PENDAHULUAN
jaringan, organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia sehingga
pada fisik, psikologis, dan sosial (Mubarak et. al, 2009). Seseorang dikatakan
lanjut usia (lansia) apabila usianya telah mencapai 65 tahun ke atas (Efendi, et.
al. 2009). Menurut WHO, batasan umur seseorang dikatakan lanjut meliputi usia
pertengahan (middle age) 45-60 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut
usia tua (0ld) 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun (WHO,
2010).
Indonesia, tetapi juga terjadi secara global. WHO memperkirakan tahun 2025
jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus
bertambah hingga 2 miliar orang. Data WHO juga memperkirakan 75% populasi
lansia di dunia pada tahun 2025 berada di negara berkembang (WHO, 2010).
(2012) menyatakan, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia tahun 1990, 11.3
juta jiwa, pada tahun 2000 jumlah lansia meningkat menjadi 15,3 juta jiwa
(meningkat 4 juta jiwa dari tahun 1990). Jumlah lansia tahun 2010 sama dengan
anak balita yaitu sekitar 24 juta jiwa, meningkat 8.7 juta jiwa (117%) dari tahun
2000 . Tahun 2020 diperkirakan lansia meningkat menjadi 28.8 juta jiwa (Depkes
RI, 2014).
Masalah terbesar yang sering terjadi pada lansia adalah jatuh. Survei
mengalami jatuh setiap tahunnya dan separuhnya pernah jatuh lebih dari sekali.
Bahkan pada lanjut usia diatas 80 tahun sekitar 50% pernah jatuh. Walaupun
tetapi kejadian luka akibat jatuh pun juga meningkat terutama pada lansia diatas
terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan
kesadaran atau luka (Darmojo, 2009). Jatuh menyebabkan subyek yang sadar
menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja dan tidak termasuk jatuh
fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang panggul. Jenis
fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan,
lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak psikologis yang
dapat terjadi yaitu syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat
penbatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh (Stanley, 2006).
sekitar 47,7%, sedangkan lansia yang mengalami jatuh di luar rumah sebanyak
(WHO. 2010). Di Indonesia, prevalensi cedera pada penduduk usia lebih dari 55
tahun mencapai 22%, dimana 65% diantaranya dikarenakan jatuh (Depkes RI,
2014). Sedangkan di rumah-rumah perawatan berkisar 50% penghuninya
akan mengalami fraktur tulang lain seperti iga, humerus, pelvis, dan lain-lain, 5%
akan mengalami perlukaan jaringan lunak. Perlukaan jaringan lunak yang serius
seperti subdural hematom, hemarthroses, memar dan keseleo otot juga sering
jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak
jatuh (Stanley, 2006). Faktor intrinsik tersebut antara lain adalah gangguan
tiba tiba yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala
2004). Kedua, berdasarkan faktor ekstrinsik. Faktor ini merupakan faktor dari luar
adalah penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), lantai yang licin
dan basah, tempat berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang dan
alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang tidak stabil dan tergeletak di
persepsi faktor resiko jatuh pada lansia di Panti Werdha Budi Mulia 4 Margaguna
Jakarta Selatan, diketahui untuk faktor intrinsik penyebab jatuh lansia didapatkan
yang menggunakan alat bantu jalan sebanyak 16 (42,1%) dan responden yang
(Permata, 2016).
dibandingkan faktor lainnya (Permata, 2016). Hal ini sesuai dengan penelitian
bahwa lingkungan yang kurang baik merupakan salah satu penyebab jatuh pada
lansia dimana didapatkan 72.3% lansia berisiko jatuh tinggi di Tehran Hospitals
ruangan lebih sering terjadi seperti di kamar mandi, kamar tidur, toilet, dan dapur.
Sekitar 10% jatuh sering terjadi saat turun tangga karena lebih berbahaya
daripada saat naik tangga. Lingkungan yang tidak aman dapat dilihat pada
lingkungan diluar panti, ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dan tangga
(Mauk, 2010).
resiko jatuh pada lansia berdasarkan Fall Assesment di Rumah Sakit Umum
pasien lansia yang diteliti beresiko untuk jatuh ( 62,9%) (Nurhasana, 2013).
Sementara hasil dari penelitian yang dilakukan Irawan (2015) tentang pengaruh
latihan keseimbangan terhadap resiko jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Yogyakarta, diketahui resiko jatuh pada lansia di PSTW Yogyakarta Unit
20 lansia (100%) mengalami resiko jatuh (Irawan, 2015). Hasil studi yang
dilakukan Alfidadesna (2014) bertempat di PSTW Yogyakarta Unit Budhi Luhur
bagian sosial panti semua lansia di panti tersebut pernah mengalami jatuh
angka resiko jatuh lansia di panti jompo lebih tinggi dibandingkan dengan di
lansia yang tinggal di institusi (panti) mengalami jatuh lebih sering karena mereka
secara khas lebih rentan dan memiliki lebih banyak disabilitas (Nugroho, 2009).
Dari uraian di atas terkait tingginya angka kejadian jatuh pada lansia serta faktor
pada lansia
panti jompo.
2. Bagi masyarakat
diterbitkan. http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/Frida%25205docx.
Budhi Luhur.
http://opac.unisayogya.ac.id/236/1/ALFIKADESNA%20GUSMITASARI_2
Aras, R.Y., Narayan, V., D’souza, N.D., Veigas, I. (2012) . Penilaian risiko
Ariawan, I.Y., Kuswardhani, R.T., Astika, I.N., Aryana, I.S. (2010) . Hubungan
antara activities specific balance confidence scale dengan umur dan falls
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/download/3943/2935. diakses
Ashar, P H. 2016. Gambaran Persepsi Faktor Resiko Jatuh Pada Lansia di Panti
.http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30621/1/PERM
Damayanti, I. 2011 . Penyakit pada lansia, gaya hidup aktif dan proses
penuaan.http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&
_REKREASI/PRODI_ILMU_KEOLAHRAGAAN. diakses tanggal 15 Juni
2016.
Darmojo. 2009. Buku ajar geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. edisi 4. Jakarta:
Penerbit Salemba
http://opac.say.ac.id/84/1/NASKAH%20PUBLIKASI_IRAWAN%20DANAR
Jamebozorgi, A. A, Kavoosi, A., Shafiee, Z., Kahlaee, A, H., & Raei, M. 2013.
Jakarta: EGC
Salemba Medika.
Mauk, K.L. 2010. Gerontological nursing competencies for care (2nd ed).
Meilla,Tria 2003 Proporsi dan faktor resiko kejadian jatuh pada lansia di panti
yogyakarta. http://fk.uii.ac.id/index.php/Karya-Tulis-Ilmiah-KTI/Proporsi-
dan-Faktor-Resiko-Kejadian-Jatuh-pada-Lansia-di-Panti-Sosial-Tresna-
Miller, C. A. 2005. Nursing for wellness in older adults: theory & practice.
Philadelpia: Lippincott
http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib/files/disk1/181/--nurhasanau-
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30621/1/PER
Jakarta: EGC.