Oleh
Azima Tuzahiroh K1A016065
Jurusan Kimia Fakultas MIPA
Universitas Jenderal Soedirman
Jl. Dr. Soeparno 61, Karangwangkal, Purwokerto Utara
Banyumas, 53123 Email : fmipa.unsoed@gmail.com
RINGKASAN
Seiring dengan kemajuan teknologi salah satunya di bidang permesinan,
telah mendorong produsen dalam meningkatkan kualitas dari pelumas. Pelumas
adalah suatu bahan yang diberikan di antara dua benda bergerak yang saling
bersinggungan dengan tujuan untuk mengurangi gaya gesek yang terjadi antar
keduanya. Secara umum fungsi pelumas adalah untuk mencegah atau mengurangi
keausan dan gesekan, sedangkan fungsi yang lain sebagai pendingin, peredam
getaran dan mengangkut kotoran pada motor. Pelumas dibuat dari minyak dasar
(base oil) dan aditif. Bahan dasar pelumas biasanya adalah fraksi minyak bumi.
Pemakaian bahan aditif dalam pelumas pada dasarnya untuk memperbaiki sifat
alamiah pelumas murni. Suatu pelumas biasanya diberi tambahan beberapa jenis
aditif tergantung pada tujuan. Aditif yang kerap digunakan antara lain aditif yang
mengandung Ca, Mg, dan Zn. Kandungan logam (metal content) dalam minyak
lumas dapat diketahui kadarnya dengan menggunakan alat uji AAS (Atomic
Absorption Spectrometer) sesuai dengan metoda uji yang dipersyaratkan pada
lembaga tempat praktik kerja lapangan yaitu sesuai ASTM D 4628. Karakteristik
kandungan logam minyak lumas dibatasi dengan nilai minimum. Satuan yang
digunakan adalah persen (%) massa. Analisis metal content dalam 50 sample
minyak lumas menunjukkan kadar logam yang bervariasi, kadar kalsium antara
0,02573 µg/g hingga 0,9123 µg/g, kadar logam magnesium antara 0,00042 µg/g
hingga 0,53731 µg/g, dan kadar logam seng antara 0,00284 µg/g hingga 0,43711
µg/g. Kadar Ca dan Mg dalam 50 sampel minyak lumas sesuai dengan Keputusan
Menteri ESDM No. 2808 namun terdapat 12 sampel yang memiliki kandungan Zn
dibawah nilai minimum.
xii
SUMMARY
xiii