Anda di halaman 1dari 3

NAMA : KRISNAWATI TELAUMBANUA

KELAS/ SEMESTER : A/ 2
SUBJECT : PPD

Soal:
1. Jelaskan cara mengembangkan berpikir kreatif melalui pembelajaran.
2. Mengapa guru harus memiliki pemahaman dan perhatian kepada peserta didik, terutama
pada anak yang memiliki pemahaman kecatatan atau memiliki penyakit yang kronis.
3. Salah satu aspek yang penting dalam kecerdasan emosi adalah pengendalian emosi.
Mengapa peserta didik harus di ajarkan cara pengendalian emosi. Jelaskan.
4. Peserta didik pada masa remaja awal cenderung memiliki sikap skeptic terhadap
penghayatan keagamaan. Apa dampaknya kepada perilaku religious peserta didik.
Jelaskan.
Jawaban:
1. Kemampuan berpikir dianggap sebagai kemampuan seseorang dalam menyelesaikan
suatu masalah dengan menggunakan nalarnya. Kemampuan berpikir kreatif memiliki
peranan penting dalam kehidupan karena kreatifiotas merupakan sumber kekuatan
sumbar daya manusia yang handal untuk menggerakkan kemajuan manusia dalam hal
penelusuran, penalaran,, pengembangan dan penemuan-penemuan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi serta dalam semua bidang usaha manusia. Pengembangan
berpikir kreatif melalui pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni:
setiap individu/ siswa perlu ditumbuhkan sifat-sifat berikut:
1) Rasa ingin tahuOrang kreatif ingin mengetahui segala hal- segalanya-hanya sekedar
untuk ingin tahu. Pengetahuan tidak membutuhkan alasan.
2) TantanganOrang-orang kreatif suka mengidentifikasi dan mencari tantangan di balik
gagasan, usulan,permasalahan, kepercayaan dan pendapat.
3) Ketidakpuasan terhadap apa yang ada ketika anda merasa tidak puas terhadap
sesuatu, ketika anda melihat ada masalah, akankah anda mencoba memecahkan
masalah dan memperbaiki keadaan. Semakin banyak masalah yang anda
temui,semakin banyak pula pemecahan dan peningkatan yang dapat anda buat.
4) Keyakinan bahwa masalah pasti dapat dipecahkan dengan keyakinan dan didukung
pengalaman, pemikir kreatif percaya bahwa sesuatu pasti dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah.
5) Kemampuan membedakan keputusan dan kritik. Sebagian besar gagasan baru,
karena masih baru dan asing, maka terlihat aneh, ganjil.
2. Guru harus memiliki pemahaman empatik dan perhatian kepada peserta didik, terutama
pada anak yang memiliki pemahaman kecatatan atau memiliki penyakit yang kronis,
karna: Perlu disadari bahwa setiap anak didik memiliki karakter yang berbeda-beda,
untuk itu lembaga pendidikan perlu mengembangkan potensi-potensi jasmani dan
mental peserta didik, serta membimbing mereka kearah yang positif. Seorang pendidik
akan mudah mengajari anak didiknya, menangani setiap permasalahan anak didiknya,
dan mengarahkannya sesuai dengan tujuan pendidikan jika pendidik sebelumnya
memiliki pemahaman yang benar mengenai karakter anak didiknya, mengetahui
potensi-potensi fisik, mental, kecenderungan, cita-cita, motivasi, dan minat mereka.
Pemahaman dan pengetahuan tersebut dibutuhkan untuk menyiapkan cara dan metode
yang tepat dalam mengembangkan potensi dan pembentukan karakter serta bagaimana
cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang menjadi penghalang proses pengembangan
dirinya. Seorang guru atau pendidik yang baik harus dapat membaca dan memahami
karakter masing-masing anak didiknya dengan baik agar menjadi panduan yang tepat
dalam memberikan pola asuh dan pola ajar yang baik. Pendidik yang tidak mau
berusaha memahami kondisi dan kapasitas anak didiknya kemudian juga berusaha
memaksakan sesuatu sesuai dengan harapan atau keinginannya sendiri dalam
pembinaan tanpa mempertimbangkan anak didiknya, maka hal itu justru akan
mengalami kegagalan dalam menjalankan profesinya dan bahkan akan membawa
dampak buruk terhadap anak didiknya. Oleh karena itu, hendaknya seorang guru dan
pendidik harus berupaya untuk menggali informasi mengenai perbedaan-perbedaan
yang telah disebutkan diatas terhadap anak didiknya agar informasi ini menjadi bahan
kajian dalam menyusun program-program pendidikan dan pengajaran serta tujuan
pendidikan yang hendak dicapai akan mudah terlaksana dengan baik.
3. Peserta didik harus di ajarkan cara pengendalian emosi karna Pada intinya, setiap
manusia memiliki emosi. Setiap emosi memang harus tersalurkan. Anak juga harus
dibiasakan sejak kecil untuk menyalurkan emosinya agar saat tumbuh nanti mereka
tidak menjadi pribadi yang suka memendam perasaan, dan merasa bahwa dia itu sendiri
dan merasa tersiksa sendiri. Dengan menyalurkan emosi kita dapat berbagi dan saling
mengerti antara satu dengan yang lain. Anak yang mengendalikan emosinya dengan
baik, pada umumnya akan diterima oleh lingkungannya dengan baik pula. pengendalian
emosi sangatlah penting jika orang tua menginginkan anaknya mampu berkembang
secara normal setidaknya ada dua alasan mengapa pengendalian emosi penting bagi
anak. Pertama, masyarakat mengharapkan anak untuk mulai belajar mengendalikan
emosi dan masyarakat menilai apakah anak berhasil melakukannya. Anak akan
mempelajari ekspresi emosi yang dapat diterima oleh kelompok bergaulnya dan mana
yang tidak diterima oleh kelompok bergaulnya. Dengan demikian, anak hanya akan
menampilkan ekspresi yang diterima kelompok. Kedua, pola ekspresi emosi termasuk
amarah telah dipelajari oleh anak sejak kecil. Semakin dini anak belajar mengendalikan
emosinya, semakin mudah pula anak mengendalikan emosinya di masa yang akan
datang.
4. Dampak sikap skeptis terhadap perilaku religious peserta didik, yakni: Sikap skeptis
merupakan manifestasi kedua dari kecenderungan keagamaan yang muncul
berbarengan dengan kematangan intelektual dan kemampuan berpikir kritis. Unsur
intelektual mendominsai kesadaran keagamaan di masa akhir remaja sebagiamana
unsur emosi dominan di masa awalnya. Oleh sebab itu di paruh kedua masa remaja
memiliki peluang besar untuk skeptis, terutama jika pendidikan agama di masa kecil
diterima sebagai paksaan atau warisan orang tua. Dampaknya, remaja hanya akan
menganggap agama yang di anutnya hanya sebagai lambing atau kewajiban saja,
bahkan mengalami keraguan terhadapa agama yang di anutnya.

Anda mungkin juga menyukai