Anda di halaman 1dari 1

Konstipasi adalah gangguan pencernaan berupa terhambatnya pengeluaran dari sisa-sisa

makanan, akibatnya, ibu mengalami kesulitan untuk buang air besar (BAB). Biasanya,
feses menjadi keras, dan perut terasa nyeri atau mulas. Kondisi ini dikenal juga dengan
istilah sembelit, dan dalam kehamilan, disebabkan oleh:
 Meningkatnya hormon progesteron. Hormon progesteron berperan dalam proses relaksasi
pada kerja otot halus. Peningkatan hormon itu, mengakibatkan gerakan atau mobilitas
organ pencernaan menjadi relaks atau lambat. Akibatnya, proses pengosongan lambung
jadi lebih lama dan waktu transit makanan di lambung meningkat. Selain itu, gerakan
peristaltik usus (pijatan di usus, salah satu aktivitas mencerna makanan) juga melambat
sehingga daya dorong dan kontraksi usus terhadap sisa-sisa makanan melemah. Alhasil,
sisa makanan menumpuk lebih lama di usus dan sulit dikeluarkan.
 Perut yang membesar. Membesarnya perut ibu hamil, menimbulkan tekanan rahim
pada pembuluh darah balik panggul dan vena cava inferior (pembuluh darah balik besar
di bagian kanan tubuh, yang menerima aliran darah dari tubuh bagian bawah). Penekanan
itu semakin memengaruhi sistem kerja usus halus dan usus besar. Itu
sebabnya, konstipasi sering terjadi pada kehamilan trimester ketiga, tatkala perut
semakin besar.
 Penekanan rektum. Semakin besarnya perut, juga berdampak lanjutan, yaitu rektum
(bagian terbawah usus besar) tertekan. Penekanan tersebut membuat jalannya feses
menjadi tidak lancar, sehingga konstipasi terjadi.
 Kurang serat. Serat dibutuhkan tubuh untuk sistem pencernaan. Asupan serat
memperlancar kerja pencernaan dalam mengurai makanan, sampai mengeluarkan feses
atau kotoran. Pada orang normal sekali pun, kekurangan serat bisa mengakibatkan
konstipasi. Terlebih lagi pada ibu hamil yang kondisinya khusus.
 Mengonsumsi zat besi. Konsumsi zat besi dosis tinggi, misalnya, dari suplemen, ikut
andil dalam menyebabkan konstipasi.
 Tidak olahraga. Olahraga membuat tubuh sehat dan melancarkan proses metabolisme di
dalam tubuh. Berolahraga secara rutin, misalnya, jalan kaki atau berenang, akan
merangsang otot-otot perut dan usus, salah satunya, memicu gerakan peristaltik usus,
sehingga mencegah konstipasi.

Anda mungkin juga menyukai