Anda di halaman 1dari 6

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

MEI 20, 2012FZIL MAKALAH TINGGALKAN KOMENTAR

5 Votes

Makalah
Metodologi Penelitian
Tentang
Teknik Pengambilan Sampel

Di susun oleh:
Petri Harmaleni 409 061
Setti Dian Ferina 409 066
Diana Rohmayati 409 074

Dosen Pembimbing:
RAHMAWATI, M.A

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1432 H/2011 M
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipersembahkan kepada Allah SWT, karena semua ini adalah berkat rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga pemakalah dapat menyelaesaikan makalah yang berjudul “teknik pengambilan sampel”. Shalawat
dan salam untuk junjungan Nabi Muhammad SAW yang membawa manusia kejalan ilmu pengetahuan yang begitu
luas. Usapan terima kasih kami untuk dosen pembimbing yang selalu mengarahkan dalam proses perkuliahan.
Pembuatan makalah ini dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.

Padang, 28 Desember 2011

Pemakalah

BAB I
PEDAHULUAN
Tiap penelitian memerlukan sejumlah orang yang harus kita selisiki. Secara ideal kita harus menyelidiki
keseluruhan populasi. Bila populasi terlalu besar kita ambil sejumlah sampel yang representative, yaitu yang
mewakili keseluruhan populasi itu. Dengan menyelidiki sampel itu kita ambil kesimpulan berupa populasi.
Salah satu konsep yang berhubungan erat dengan sampel adalah populasi. Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan
yang ingin diteliti. Sementara itu, sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti.
Terkait dengan hal tersebut, kami akan menjelaskan lebih lanjut dalam makalah ini tentang pengertian populasi dan
sampel serta alasan-alasan pengambilan sampel. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada bab berikutnya.

REPORT THIS AD

BAB II
PEMBAHASAN
POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN
1. A. POPULASI
Populasi adalah objek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data. Namun, dalam
kegiatan penelitian untuk menjangkau keseluruhan dari objek tidak mungkin dlakukan. Apabila peneliti ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi
atau penelitiannya juga disebut populasi atau sensus[1]. Arti darisensus yaitu cara untuk mendapatkan keterangan
(informasi) dari semua anggota populasi dan tanpa terkecuali.[2]
Macam populasi, antara lain adalah populasi terhingga dan tak terhingga. Yang dmaksud dengan populasi terhinga
yaitu sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan kajian penelitian yang jumlahnya tertentu. Sedangkan
yang dimaksud dengan populasi tak terhingga adalah sekumpulan objek yang akan diteliti berjumlah tidak terhingga
banyaknya.[3]

1. B. SAMPEL
Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian.[4] Jika kita hanya akan
meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel[5]. Sampel yang baik yaitu
sampel yang memiliki populas atau yang representetif artinya menggambarkan keadaan populasi atau
mencerminkan populasi secara maksimal tetapi mewakili sampel bukan merupakan duplikat dari populasi.[6]
Jadi penelitian hanya dilakukan pada sampel tidak pada populasi. Namun kesimpulan-kesimpulan penelitian
mengenai sampel itu akan dikenakan ataudigeneralisasikan terhadap populasi. Generalisasi dari sampel ke populasi
ini mengandung resiko bahwa akan terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan, karena sampel tidak kan menerminkan
secara tepat keadaan populasi.[7]
Petunjuk-petunjuk untuk mengambil sampel:

1. Daerah generalisasi
Yang penting disini adalah menentukan terlebih dahulu luas populasinya sebagai daerah generalisasi, setelah itu
barulah menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Disamping itu yang terpenting adalah jika yang
dselidiki hanya satu kelas saja, jangan diperluas sampai ke kelas lain, apalagi sampai menyimpulkan untuk sekolah-
sekolah lain.

1. Penetapan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya


Bila luas populasi telah ditentukan, maka segera diikuti penegasan tentang sifat-sifat populasinya. Penegasan ini
adalah sangat penting., bila menginginkan adanya validitas dan realibilitas bagi penelitinya. Oleh sebab itu, haruslah
ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat populasi, dan memberikan batas-batas yang tegas, barulah kemudian
menetapkan sampelnya. Jangan sebaliknya yaitu menetapkan sampelnya terlebih dahulu baru kemudian menyusul
populasinya.

1. Sumber-sumber informasi tentang populasi


Untuk mengetahui cir-ciri populasi secara terperinci dapat diperoleh melalui bermacam-macam sumber informasi
tentang populasi tersebut. Seperti, dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi dan organisasi.[8]
1. Menetapkan besar kecilnya sampel
Seringkali para peneliti dihadpakan pada persoalan yang sulit untuk mendapatkan ukuran sampel yang dapat
dikatakan mewakili populasinya, hal ini lebih disebabkan karena banyanya perbedaan persepsi satu pemikiran dan
pemikiran lainnya. Pada intinya penetapan ukuran sampel tersebut sesungguhnya sangat tergantung dari
karakteristik elemen populasinya (homogeny atau tidak).[9]
1. Menetapkan teknik sampling
Didalam sampel ada yan disebut dengan biased sample, artinya sampel yang tidak mewakili populasi atau disebut
juga dengan sampel yang menyeleweng. Pengambilan sampel yang menghasilkan sampel menyeleweng disebut
biased sampling.

Biased sampling adalah pengambilan sample yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan
populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi.[10]
Bagaiman cara pengambilan sampel? Pertanyaan ini mengarah kepada jawaban yang disebut dengan teknik
pengambilan sampel atau teknik sampling. Pengambilan sampel haru sdilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel (contoh) atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Contohnya, air the. Agar
populasi menjadi homogeny, maka harus kita aduk dulu agar manisnya sama.[11]
REPORT THIS AD

Cara sampling cocok dilakukan bila sesuai dengan hal-hal berikut:

1) Kehomogenan populasi terlihat

2) Kondisi populasinya tidak mempunyai batas

3) Untuk menghemat waktu dan biaya

4) Berisiko merugikan subjek penelitian[12]


Teknik-teknik pengambilan sampel penelitian yang dapat dilakukan :

1) Sampel random atau sampel acak, sampel campur

Teknik sampel ini diberi nama demikian karena didalam pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” sujek-
subjek didalam populasi sehungga semua subjek dianggap sama. Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi diberi
nomor urut mulai dari satu sampai dengan banyaknya subjek. Didalam pengambilan sampel biasanya peneliti sudah
menentukan terlebih dahulu besarnya jumlah sampel yang baik.

Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel atau semakin besar persentase sampel dari
popuasi, hasil penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari
sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subjek penelitian populasi. Sifat-sifat atau cirri-ciri penelitian tersebut
bertalian erat dengan homogenitas subjek dalam populasi.

Jika kita akan meneliti tingkat kedisiplinan siswa disuatu sekolah, maka sifat atau cirinya yaitu yang berhubungan
dengan atau banyk mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa ada bermacam-macam, antara lain tingkatan kelas,
jrnis kelamin dan suasana keluarga.[13]
REPORT THIS AD

2) Sampel bersrata

Apabila sampel berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkatan atau sastra, mala pengambilan sampel tidak boleh
dilakukan secara random. Adanya strata, tidak boleh diabaikan dan setiap strata harus diwakili sebagai sampel.

Misalnya kita akan meneliti kehadiran kuliah mahasiswa. Apabila kesimpulannya akan diberlakukan untuk seluruh
institusi, maka kita harus mengambil sampel wakil dari semua tingkat. Strata ekonomi, strata pendidikan, strata
umur, strata kelas, dan sebagainya, dapat digunaka sebagai dasar penentuan sampel strata.
Sampel ini digunakan apabila kita berpendapat bahwa ada perbedaan ciri atau karakteristik antara strata yang ada,
sedangkan perbedaan tersebut mempengaruhi variabel. Jika tidak ada pebedaan ciri antara tingkat yang ada,
kitaboleh menggunakan sampel random.

REPORT THIS AD

3) Sampel wilayah

Sama halnya seperti pada sampel berstrata dilakukan karena adanya perbedaan antara strata satu dengan strata yang
lainnya, sehingga kita lakukan sampel wilayah jika ada perbedaan antarasatu wilayah dengan wilayh lainnya.
Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat
dalam populisi.

4) Sampel proposi atau sampel imbangan

Teknik ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel strata atau wilayah. Adakalanya banyaknya
subjek yang terdapat pada setiap strata atau sampel wilayah tidak sama. Sebab itu, untuk memperoleh sampel yang
representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan
banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah.

5) Sampel bertujuan

Sampel ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau wilayah akan tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya
alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

Walaupun cara seperti ini diperbolehkan, peneliti harus memenuhi syarat-syarat dibawah ini :

1.Pengambilan sampel harus didasarkan pada ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang
merupakan ciri-ciri pokok populasi.
2. Subjek yang di ambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung
ciri-ciri yang banyak terdapat pada populasi.
3. Menentukan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat didalam studi pendahuluan.[14]
4. Sampel kelompok/cluster sample.
6) Sampel kuota

Pengambilan sampel kuota lebih menekankan kepada masalah pertimbangan jumlah, sesuai dengan namanya, yaitu
kuota yang berarti jatah (tentang jumlah) sesuatu, maka penarikan sampel dilakukan sangat tergantung kepada jenis-
jenis subjek penelitian yang di kuotakan.[15]
Sampel terdiri dari sekelompok individu yang dipilh dari kelompok yang lebih besar dimana pemahaman dari hasil
penelitan akan diberlakukan. (sumber: hajar, ibnu. Dasar-dasar metodologi penelitian kuantitatif dalam pendidikan.
Cet 1__jakarta: PT. RajaGrafindo persada, 1996)

Alasan –alasan/ pertimbangan-pertimbangan memilih metode sampling


Untuk menentukan metode sampling manakah yang akan dilakukan perlu kita pertimbangan hal-hal berikut:

1. Tujuan penelitian. Bila kita ingin mencapai generalisasi yang berlaku bagi keseluruhan populasi, maka
perlu kita pakai sampling acakan atau random. Kalau kita bertujuan untuk memperoleh kesan-kesan
umum dalam waktu singkat dapat kita gunakan non-probality sampling.
2. Pengetahuan tentang pupulasi. Bila kita tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang populasi ,
sampling acakan tidak dapat kita laksanakan dengan baik.
3. Kesediaan. Untuk menjadi populasi sebagai sampel. Sering timbul kesulitan untuk mendapatkan
kesediaan orang untuk dijadikan sampel.
4. Jumlah biaya yang tersedia untuk penelitian
5. Besar populasi. Bila populasi sangat besar, sampling daerah yang paling serasi. Bila populasi kecil, ada
kemungkinan bagi sampling jenuh atau padat
6. Fasilitas yang tersedia seperti komputer dan kalkulator .
(sumber:metode research:penelitian ilmiah/ S.Nasution__Ed. 1. Cet 2__jakarta: bumi aksara,1996.)

BAB III
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
Dalam proses penelitian, ketetapan dalam menentukan data yang dicari adalah suatu urusan yang mutlak diperlukan.
Dengan demikian, tujuan penelitian akan dapat terpenuhi dengan baik. Sumber data pada penelitian adalah subjek
dari mana data dapat diperoleh.

Sehubungan dengan wilayah sumber data yang dijadikan sebagai subjek penelitian ini, maka dikenal jenis penelitian
:

1. Populasi
Peneliti ingin meneliti semua yang ada dalam wilayah penelitian, maka disebut penelitian populasi.

1. Sampel
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian sampel.

Cara pengamblan sampel penelitian yang dapat dilakukan yaitunya peneliti mencampurkan subjek-subjek didalam
populasi sehingga semua objek dianggap sama, sampel strata dilakukan jika ada perbedaan cirri antara strata yang
ada, dan masih ada cara-cara yang lain.

1. B. Kritik dan Saran


Berdasarkan apa yang telah dipaparkan dalam bab pembahasan, pemakalah masih banyak informasi yang belum
pemakalah ketahui. Jadi, jika ada yang perlu ditambahkan dalam pembahasan ini, maka pemakalah menerimanya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Narbuko, chalid dan Abu Ahmadi. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Subagyo, Joko. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Subana dan Sudrajat. 2005. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : Pustaka Setia
Supangat, And. 2008. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Noon Parametrik. Jakarta : Kencana
Suryabrata, Sumadi. 2010. Metode penelitian. Jakarta: Rajawali Pers

[1] Suharsimi Arikunto.Op cit. Hal 103


[2] Andi Supangat. Op cit. Hal 4
[3] Andi Supangat. Loc cit. Hal 3
[4] Chalid Narbuko dan Abu Ahmadi. Metode Penelitian. Jakarta : 2004. Hal 107
[5] Suharsimi Arikunto. Op cit. Hal 104
[6] Chalid Narbuko dan Abu Ahmadi. Metode Penelitian. Jakarta : 2004. Hal 107
[7] Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian. Jakarta:2010. Hal 35
[8] Chalid Narbuko dan Abu Ahmadi. Op cit. Hal 108-109
[9] Andi Supangat. Op cit. Hal 7
[10] Chalid Narbuko dan Abu Ahmadi. Op cit. Hal 110
[11] Suharsimi Arikunto. Op cit. Hal 133
[12] Subana dan Sudrajat. Dasar-dasar penelitian ilmiah. Bandung: 2005. Hal 116
[13] Suharsimi Arikunto. Op cit. Hal134-135
[14] Suharsimi Arikunto.Op cit. Hal 138-140
[15] Ibid. Hal 126

Anda mungkin juga menyukai