PENDAHULUAN
1
bertambahnya waktu ukuran choke akan bertambah sampai akhirnya choke akan
dilepas seluruhnya agar tetap diperoleh laju produksi yang optimum.
“Sembur Buatan” dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan tingkat
produksi agar tetap tinggi, karena kemampuan produksi suatu sumur akan terus
berkurang dengan bertambahnya waktu. Atau kemampuan sumur yang bersangkutan
untuk berproduksi sejak awal ditemukan sangat kecil, sehingga perlu dilakukan
sumur buatan.
Sesudah fluida sampai ke permukaan dan melewati choke, fluida akan melalui
pipa-pipa (sistim) di permukaan untuk dialirjan ke fasilitas permukaan. Hal utama
yang harus diperhatikan dalam aliran pipa horizontal adalah penentuan penurunan
tekanan sepanjang aliran pipa penentuan diameter pipa yang diperlukan. Dalam
memperkirakan penurunan tekanan yang terjadi, dapat digunakan berbagai kolerasi
yang telah tersedia (Horizontal Flow Performance).
Fluida produksi dari kepala sumur dialirkan dengan pipa alir (flow line) ke
tempat pengumpulan (block station) dan fluida tersebut dapat terdiri dari minyak, air
dan gas. Sesuai dengan permintaan dari pabrik pengilangan minyak (refinery) ataupun
pesyaratan yang harus dipenuhi sebelum dikapalkan, maka antara minyak, air, dan
gas harus dipisahkan. Hampir semua perusahaan pipa minyak menghendaki agar
minyak yang ditransport tidak mengandung lebih dari 2-3% air dan padatan.
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Meningkatkan dan memperluas pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman di dunia kerja sesuai dengan bidang yang masing-masing,
2. Mensesuaikan teori yang diperoleh di sekolah dengan lapangan kerja,
3. Sebagai sarana adaptasi siswa-siswi dengan kondisi lapangan kerja
yang sesungguhnya,
4. Berlatih displin dan bertanggung jawab.
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan pada siswa/i,
2. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak Universitas dengan
perusahaan.
3. Mendapatkan pengalaman untuk bekal pada saat bekerja nantinya
4. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara pihak sekolah
/Universitas dengan pihak perusahaan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Bila tekanan reservoir cukup besar, sehingga mampu mendorong fluida
reservoir sampai ke permukaan disebut sebagai “sumur sembur alam”. Sumur sembur
alam dapat diproduksikan dengan atau tanpa “jepitan” (choke) di permukaan.
Sebagian besar sumur sembur alam menggunakan choke di permukaan dengan
berbagai alasan, antara lain:
1. Sebagai pengaman
2. Untuk mempertahankan produksi, sebesar yang diinginkan
3. Mempertahankan batas atas laju produksi, untuk mencegah masuknya
pasir
4. Untuk memproduksikan reservoir pada laju yang paling efisien
5. Untuk mencegah water atau gas coning
5
rupa sehingga akan terjadi hubungan antara reservoir dan sumur; dan memungkinkan
untuk melakukan control yang efektif terhadap formasi produktif.
Antara sumur minyak dan sistim flowline terdapat peralatan permukaan untuk
menngontrol sumur, meliputi fasilitas pengamanan dan fasilitas untuk memungkinkan
dilakukannya operasi khusus sehubungan dengan kelakuan sumur produksi.
Komponen utama dari sistim ini adalah flowline choke yang mengontrol tekanan
aliran di permukaan (tubing dan casing), dan pada dasar lubang.
6
2.3 Peralatan Sumur Sembur Alam
Peralatan dari sumur sembur alam pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua
komponen besar, yaitu:
1. peralatan di atas permukaan dan
2. Peralatan di bawah permukaan.
a. Wellhead
Adalah peralatan yang digunakan untuk mengontrol sumur dipermukaan.
7
Gamabar 2.3 Casing Head
Tubing head
Tubing head adalah bagian dari wellhead untuk menyokong rangkaian
tubing yang berada di bawahnya dan untuk menutup ruangan yang
terdapat diantara casing dan tubing, sehingga aliran fluida dapat keluar
melalui tubing.
b. Christmas Tree
Adalah kumpulan dari valve, fitting, choke dan manometer pengukur tekanan
sumur yang dipasang di atas tubing head. Peralatan ini terbuat dari bahan besi baja
yang berkualitas tinggi, sehingga selain dapat menahan tekanan tinggi dari sumur
juga dapat menahan reaksi dari air formasi yang bersifat korosif yang mengalir
bersama-sama dengan minyak atau dapat menahan pengikisan pasir yang terbawa ke
permukaan.
8
Gambar 2.5 X-Mass Tree
9
b. Master Valve
Merupakan manual gate valve yang dioperasikan lebih sering bila
dibandingkan dengan tubing master valve, misalnya seperti operasi wire line,
penutupan untuk waktu yang lamaatau perbaikan-perbaikan dikepala sumur.
Merupakan jenis valve yang digunakan untuk menutup sumur jika diperlukan.
Untuk sumur-sumur yang bertekanan tinggi, disamping master gate dipasang pula
valve lain yang terletak di bawah master gate.
c. Choke
Choke atau bean ini berfungsi untuk menahan sebagian aliran dari sumur,
sehingga produksi minyak dan gas pada sumur dapat diatur sesuai yang diinginkan
atau diharapkan. Choke sebagai alat pengatur laju alir fluida produksi.
10
Gambar 2.8 Choke
11
Pemasangan jenis choke ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penggantian
choke yang terlalu sering, terutama pada sumur-sumur yang menggunakan christmas
tree singgle wings.
d. Swab Valve
Manual gate valve yang dibuka untuk membiarkan tekanan fluida mencapai
top adapter untuk membaca tekanan, mengambil sample fluida dan juga untuk
lewatnya wireline unit.
12
e. Wing Valve
Manual gate valve yang digunakan untuk operasi penutupan dan pembukaan
secara normal sehingga valve ini paling sering mengalami kerusakan.
f. Check Valve
Berfungsi untuk mencegah aliran balik dari flow line ke sumur.
g. Safety Valve
Berfungsi untuk melindungi peralatan bila terjadi over atau low pressure.
13
a. Panjang tubing
Pada umumnya ada 2 ukuran panjang tubing yaitu :
Range I : 20 – 24 ft
Range II: 28 – 32 ft
b. Grade Tubing
F.25; H.40; J.55; C.75; N.80; P.105
c. Jenis Tubing
API Non Upset
API External upset
Atlas Bradford
Vam
d. Grade Tubing
Tabel 2.1 Grade Tubing
Grade Min. yield strength
F-25 25.000
H-40 40.000
J-55 55.000
C-75 75.000
N-80 80.000
P-105 105.000
e. Spesifikasi Tubing
14
2. Packer
Berfungsi untuk menyekat annulus antara casing dan tubing serta memberikan
draw-down yang lebih besar. Merupakan seperangkat peralatan bawah permukaan
yang terdiri dari peralatan penyekat, pemegang/dudukan suatu peralatan dan peralatan
pengatur aliran fluida dari reservoir. Packer digunakan untuk menutup aliran fluida
melalui ruangan annulus diantara tubing dan dinding casing, dengan menyekat ruang
diantaranya.
15
Memisahkan multiple zone
Mengisolasi
Packer yang dipasang harus menunjukkan kondisi seperti berikut ini. Cone
harus dipasang setelah tapered slip untuk menekan slip keluar dan menempel ke
dinding casing. Packing elemen harus ditekan sehingga menghasilkan efek
penyekatan yang baik dan menempel ke dinding casing.
Packer slip didesain untuk dapat menghadapi tekanan atau gaya dari segala
arah, sedangkan sealing elemen (elemen ‟ penyekat) didesain terdiri dari berbagai
material dengan kekerasan yang berbeda-beda sehingga mempunyai efek penyekatan
yang baik.
a. Mechanical Set Packer
Packer ini diset/dipasang melalui sistem mekanik yang ditransmisikan
lewat pergerakan tubing, yang dapat dibedakan menjadi tigajenis, yaitu:
Weight set
16
Tension set
Rotational set
3. Landing Nipple
Merupakan alat yang berfungsi untuk menempatkan alat-alat kontrol aliran di
dalam tubing. Terdapat dua jenis nipple, yaitu leading dan no-go nipple.
17
Gambar 2.14 Selective Landing Nipple
Non Selective Landing Nipple
Jenis Landing Nipple yang dipasang paling bawah dalam suatu rangkaian
tubing hanya satu buah dalam satu rangkaian tubing untuk ukuran yang sama. Juga
berfungsi untuk mencegah lolosnya wireline service tools yang jatuh kedalam tubing.
18
Safety Valve Nipple (special type)
Jenis landing nipple yang dipergunakan untuk menempatkan Surface
Control Sub Surface Control Valve (SCSSV) di dalam sumur.
Nipple ini mempunyai port yang berhubungan dengan hydraulic control line
¼ inch. Tekanan hydraulic ini akan mengatur buka tutup Safety valve dari
permukaan.
Sub Surface Safety Valve
Merupakan alat/valve yang dipasang di dalam tubing bawah permukaan yang
berfungsi sebagai alat pengaman dan secara otomatis akan menutup aliran sumur ke
permukaan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, misalnya pipa alir bocor, pipa
tersumbat, X-mastree roboh, kebakaran dan lain-lain.
Macam/Jenis dari Sub Surface Safety Valve (SSSV)
Wire line Retrievable dipasang atau dicabut dengan menggunakan
wire line.
Tubing Retrievable dipasang atau dicabut bersama-sama dengan
tubing jadi merupakan bagian dari tubing string.
Menurut Sistem Kerjanya
Direct Controll Sub Surface Safety Valve atau sering disebut Sub
Surface Controled Sub Surface Safety Valve (SSCSSV). Safety
valve ini bekerjanya dikontrol oleh tekanan sumur itu sendiri, safety
valve akan menutup secara otomatis jika aliran yang melewatinya
lebih besar atau lebih kecil dari yang direncanakan.
Indirect (Remote) Controlled Sub Surface Safety Valve (SCSSV).
Safety valve ini bekerja dengan tekanan hidrostatis yang dikontrol
di permukaan yang dipompakan melalui kontrol line yang
dihubungkan ke Safety Valve landing nipple di dalam sumur.
19
Jika tekanan hidrolis dari permukaan ditiadakan atau hilang, maka safety
valve akan menutup. SCSSV lebih umum digunakan di Indonesia, karena selain
pengerjaannya lebih mudah, umumnya sumur-sumur lepas pantai di lautan dangkal.
20
Gambar 2.17 Sliding Sleeve Door
5. Bottom Hole Choke
Disamping choke yang dipasang di permukaan, kadang-kadang juga
dibutuhkan choke yang dipasang di dalam sumur.
21
6. Blast Joint
Merupakan sambungan pada tubing yang memiliki dinding tebal, dipasang
tepat di depan formasi produktif yang untuk menahan semburan aliran fluida formasi.
Merupakan tubing tebal, seperti flow coupling yang terbuat dari high grade alloy steel
dengan panjang 10 feet dan 30 feet. Dipasang di depan perforasi untuk menahan
semburan langsung dari reservoir.
7. Flow Coupling
Alat ini memiliki bentuk sama dengan blast joint, pemasangnnya terletak di
atas dan di bawah nipple dan berfungsi untuk menahan turbulensi fluida akibat
adanya kontrol aliran yang dipasang pada nipple. Berupa nipple/pipa dengan panjang
2 – 4 feet yang terbuat dari high grade alloy steel. Dipasang diatas dan dibawah
landing nipple yang berfungsi mencegah timbulnya erosi pada tubing karena aliran
turbulen yang melewati peralatan control produksi pada landing nipple.
22
Gambar 2.19 Flow Coupling
8. Check Valve
Untuk menahan aliran dan tekanan balik dari separator
9. Telescopic Joint
Disebut juga PUP joint yang berfungsi untuk menyesuaikan panjang salah
satu tubing, misalnya short string dengan long string pada sumur dual
completion.
10. Travel Joint
Semacam PUP joint yang dipasang pada rangkaian tubing. Travel joint dapat
memanjang dan memendekkan karena adanya perubahan tekanan dan temperatur
dalam sumur.
23
11. Ported Nipple
Jenis landing nipple yang mempunyai lubang dibodynya, yang terletak di
antara dua sealing section. Beberapa flow control yang dapat dipasang pada ported
niple adalah :
a. Side Door Choke →berguna memblok horizontal flow dan aliran
bawah tetap mengalir, atau memblok aliran dari bawah, dan aliran dari
samping tetap mengalir.
b. Separation tool →berguna menutup aliran dari bawah dan
memproduksi zone atas.
c. Cross over choke →mengalirkan zone atas melalui tubing, dan zone
bawah melalui annulus.
d. Regulator flow choke →kebalikan dari cross over choke, alat ini
mengalirkan zone bawahmelalui tubing dan zone atas melalui annulus.
24
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
(PKL)
1. Proses Pelatihan
Proses pelatihan ini dilakukan selama satu mingu dimulai dari tangal 10 april
2018 sampai tangal 13 april 2018. Tujuan pelatihan untuk review materi yang kami
dapatkan di panku kuliah.
MINGGU PERTAMA
Selasa Rabu Kamis Jumat
Pengenalan
Kegiatan Usaha Pengetahuan Pengetahuan
Hulur Migas
Teknik dan Pengetahuan Teknik dan
dan
Peralatan Eksploitasi Migas Peralatan Produksi
Pengetahuan
Pemboran Migas Migas
Eksplorasi
Migas
2. Orentasi Umum
Setelah proses pelatihan, minggu seterusnya dilanjutkan dengan orentasi
umum (pengenalan peralatan geologi, peralatan pemboran,Seismik dan peralatan
produksi).
25
MINGGU KEDUA
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Pengenalan Peralatan Pengenalan Peralatan
Produksi (Natural
Eksplorasi Migas
Pengenalan Peralatan Flowing, Artificial Lift)
(Peralatan Geologi,
Pemboran dan Peralatan dari Flow
Seismik) dan Pengenalan
Line sampai Tanki
Peralan Lumpur Pemboran
Pengumpul)
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada sumur “sembur alam” yang diproduksikan, terdapat dua kondisi
permukaan yang umum ditemui, yaitu sumur diproduksikan dengan menggunakan
“jepitan” (Choke/Bean Performance) atau sumur diproduksi tanpa choke di
permukaan. Choke biasanya dipasang pada awal masa produksi, kemudian dengan
bertambahnya waktu ukuran choke akan bertambah sampai akhirnya choke akan
dilepas seluruhnya agar tetap diperoleh laju produksi yang optimum.
Sesudah fluida sampai ke permukaan dan melewati choke, fluida akan melalui
pipa-pipa (sistim) di permukaan untuk dialirjan ke fasilitas permukaan. Hal utama
yang harus diperhatikan dalam aliran pipa horizontal adalah penentuan penurunan
tekanan sepanjang aliran pipa penentuan diameter pipa yang diperlukan. Dalam
memperkirakan penurunan tekanan yang terjadi, dapat digunakan berbagai kolerasi
yang telah tersedia (Horizontal Flow Performance).
3.2 Saran
Hasil kesimpulan diatas dapat memberikan beberapa saran untuk membantu
saya agar menlanjutkan topik tentang Flowing untuk membuat laporan yang baik di
masa yang akan datang. Penulisan ini masih banyak kesalahan dari penulisan saya,
karna manusia yang tak sempurna sehingga tidak terlepas dari kesalahan dan dosa dan
sayai juga butuh saran atau kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan
yang lebih baik dari pada masa sebelumnya. Demikian proposal yang saya buat
27
untuk memiliki kerja-praktek di PPSDM ini. Saya berharap bahwa proposal ini akan
diterima dengan baik oleh pihak yang ada di Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia (PPSDM) Minyak Dan Gas Bumi. Saya Mengingat bawah masih
kekurangan dan keterbatasan saya, saya sangat berharap untuk dukungan moral dan
pelatihan, untuk membantu saya agar bisa menyelesaikan kerja-praktek ini dengan
hasil yang baik.
28
DAFTAR PUSTAKA
www.globalsupplyline.com.au
Ahmed, Tarek H, “Equations of State and PVT Analysis : Application for Improved
Reservoir Modeling”, 2007, Gulf Publishing Company, USA, hal : 181- 237,
495 – 502.
A.R. Solaimany Nazar, B. Dabir dan kawan-kawan, “Measurement and Modeling of
Wax Deposition in Crude Oil Pipelines”, SPE 69425 copyright 2001.
Bejan, Adrian and Kraus, Allan D., “Heat Transfer Handbook”, 2003, John Willey
and Son, Inc., USA, hal : 180 – 183, 190 – 191, 422.
Broadkey, Robert S and Hershey, Harry C, “Transport Phenomena : A Unified
Approach”, 1988, McGraw-Hill Book Company, USA, hal : 112 – 117, 143,
146, 148 – 153.
Incropera P, frank and DeWitt P, David, “Fundamentals of Heat and Mass Transfer,
4th edition, John Wiley and Sons, USA.
29