Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada prinsipnya, yang dipelajari dalam teknik produksi adalah cara-cara
mengangkat fluida dari dalam reservoir ke permukaan. Hal utama yang harus
diperlihatkan didalam memproduksi suatu sumur adalah “laju produksi”, dimana
besarnya harga laju produksi yang diperoleh dengan metode produksi tertentu harus
merupakan laju produksi optimum, baik ditinjau dari sumur itu sendiri maupun dari
lapangan secara keseluruhan.
Dua hal pokok yang mendasari teknik produksi adalah:
1. Gerakan fluida dari formasi ke dasar sumur, melalui media berpori
2. Gerakan fluida dari dasar sumur ke permukaan, melalui media pipa
(Tubing).

Gerakan fluida dari fotrmasi ke dasar sumur akan dipengaruhi:


1. Sifat-sifat fisik batuan dan fluida reservoir di sekitar lubang bor
2. Gradien tekanan antara reservoir dan lubang bor.
Kedua faktor di atas akan menentukan besarnya kemampuan reservoir untuk
mengalirkan fluida ke dasar sumur yang disebut Inflow Performance Relationship
(IPR). Pada gerakan fluida dari dasar-sumur sampai ke permukaan melalui media
pipa, yang perlu diketahui adalah penurunan tekanan yang terjadi selama fluida
mengalir didalam pipa. Besarnya penurunan tekanan yang terjadi dapat dihitung
dengan menggunakan berbagai meode yang tersedia (Vertical Flow Performance).
Pada sumur “sembur alam” yang diproduksikan, terdapat dua kondisi
permukaan yang umum ditemui, yaitu sumur diproduksikan dengan menggunakan
“jepitan” (Choke/Bean Performance) atau sumur diproduksi tanpa choke di
permukaan. Choke biasanya dipasang pada awal masa produksi, kemudian dengan

1
bertambahnya waktu ukuran choke akan bertambah sampai akhirnya choke akan
dilepas seluruhnya agar tetap diperoleh laju produksi yang optimum.
“Sembur Buatan” dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan tingkat
produksi agar tetap tinggi, karena kemampuan produksi suatu sumur akan terus
berkurang dengan bertambahnya waktu. Atau kemampuan sumur yang bersangkutan
untuk berproduksi sejak awal ditemukan sangat kecil, sehingga perlu dilakukan
sumur buatan.
Sesudah fluida sampai ke permukaan dan melewati choke, fluida akan melalui
pipa-pipa (sistim) di permukaan untuk dialirjan ke fasilitas permukaan. Hal utama
yang harus diperhatikan dalam aliran pipa horizontal adalah penentuan penurunan
tekanan sepanjang aliran pipa penentuan diameter pipa yang diperlukan. Dalam
memperkirakan penurunan tekanan yang terjadi, dapat digunakan berbagai kolerasi
yang telah tersedia (Horizontal Flow Performance).
Fluida produksi dari kepala sumur dialirkan dengan pipa alir (flow line) ke
tempat pengumpulan (block station) dan fluida tersebut dapat terdiri dari minyak, air
dan gas. Sesuai dengan permintaan dari pabrik pengilangan minyak (refinery) ataupun
pesyaratan yang harus dipenuhi sebelum dikapalkan, maka antara minyak, air, dan
gas harus dipisahkan. Hampir semua perusahaan pipa minyak menghendaki agar
minyak yang ditransport tidak mengandung lebih dari 2-3% air dan padatan.

Proses pemisahaan fluida produksi meliputi berbagai cara pemisahaan


padatan-padatan dari minyak, pemisahan air dan gas dari minyak serta pemecahan
emulsi. Berbagai peralatan digunakan untuk proses pemisahan yang terdiri dari
masing-masing komponen, maupun merupakan gabungan-gabungan dari pada
komponen yang membentuk satu sistim pemisahan. Minyak yang telah dipisahkan
dialirkan dan ditampung pada tangki penimbunan (storage tank), kemudian akan
dikirim ke refinery atau ke terminal pengapalan dengan jalan mengalirkan melalui
pipa salur (pipe line).

2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Meningkatkan dan memperluas pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman di dunia kerja sesuai dengan bidang yang masing-masing,
2. Mensesuaikan teori yang diperoleh di sekolah dengan lapangan kerja,
3. Sebagai sarana adaptasi siswa-siswi dengan kondisi lapangan kerja
yang sesungguhnya,
4. Berlatih displin dan bertanggung jawab.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Agar dapat mengetahui bagaimana proses-proses yang dilalui pada
tahapan produksi.
2. Untuk mengetahui peralatan produksi, spesifikasinya tentang X-mass
Tree.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa saja tahapan produksi itu ?
2. Jelaskan tahapan produksi sembur alam (Natural Flow) !
3. Sebutkan peralatan produksi tentang X-mass tree !

1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan pada siswa/i,
2. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak Universitas dengan
perusahaan.
3. Mendapatkan pengalaman untuk bekal pada saat bekerja nantinya
4. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara pihak sekolah
/Universitas dengan pihak perusahaan.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tahapan Produksi


Secara umum tahapan atau metode produksi dibagi menjadi dua, yakni :
1. Tahapan sembur alam (Natural Flowing)
2. Tahapan sembur buatan (Artificial Lift)
Apabila tekanan reservoir cukup besar, sehingga mampu mendorong fluida
reservoir sampai ke permukaan disebut sebagai sumur “sembur alam”. Keadaan
demikian umumnya dapat ditemui pada awal masa produksi suatu sumur, tetapi
keadaan ini tidak dapat terus dipertahankan, disebabkan tekanan reservoir yang akan
terus menerus berkurang dari waktu ke waktu.
“Sembur buatan” dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan tingkat
produksi agar tetap tinggi, karena kemampuan produksi suatu sumur akan terus
berkurang dengan bertambahnya waktu. Atau kemampuan sumur yang bersangkutan
untuk berproduksi sejak awal ditemukan sangat kecil, sehingga perlu dilakukan
sembur buatan.
Jenis-jenis sembur buatan (Articial Lift) yaitu:
1. Gas Lift
2. Sucker Rod Pump (SRP)
3. Electrical Submersible Pump (ESP)
4. Hydrolic Pump (HP)
5. Progressive Cavety Pump (PCP)
2.2 Sembur Alam (Natural Flow)
Sembur alam adalah salah satu metode pengangkatan minyak ke permukaan
dengan menggunakan tenaga atau tekanan yang berasal dari reservoir/formasi dimana
sumur berada.

4
Bila tekanan reservoir cukup besar, sehingga mampu mendorong fluida
reservoir sampai ke permukaan disebut sebagai “sumur sembur alam”. Sumur sembur
alam dapat diproduksikan dengan atau tanpa “jepitan” (choke) di permukaan.
Sebagian besar sumur sembur alam menggunakan choke di permukaan dengan
berbagai alasan, antara lain:
1. Sebagai pengaman
2. Untuk mempertahankan produksi, sebesar yang diinginkan
3. Mempertahankan batas atas laju produksi, untuk mencegah masuknya
pasir
4. Untuk memproduksikan reservoir pada laju yang paling efisien
5. Untuk mencegah water atau gas coning

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan laju produksi


maupun menganalisa kelakuan sumur sembur alam, yaitu:
1. Inflow Performance Relationship
2. Tubing (Vertical Flow) Performance
3. Sistim di permukaan
4. Fasilitas peralatan di permukaan
5. Fasilitas peralatan bawah permukaan
Semua faktor di atas berkaitan erat satu dengan yang lain, dan akan
mempengaruhi aliran minyak, gas, dan air dari reservoir sampai ke fasilitas di
permukaan.
Fonseca (1972) memberikan diskusi berikut tentang fasilitas yang ada di
lapangan untuk melengkapi kontinuitas sistim dan cara control masing-masing.
Antara batuan reservoir dan sumur minyak terdapat peralatan bawah permukaan yang
terdiri dari casing, tubing, packer, bridge plug, bottom-hole choke, katup-katup,
seating nipple, peralatan pengaman dan lain-lain. Semua peralatan yang dipasang ini
disebut sebagai kondisi mekanis suatu sumur dan didesain sedemikian

5
rupa sehingga akan terjadi hubungan antara reservoir dan sumur; dan memungkinkan
untuk melakukan control yang efektif terhadap formasi produktif.
Antara sumur minyak dan sistim flowline terdapat peralatan permukaan untuk
menngontrol sumur, meliputi fasilitas pengamanan dan fasilitas untuk memungkinkan
dilakukannya operasi khusus sehubungan dengan kelakuan sumur produksi.
Komponen utama dari sistim ini adalah flowline choke yang mengontrol tekanan
aliran di permukaan (tubing dan casing), dan pada dasar lubang.

Gambar 2.1 Sumur Sembur Alam

6
2.3 Peralatan Sumur Sembur Alam
Peralatan dari sumur sembur alam pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua
komponen besar, yaitu:
1. peralatan di atas permukaan dan
2. Peralatan di bawah permukaan.

1.3.1 Peralatan di Atas Permukaan


Peralatan yang terletak di atas permukaan untuk sumur sembur alam terdiri
dari :

a. Wellhead
Adalah peralatan yang digunakan untuk mengontrol sumur dipermukaan.

Gambar 2.2 well Head


Wellhead tersusun dari dua rangkaian didalamnya, yaitu:
 casing head
Casing head berfungsi sebagai tempat menggantungkan rangakaian
casing dan mencegah terjadinya kebocoran. Pada casing head
terdapat gas outlet untuk meredusir gas yang mungkin terkumpul
diantara rangkaian casing.

7
Gamabar 2.3 Casing Head
 Tubing head
Tubing head adalah bagian dari wellhead untuk menyokong rangkaian
tubing yang berada di bawahnya dan untuk menutup ruangan yang
terdapat diantara casing dan tubing, sehingga aliran fluida dapat keluar
melalui tubing.

Gamabar 2.4 Tubing Head

b. Christmas Tree
Adalah kumpulan dari valve, fitting, choke dan manometer pengukur tekanan
sumur yang dipasang di atas tubing head. Peralatan ini terbuat dari bahan besi baja
yang berkualitas tinggi, sehingga selain dapat menahan tekanan tinggi dari sumur
juga dapat menahan reaksi dari air formasi yang bersifat korosif yang mengalir
bersama-sama dengan minyak atau dapat menahan pengikisan pasir yang terbawa ke
permukaan.

8
Gambar 2.5 X-Mass Tree

Ada bagian-bagian dari cristmas tree yaitu:


a. Manometer Pengukur Tekanan
Adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur besarnya tekanan pada
casing (Pc) dan tekanan pada tubing (Pt).

Gambar 2.6 Manometer

9
b. Master Valve
Merupakan manual gate valve yang dioperasikan lebih sering bila
dibandingkan dengan tubing master valve, misalnya seperti operasi wire line,
penutupan untuk waktu yang lamaatau perbaikan-perbaikan dikepala sumur.
Merupakan jenis valve yang digunakan untuk menutup sumur jika diperlukan.
Untuk sumur-sumur yang bertekanan tinggi, disamping master gate dipasang pula
valve lain yang terletak di bawah master gate.

Gambar 2.7 Master Valve

c. Choke
Choke atau bean ini berfungsi untuk menahan sebagian aliran dari sumur,
sehingga produksi minyak dan gas pada sumur dapat diatur sesuai yang diinginkan
atau diharapkan. Choke sebagai alat pengatur laju alir fluida produksi.

10
Gambar 2.8 Choke

Jenis-jenis choke, yaitu :


 Positive Choke
Jenis ini terbuat dari bahan besi baja pejal dimana pada bagian dalam terdapat
lubang kecil berbentuk silinder sebagai tempat untuk mengalir minyak dan gas
menuju separator. Besar perbedaan tekanan aliran fluida sebelum dan sesudah
melewati choke pada dasarnya tergantung dari diameter choke yang digunakan.

Gambar 2.9 Positive Choke


 Adjustable Choke
Diameternya dapat disetel sesuai dengan kebutuhan, dengan jalan memutar
handwheel yang terdapat di atasnya, tanpa harus melepas untuk menggantinya.

11
Pemasangan jenis choke ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penggantian
choke yang terlalu sering, terutama pada sumur-sumur yang menggunakan christmas
tree singgle wings.

Gambar 2.10 Adjustable Choke

d. Swab Valve
Manual gate valve yang dibuka untuk membiarkan tekanan fluida mencapai
top adapter untuk membaca tekanan, mengambil sample fluida dan juga untuk
lewatnya wireline unit.

Gambar 2.11 Swab Valve

12
e. Wing Valve
Manual gate valve yang digunakan untuk operasi penutupan dan pembukaan
secara normal sehingga valve ini paling sering mengalami kerusakan.

Gambar 2.12 Wing Valve

f. Check Valve
Berfungsi untuk mencegah aliran balik dari flow line ke sumur.

g. Safety Valve
Berfungsi untuk melindungi peralatan bila terjadi over atau low pressure.

1.3.2 Peralatan di Bawah Permukaan


Peralatan di bawah permukaan sumur sembur alam meliputi sekumpulan
peralatan di dalam sumur yang terdiri dari chek valve, casing hanger, tubing head,
tubing, packer, nipple, sliding sleeve door, bottom hole choke, blast joint dan flow
coupling.
1. Tubing
Merupakan pipa produksi yang dipasang di dalam sumur, berfungsi untuk
mengalirkan fluida dari dasar sumur ke permukaan.

13
a. Panjang tubing
Pada umumnya ada 2 ukuran panjang tubing yaitu :
 Range I : 20 – 24 ft
 Range II: 28 – 32 ft
b. Grade Tubing
F.25; H.40; J.55; C.75; N.80; P.105
c. Jenis Tubing
 API Non Upset
 API External upset
 Atlas Bradford
 Vam

d. Grade Tubing
Tabel 2.1 Grade Tubing
Grade Min. yield strength
F-25 25.000
H-40 40.000
J-55 55.000
C-75 75.000
N-80 80.000
P-105 105.000

e. Spesifikasi Tubing

 = diameter luar, inch


OD
 = dimeter dalam,
ID
 T= tebal dinding tubing, inch
 Grade
 Berat nominal , lb/ft
 Jenis sambungan (nue, eu, vam dll)
 Panjang tubing

14
2. Packer
Berfungsi untuk menyekat annulus antara casing dan tubing serta memberikan
draw-down yang lebih besar. Merupakan seperangkat peralatan bawah permukaan
yang terdiri dari peralatan penyekat, pemegang/dudukan suatu peralatan dan peralatan
pengatur aliran fluida dari reservoir. Packer digunakan untuk menutup aliran fluida
melalui ruangan annulus diantara tubing dan dinding casing, dengan menyekat ruang
diantaranya.

Packer diklasifikasikan berdasarkan konfigurasinya serta methoda yang


digunakan untuk rnemasangnya atau retrievable atau tidak.
Terdapat tiga type dasar production packer (gambar.7) yaitu:
 Mechanical set packer
 Hydraulic set packer
 Permanent packer

Pemilihan packer yang akan digunakan tergantung dari penggunaannya dalam


produksi yang pemilihannya berdasarkan design tertentu sehingga diperoleh
performansi yang paling baik pada suatu sistem komplesi sumur tertentu. Pemilihan
packer juga berdasarkan pertimbangan ekonomi, sehingga memenuhi kondisi
komplesi yang akan ditangani.

Fungsi umum packer adalah:


 Mengangkat/memisahkan annulus, agar casing tidak cepat rusak
akibat korosi atau terhadap tekanan sumur yang tinggi.
 Memisahkan formasi produksi yang satu dengan formasi produksi
yang lain (multiple zone completion).
 Agar gas injeksi tidak masuk ke formasi (pada sumur gas lift).
 Merupakan jangkar dari tubing untuk mengurangi ketegangan/stress
tubing yang berlebihan.
 Casing protection

15
 Memisahkan multiple zone
 Mengisolasi

 Subsurface safety control Secara


umum ada dua jenis packer yaitu :
 Retrievable Packer
 Permanen Packer

Gambar 2.13 Jenis Packer

Packer yang dipasang harus menunjukkan kondisi seperti berikut ini. Cone
harus dipasang setelah tapered slip untuk menekan slip keluar dan menempel ke
dinding casing. Packing elemen harus ditekan sehingga menghasilkan efek
penyekatan yang baik dan menempel ke dinding casing.
Packer slip didesain untuk dapat menghadapi tekanan atau gaya dari segala
arah, sedangkan sealing elemen (elemen ‟ penyekat) didesain terdiri dari berbagai
material dengan kekerasan yang berbeda-beda sehingga mempunyai efek penyekatan
yang baik.
a. Mechanical Set Packer
Packer ini diset/dipasang melalui sistem mekanik yang ditransmisikan
lewat pergerakan tubing, yang dapat dibedakan menjadi tigajenis, yaitu:
 Weight set

16
 Tension set
 Rotational set

b. Hydraulic Set Packer


Pemasangan packer ini menggunakan metoda mengisolasi suatu tekanan
atau dengan mechanic lock.
c. Permanent Packer
Permanent packer dipasang dengan menggunakan wireline, drill pipe,
atau tubing. Opposed slip dipasang diatas dan dibawah packing elemen untuk
mengunci. Sekali pemasangan packer ini tahan terhadap pergerakan kesemua arah.

3. Landing Nipple
Merupakan alat yang berfungsi untuk menempatkan alat-alat kontrol aliran di
dalam tubing. Terdapat dua jenis nipple, yaitu leading dan no-go nipple.

Dipasang di beberapa tempat dalam rangkaian tubing dalam sumur, dan


dipergunakan sebagai tempat duduknya locking mandrel.

Syarat landing nipple yang hendak dipasang :


 Mempunyai locking recess/profil (tempat duduknya key).
 Mempunyai seal bore (tempat packing element yang dapat menahan
tekanan dari atas maupun dari bawah).
a. Macam/Jenis Landing Nipple:
 Selective Landing Nipple
 Non Selective Landing Nipple
 Safety Valve Nipple (special type).
 Selective Landing Nipple
Jenis ini dapat dipasang pada rangkaian tubing dengan jumlah lebih dari satu
sesuai dengan kebutuhan Completion dari sumur. Pengaturan letak landing nipple
sedemikian rupa sehingga Locking Mandrell untuk Landing nipple dibawah dapat
melewati.

17
Gambar 2.14 Selective Landing Nipple
 Non Selective Landing Nipple
Jenis Landing Nipple yang dipasang paling bawah dalam suatu rangkaian
tubing hanya satu buah dalam satu rangkaian tubing untuk ukuran yang sama. Juga
berfungsi untuk mencegah lolosnya wireline service tools yang jatuh kedalam tubing.

Gambar 2.15 Landing Nipple

18
 Safety Valve Nipple (special type)
Jenis landing nipple yang dipergunakan untuk menempatkan Surface
Control Sub Surface Control Valve (SCSSV) di dalam sumur.
Nipple ini mempunyai port yang berhubungan dengan hydraulic control line
¼ inch. Tekanan hydraulic ini akan mengatur buka tutup Safety valve dari
permukaan.
 Sub Surface Safety Valve
Merupakan alat/valve yang dipasang di dalam tubing bawah permukaan yang
berfungsi sebagai alat pengaman dan secara otomatis akan menutup aliran sumur ke
permukaan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, misalnya pipa alir bocor, pipa
tersumbat, X-mastree roboh, kebakaran dan lain-lain.
 Macam/Jenis dari Sub Surface Safety Valve (SSSV)
 Wire line Retrievable dipasang atau dicabut dengan menggunakan
wire line.
 Tubing Retrievable dipasang atau dicabut bersama-sama dengan
tubing jadi merupakan bagian dari tubing string.
 Menurut Sistem Kerjanya
 Direct Controll Sub Surface Safety Valve atau sering disebut Sub
Surface Controled Sub Surface Safety Valve (SSCSSV). Safety
valve ini bekerjanya dikontrol oleh tekanan sumur itu sendiri, safety
valve akan menutup secara otomatis jika aliran yang melewatinya
lebih besar atau lebih kecil dari yang direncanakan.
 Indirect (Remote) Controlled Sub Surface Safety Valve (SCSSV).
Safety valve ini bekerja dengan tekanan hidrostatis yang dikontrol
di permukaan yang dipompakan melalui kontrol line yang
dihubungkan ke Safety Valve landing nipple di dalam sumur.

19
Jika tekanan hidrolis dari permukaan ditiadakan atau hilang, maka safety
valve akan menutup. SCSSV lebih umum digunakan di Indonesia, karena selain
pengerjaannya lebih mudah, umumnya sumur-sumur lepas pantai di lautan dangkal.

Gambar 2.16 (SCSSV)

4. Sliding Sleeve Door


Digunakan untuk memproduksi hidrokarbon dari beberapa zona produktif
dengan menggunakan single tubing string. Dengan adanya alat ini dimungkinkan ada
hubungan antara annulus dengan tubing.

20
Gambar 2.17 Sliding Sleeve Door
5. Bottom Hole Choke
Disamping choke yang dipasang di permukaan, kadang-kadang juga
dibutuhkan choke yang dipasang di dalam sumur.

Pemasangan bottom hole choke ini diantaranya dimaksudkan untuk :


 Mendapatkan koefisien pemakaian tenaga ekspansi gas yang lebih
tinggi.
 Memperpanjang umur sumur sembur alam dengan jalan membebaskan
gas yang berasal dari larutan minyak untuk memperingan kolom
minyak dan menambah besar kecepatan alir di dalam tubing.
 Mengurangi atau mencegah pembekuan (freezing) pada alat-alat
kontrol di atas permukaan dengan jalan memasang choke pada ujung
bawah tubing.
 Mencegah atau mengurangi air yang masuk ke dalam sumur dengan
jalan menjaga tekanan dasar sumur tetap konstan.
 Mencegah terjadinya endapan hydrate, karbonat dan parafin yang
mengalir bersama-sama dengan fluida dari formasi ke permukaan.

21
6. Blast Joint
Merupakan sambungan pada tubing yang memiliki dinding tebal, dipasang
tepat di depan formasi produktif yang untuk menahan semburan aliran fluida formasi.
Merupakan tubing tebal, seperti flow coupling yang terbuat dari high grade alloy steel
dengan panjang 10 feet dan 30 feet. Dipasang di depan perforasi untuk menahan
semburan langsung dari reservoir.

Gambar 2.18 Blast Joint

7. Flow Coupling
Alat ini memiliki bentuk sama dengan blast joint, pemasangnnya terletak di
atas dan di bawah nipple dan berfungsi untuk menahan turbulensi fluida akibat
adanya kontrol aliran yang dipasang pada nipple. Berupa nipple/pipa dengan panjang
2 – 4 feet yang terbuat dari high grade alloy steel. Dipasang diatas dan dibawah
landing nipple yang berfungsi mencegah timbulnya erosi pada tubing karena aliran
turbulen yang melewati peralatan control produksi pada landing nipple.

22
Gambar 2.19 Flow Coupling

8. Check Valve
Untuk menahan aliran dan tekanan balik dari separator
9. Telescopic Joint
Disebut juga PUP joint yang berfungsi untuk menyesuaikan panjang salah
satu tubing, misalnya short string dengan long string pada sumur dual
completion.
10. Travel Joint
Semacam PUP joint yang dipasang pada rangkaian tubing. Travel joint dapat
memanjang dan memendekkan karena adanya perubahan tekanan dan temperatur
dalam sumur.

Gambar 2.20 Travelling Joint

23
11. Ported Nipple
Jenis landing nipple yang mempunyai lubang dibodynya, yang terletak di
antara dua sealing section. Beberapa flow control yang dapat dipasang pada ported
niple adalah :
a. Side Door Choke →berguna memblok horizontal flow dan aliran
bawah tetap mengalir, atau memblok aliran dari bawah, dan aliran dari
samping tetap mengalir.
b. Separation tool →berguna menutup aliran dari bawah dan
memproduksi zone atas.
c. Cross over choke →mengalirkan zone atas melalui tubing, dan zone
bawah melalui annulus.
d. Regulator flow choke →kebalikan dari cross over choke, alat ini
mengalirkan zone bawahmelalui tubing dan zone atas melalui annulus.

e. Dual flow choke →alat yang berfungsi mengalirkan dua zone


productive melalui satu tubing dengan mengatur besarnya masing-
masing choke.

Gambar 2.21 Sliding Side Door

24
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
(PKL)

3.1 Perencanaan Kerja Praktek Lapangan


Dalam melaksanaan kegiatan kerja praktek ini mahasiswa mampu untuk
mengetahui tentang topik masing-masing. Dalam kegiatan kerja praktek ini terdiri
dari proses pelatihan, orentasi umum, dan lanjutkan PKL.

1. Proses Pelatihan
Proses pelatihan ini dilakukan selama satu mingu dimulai dari tangal 10 april
2018 sampai tangal 13 april 2018. Tujuan pelatihan untuk review materi yang kami
dapatkan di panku kuliah.
MINGGU PERTAMA
Selasa Rabu Kamis Jumat
Pengenalan
Kegiatan Usaha Pengetahuan Pengetahuan
Hulur Migas
Teknik dan Pengetahuan Teknik dan
dan
Peralatan Eksploitasi Migas Peralatan Produksi
Pengetahuan
Pemboran Migas Migas
Eksplorasi
Migas

2. Orentasi Umum
Setelah proses pelatihan, minggu seterusnya dilanjutkan dengan orentasi
umum (pengenalan peralatan geologi, peralatan pemboran,Seismik dan peralatan
produksi).

25
MINGGU KEDUA
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Pengenalan Peralatan Pengenalan Peralatan
Produksi (Natural
Eksplorasi Migas
Pengenalan Peralatan Flowing, Artificial Lift)
(Peralatan Geologi,
Pemboran dan Peralatan dari Flow
Seismik) dan Pengenalan
Line sampai Tanki
Peralan Lumpur Pemboran
Pengumpul)

3. Kerja Praktek Lapanagn


Setelah proses pelatihan dan orentasi umum maka saya akan melanjutkan pkl
selama dua minggu dengan topik masing-masing. Kegiatan pkl ini terdiri dari
observasi, diskusi, bimbing dan metode pustaka dan kegiatan ini akan dimulai dari
tanggal 24 April 2018 samapai tanggal 11 Mei 2018.

26
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada sumur “sembur alam” yang diproduksikan, terdapat dua kondisi
permukaan yang umum ditemui, yaitu sumur diproduksikan dengan menggunakan
“jepitan” (Choke/Bean Performance) atau sumur diproduksi tanpa choke di
permukaan. Choke biasanya dipasang pada awal masa produksi, kemudian dengan
bertambahnya waktu ukuran choke akan bertambah sampai akhirnya choke akan
dilepas seluruhnya agar tetap diperoleh laju produksi yang optimum.

Sesudah fluida sampai ke permukaan dan melewati choke, fluida akan melalui
pipa-pipa (sistim) di permukaan untuk dialirjan ke fasilitas permukaan. Hal utama
yang harus diperhatikan dalam aliran pipa horizontal adalah penentuan penurunan
tekanan sepanjang aliran pipa penentuan diameter pipa yang diperlukan. Dalam
memperkirakan penurunan tekanan yang terjadi, dapat digunakan berbagai kolerasi
yang telah tersedia (Horizontal Flow Performance).

Sembur alam adalah salah satu metode pengangkatan minyak ke permukaan


dengan menggunakan tenaga atau tekanan yang berasal dari reservoir/formasi dimana
sumur berada dan Christmas tree merupakan rangkaian dari valve dan fitting yang
digunakan untuk kontrol produksi dan disambungkan dengan bagian atas tubing head.

3.2 Saran
Hasil kesimpulan diatas dapat memberikan beberapa saran untuk membantu
saya agar menlanjutkan topik tentang Flowing untuk membuat laporan yang baik di
masa yang akan datang. Penulisan ini masih banyak kesalahan dari penulisan saya,
karna manusia yang tak sempurna sehingga tidak terlepas dari kesalahan dan dosa dan
sayai juga butuh saran atau kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan
yang lebih baik dari pada masa sebelumnya. Demikian proposal yang saya buat

27
untuk memiliki kerja-praktek di PPSDM ini. Saya berharap bahwa proposal ini akan
diterima dengan baik oleh pihak yang ada di Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia (PPSDM) Minyak Dan Gas Bumi. Saya Mengingat bawah masih
kekurangan dan keterbatasan saya, saya sangat berharap untuk dukungan moral dan
pelatihan, untuk membantu saya agar bisa menyelesaikan kerja-praktek ini dengan
hasil yang baik.

28
DAFTAR PUSTAKA

www.globalsupplyline.com.au
Ahmed, Tarek H, “Equations of State and PVT Analysis : Application for Improved
Reservoir Modeling”, 2007, Gulf Publishing Company, USA, hal : 181- 237,
495 – 502.
A.R. Solaimany Nazar, B. Dabir dan kawan-kawan, “Measurement and Modeling of
Wax Deposition in Crude Oil Pipelines”, SPE 69425 copyright 2001.
Bejan, Adrian and Kraus, Allan D., “Heat Transfer Handbook”, 2003, John Willey
and Son, Inc., USA, hal : 180 – 183, 190 – 191, 422.
Broadkey, Robert S and Hershey, Harry C, “Transport Phenomena : A Unified
Approach”, 1988, McGraw-Hill Book Company, USA, hal : 112 – 117, 143,
146, 148 – 153.
Incropera P, frank and DeWitt P, David, “Fundamentals of Heat and Mass Transfer,
4th edition, John Wiley and Sons, USA.

29

Anda mungkin juga menyukai