Ketika dikatakan kepada beliau, “Bukankah segala
dosamu yang lalu dan yang akan datang telah diampuni?” Beliau menjawab, “Apa salahnya jika
aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?” (h.r. Al-Khamsah kecuali Abu Dawud)
`Aisyah ra. berkata, “Rasulullah saw. tidak pernah meninggalkan shalat malam. Jika sesekali
beliau sakit ataupun kurang bersemangat, beliau melakukannya sambil duduk.” (h.r. Abu
Dawud)
Abdullah bin `Amru bin Al-`Ash ra. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang
mengerjakan shalat malam dengan membaca sepuluh ayat, maka dia tidak akan termasuk
golongan orang-orang yang lalai. Siapa yang mengerjakan shalat malam dengan membaca
seratus ayat, maka dia akan tercatat sebagai bagian dari golongan orang-orang yang taat
(qanitin). Dan, siapa yang mengerjakan shalat malam dengan membaca seribu ayat, maka dia
termasuk orang-orang yang mendapat pahala sangat besar.” (h.r. Abu Dawud)

DALIL ATSAR GENERASI SALAF


Dhirar Ash-Shada’i menggambarkan sebuah pemandangan yang dilihatnya dari Ali ra. dalam
sebuah penuturan, “Dia sangat menjaga jarak dengan dunia dan gemerlapnya, dan sangat
merindukan malam dan keterasingannya. Aku bersaksi pernah melihatnya di saat malam telah
membentangkan tirainya dan bintang-gemintang tenggelam di kejauhan. Ketika itu dia berdiri
di mihrabnya sambil memegang janggut. Tubuhnya gemetar, namun selayaknya orang sehat
biasa. Tangisannya mengiris hati selazimnya orang yang sedih seraya berkata, ‘Hai dunia,
perdayalah siapa pun selain diriku. Apakah engkau menjauhiku atau malah merindukanku.
Mustahil…, itu mustahil, karena aku telah menceraikanmu dengan tiga talak tanpa mungkin
rujuk kembali. Umurmu terlalu pendek, perhitunganmu terlalu berat dan bahayamu terlalu
hina. Sungguh malang diri ini di saat bekal terlalu sedikit, sementara perjalanan begitu jauh dan
jalan yang ditempuh sangat liar.’”
KEUTAMAAN DOA DAN ISTIGFAR
Banyak ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi saw. yang mencantumkan keutamaan istigfar dan doa.
Kami akan menyebutkan beberapa di antaranya.

AYAT-AYAT AL-QUR’AN
Allah swt. berfirman,
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-
Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah: 186)
“Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan, siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu,
sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan
surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya. Itulah
sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (Ali `Imran: 135-136)
“Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya, Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (An-Nisa’: 32)
“Dan siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun
kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa’:
110)
“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.
Sesungguhnya, Dia adalah Maha Penerima tobat.” (An-Nashr: 3)

HADITS-HADITS NABI SAW.


Ibnu Umar ra. menyatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Siapa di antara kalian yang
dibukakan pintu doa, maka dibukakan baginya pintu rahmat. Tidak ada perkara yang lebih
disukai Allah untuk diminta dari-Nya selain daripada keselamatan. Sesungguhnya, doa berguna
bagi segala sesuatu yang telah ataupun belum diturunkan. Tidak ada yang dapat menolak takdir
kecuali doa. Karena itu, hendaklah kalian berdoa, wahai hamba-hamba Allah.” (h.r. Tirmidzi)
`Ubadah bin Shamit ra. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada seorang
muslim di muka bumi ini yang memanjatkan suatu permohonan kepada Allah ta`ala melainkan
Allah akan mengabulkannya, atau menghindarkannya dari keburukan yang setara dengannya,
selama permohonannya tidak mengandung dosa atau memutuskan hubungan kekeluargaan.”
(h.r. Tirmidzi)
Abu Hurairah ra. menyatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya, apabila seorang
hamba melakukan suatu perbuatan dosa, maka di hatinya ditorehkan satu titik hitam.
Seandainya dia meninggalkannya lalu memohon ampun dan bertobat, maka hatinya menjadi
bersih seperti semula. Tapi apabila dia mengulanginya, maka ditambahlah titik hitam itu
sehingga menutup permukaan hatinya. Itulah Ar-Ran yang disebut oleh Allah dalam firman-Nya,
‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati
mereka.’” (Al-Muthaffifin: 14) (h.r. Tirmidzi dan Nasa’i) Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan
shahih.”

ETIKA DOA
Al-Qur’anul Karim menyebut beberapa etika doa, seperti pasrah, takut, tenang dan bersikap
sopan kepada Allah swt. Hadits-hadits shahih juga menyebut hal yang sama. Di antara etika-
etika tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mengangkat telapak tangan bagian dalam ketika memanjatkan doa.
2. Konsentrasi dan yakin akan dikabulkan.
3. Mengawali doa dengan memuji dan menyanjung Allah, dan mengucapkan shalawat dan
salam kepada Rasulullah saw.
4. Umar ra. menyatakan bahwa Rasulullah saw.
5. Menutup doa dengan mengucapkan kata, ‘Amin.’
6. Tenang dan tidak mengangkat suara keras-keras ketika berdoa.
7. Memilih ungkapan-ungkapan doa yang singkat tapi padat atau doa-doa yang menghimpun
segenap kebaikan.
8. Mengulang doa dan istigfar sebanyak tiga kali
9. Tidak menuntut agar doanya cepat dikabulkan.
10. Tidak mendoakan dirinya, anak dan hartanya dengan permohonan yang buruk.
11. Mendoakan diri sendiri terlebih dulu sebelum mendoakan orang lain.

WAKTU-WAKTU TERKABULNYA DOA


Ada beberapa waktu yang diharapkan doa akan dikabulkan pada saat itu, di antaranya adalah:
1. waktu antara azan dan iqamat.
2. ketika sujud.
3. dalam perjalanan dan ketika dizalimi.
4. ketika azan, perang dan hujan. Saudaraku, berusahalah untuk berdoa dengan sungguh-sungguh dan
memperbanyak istigfar setiap saat, terutama pada waktu-waktu di atas dan saat malam telah larut,
serta menjelang pagi. Semoga bertepatan dengan satu waktu yang diliputi keridhaan Allah dan
curahan kasih sayang-Nya, sehingga engkau termasuk orang yang beruntung di dunia dan akhirat.

BEBERAPA CONTOH DOA

CONTOH DOA DARI AL-QUR’AN


“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami
dari siksa neraka.” (Al-Baqarah: 201)
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan
kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan
rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”
(Al-Baqarah: 286)
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan sesudah Engkau
beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena
sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia).” (Ali `Imran: 8)
“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan
dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang
kafir.” (Ali `Imran: 147)
“Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi
kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami.” (Al-Kahfi: 10)
“Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk
orang-orang yang zalim.” (Al-Anbiya’: 87)
“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan
orang- orang yang shalih, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang
datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga
yang penuh kenikmatan.” (Asy-Syu`ara’: 83-85)
“Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman
dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan
bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan.” (Nuh: 28)

PUJIAN DAN SANJUNGAN KEPADA ALLAH SWT.


Buraidah ra. berkata, “Suatu ketika Nabi saw. mendengar seorang laki-laki mengucapkan, ‘Ya
Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan benar-benar bersaksi bahwa
sesungguhnya Engkaulah Allah yang tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau; Zat
yang Maha Esa yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu; Yang tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan; dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.’ Maka Rasulullah saw.
bersabda, ‘Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, lelaki itu telah memohon kepada Allah
dengan menyebut nama-Nya yang paling agung. Nama yang apabila Allah dimohon dengannya,
maka akan mengabulkan, dan apabila diminta dengannya maka akan memberinya.’” (h.r. Abu
Dawud dan Tirmidzi)

UCAPAN SHALAWAT DAN SALAM KEPADA RASULULLAH SAW.


Abu Mas`ud Al-Anshari ra. menuturkan, “Rasulullah saw. menjumpai kami saat kami sedang
berkumpul bersama Sa`ad bin `Ubadah. Basyir bin Sa`ad berkata, ‘Wahai Rasulullah, Allah ta`ala
memerintahkan kami agar bershalawat kepadamu, maka bagaimana caranya?’ Rasulullah saw.
bersabda, ‘Ucapkanlah, ya Allah curahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga
Muhammad, sebagaimana Engkau mencurahkan shalawat kepada keluarga Ibrahim. Berkahilah
Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberkahi keluarga Ibrahim di
seluruh alam semesta. Sesungguhnya, Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia. Sedangkan salam,
diucapkan seperti yang telah kalian ketahui.’” (h.r. As-Sittah kecuali Bukhari)
“Ya Allah, Engkaulah yang membentangkan segala yang terbentang, menopang segala makhluk
yang tertahan, menciptakan hati berdasarkan fitrahnya, baik yang celaka maupun yang bahagia,
anugerahkanlah segenap shalawat-Mu yang mulia dan berkah-Mu yang terus bertambah
kepada Muhammad, hamba dan Rasul-Mu, penutup seluruh nabi terdahulu dan pembuka bagi
semua yang tertutup, serta nabi yang menyatakan kebenaran dengan kebenaran.” (dikutip dari
Nahjul Balaghah)
DOA RASULULLAH SAW. DALAM SHALAT TAHAJJUD
Ibnu Abbas ra. menyatakan bahwa apabila Rasulullah saw. mengerjakan shalat malam
(tahajjud), beliau biasa mengucapkan doa berikut. “Ya Allah, Rabb kami, segala puji bagi-Mu.
Engkaulah yang mengurus langit dan bumi serta semua yang menghuninya. Segala puji bagi-
Mu. Engkaulah cahaya yang menyinari langit dan bumi serta semua yang menghuninya. Segala
puji bagi-Mu. Engkaulah pemilik langit dan bumi serta semua yang menghuninya. Segala puji
bagi-Mu. Engkaulah yang hak (Mahabenar), janji-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar,
firman-Mu benar, surga adalah benar, neraka adalah benar, para nabi adalah benar,
Muhammad adalah benar, dan hari Kiamat adalah benar.

MUNAJAT AMIRUL MU’MININ ALI KARAMALLAH WAJHAH


Abu Abdullah Manshur bin Sakban At-Tustari meriwayatkan dari Muhammad bin Hasan bin
Gharrab bahwa Qadhi Musa bin Ishaq menceritakan kepadanya dari Abu Abdullah Muhammad
bin Abu Syaibah dari Muhammad bin Fudhail Abdullah Al-Asadi bahwa Ali bin Abu Thalib ra.
pernah bermunajat dengan mengucapkan, “Tuhanku, kalau bukan karena kebodohanku
tentang diriku sendiri, aku takkan mengadukan kesalahan-kesalahanku. Kalau tidak karena
teringat dengan kekuranganku, air mata ini tak akan jatuh bercucuran. Tuhanku, hapuslah
kesalahan-kesalahanku yang telah terpatri dengan derasnya deraian air mata dan ampunilah
dosaku yang begitu banyak dengan kebaikanku yang terlalu sedikit. Tuhanku, sekiranya Engkau
hanya mengasihi orang yang kuat dalam beribadah kepada-Mu, maka ke manakah orang-orang
yang salah akan berlindung? Sekiranya Engkau hanya memuliakan orang-orang yang mencapai
ihsan, lantas apa yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang banyak kekurangan? Sekiranya
yang beruntung pada hari perhimpunan (Kiamat) hanyalah orang-orang yang bertakwa, maka
kepada siapa orang-orang berdosa akan memohon pertolongan?

MUNAJAT IBNU `ATHA’ILLAH AS-SAKANDARI


Tuhanku, bagaimana Engkau membiarkan aku bergantung pada diriku sendiri, padahal aku
telah bertawakal kepada-Mu? Bagaimana aku terpuruk sedang Engkau adalah Penolongku?
Bagaimana aku terjerumus dalam kegagalan padahal Engkaulah yang membimbingku? Ini aku,
bertawasul kepada-Mu dengan kefakiranku terhadap rahmat-Mu.
Tuhanku, setiap kali diri ini membisu karena kehinaanku, maka kemurahan-Mu membuatku
kembali sanggup berbicara. Setiap kali keputusasaan menghinggapi diri ini karena semua
tingkah lakuku, maka karunia-Mu kembali membangkitkan harapanku.
Tuhanku, orang yang segala kebaikannya tidak lepas dari dosa, maka bagaimana mungkin
dosanya tidak benar-benar menjadi dosa? Orang yang hakikatnya hanya pengakuan belaka,
maka bagaimana mungkin pengakuannya tidak benar-benar menjadi pengakuan semata?
Pernahkah Engkau pergi jauh hingga dibutuhkan penunjuk jalan yang membawaku kepada-
Mu? Atau pernahkah Engkau menjauh hingga bekas-bekas jejaklah yang mengantarkanku
kepada-Mu?!... Telah buta mata yang tidak melihat-Mu sebagai pengawas dan merugilah usaha
seorang hamba yang tidak menjadikan kecintaan kepada-Mu sebagai tujuan.
Tuhanku, bagaimana mungkin berharap kepada selain-Mu sedang Engkau tidak pernah berhenti
menganugerahkan kebaikan? Bagaimana mungkin meminta kepada selain-Mu sedang Engkau
tidak pernah mengubah kebiasaan memberi?
DOA SAYID AHMAD AR-RIFA`I
“Ya Allah, curahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami, Muhammad, dan segenap
keluarga serta para sahabatnya. Ya Allah, Zat yang menghilangkan kegelisahan, menghapus
nestapa, dan mengabulkan doa orang-orang yang terimpit kesusahan; Pengasih dan Penyayang
dunia dan akhirat. Engkau mengasihi kami dengan kasih sayang yang membuat kami tidak
membutuhkan lagi kasih sayang siapa pun selain-Mu. Tidak ada tuhan yang berhak disembah
selain Engkau. Wahai Tuhan segala sesuatu, Mahasuci Engkau, tidak ada tuhan yang berhak
disembah selain Engkau. Wahai Zat yang mewarisi segala sesuatu; wahai Zat yang Maha
Mengurus; wahai Zat yang Maha Agung dan Mahamulia; wahai Zat yang paling pengasih di
antara semua yang mengasihi; wahai Zat yang Mahatinggi; wahai Zat yang Mahabesar; wahai
Zat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu; wahai Zat yang tunggal; wahai Zat yang satu;

DOA SAYID AHMAD BIN IDRIS


“Ya Allah, Engkaulah Allah, Raja yang hak, memberi penjelasan, qadim, dan menyandang
keperkasaan dengan kebesaran dan keagungan. (Engkaulah) Zat yang esa dalam keabadian. Zat
yang Mahahidup, Maha Mengurus, Mahakuasa, Mahagagah dan Maha Mengalahkan. Tidak ada
tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Tuhanku, sedangkan aku adalah hamba-Mu.
Aku telah banyak berbuat dosa dan menzalimi diri sendiri. Aku mengakui dosaku, maka
ampunilah semua dosaku, karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau.
Aku bersaksi bahwa Engkaulah Tuhanku dan Tuhan segala sesuatu yang menciptakan langit dan
bumi, alam gaib dan alam nyata, yang Mahatinggi, Mahabesar dan Mahasuci.

DOA ABUL HASAN ASY-SYADZILI


“Ya Allah, wahai yang Mahalembut; wahai yang Maha Pemberi rezeki; wahai yang Mahakuat;
wahai yang Mahaperkasa; Engkaulah pemilik kunci-kunci langit dan bumi. (Engkaulah yang)
melapangkan rezeki bagi orang yang Engkau kehendaki dan tetapkan. Maka, lapangkanlah
sebagian rezeki kepada kami hingga kami dapat meraih kasih-Mu. Anugerahkanlah sebagian
kasih-Mu yang dapat membentengi kami dari siksa-Mu. Curahkanlah sebagian ke-haliman-Mu
sehingga kami diliputi ampunan-Mu. Tutuplah kehidupan kami dengan kebahagiaan
sebagaimana Engkau menutup kehidupan wali-wali-Mu. Jadikanlah hari terbaik dan paling
membahagiakan kami adalah saat kami berjumpa dengan-Mu. Jauhkanlah kami di dunia ini dari
gejolak nafsu. Masukkanlah kami, dengan karunia-Mu, ke dalam berbagai lapangan rahmat.
Sandangkanlah sebagian cahaya-Mu kepada kami sebagai jubah pelindung. Berilah penolong
dari akal pikiran kami, penguasa dari ruh kami, dan kemudahan dari diri kami agar kami banyak
menyucikan-Mu dan selalu mengingat-Mu. Sesungguhnya, Engkau senantiasa melihat kami.
Doa Imam Syafi`i ra.
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kedudukan orang-orang kafir dan penolakan orang-
orang yang lalai. Ya Allah, hanya kepada-Mu jiwa orang-orang yang arif itu pasrah dan kepala
orang-orang yang merindu itu tunduk.
Tuhanku, curahkanlah kemurahan-Mu kepadaku. Muliakanlah aku dengan menutup aibku, dan
ampunilah segala kekuranganku dengan kemurahan wajah-Mu.” (Dikutip dari Al-Ihya’)

CONTOH DOA-DOA MA’TSUR


Abu Hurairah ra. menyatakan bahwa salah satu doa yang biasa diucapkan oleh Rasulullah saw.
adalah, “Ya Allah, perbaikilah agama yang menjadi perisai segala urusanku. Perbaikilah duniaku
yang menjadi tempat kehidupanku. Perbaikilah kehidupan akhiratku yang menjadi tempat
kembaliku. Jadikanlah kehidupanku ini berpotensi untuk menambah segala kebaikan bagiku
dan jadikanlah kematianku kelak sebagai peristirahatan dari segala keburukan.” (h.r Muslim)
Anas ra. menyatakan bahwa doa yang paling banyak diucapkan oleh Rasulullah saw. adalah, “Ya
Allah, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa
neraka.” (h.r. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)

PENUTUP
Wahai saudaraku, mohonlah pertolongan kepada Tuhanmu; hadirkanlah hatimu; sampaikanlah
hajatmu kepada Allah; akhirilah munajatmu dengan mengucapkan shalawat dan salam kepada
Nabi Muhammad dan segenap keluarganya. Dan, tutuplah semua ucapanmu, agar engkau
mendapat timbangan yang sempurna, dengan mengatakan, “Mahasuci Tuhanmu yang
mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas
para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”
Dari seorang hamba yang fakir kepada belas kasih Allah,
Hasan Al-Banna

Anda mungkin juga menyukai