Anda di halaman 1dari 9

Partisipasi Anggota

Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia yang pantas untuk ditumbuh kembangkan sebagai badan usaha penting dan
bukan sebagai alternatif terakhir. Membentuk jiwa kewirausahaan koperasi di dalam diri para
pengurus dan anggotanya adalah upaya awal untuk menuju keberhasilan gerakan koperasi di
tanah air. Menurut Moch.Hatta, Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong menolong tersebut
didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan “Seorang buat semua dan
semua buat seorang”. Adapun menurut UU No. 25/1992, Koperasi merupakan badan usaha
yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan
kegiataannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas azas kekeluargaan.

Dalam kehidupan koperasi, sukses tidaknya, berkembang tidaknya, bermanfaat


tidaknya, dan maju mundurnya suatu koperasi akan sangat tergantung sekali pada peran
partisipasi aktif dari para anggotanya, dimana Anggota = Pemilik = Pelanggan. Dalam
partisipasi, harus ada kesesuaian kualitas antara anggota dan program yaitu adanya
kesepakatan antara kebutuhan anggota dan keluaran program koperasi (Ropke, 2012:39).
Kesesuaian antara manajemen dan anggota adalah jika anggota mempunyai kemampuan dan
kemauan dalam mengemukakan hasrat kebutuhannya yang kemudian harus direfleksikan atau
diterjemahkan dalam keputusan manajemen. Kesesuaian antara program dan manajemen
adalah tugas dari program harus sesuai dengan kemampuan manajemen untuk melaksanakan
dan menyelesaikannya.

Keberhasilan koperasi tidak terlepas dari adanya partisipasi anggotanya. Partisipasi


anggota menurut Keith Davis (dalam Arsad Matdoan, 2011:29) bahwa “participation is
defined as an individuals mental and emotional involvement in a group situation that
encourages him to contribute to group goals and share responsibility for them”. Dari
pendapat tersebut menunjukan bahwa partisipasi anggota merupakan keterlibatan mental dan
emosional dari orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong orang-orang tersebut
memberikan kotribusinya terhadap tujuan kelompoknya itu dan berbagai tanggung jawab atas
pencapaian tujuan tersebut.

Hal ini dikemukakan juga oleh Isbandi (2007:27) bahwa partisipasi anggota adalah
keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di
masyarakat pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk mengenai
masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses
mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Winardi (1996:63) mengemukakan bahwa partisipasi anggota adalah turut sertanya


seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangan terhadap
proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan-persoalan dimana keterlibatan
pribadi yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya melakukan hal tersebut.
Sementara itu menurut Husni Syahrudin (2003), partisipasi anggota adalah semua tindakan
yang dilakukan oleh anggota dalam melaksanakan kewajiban dan memanfaatkan hak-haknya
sebagai anggota organisasi.

Partisipasi anggota memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan


koperasi. Partisipasi anggota dapat menimbulkan rangkaian kegiatan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban mereka sebagai pemilik koperasi. Kurangnya partisipasi anggota
akan mengakibatkan kemiskinan ide-ide dari anggota yang pada akhirnya akan menghambat
perkembangan koperasi. Tingkat partisipasi anggota akan lebih efektif jika koperasi mampu
memenuhi kebutuhan dan keinginan anggota, sehingga terjadi kesesuaian antar permintaan
dengan produk output yang dihasilkan oleh koperasi. Selain itu untuk menciptakan tingkat
partisipasi anggota yang efektif, koperasi harus mampumenciptakan manfaat ekonomis, yaitu
pelayan barang dan jasa yang efisien, penetapan harga yang kompetitif melalui pengurangan
atau penekanan biaya-biaya serta rangsangan penerimaan Sisa Hasil Usaha anggota atas
kontribusinya. Dalam program partisipasi dibutuhkan kreativitas dan konsistensi pengurus
dan pengelola koperasi, sehingga mampu mendistribusikan permintaan maupun penawaran
yang cepat, memberikan layanan fasilitas yang berkaitan dengan keuangan, misalnya
kemudahan bertransaksi (Hendar dan Kusnaedi, 2005:99).

Memperbaiki kualitas partisipasi anggota agar lebih efektif. Maka harus


dipertimbangkan beberapa hal (Yuyun dalam Limbong, 2010:251) yaitu:

a. Menerapkan teknologi tepat guna untuk mengurangi kompleksitas organisasi dan


manajemen
b. Diperlukan bantuan eksternal audit untuk koperasi yang belum mampu membayar
audit
c. Diperlukan pengembangan sistem internal untuk evaluasi kinerja koperasi
d. Audit eksternal meliputi audit tentang pelaksanaan prinsi-prinsip koperasi dan
program promosi beserta laporanya
e. Perlunya desentralisasi dalam KUD untuk membentuk sub-sub koperasi pada
bidang yang sama
f. Membentuk KUD lebih dari satu dalam satu kecamatan, sehingga anggota dapat
berpartisipasi melalui voice, vote, mauoun exit.

Berkaitan dengan hal diatas, partisipasi merupakan hal yang harus dibangun. Akan
tetapi, membentuk kualitas partisipasi anggota bukan tanpa tambahan cost atau biaya,
koperasi maupun pemerintah dan pihak yang berkepentingan harus memperhatikan tingkat
efisiensi dan efektivitas dalam upaya membentuk kualitas partisipasi.

Widianti (1996:199) mengemukakan bahwa partisipasi anggota dapat diukur dari


kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaannya secara
bertanggung jawab, dengan demikian maka partisispasi anggota dapat dikatakan baik. Akan
tetapi jika ternyata hanya sedikit anggota yang menunaikan kewajiban dan melaksanakan
haknya secara bertanggung jawab maka partisipasi anggota dapat dikatakan rendah.

Partisipasi anggota merupakan keterlibatan mental dan emosional dari anggota


koperasi dalam memberikan insentif terhadap kegiatan yang dilakukan koperasi dalam rangka
mencapai tujuan koperasi.

Kartasapoetra (2003:126) mengemukakan bahwa partisipasi anggota koperasi dapat


diwujudkan dalam bentuk hal-hal sebagai berikut:

a. Membayar iuran wajib secara tertib dan teratur


b. Menabung secara sukarela sehingga akan dapat menambah modal koperasi
c. Memanfaatkan jasa koperasi dalam bentuk menggunakan barang atau jasa yang
disediakan koperasi
d. Memanfaatkan dana pinjaman koperasi dengan taat mengangsur
e. Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif

Winardi (1996:63) bahwa beberapa indikasi yang muncul sebagai ciri-ciri anggota
yang berpartisipasi secara baik adalah:

a. Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara tertib dan teratur
b. Membantu modal koperasi di samping simpanan pokok dan simpanan wajib sesuai
dengan kemampuan masing-masing
c. Menjadi langganan koperasi yang setia
d. Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif
e. Menggunakan hak untuk mengawasi jalannya usaha koperasi menurut Anggaran
Dasar Rumah Tangga, peraturan-peraturan lainnya dan keputusan-keputusan bersama
lainnya.

Rusidin (1992:18) bahwa partisipasi anggota berdasarkan statusnya dapat dirincikan


menjadi:

a. Partisipasi anggota dalam RAT


b. Partisipasi anggota dalam penanaman modal melalui berbagai macam simpanan
c. Partisipasi anggota dalam memanfaatkan pelayanan yang disediakan oleh koperasi
(sebagai pelanggan)

Partisipasi anggota dalam demokrasi ekonomi koperasi dapat dilakukan dalam rapat
anggota, baik rapat anggota tahunan maupun rapat-rapat anggota yang dilakukan sewaktu-
waktu apabila diperlukan. Dalam koperasi rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi
dimana dalam rapat ini semua anggota berhak menghadirinya. Menurut Undang-Undang
No.25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, bahwa dalam rapat anggota menetapkan hal-hal
sebagai berikut:

 Anggaran dasar
 Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi
 Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas
 Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
serta pengesahan laporan keuangan
 Pengesahan pertanggung jawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya
 Pembagian sisa hasil usaha
 Penabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.

Rapat anggota itulah para anggota koperasi menggunakan hak demokrasinya untuk
mengemukakan pendapat dan gagasannya demi perbaikan, kemajuan, dan perkembangan
koperasi sebagai wahana yang baik untuk kemakmuran dan kesejahteraan bersama.

Permodalan koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri
dapat bersumber dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan
modal pinjaman dapat berasal dari anggota koperasi lainnya, penerbitan obligasi dan surat
utang lainnya atau sumber-sumber lain yang sah. Bentuk partisipasi anggota dalam
permodalan dapat dilakukan melalui berbagai simpanan yang ada dalam koperasi. Menurut
Swasono (1996:83) simpanan-simpanan tersebut antara lain:

 Simpanan pokok
 Simpanan sukarela
 Simpanan wajib
 Cadangan-cadangan

Menurut Soesilo dan Swasono (1996:84) bahwa prinsip kegiatan koperasi adalah
berorientasi pada kepentingan anggota. Hal ini sangat berkaitan dengan fungsi ganda anggota
sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan dari koperasi. Fungsi ganda koperasi ini
merupakan ciri khas suatu koperasi yang membedakan dengan perusahaan lain non koperasi.

Sukamdiyo (1996:102) menjelaskan bahwa salah satu tujuan pendidikan


perkoperasian yaitu mengubah perilaku dan kepercayaan serta menumbuhkan kesadaran pada
masyarakat, khususnya para anggota koperasi tentang arti penting atau manfaat untuk
bergabung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha dan pengambilan keputusan koperasi
sebagai perbaikan terhadap kondisi sosial ekonomi mereka.

Kartasapoetra (2003:128) menjelaskan bahwa partisipasi anggota merupakan kunci


keberhasilan organisasi dan usaha koperasi. Secara harfiah, partisipasi merupakan peran serta
yang mempunyai visi dan misi yang sama bagi perkembangan organisasi maupun usaha
koperasi. Pendirian koperasi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan anggota, artinya
perusahaan koperasi sejatinya mampu memenuhi kebutuhan anggotanya, perhatian dan
bertanggung jawab terhadap perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi berbagai bentuk
simpanan maupun ikut menanggung resiko usaha koperasi, serta secara proaktif ikut serta
dalam berbagai bentuk maupun proses pengambilan keputusan usaha koperasi.

Prinsip identitas ganda (dual identity), yaitu anggota sebagai pemilik, sekaligus
sebagai pengguna. Sebagai pemilik, anggota wajib berpartisipasi dalam penyertaan modal,
pegawasan dan membuat keputusan; sedangkan sebagai pengguna/pelanggan, anggota
koperasi wajib memanfaatkan fasilitas, layanan, barang, maupun jasa yang disediakan oleh
koperasi. Derajat ketergantungan antara anggota dengan perusahaan koperasi atau sebaliknya
akan menentukan baik buruknya perkembangan organisasi maupun usaha koperasi, sehingga
koperasi merasakan manfaat keberadaan koperasi dan koperasi semakin sehat berkembang
sebagai badan usaha atas dukungan anggota secara penuh. Koperasi memberikan manfaat
(cooperative effect) secara ekonomi langsung maupun tidak langsung bagi anggota, dana
anggota mendukung, berinteraksi, dan proaktif bagi perkembangan usaha koperasi (Winardi,
1996:72).

Swasono (1996:82) mengemukakan bahwa koperasi sebagai perusahaan harus mampu


meningkatkan partisipasi anggotanya dengan cara memenuhi kebutuhan anggota dengan
berbagai variasinya maupun keterpercayaan jarak anggota dalam proses pelayanan atas
kebutuhan anggota. Koperasi diharuskan meningkatkan pelayanan kepada anggota-
anggotanya, mengingat pelayanan terkait dengan adanya tekanan persaingan dari organisasi
perusahaan lain. Jika perusahaan koperasi memberi pelayanan kepada anggota yang jauh
lebih besar, lebih menarik, dan lebih prima dibanding dengan dari perusahaan non koperasi,
maka koperasi akan mendapat partisipasi penuh dari anggota. Demikian pula sebaliknya,
partisipasi anggota yang tinggi dalam memanfaatkan segala layanan barang, jasa, yang
tersedia di koperasi pada akhirnya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan terbaik dan
prima oleh perusahaan koperasi.

Partisipasi anggota meliputi: (1) Partisipasi anggota dalam mengikuti RAT, (2)
Partisipasi anggota dalam penanaman modal dan (3) Partisipasi anggota dalam memanfaatkan
pelayanan yang disediakan oleh koperasi. Ketiga bentuk partisipasi anggota koperasi tersebut
sangat berperan dalam menentukan keberhasilan usaha koperasi.

a. Partisipasi anggota dalam mengikuti RAT


Partisipasi anggota dalam mengikuti rapat anggota tahunan (RAT) secara tidak
langsung dapat menentukan jumlah sisa hasil usaha (SHU) yang diperoleh
koperasi. Hal ini disebabkan karena setiap keputusan yang diambil melalui rapat
anggota tahunan (RAT) dapat mempengaruhi sikap anggota dalam menggunakan
jasa/layanan yang disediakan koperasi. Bila keputusan diambil sesuai dengan
keinginan anggota, maka anggota akan berpatisipasi aktif dalam menggunakan
jasa/layanan yang disediakan koperasi sehingga dapatmeningkatkan jumlah SHU
yang diperoleh koperasi, sebaliknya jika keputusan yang diambil tidak sesuai
dengan keinginan anggota, maka partisipasi anggota dalam menggunakan
jasa/layanan yang disediakan koperasi akan berkurang, sehingga dapat
mengurangi jumlah SHU yang diperoleh koperasi.
b. Partisipasi anggota dalam penanaman modal
Partisipasi anggota dalam penanaman modal secara tidak langsung dapat
menentukan jumlah sisa hasil usaha (SHU) yang diperoleh koperasi. Hal ini
disebabkan karena dengan tersedianya jumlah modal yang cukup memungkinkan
bagi koperasi untuk melayani paraanggotanya, serta dapat memungkinkan bagi
koperasi untuk memberikan jumlah kredit sesuai dengan pemohonan yang
diajukan anggotanya. Dengan meningkatkan aktivitas usaha yang dikelola
koperasi, maka jumlah hasil usaha (SHU) yang diperoleh koperasi pun akan
semakinmeningkat.
c. Partisipasi anggota dalam memanfaatkan pelayanan yang disediakan oleh koperasi
Partisipasi anggota dalam menggunakan jasa/layanan yang disediakan
koperasi sangat diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan usaha koperasi. Hal
ini disebabkan karena dengan meningkatkan partisipasi anggota dalam
menggunakan layanan yang disediakan oleh koperasi, maka jumlah sisa hasil
usaha (SHU) yang diperoleh koperasi pun akan semakin meningkat. Selain itu
fungsi anggota dalam koperasi selain sebagai pemilik juga sebagai pelanggan,
sehingga diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam menggunakan
jasa/layanan yang telah disediakan.
Berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa partisipasi anggota sangat
penting bagi keberhasilan usaha koperasi, sehingga pengurus koperasi harus
mampu memberikan pelayanan secara maksimal untuk meningkatkan partisipasi
anggotanya.

Adapun cara-cara untuk meningkatkan partisipasi dalam koperasi (Winardi, 1996:63):

1. Meningkatkan manfaat keanggotaan


 Menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh anggota
 Meningkatkan harga pelayanan pada anggota
 Menyediakan barang yang tidak tersedia di pasar bebas.
2. Meningkatkan kontributif anggota dalam pengambilan keputusan
 Menjelaskan tentang maksud, tujuan perencanaan dan keputusan yang
akan dikeluarkan
 Meminta tanggapan dan saran tentang perencanaan dan keputusan yang
akan dikeluarkan
 Meminta informasi tentang segala sesuatu dari semua anggota dalam usaha
membuat dan mengambil keputusan.
3. Meningkatkan partisipasi kontributif keuangan
 Memperbesar peranan koperasi dalam usaha anggota
 Memperbesar rate of return
 Membangun dan meningkatkan kepercayaan anggota terhadap manajemen
koperasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Triwitarsih. 2009. Kriteria Keberhasialan Usaha Koperasi


2. http://ksupoiter.com/Kriteria-keberhasialan-koperasi
3. Winardi. 1996. Koperasi Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta
4. Suwandi. 1998. Koperasi Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial. FEUI. Jakarta.
5. Swasono, Edi S. 1996. Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia. UI-Press. Jakarta
6. Nurranto, Heri. Saputro, Firdaus. 2015. Pengukuran Tingkat Partisipasi Anggota dan
Pengaruhnya Terhadap Keberhasilan Koperasi. Fakultas Ilmu Pendidikan dan
Pengertahuan Sosial. Universitas Indraprasta PGRI. Jakarta
7. Krisna Sari, Made N. 2016. Pengaruh Partisipasi Anggota, Pelayanan, dan
Permodalan terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi Dharma Sesana Desa Lebih
Kabupaten Gianyar. Universitas Pendidikan Ganesha. Bali
8. Yovita, Indryatna. 2015. Pengaruh Partisipasi Anggota dan Lingkungan Usaha
terhadap Keberhasilan Koperasi. UNY. Yogyakarta
9. Musfiroh, Lailatul. 2016. Analisis Pengaruh Pendidikan Perkoperasian dan Motivasi
Anggota terhadap Partisipasi Anggota Koperasi Mahasiswa. UNESA. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai