Nomor :
Tanggal :
Tentang : Susunan keanggotaan Tim PKRS di BLUD RS Konawe
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmatnya Pedoman
Pengorganisasian Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dapat terselesaikan.
Sesuai Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit dimana
disebutkan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selanjutnya
dikatakan bahwa Pelayanan kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan
yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI dan TUJUAN RUMAH SAKIT
A. Visi ...........................................................................................................
B. Misi...........................................................................................................
C. Falsafah ...................................................................................................
D. Nilai .........................................................................................................
E.Tujuan ......................................................................................................
F. Motto .......................................................................................................
A. Ketua .......................................................................................................
C. Sekretaris ..............................................................................................
D. Anggota ..............................................................................................
2
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA ........................................................
3
LEMBAR PENGESAHAN
Ditetapkan : di Unaaha
Tanggal : Januari 2019
Menyetujui, Mengetahui,
Kepala Unit PKRS Plt. Kepala Sub Bagian Umum
Menetapkan
Direktur BLUD RS Konawe
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu
hak dasar Rakyat, yaitu hak untuk memperoleh Pelayanan kesehatan
sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28 ayat 1 danUndang-undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan bidang
kesehatan tersebut bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Derajat kesehatan yang optimal
bukan saja merupakan kebutuhan dasar bagi individu dan keluarga tetapi
lebih jauh dari itu merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat.
Penduduk yang sehat selain akan mendorong peningkatan produktifitas
dan pendapatan penduduk,tetapi juga dalam jangka panjang merupakan
investasi dan salah satu aspek pendorong peningkatan sumber daya
manusia dimasa datang.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat
strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Menurut Undang-Undang RI No.44 tahun 2009, Rumah
Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Tugas dan fungsi rumah sakit telah dijabarkan dalam Undang-Undang
tersebut, tugas rumah sakit yaitu memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang meliputi preventif, promotif, kuratif
dan rehabilitatif. Oleh karena itu, rumah sakit diharapkan untuk dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Salah satu program prioritas Kementerian Kesehatan RI adalah
peningkatan akses ke fasilitas kesehatan. Sebagai penguatan layanan
5
JKN yang telah berlangsung sejak 2014, maka perlu adanya penguatan
RS Rujukan Nasional, RS Rujukan Provinsi, dan RS Rujukan Regional
melalui peningkatan sarana prasarana sesuai standar.
Sesuai dengan Kepmenkes HK.02.02/MENKES/390/2014 dan
HK.02.02/MENKES/391/2014 disusun berbagai kriteria mengenai rumah
sakit rujukan nasional, provinsi, dan regional. Kementerian Kesehatan
akan melakukan penguatan pelayanan kesehatan untuk tahun 2015-2019.
Penguatan dilakukan meliputi1) Kesiapan 6.000 Puskesmas di 6 regional;
2) Terbentuknya 14 RS Rujukan Nasional; serta terbentuknya 184 RS
Rujukan regional.
Khusus untuk daerah terpencil dan sangat terpencil, di bangun RS kelas D
Pratama dengan kapasitas 50 Tempat Tidur untuk lebih mendekatkan
pelayanan kesehatan rujukan. Pada regional Papua akan didirikan 13
Rumah Sakit Pratama. Sementara pada Regional Sumatera, Jawa, Bali-
NusaTenggara, Kalimantan, Sulawesi akan didirikan 55.
B. Isu Strategis
Promosi Kesehatan di Rumah sakit telah diselenggarakan sejak tahun
1994 dengan nama Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah sakit
(PKMRS). Seiring dengan perkembangannya, pada tahun 2003, istilah
PKMRS berubah menjadi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk pengembangan PKRS seperti
penyusunan pedoman PKRS, advokasi dan sosialisasi PKRS kepada
Direktur rumah sakit pemerintah, pelatihan PKRS, pengembangan dan
distribusi media serta pengembangan model PKRS antara lain di Rumah
sakit Pasar Rebo di Jakarta dan Syamsuddin, SH di Sukabumi. Namun
demikian pelaksanaan PKRS dalam kurun waktu lebih dari 15 tahun
belum memberikan hasil yang maksimal dan kesinambungannya di rumah
sakit tidak terjaga dengan baik tergantung pada kuat tidaknya komitmen
Direktur rumah sakit Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis
yang muncul dalam Promosi Kesehatan di Rumah Sakit, yaitu:
6
1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai
salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit.
2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak pasien untuk
mendapatkan informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang
berhubungan dengan penyakitnya.
3. Sebagian besar Rumah sakit belum mewujudkan tempat kerja yang
aman, bersih dan sehat.
4. Sebagian besar Rumah sakit kurang menggalang kemitraan untuk
meningkatkan upaya pelayanan yang bersifat preventif dan
promotif.
7
C. Dasar Hukum
8
Pasal 62.
1) Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan,
penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang
tercapainya hidup sehat.
2) Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk
menghindari atau mengurangi risiko, masalah dan dampak buruk akibat
penyakit.
3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin dan menyediakan
fasilitas untuk kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
4) Ketentuan lebih lanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 115.
1) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan
kesehatan
2) Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa
Rokok di wilayahnya.
Pasal 168.
1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan
efesien diperlukan informasi kesehatan.
2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
2. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit
Pasal 1. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
9
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Pasal 4. Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna.
Pasal 10, ayat 2. Bangunan Rumah sakit paling sedikit terdiri
atas ruang, ruang penyuluhan kesehatan masyarakat Rumah
sakit.
Pasal 29. Setiap Rumah sakit mempunyai kewajiban; butir a)
memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah
sakit kepada masyarakat.
Pasal 32. Setiap pasien mempunyai hak, butir d) memperoleh
layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional.
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
267/MENKES/SK/II/2010 tentang Penetapan Road Map Reformasi
Kesehatan Masyarakat, dimana hal ini tidak terpisahkan dengan
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Salah satu
Prioritas Reformasi Kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit
Indonesia Kelas Dunia (World Classs Hospital).
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
659/Menkes/per/VIII/2009 tentang Rumah Sakit Indonesia Kelas
Dunia (World Class Hospital).
10
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT BLUD RS KONAWE
Rumah Sakit Umum Unaaha Kab. Konawe merupakan salah satu Rumah
Sakit Umum Daerah di wilayah Kabupaten Konawe yang dalam
operasionalnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Kab.Konawe dan Sekitarnya.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe didirikan pada tahun
1987 dan diresmikan oleh Bapak PRESIDEN SOEHARTO pada tanggal
27 Agustus 1988 dengan klasifikasi Type D.
Dalam proses perkembangannya dan berdasarkan tuntutan masyarakat
akan mutu pelayanan yang optimal maka RSUD Kab. Konawe
ditingkatkan kelasnya menjadi Type C berdasarkan Kep. Menteri
Kesehatan RI No.1240 / MENKES / SK / X / 1997.
Sejak awal Tahun 2004 seiring dengan perubahan nama Kabupaten
Kendari menjadi Kabupaten Konawe, maka dengan sendirinya RSU
Unaaha yang awalnya dengan nama RSU Unaaha Kab. Kendari menjadi
RSU Unaaha Kab. Konawe.
RSU Unaaha Kab. Konawe yang berkedudukan di Ibukota, dengan lahan
seluas 45.000 m² dengan luas bangunan 23.000 m² menyediakan fasilitas
berupa: Pelayanan medik, Rawat jalan, Rawat inap, Unit gawat darurat,
Kamar operasi, (OK) ICU, Unit penunjang medis, Laboratorium, Radiolagi,
Rehabilitasi medik, Apotik, Unit penunjang non medis (Gizi dapur, IPS-RS,
Sanitasi, Loundry dan Pemulasaran jenasah).
RSUD Kabupaten Konawe terus berupaya meningkatkan mutu dan
jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat termasuk pelayanan
rujukan dalam wilayah kerja Kabupaten Konawe.
Penerapan Undang – Undang nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi
Daerah telah menempatkan RSU Unaaha sebagai salah satu aset daerah
yang harus ditangani secara profesional untuk menunjang pendapatan asli
11
daerah ( PAD ) dengan tanpa meninggalkan fungsi sosial
kemasyarakatan yang diembannya.
Pada tanggal 15 Desember 2010 RSU Unaaha Kab. Konawe berubah
status menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RS
Konawe.Dengan terbitnya peraturan Gubernur No 9 tahun 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara menempatkan BLUD RS Konawe sebagai salah satu
RS rujukan Provinsi Sulawesi Tenggara.
penunjang medik.
kesehatan.
12
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
13
BAB III
A. Visi
B. Misi
C. Nilai Budaya
R : Ramah
Sikap dan tutur kata manis yang berpraduga positif dan berbudi bahasa menarik
serta selalu berusaha untuk menolong pelanggan dengan rasa tulus
A : Aman
Bebas dari bahaya baik petugas, pasien, dan keluarga pasien dan masyarakat
14
P : Profesional
Bekerja sesuai dengan standar profesi yang telah ditentukan bagi setiap profesi
yang bertugas dan menerima bayaran sebagai upah atas jasanya di BLUD
Rumah Sakit Konawe
I : Inovatif
Usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan,
imajinasi, berbaqgai stimulasi dan individu yang mengelilinginya dalam
menghasilkan produk baru, baik dirinya ataupun lingkungannya.
H : Higienis
Bersih dan atau bebas penyakit
15
D. Tujuan
Dalam mengemban visi dan misi, rumah sakit dihadapkan pada tantangan
berat seperti pergeseran pola penyakit, demografi, epidemiologi,
peningkatan mutu, pemenuhan tuntutan masyarakat, kompetisi ketat,
melaksanakan fungsi sosial, menghadapi implikasi globalisasi, ekskalasi
biaya kesehatan dan sebagai rumah sakit pendidikan harus
melaksanakan fungsi-fungsi pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengabdian masyarakat, sementara di sisi lain rumah sakit dihadapkan
pada suatu keadaan keterbatasan, yaitu subsidi pemerintah yang makin
berkurang, pengelolaan yang masih diwarnai suasana “birokratis” dan
produktivitas, komitmen dan integritas Sumber Daya Manusia yang belum
optimal, sehingga rumah sakit harus dapat lebih mandiri dalam
pembiayaan operasional pelayanan.
Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Konawe merupakan rumah sakit milik
Pemerintah Kab. Konawe yang berada di kota Unaaha dengan jangkauan
pelayanan untuk masyarakat di Kab. Konawe dan sekitarnya, dengan
16
berbagai kemampuan dan tantangan sudah cukup layak untuk
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK - BLUD), sehingga diharapkan RS Kab. Konawe dapat fleksibel dan
leluasa untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Rumah sakit Umum Daerah Kab. Konawe menjadi BLUD Bertahap pada
tahun 2010 melalui Surat Keputusan Bupati No. 506 Tahun 2010, dan
menjadi BLUD penuh pada tahun 2014 dengan terbitnya Surat Keputusan
Bupati No. 362 Tahun 2014.
F. Motto
“Pilihan Terbaik”
17
BAB IV
1
BAB V
DIREKTUR UTAMA
MEDIA MASSA
TIM MATERI
TIM DESAIN
TIM PERALATAN/PERAGA
2
STRUKTUR ORGANISASI TIM PKRS
SEKRETARIS
3
BAB VI
4
C. Sekretaris Tim PKRS RS
a. Menyusun program PKRS dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
b. Menyusun dan membuat Prosedur dan Formulir PKRS
c. Melakukan pertemuan berkala, Tim PKRS termasuk evaluasi kebijakan
d. Menerima laporan dari Tim PKRS dan membuat laporan kepada Pimpinan Rumah
Sakit
e. Mendokumentasikan segala bentuk kegiatan Komite PKRS
5
BAB VII
SEKRETARIS
TIM PENYULUH TIM UMUM TIM MATERI TIM DESAIN TIM PERALATAN/PERAGA
CUSTOMER SERVICE SIM RS Medical Informasi Rekam Medis Laboratorium Radiologi Gizi Fisioterapi Farmasi
6
Keterangan :
7
BAB VIII
8
2. Pengertian
seseorang yang ahli dalam bidang PKRS dan mampu dalam menjalankan
pelaksanaan kegiatan PKRS
3. Persyaratan dan kualifikasi
a. Pendidikan formal
- Dokter
- Perawat
- Kesehatan Masyarakat Khususnya Jurusan Promkes
b. Pendidikan non formal
- Sertifikat Seminar.
c. Pengalaman kerja
- Dokter medical informasi di rawat inap dan rawat jalan
- Perawat medical informasi di rawat inap dan rawat jalan
- Pengalaman kerja sebagai anggota TIM PKRS
. d. Ketrampilan
- Memiliki bakat dan minat,
- Berdedikasi tinggi,
- Berkepribadian yang menarik,
- Dapat bersosialisasi dengan baik dan profesional.
- Berbadan sehat jasmani dan rohani
- Komunikatif
C. Sekretaris
1. Nama Jabatan
Sekretaris PKRS
2. Pengertian
Seseorang yang ahli dalam bidang administrasi kegiatan PKRS dan mampu dalam
menjalankan pelaksanaan Kegiatan PKRS
3. Persyaratan dan kualifikasi
a. Pendidikan formal
- Dokter
- Perawat
- Kesehatan Masyarakat Khususnya Jurusan Promkes
- Berijasah S1/D3 administrasi atau unit terkait
b. Pendidikan non formal
9
c. Pengalaman kerja
- Memiliki pengalaman sebagai tenaga administrasi kegiatan
. d. Ketrampilan
- Memiliki bakat dan minat,
- Berdedikasi tinggi,
- Berkepribadian yang menarik,
- Dapat bersosialisasi dengan baik dan profesional.
- Berbadan sehat jasmani dan rohani
- Komunikatif
- Mampu menjalankan komputer (ms.word, ms excel, ppt)
D. Anggota
1. Tim Penyuluhan Individu & Kelompok
a. Nama Jabatan
Koordinator Tim Penyuluh Individu & Kelompok
b. Pengertian
Seseorang yang diberi tugas oleh ketua Tim PKRS dalam mengindentifikasi
kebutuhan promosi kesehatan yang terkait dan memfollow up pelaksanaan dan
penerapan program PKRS dalam masing-masing bagian atau unit kerja.
c. Persyaratan dan kualifikasi
a. Pendidikan formal
- Kesehatan Masyarakat Khususnya Jurusan Promkes
- Berijasah S1/D3 atau persamaannya dalam bidangnya masing-masing
dan memiliki bakat dalam penyuluhan kesehatan.
b. Pendidikan non formal
Memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing –masing
c. Pengalaman kerja
- Memiliki pengalaman sebagai penyuluh di unit masing-masing
. d. Ketrampilan
- Memiliki bakat dan minat,
- Berdedikasi tinggi,
- Berkepribadian yang menarik,
10
- Dapat bersosialisasi dengan baik dan profesional.
- Berbadan sehat jasmani dan rohani
- Komunikatif
- Mampu menjalankan komputer (ms.word, ms excel, ppt)
2. Tim Umum
a. Nama Jabatan
Koordinator Tim Umum
b. Pengertian
Seseorang yang ahli dalam bidang penyediaan sarana dan prasarana pelaksanaan
kegiatan PKRS dan mampu bekerjasama dengan unti kerja terkait untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan PKRS program PKRS dalam masing-masing bagian atau unit
kerja.
c. Persyaratan dan kualifikasi
a. Pendidikan formal
- Kesehatan Masyarakat Khususnya Jurusan Promkes
- Berijasah S1/D3 atau persamaannya dalam bidangnya masing-masing
dan memiliki bakat dalam penyuluhan kesehatan.
b. Pendidikan non formal
Memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing –masing
c. Pengalaman kerja
- Memiliki pengalaman sebagai sebagai staf sarana dan prasara kegiatan
di Rumah Sakit
. d. Ketrampilan
- Memiliki bakat dan minat,
- Berdedikasi tinggi,
- Berkepribadian yang menarik,
- Dapat bersosialisasi dengan baik dan profesional.
- Berbadan sehat jasmani dan rohani
- Komunikatif
- Cekatan
- Mampu menjalankan komputer (ms.word, ms excel, ppt)
3. Tim Materi
a. Nama Jabatan
Koordinator Tim materi
11
b. Pengertian
Seseorang yang ahli dalam bidang mengumpulkan materi edukasi dalam rangka
persiapan penyuluhan dan mampu menjadi editor terhadap isi materi yang akan
disampaikan kepada masyarakat, pasien dan keluarga pasien serta dan mampu
bekerjasama dengan unit kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan PKRS
program PKRS dalam masing-masing bagian atau unit kerja.
c. Persyaratan dan kualifikasi
a. Pendidikan formal
- Kesehatan Masyarakat dan atau khususnya Jurusan Promkes
- Berijasah S1/D3 atau persamaannya dalam bidangnya masing-masing
b. Pendidikan non formal
Memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing –masing
c. Pengalaman kerja
- Memiliki pengalaman sebagai sebagai tenaga administrasi dalam
kegiatan di Rumah Sakit
. d. Ketrampilan
- Memiliki kemampuan sebagai editor materi
- Memiliki bakat dan minat,
- Berdedikasi tinggi,
- Berkepribadian yang menarik,
- Dapat bersosialisasi dengan baik dan profesional.
- Berbadan sehat jasmani dan rohani
- Komunikatif
- Mampu menjalankan komputer (ms.word, ms excel, ppt)
4. Tim Desain & Kreatif
a. Nama Jabatan
Koordinator Tim Desain & Kreatif
b. Pengertian
Seseorang yang ahli dalam bidang desain dan mampu bekerjasama dengan unti
kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan PKRS program PKRS dalam
masing-masing bagian atau unit kerja.
c. Persyaratan dan kualifikasi
a. Pendidikan formal
- Sarjana Komputer/Sistem Informasi
12
- Kesehatan Masyarakat Khususnya Jurusan Promkes
- Berijasah S1/D3 atau persamaannya dalam bidangnya masing-masing
dan memiliki bakat dalam penyuluhan kesehatan.
b. Pendidikan non formal
- Memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing –masing
c. Pengalaman kerja
- Memiliki pengalaman dalam mendesain (Logo, brosur, leafleat, dll)
kegiatan di Rumah Sakit atau kegiatan lainnya.
. d. Keterampilan
- Mampu mengoperasikan program aplikasi photoshop
- Memiliki bakat dan minat mendesain
- Kreatif & inovatif
- Berdedikasi tinggi,
- Berkepribadian yang menarik,
- Dapat bersosialisasi dengan baik dan profesional.
- Berbadan sehat jasmani dan rohani
- Komunikatif
- Mampu menjalankan komputer (ms.word, ms excel, ppt)
14
BAB IX
Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh setiap PJ
unit terkait, dokumentasi permintaan PKRS di status pasien, pencatatan pasien yang
teredukasi di LOGBOOK (unit dan edukasi kolaboratif) dan formulir pemberian
informasi dan formulir pemberian edukasi kolaboratif. Monitoring jumplah pamflet
yang tersedia dilakukan dengan penyediaan 50 lembar untuk setiap topik materi
edukasi disetiap unit terkait setiap bulannya dan dilakukan refill atau pengisian ulang
setiap bulannya. Apabila pamflet habis sebelum sebulan, maka permintaan pamflet
dapat dilakukan ke panitia PKRS (lihat lembar permintaan pamflet edukasi) Evaluasi
kualitas sumberdaya manusia dan fasilitas dilakukan dengan survey lapangan setiap
bulan dan pelatihan mengnai materi edukasi unit-unit PKRS setiap 6 bulan sekali.
Evaluasi kinerja panitia PKRS dilakukan dengan laporan bulan dari setiap unit
PKRS, laporan bulanan panitia PKRS dan survery kepuasan pelanggan setiap 3
bulan.
15
BAB X
PERTEMUAN RAPAT DAN PELAPORAN
A. PERTEMUAN RAPAT
Rapat berkala di Unit Tim Promosi Kesehatan BLUD Rumah Sakit Konawe terdiri
dari;
1. Rapat Rutin, biasanya dilakukan sebulan satu kali
2. Rapat Insidental, biasanya dilakukan hanya pada kesempatan atau waktu
tertentu saja
B. PELAPORAN
Laporan
Di Instalasi/Unit
Instalasi/Unit :
Pengelola PKRS :
Laporan Bulanan :
Jumlah kasus yang Metode PKRS digunakan Ket
Jumlah Kasus
NO di intervensi PKRS
Kasus (Frekunesi)
. Persentasi Metode Frek (%)
Ex: i/II
(%)
Keterangan :
Metode PKRS yang digunakan (Pilih salah satu dan tuliskan dikolom)
1. Konseling Individu/Kelompok
2. Penyuluhan Kelompok
3. Pesan Media
16
BAB XI
DOKUMEN DAN BUKTI
Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka promosi
kesehatan yang dibuat oleh dan dari unit-unit PKRS yang meliputi:
1. Materi edukasi
2. Standard prosedur Operasional (SPO)
3. Formulir
4. Lembar permintaan edukasi
5. dan lain sebagainya
Semua dokumen ini disertakan dalam appendix dan digunakan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan PKRS dan penerapan pelayanan PKRS bagi setiap pasien.
17
BAB XII
PENUTUP
Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi acuan
dalam pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan Akreditasi Rumah Sakit
yang berhubungan dengan promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan
rumah sakit. Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS
bukanlah urusan mereka yang bertugas di unit PKRS saja.
PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan menjadi urusan (tugas) bagi
hampir seluruh jajaran Rumah Sakit. Yang paling penting dilaksanakan dalam
rangka PKRS adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik pemberdayaan terhadap
pasien (rawat jalan dan rawat inap) maupun terhadapa klien sehat. Namun
demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika didukung oleh
upaya - upaya bina suasana dan advokasi.
Bina suasana dilakukan terhadap mereka yang paling berpengaruh terhadap
pasien/klien. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat
mendukung membantu RS dari segi kebijakan (peraturan perundangundangan) dan
sumber daya, dalam rangka memberdayakan pasien/klien. Banyak sekali peluang
untuk melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang tersebut harus dapat
dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari peluang yang bersangkutan.
Ditetapkan di : Unaaha
Pada Tanggal : Januari 2019
Direktur BLUD RS Konawe
18