Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia yang pantas untuk ditumbuh kembangkan sebagai badan usaha penting dan
bukan sebagai alternatif terakhir. Membentuk jiwa kewirausahaan koperasi di dalam diri para
pengurus dan anggotanya adalah upaya awal untuk menuju keberhasilan gerakan koperasi di
tanah air. Menurut Moch.Hatta, Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong menolong tersebut
didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan “Seorang buat semua dan
semua buat seorang”. Adapun menurut UU No. 25/1992, Koperasi merupakan badan usaha
yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan
kegiataannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas azas kekeluargaan.
Hal ini dikemukakan juga oleh Isbandi (2007:27) bahwa partisipasi anggota adalah
keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di
masyarakat pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk mengenai
masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses
mengevaluasi perubahan yang terjadi.
Berkaitan dengan hal diatas, partisipasi merupakan hal yang harus dibangun. Akan
tetapi, membentuk kualitas partisipasi anggota bukan tanpa tambahan cost atau biaya,
koperasi maupun pemerintah dan pihak yang berkepentingan harus memperhatikan tingkat
efisiensi dan efektivitas dalam upaya membentuk kualitas partisipasi.
Winardi (1996:63) bahwa beberapa indikasi yang muncul sebagai ciri-ciri anggota
yang berpartisipasi secara baik adalah:
a. Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara tertib dan teratur
b. Membantu modal koperasi di samping simpanan pokok dan simpanan wajib sesuai
dengan kemampuan masing-masing
c. Menjadi langganan koperasi yang setia
d. Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif
e. Menggunakan hak untuk mengawasi jalannya usaha koperasi menurut Anggaran
Dasar Rumah Tangga, peraturan-peraturan lainnya dan keputusan-keputusan bersama
lainnya.
Partisipasi anggota dalam demokrasi ekonomi koperasi dapat dilakukan dalam rapat
anggota, baik rapat anggota tahunan maupun rapat-rapat anggota yang dilakukan sewaktu-
waktu apabila diperlukan. Dalam koperasi rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi
dimana dalam rapat ini semua anggota berhak menghadirinya. Menurut Undang-Undang
No.25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, bahwa dalam rapat anggota menetapkan hal-hal
sebagai berikut:
Anggaran dasar
Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi
Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas
Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
serta pengesahan laporan keuangan
Pengesahan pertanggung jawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya
Pembagian sisa hasil usaha
Penabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.
Rapat anggota itulah para anggota koperasi menggunakan hak demokrasinya untuk
mengemukakan pendapat dan gagasannya demi perbaikan, kemajuan, dan perkembangan
koperasi sebagai wahana yang baik untuk kemakmuran dan kesejahteraan bersama.
Permodalan koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri
dapat bersumber dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan
modal pinjaman dapat berasal dari anggota koperasi lainnya, penerbitan obligasi dan surat
utang lainnya atau sumber-sumber lain yang sah. Bentuk partisipasi anggota dalam
permodalan dapat dilakukan melalui berbagai simpanan yang ada dalam koperasi. Menurut
Swasono (1996:83) simpanan-simpanan tersebut antara lain:
Simpanan pokok
Simpanan sukarela
Simpanan wajib
Cadangan-cadangan
Menurut Soesilo dan Swasono (1996:84) bahwa prinsip kegiatan koperasi adalah
berorientasi pada kepentingan anggota. Hal ini sangat berkaitan dengan fungsi ganda anggota
sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan dari koperasi. Fungsi ganda koperasi ini
merupakan ciri khas suatu koperasi yang membedakan dengan perusahaan lain non koperasi.
Prinsip identitas ganda (dual identity), yaitu anggota sebagai pemilik, sekaligus
sebagai pengguna. Sebagai pemilik, anggota wajib berpartisipasi dalam penyertaan modal,
pegawasan dan membuat keputusan; sedangkan sebagai pengguna/pelanggan, anggota
koperasi wajib memanfaatkan fasilitas, layanan, barang, maupun jasa yang disediakan oleh
koperasi. Derajat ketergantungan antara anggota dengan perusahaan koperasi atau sebaliknya
akan menentukan baik buruknya perkembangan organisasi maupun usaha koperasi, sehingga
koperasi merasakan manfaat keberadaan koperasi dan koperasi semakin sehat berkembang
sebagai badan usaha atas dukungan anggota secara penuh. Koperasi memberikan manfaat
(cooperative effect) secara ekonomi langsung maupun tidak langsung bagi anggota, dana
anggota mendukung, berinteraksi, dan proaktif bagi perkembangan usaha koperasi (Winardi,
1996:72).
Partisipasi anggota meliputi: (1) Partisipasi anggota dalam mengikuti RAT, (2)
Partisipasi anggota dalam penanaman modal dan (3) Partisipasi anggota dalam memanfaatkan
pelayanan yang disediakan oleh koperasi. Ketiga bentuk partisipasi anggota koperasi tersebut
sangat berperan dalam menentukan keberhasilan usaha koperasi.