Disusun Oleh :
JURUSAN KIMIA
PURWOKERTO
2018
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit dalam dunia
perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Bentonit dikenal sebagai jenis lempung yang
mempunyai kandungan mineral montmorillonit 85-90% bersifat lunak, memiliki berat jenis antara
1,7-2,7 gram/liter, mudah pecah, terasa berlemak dan mempunyai sifat mengembang apabila terkena
air (Grim, 1968). Bentonit merupakan mineral alumina silikat hidrat yang termasuk dalam pilosilikat,
atau silikat berlapis. Keunikan sifat bentonit yaitu memiliki kemampuan untuk mengembang dan
membentuk koloid jika dimasukkan ke dalam air (Aviantari, 2008). Selain itu bentonit memiliki
kemampuan swelling yang cukup besar. Kemampuan swelling ini menjadikan bentonit sebagai
adsorben dengan kapasitas adsorpsi yang lebih besar dibanding adsorben yang lainnya. Prinsip
mengubah permukaan dan pori – pori bentonit adalah dengan melarutkan logam – logam yang
terdapat pada pori – pori menjadi lebih luas (Supeno, dan Sembiring, 2007).
Montmorillonit memiliki struktur ber-tingkat dan kapasitas pertukaran ion yang aktif di
bagian dasar. Oleh karena itu, strukturnya dapat diganti seperti struktur bagian dasar, yaitu dengan
penambahan asam agar terjadi penggantian ion-ion K+, Na+ dan Ca+2 dengan H+ dalam ruang
interlamelar, dan akan melepaskan ion-ion Al+3, Fe+3 dan Mg+2 dari kisi strukturnya sehingga
lempung lebih aktif.
Aktivasi bentonit sangat dipengaruhi oleh konsentrasi asam. Biasanya dipakai asam
sulfat. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah sifat dasar, distribusi ukuran pori, keasaman, dan
nilai SiO2 atau Al2O3 dari endapan bentonit.
1.2 TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BENTONIT
Bentonit merupakan istilah dalam dunia perdagangan untuk clay yang mengandung
monmorillonit. Kandungan utama bentonit adalah mineral monmorilonit (80%) dengan rumus kimia
[Al l.67Mg 0.33 (Na0.33 )]Si4O10 (OH)2. Warnanya bervariasi dari putih ke kuning, sampai hijau
zaitun, coklat kebiruan. Bentonit berasal dari perubahan hidrotermal dari abu vulkanik yang
disimpan dalam berbagai air tawar (misalnya, danau alkali) dan cekungan laut (fosil laut yang
melimpah dan batu kapur), ditandai dengan energi pengendapan yang rendah oleh lingkungan dan
kondisi iklim sedang. Hamparan bentonit berkisar pada ketebalan dari beberapa sentimeter hingga
puluhan meter (sebagian 0,3-1,5 m) dan dapat lebih dalam lagi sampai ratusan kilometer. Bentonit
banyak terdapat secara luas di semua benua. Kandungan lain dalam bentonit merupakan pengotor
dari beberapa jenis mineral seperti kwarsa, ilit, kalsit, mika dan klorit (Utracki, et. al, 2004). Bentonit
dikenal dan dipasarkan dengan berbagai sinonim seperti sabun tanah liat, sabun mineral, wilkinite,
staylite, vol-clay, aquagel, ardmorite, dan refinite (Johnston, 1961).
Klasifikasi bentonit dibuat dengan terlebih dahulu menyelidiki karakteristik struktural seperti
komposisi kimia dan mineralogi, kapasitas tukar kation dan luas permukaan spesifik. Bentonit alam
baik natrium atau kalsium bentonit memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda. Berdasarkan jenisnya,
bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :
Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air,
dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam keadaan kering berwarna putih atau krem,
pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan Universitas Sumatera Utara berwarna
mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak
dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ionion sodium (Na+ ). Kandungan Na2O dalam
natrium bentonit umumnya lebih besar dari 2%. Karena sifatsifat tersebut maka mineral ini sering
dipergunakan untuk lumpur pemboran, penyumbat kebocoran bendungan pada teknik sipil, bahan
pencampur pembuatan cat, bahan baku farmasi, dan perekat pasir cetak pada industri pengecoran
logam.
Ca-bentonit ditandai dengan kemampuan penyerapan air dan kemampuan mengembang yang
rendah dan tidak mampu untuk tetap tersuspensi dalam air. Perbandingan kandungan Na dan Ca
rendah, suspensi koloidal memiliki pH 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion
kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking, berwarna abu-abu, biru,
kuning, merah dan coklat. Bentonit jenis ini sangat baik digunakan sebagai lempung pemucat warna
pada minyak kelapa (Porta, 2010 dan Supeno, 2009).
Bentonit Sifat–sifat fisika bentonit antara lain berkilap lilin, umumnya lunak dan plastis,
berwarna pucat dengan kenampakan putih, hijau muda, kelabu hingga merah muda dalam keaadaan
segar dan menjadi krem bila lapuk yang kemudian berubah menjadi kuning, merah coklat hingga
hitam. Bila diraba terasa licin seperti sabun. Bila dimasukkan ke dalam air, akan menyerap air,
sedikit atau banyak, bila kena air hujan bentonit dapat berubah menjadi bubur dan bila kering akan
menimbulkan rekahan yang nyata. Sifat fisik lainnya berupa massa jenis 2,2-2,8 g/L; indeks bias
1,547-1,557; dan titik lebur 1330-1430 oC (Johnstone, 1961).
Struktur bangun lembaran bentonit terdiri dari 2 lapisan tetrahedral yang disusun unsur utama
Silika (O, OH) yang mengapit satu lapisan oktahedral yang disusun oleh unsur M (O,OH) (M = Al,
Mg, Fe) yang ditunjukkan pada Gambar 2. 1 yang disebut juga mineral tipe 2:1. Ruang dalam
lembaran ini dapat menyusun hampir 85 % dari bentonit (Ray, 2003, Utracki, 2004).
Struktur utama bentonit selalu bermuatan negatif walaupun pada lapisan oktahedral ada
kelebihan muatan positif yang akan dikompensasi oleh kekurangan muatan positif pada lapisan
oktahedral. Hal ini terjadi karena terjadinya substitusi isomorfik ion-ion, yaitu pada lapisan
tetrahedral terjadi substitusi ion Si 4+ oleh Al 3+ , sedangkan lapisan oktahedral terjadi substitusi ion
Al 3+ oleh Mg 2+ dan Fe 2+. Ruang dalam lapisan bentonit dapat mengembang dan diisi oleh
molekul-molekul air dan kation-kation lain (Alexandre dan Dubois, 2000).
Bentonit terutama digunakan dalam dalam pengecoran pasir, lumpur bor, pengecoran logam,
absorben, sebagai campuran berbagai komposit, bahan makanan untuk unggas dan hewan peliharaan,
penjernihan, pembuatan makanan, kosmetik dan obat-obatan. Bentonit telah digunakan untuk
penjernihan cairan (terutama anggur putih dan jus). Bentonit juga merupakan adsorben yang paling
banyak digunakan, juga berfungsi sebagai zat pemutih (bleaching) dan katalis. Sekitar 6 juta ton
bentonit diproduksi setiap tahunnya (Utracki, 2004).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Pemanfaatan bentonit teknis sebagai adsorben zat warna dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu :
PEMBAHASAN
Bentonit adalah istilah untuk lempung yang terdiri atas mineral monmorilonit sebagai
kandungan utamanya. Kandungan monmorilonit pada bentonit berkisar antar 70-80%. Oleh karena
itu bentonit sering disebut sebagai nama dagang dari monmorilonit. Selain monmorilonit,
kandungan mineral lain dalam bentonit antara lain berupa mineral kaolinit, illit, kuarsa, plagioklas,
kristobalit, dan sebagainya (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan
Batubara,2005).
Bentonit merupakan lempung dari golongan smektit yang memiliki rumus kimia
(OH)4Si8Al4O20.xH2O. Struktur atom monmorilonit terdiri atas lapisan oktahedral dari alumina
yang diapit oleh lapisan tetrahedral silika. Pada lapisan tetrahedral, terjadi substistusi isomorfik
antara Si4+ dengan Al3+., sedangkan pada bagian oktahedral Al dapat disubstitusikan oleh Fe atau
Mg. Substitusi isomorfik yang terjadi pada lapisan tetrahedral maupun pada lapisan oktahedral
menyebabkan monmorilonit relatif bermuatan negatif dan muatan dari monmorilonit ini akan
distabilkan oleh kation yang terdapat di bagian interlayer (Díaz, 2001, Alemdar et al., 2005).
Tipe yang kedua adalah Mg atau Ca-bentonit (non swelling bentonite). Tipe
bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi
di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan mempunyai sifat menghisap
yang baik. Suspensi koloidal Ca-bentonit memiliki pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih
banyak diduduki oleh ion-ion kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat
rapid slaking, berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit
dalam proses pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih dahulu. Di Indonesia,
Beberapa lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi untuk pengambilan bentonit
adalah di Tasikmalaya, Leuwiliang, Nanggulan, dan lain-lain. Sedangkan indikasi
endapan Na-bentonit terdapat di Pangkalan Brandan; Sorolangun-Bangko; Boyolali.
(Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, 2005).
Komposisi kimia bentonit secara umum ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Senyawa %
SiO2 66,00
Al2O3 16,40
Fe2O3 9,26
CaO 1,44
MgO 2,72
TiO2 0,90
Na2O 2,34
Lain-lain 0,94
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Imam Fathoni dan Rusmini (2016) dalam
judul Pemanfaatan Bentonit Teknis Sebagai Adsorben Zat Warna menghasilkan data
sebagai berikut:
I. Variasi konsentrasi methylene blue terhadap kemampuan adsorpsi bentonit
Penentuan konsentrasi terbaik dikaji dengan cara 0,005 gram bentonit dengan
volume 30 ml larutan methylene blue secara teoritis yaitu 20, 40, 60, 80, 100 dan 120
mg/L. Filtrat diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada λ
663,7 nm. Data hasil adsorpsi bentonit terhadap methylene blue pada berbagai variasi
ditunjukkan pada gambar 1 dan 2.
Pada penentuan konsentrasi naftol terbaik dikaji dengan cara 0,005 gram bentonit
dengan volume 30 ml larutan naftol teoritis 20, 40, 60, 80, 100 dan 120 mg/L. Filtrat
diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada λ 594,5 nm.
Data hasil adsorpsi bentonit terhadap naftol pada berbagai variasi ditunjukkan pada
gambar 3 dan 4.
III. Variasi konsentrasi campuran methylene blue dan naftol terhadap kemampuan
adsorpsi bentonit
Penentuan konsentrasi campuran dikaji dengan cara 0,005 gram bentonit dengan
volume masing-masing larutan methylene blue dan naftol 15 ml dengan variasi
konsentrasi methylene blue dan naftol 20, 40, dan 60 mg/L. Filtrat selanjutnya diukur
absorbansinya dapat menggunakan dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang methylene blue 663,7 nm dan naftol 594,5 nm. Hasil adsorpsi menggunakan
bentonit pada larutan campuran ditunjukkan pada gambar 5 dan 6.
Berdasarkan pada gambar 5 dan 6 adsorpsi oleh bentonit menunjukkan daya serap
semakin meningkat. Pada konsentrasi mula-mula 20-60 mg/L proses adsorpsi mencapai
daya serap terbaik pada konsentrasi 60 mg/L dengan konsentrasi teradsorpsi methylene
blue dan naftol masing-masing sebesar 56,119 mg/L dan 50,295 mg/L dengan daya
adsorpsi sebesar 336,716 mg/g dan 301,770 mg/g
Pada adsorpsi kompetitif larutan campuran dapat dilihat bahwa bentonit mampu
menyerap methylene blue lebih besar dibandingkan dengan naftol. Hal tersebut dapat
dilihat dari gambar 5 dan 6 bahwa semakin besar konsentrasi larutan campuran keduanya
maka semakin besar konsentrasi yang teradsorpsi. Terserapnya naftol lebih kecil
dibandingkan methylene blue karena larutan naftol lebih kompleks dibandingkan dengan
methylene blue.
KESIMPULAN
S Bath, D., M Sireger, J., dan Lubis, M. 2012. Penggunaan Tanah Bentonit
Sebagai Adsorben Logam Cu. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol.1 No.1.
Koestiari, T., Muji, H., Amirudin, P dan Effendy. 2012. Karakterisasi Bentonit
Teknis Sebagai Adsorben Indigo Biru. Jurnal Manusia dan Lingkungan, Vol. 19,
No. 3, hal. 247-254.
Grim, R.E. 1968. Clay Mineralogy. New York, Toronto, London, Sydney.