Disusun Oleh :
Lulu Mustafidhoh
A01301785
轟
ゞ詈
彗
ま
¨¨
L
れ
ASUHAN KEPERAⅥ FATAN PE■ /1ENUHAN ttBUTUⅡ AN
OKSIGENASI PADA NY.Y DI RIIAN(]BAROKAH
PKU PIIUIIAMⅣ IADⅣ AⅡ GOⅣ lBONG
yang dipersiapkan dan disusun oleh
Lulu MItJstaidhoh
A01301785
Telah dipertahankan didepaniDewan Pengり Jl
ど
04
咎亀 亀
労
、
.Kep.lis, M.Sc)
Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Agustus 2016
Lulu Mustafidhoh1, Hendri Tamara Yuda2, M.Kep. Ns
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI PADA NY. Y DI RUANG BAROKAH PKU
MUHAMMADIYAH GOMBONG
Latar belakang: Asma adalah penyakit inflamasi kronik pada jalan nafas
yang dikarakteristikkan dengan hiperresponsivitas, edema mukosa dan
produksi mukus. Pada klien asma memiliki masalah ketidakefektifan
bersihan jalan nafas untuk menyelesaikan masalah ini dilakukan pemberian
nebulizer.
Tujuan penulisan: memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan
dengan pemenuhan oksigenasi.
Pembahasan: saat dikaji pada tanggal 09 juni 2016 klien mengatakan sesak
nafas, batuk, pilek, keluar lendir berwarna kuning kehijauan, ketika bangun
tidur merasa sesak nafas dan ketika berjalan ke kamar mandi merasa sesak
nafas. Klien sudah masuk Rumah Sakit yang keempat kalinya dengan
diagnosa yang muncul adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
Intervensi dan implementasi yang dilakukan adalah monitor respirasi dan
status oksigen, posisikan klien dalam posisi semi fowler, auskultasi suara
nafas, keluarkan sekret dengan batuk efektif, berikan nebulizer dan
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat bronkoilator.
Hasil evaluasi hari ketiga klien tampak sesak nafas berkurang, batuk
berkurang, pilek berkurang, keluar sekret dan pernafasan 25x/menit.
Kesimpulan: Pemberian nebulizer bermanfaat untuk mengencerkan sekresi,
menjaga kelembaban selaput lendir dan mengobati peradangan pada saluran
nafas.
iv
Diploma III Of Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong
Nursing Care Report, August 2016
Lulu Mustafidhoh1, Hendri Tamara Yuda2, S.Kep.Ns, M.Kep
ABSTRACT
NURSING CARE OF FULFILLING OXYGENATION NEED TO
Mrs. Y IN BAROKAH WARD, PKU MUHAMMADIYAH
HOSPITAL OF GOMBONG
Background: Asthma is a chronic inflammatory disease of the airway
characterized by hyperresponsiveness, mucosal edema and mucus
production. On the client with asthma have problems ineffective airway
clearance to resolve this issue be giving nenulizer.
The purpose of writing: provides an overview of nursing care to the
fulfillment of oxygenation.
Discussion: when examined on 09 June 2016 the client says shortness of
breath, cough, runny nose, yellow-green mucus out, when you wake up
feeling shortness of breath and when walking into the bathroom to feel
shortness of breath. Clients have entered the fourth hospital with the
diagnosis that emerges is ineffective airway clearance. Intervention and
implementation do is monitor respiration and oxygen status, position clients
in semi-Fowler position, auscultation of breath sounds, remove secretions
by coughing effectively, provide nebulizer and collaboration with doctors in
drug delivery bronchodilators.
The results of the evaluation of the third day of the client looks
breathlessness, cough diminished, reduced colds, secretions out and
respiratory rate 25x/minutes.
Conclusion: Providing helpful nebulizer to thin secretions, keeping
moisture and treat mucous membrane inflammation of the airways.
v
KATA PENGANTAR
vi
10. Ny. Y beserta Keluarga yang telah bekerjasama dengan penulis.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah wawasan. Penulis mengharap saran dan kritik untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
(Lulu Mustafidhoh)
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................. iii
ABSTRAK.............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan ..................................................................................... 6
C. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi .......................................... 8
B. Fisiologi Oksigenasi................................................................. 11
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Oksigenasi .............. 12
D. Gangguan Pada Fungsi Pernafasan ........................................... 15
E. Pemberian nebulizer ................................................................. 17
BAB III. RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian ............................................................................... 25
B. Analisa Data ............................................................................ 28
C. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi ..................................... 29
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas ..................................... 35
B. Ketidakefektifan Pola Nafas .................................................... 39
C. Ansietas ................................................................................... 43
D. Analisa Tindakan Keperawatan ................................................ 46
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 49
B. Saran........................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) 2010
penderita asma di dunia diperkirakan sejumlah 100 sampai 150 juta orang.
Diperkirakan akan meningkat menjadi 180.000 orang tiap tahun. Keadaan
ini dapat terjadi di semua negara, baik negara berkembang maupun negara
maju. Penyakit asma masuk dalam urutan 5 besar penyebab kematian di
dunia, yaitu 17,4%. David, dkk (2010) mengatakan penyakit asma
menyerang Eropa dan Amerika Utara sebanyak 5 sampai 7%.
Pada tahun 2014, The Global Asthma Report mengemukakan bahwa
jumlah penderita asma di seluruh dunia diperkirakan 334 juta orang dan
akan meningkat tahun 2025 menjadi 400 juta orang. Diperkirakan jumlah
penderita asma akan terus meningkat. Peningkatan ini dapat terjadi di
semua negara, baik di negara berkembang maupun di negara maju (Global
Asthma Network, 2014).
Dari tahun ke tahun penderita penyakit asma semakin meningkat.
Pada tahun 2010 penderita asma sebanyak 355 orang dan tahun 2014
sebanyak 542 orang. Dalam 4 tahun terakhir meningkat hampir dua kali
lipat (Dinkes Kalteng, 2015).
Dari hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013 jumlah
penderita asma di Indonesia mencapai 4,5%. Prevalensi penyakit asma di
Provinsi Kalimantan Tengah 5,7% lebih tinggi 1,2% dari prevalensi
penyakit asma di tingkat nasional (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Pada tahun 2010 penyakit asma di Indonesia diperkirakan mencapai
6,4%. Di provinsi Jawa Tengah tahun 2010 sejumlah 1,09%, tahun 2011
sejumlah 0,69%, tahun 2012 sejumlah 0,68% dan tahun 2013 sejumlah
0,58% (John, 2010).
Dari hasil rekam medis Rumah Sakit Tk. II Dr. A. K Gani
Palembang 2014 bahwa penderita asma bronkial yang di rawat inap tahun
2012 sebanyak 199 orang. Sedangkan tahun 2013 penderita asma bronkial
1
2
yang di rawat inap sebanyak 213 orang. Angka kejadian asma bronkial
tiap 2 tahun terakhir sejak 2012 sampai 2013 semakin bertambah (Profil
RS, 2103).
Menurut Clark (2013) asma biasanya dikenal sebagai suatu
penyakit yang ditandai dengan adanya wheezing (mengi) sebagai respon
yang terjadi karena zat iritan atau alergen. Secara fisiologis asma
merupakan kaskade kompleks kondisi dan interaksi yang dapat
mengakibatkan obstruksi aliran udara akut, meningkatkan produksi
mukus, hiperreaktivitas bronkus dan inflamasi jalan nafas. Masing-masing
interaksi tersebut dan gejala klinis yang muncul dapat sedikit berbeda
antara satu individu dengan lainnya dan derajat keparahannya dapat
bervariasi pada individu yang sama akibat perbedaan lingkungan fisiologis
internal dan eksternal. Interaksi fisiologis inilah yang mengakibatkan
timbulnya wheezing dan kesulitan bernafas yang dialami oleh penderita
dan disebut asma.
Brunner & Suddarth (2013) mengatakan asma adalah penyakit
inflamasi kronik pada jalan nafas yang dikarakteristikkan dengan
hiperresponsivitas, edema mukosa dan produksi mukus. Inflamasi ini
berkembang menjadi episode gejala asma yang berulang, seperti batuk,
sesak dada, mengi dan dispnea. Pasien asma mungkin mengalami periode
bebas gejala bergantian dengan eksaserbasi akut yang berlangsung dalam
hitungan menit, jam sampai hari. Faktor risiko untuk asma mencakup
riwayat kesehatan keluarga, alergi (faktor paling kuat), dan terpapar zat
iritan atau alergen dalam waktu yang lama seperti rumput, serbuk sari,
jamur, debu dan binatang. Pencetus yang paling sering memunculkan
gejala asma dan eksaserbasi mencakup iritan jalan nafas (seperti polutan,
suhu dingin, panas, bau menyengat, asap dan parfum), latihan fisik, stres
atau perasaan marah, rhinosinusitis dengan postnasal drip, obat-obatan,
infeksi virus pada jalan nafas dan refluks gastroesofageal.
Corwin (2007) mengatakan asma adalah penyakit pernafasan
obstruktif yang ditandai adanya peradangan pada saluran nafas dan nyeri
3
akut otot polos bronkiolus. Kondisi ini menyebabkan kondisi mukus yang
berlebihan dan menumpuk yang menyebabkan sumbatan aliran udara dan
ventilasi alveolus menurun.
Corwin (2009) mengatakan asma dapat terjadi pada individu tertentu
yang berespon agresif terhadap iritan di jalan nafas. Faktor risiko pada
salah satu dari jenis gangguan hiperresponsif ini adalah riwayat asma atau
alergi dalam keluarga yang mengisyaratkan adanya kecenderungan suatu
genetik. Pajanan yang berulang terhadap beberapa rangsangan iritan.
Kemungkinan pada masa perkembangan bisa meningkatkan risiko
terjadinya penyakit ini. Meskipun kebanyakan penyakit asma didiagnosis
pada masa kanak-kanak, pada saat dewasa dapat menderita asma tanpa
riwayat penyakit sebelumnya. Stimulasi asma awitan dewasa seringkali
terjadi dikaitkan dengan riwayat alergi yang memburuk. Infeksi
pernapasan atas yang berulang juga memicu pada asma awitan dewasa,
seperti yang dapat terjadi karena pajanan dari okupasional ke debu
didalam lingkungan kerja.
Individu yang mengalami asma kemungkinan memiliki eosinofil
yang berlebihan atau kemungkinan sel-mast yang berespon berlebihan
untuk merangsang awal terjadinya degranulasi. Antibodi IgE
bertanggungjawab untuk serangan alergi yang bereaksi secara berlebihan
dalam merespon suatu antigen asing dengan pengaktifan peradangan
kaskade. Dari sumber hipersensitivitas (sensitivitas yang berlebihan), hasil
akhirnya adalah bronkospasme (nyeri bronkus), produksi dan akumulasi
sekret, radang dan produksi aliran udara. Infeksi pada virus, alergi dan
refluks memicu respon sensitivitas dengan cara mengiritasi jalan napas.
Olahraga atau latihan fisik seseorang menjadi iritan dikarenakan aliran
yang keluar masuk udara ke paru-paru dalam jumlah besar dan cepat.
Penatalaksanaan asma sebagai berikut istirahat yang meliputi
diberikan oksigen dosis tinggi 4-6 liter/menit, apabila pasien mengalami
dehidrasi berikan Ringer Laktat serta bila ada asidosis diberikan natrium
bikarbonat. Pasien diberikan obat yang meliputi obat bronkodilator yaitu
4
Jika otak kekurangan oksigen untuk waktu yang lama, kerusakan dapat
semakin parah dan permanen, seperti stroke, cacat dan koma.
Pada asuhan keperawatan klien dengan diagnosa medis asma akan
muncul masalah keperawatan berupa bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan bronkospasme, gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan spasme bronkus dan ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dyspneu (Magenta,
2011). Menurut Vaughans (2013) pada asma akan muncul masalah
keperawatan berupa masalah gangguan pertukaran gas, masalah bersihan
jalan napas tidak efektif dan masalah perfusi jaringan tidak efektif.
Berdasarkan hal diatas penulis akan membuat karya tulis ilmiah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi
Pada Ny. Y Di Ruang Barokah PKU Muhammadiyah Gombong”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum karya tulis ilmiah ini adalah untuk menjelaskan asuhan
keperawatan yang diberikan pada klien dengan asma.
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada kasus asma.
b. Memaparkan hasil analisa data pada kasus asma.
c. Memaparkan hasil diagnosa keperawatan pada kasus asma.
d. Memaparkan hasil intervensi keperawatan pada kasus as.ma.
e. Memaparkan hasil implementasi keperawatan pada kasus asma.
f. Memaparkan evaluasi keperawatan pada kasus asma.
g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada kasus asma.
h. Menganalisis tindakan yang sudah diberikan pada kasus asma.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat keilmuan
a. Manfaat untuk institusi
7
Disusun Oleh :
Lulu Mustafidhoh (A01301785)
Sedangkan Lewis et al. (2000) tidak membagi pencetus asma secara spesifik.
Menurut mereka, secara umum pemicu asma adalah:
1. Faktor predisposisi
Genetik
Faktor yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi
biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena
adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit Asma
Bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensitivitas
saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.
2. Faktor presipitasi
a.) Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1.) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu, bulu
binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
2.) Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu makanan (seperti buah-
buahan dan anggur yang mengandung sodium metabisulfide) dan obat-
obatan (seperti aspirin, epinefrin, ACE- inhibitor, kromolin).
3.) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contoh :
perhiasan, logam dan jam tangan
4.) Pada beberapa orang yang menderita asma respon terhadap Ig E jelas
merupakan alergen utama yang berasal dari debu, serbuk tanaman atau
bulu binatang. Alergen ini menstimulasi reseptor Ig E pada sel mast
sehingga pemaparan terhadap faktor pencetus alergen ini dapat
mengakibatkan degranulasi sel mast. Degranulasi sel mast seperti
histamin dan protease sehingga berakibat respon alergen berupa asma.
b.) Olahraga
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan
aktivitas jasmani atau olahraga yang berat. Serangan asma karena aktifitas
biasanya terjadi segera setelah selesai beraktifitas. Asma dapat diinduksi
oleh adanya kegiatan fisik atau latihan yang disebut sebagai Exercise
Induced Asthma (EIA) yang biasanya terjadi beberapa saat setelah
latihan.misalnya: jogging, aerobik, berjalan cepat, ataupun naik tangga dan
dikarakteristikkan oleh adanya bronkospasme, nafas pendek, batuk dan
wheezing. Penderita asma seharusnya melakukan pemanasan selama 2-3
menit sebelum latihan.
c.) Infeksi bakteri pada saluran napas
Infeksi bakteri pada saluran napas kecuali sinusitis mengakibatkan
eksaserbasi pada asma. Infeksi ini menyebabkan perubahan inflamasi pada
sistem trakeo bronkial dan mengubah mekanisme mukosilia. Oleh karena
itu terjadi peningkatan hiperresponsif pada sistem bronkial.
d.) Stres
Stres / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu
juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Penderita diberikan
motivasi untuk mengatasi masalah pribadinya, karena jika stresnya belum
diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
e.) Gangguan pada sinus
Hampir 30% kasus asma disebabkan oleh gangguan pada sinus, misalnya
rhinitis alergik dan polip pada hidung. Kedua gangguan ini menyebabkan
inflamasi membran mukus.
f.) Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi
Asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu
terjadinya serangan Asma. Kadangkadang serangan berhubungan dengan
musim, seperti musim hujan, musim kemarau.
D. PATOFISIOLOGI
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang
menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas
bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma
tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal
dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan
antigen spesifikasinya.
Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat
pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus
kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut
mmeningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast
dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya
histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient),
faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-
faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil
maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot
polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat
meningkat. Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi
daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi
paksa 3 menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat
sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang
menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi.
Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan
adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea.
Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat
selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru.
Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klasik penderita asma berupa sesak nafas, batuk-batuk dan
mengi (whezzing) telah dikenal oleh umum dan tidak sulit untuk diketahui. Batuk-
batuk kronis dapat merupakan satu-satunya gejala asma dan demikian pula rasa
sesak dan berat didada.
Tetapi untuk melihat tanda dan gejala asma sendiri dapat digolongkan
menjadi :
1. Asma tingkat I
Yaitu penderita asma yang secara klinis normal tanpa tanda dan gejala
asma atau keluhan khusus baik dalam pemeriksaan fisik maupun fungsi paru.
Asma akan muncul bila penderita terpapar faktor pencetus atau saat dilakukan
tes provokasi bronchial di laboratorium.
2. Asma tingkat II
Yaitu penderita asma yang secara klinis maupun pemeriksaan fisik tidak ada
kelainan, tetapi dengan tes fungsi paru nampak adanya obstruksi saluran
pernafasan. Biasanya terjadi setelah sembuh dari serangan asma.
3. Asma tingkat III
Yaitu penderita asma yang tidak memiliki keluhan tetapi pada pemeriksaan
fisik dan tes fungsi paru memiliki tanda-tanda obstruksi. Biasanya penderita
merasa tidak sakit tetapi bila pengobatan dihentikan asma akan kambuh.
4. Asma tingkat IV
Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah sakit yaitu
dengan keluhan sesak nafas, batuk atau nafas berbunyi.
Pada serangan asma ini dapat dilihat yang berat dengan gejala-gejala yang
makin banyak antara lain :
a.) Kontraksi otot-otot bantu pernafasan, terutama sternokliedo mastoideus
b.) Sianosis
c.) Silent Chest
d.) Gangguan kesadaran
e.) Tampak lelah
f.) Hiperinflasi thoraks dan takhikardi
5. Asma tingkat V
Yaitu status asmatikus yang merupakan suatu keadaan darurat medis beberapa
serangan asma yang berat bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan
yang lazim dipakai. Karena pada dasarnya asma bersifat reversible maka
dalam kondisi apapun diusahakan untuk mengembalikan nafas ke kondisi
normal
F. PATHWAY KEPERAWATAN
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan sputum
Pada pemeriksaan sputum ditemukan :
a.) Kristal –kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal
eosinofil.
b.) Terdapatnya Spiral Curschman, yakni spiral yang merupakan silinder sel-
sel cabang-cabang bronkus
c.) Terdapatnya Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus
d.) Terdapatnya neutrofil eosinofil
2. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi, sedangkan
leukosit dapat meninggi atau normal, walaupun terdapat komplikasi asma
a.) Gas analisa darah
b.) Terdapat hasil aliran darah yang variabel, akan tetapi bila terdapat
peninggian PaCO2 maupun penurunan pH menunjukkan prognosis yang
buruk
c.) Kadang –kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yang meninggi
d.) Hiponatremi 15.000/mm3 menandakan terdapat infeksi
e.) Pada pemeriksaan faktor alergi terdapat IgE yang meninggi pada waktu
seranggan, dan menurun pada waktu penderita bebas dari serangan.
f.) Pemeriksaan tes kulit untuk mencari faktor alergi dengan berbagai
alergennya dapat menimbulkan reaksi yang positif pada tipe asma atopik.
3. Foto rontgen
Pada umumnya, pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada serangan
asma, gambaran ini menunjukkan hiperinflasi paru berupa rradiolusen yang
bertambah, dan pelebaran rongga interkostal serta diagfragma yang menurun.
Akan tetapi bila terdapat komplikasi, kelainan yang terjadi adalah:
a.) Bila disertai dengan bronkhitis, bercakan hilus akan bertambah
b.) Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) menimbulkan gambaran yang
bertambah.
c.) Bila terdapat komplikasi pneumonia maka terdapat gambaran infiltrat pada
paru
4. Pemeriksaan faal paru
a.) Bila FEV1 lebih kecil dari 40%, 2/3 penderita menujukkan penurunan
tekanan sistolenya dan bila lebih rendah dari 20%, seluruh pasien
menunjukkan penurunan tekanan sistolik.
b.) Terjadi penambahan volume paru yang meliputi RV hampi terjadi pada
seluruh asma, FRC selalu menurun, sedangan penurunan TRC sering
terjadi pada asma yang berat.
5. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi selama terjadi serangan asma dapat dibagi atas
tiga bagian dan disesuaikan dengan gambaran emfisema paru, yakni :
a.) Perubahan aksis jantung pada umumnya terjadi deviasi aksis ke kanan dan
rotasi searah jarum jam
b.) Terdapatnya tanda-tanda hipertrofi jantung, yakni tedapat RBBB
c.) Tanda-tanda hipoksemia yakni terdapat sinus takikardi, SVES, dan VES
atau terjadinya relatif ST depresi.
H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non
farmakologik dan pengobatan farmakologik.
1. Pengobatan non farmakologik
a.) Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang
penyakit asthma sehinggan klien secara sadar menghindari faktor-faktor
pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsoltasi pada tim
kesehatan.
b.) Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asthma yang ada
pada lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan mengurangi
faktor pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup bagi klien.
c.) Fisioterapi
Fisioterpi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. Ini
dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi dada.
2. Pengobatan farmakologik
a.) Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali semprot dan jarak
antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang termasuk obat
ini adalah metaproterenol ( Alupent, metrapel ).
b.) Metil Xantin
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini diberikan
bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada
orang dewasa diberikan 125-200 mg empatkali sehari.
c.) Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik,
harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol (
beclometason dipropinate ) dengan disis 800 empat kali semprot tiap hari.
Karena pemberian steroid yang lama mempunyai efek samping maka yang
mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
d.) Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-anak .
Dosisnya berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari.
e.) Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari.
Keuntunganya dapat diberikan secara oral.
f.) Iprutropioum bromide (Atroven)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk aerosol dan
bersifat bronkodilator.
3. Pengobatan selama serangan status asthmatikus
a.) Infus RL : D5 = 3 : 1 tiap 24 jam
b.) Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul
c.) Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama 20 menit
dilanjutka drip Rlatau D5 mentenence (20 tetes/menit) dengan dosis 20
mg/kg bb/24 jam.
d.) Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara sub kutan.
e.) Dexamatason 10-20 mg/6jam secara intra vena.
f.) Antibiotik spektrum luas.
I. FOKUS PENGKAJIAN
1. Anamnesis
Anamnesis pada penderita asma sangat penting, berguna untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan untuk menyusun strategi
pengobatan. Gejala asma sangat bervariasi baik antar individu maupun pada
diri individu itu sendiri (pada saat berbeda), dari tidak ada gejala sama sekali
sampai kepada sesak yang hebat yang disertai gangguan kesadaran.
Keluhan dan gejala tergantung berat ringannya pada waktu serangan.
Pada serangan asma bronkial yang ringan dan tanpa adanya komplikasi,
keluhan dan gejala tak ada yang khas. Keluhan yang paling umum ialah :
Napas berbunyi, Sesak, Batuk, yang timbul secara tiba-tiba dan dapat hilang
segera dengan spontan atau dengan pengobatan, meskipun ada yang
berlangsung terus untuk waktu yang lama.
2. Pemeriksaan Fisik
Berguna selain untuk menemukan tanda-tanda fisik yang mendukung
diagnosis asma dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, juga berguna
untuk mengetahui penyakit yang mungkin menyertai asma, meliputi
pemeriksaan :
a.) Status kesehatan umum
Perlu dikaji tentang kesadaran klien, kecemasan, gelisah, kelemahan suara
bicara, tekanan darah nadi, frekuensi pernapasan yang meningkatan,
penggunaan otot-otot pembantu pernapasan sianosis batuk dengan lendir
dan posisi istirahat klien.
b.) Integumen
Dikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan pigmentasi, turgor
kulit, kelembapan, mengelupas atau bersisik, perdarahan, pruritus, ensim,
serta adanya bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis pada rambut di kaji
warna rambut, kelembaban dan kusam.
c.) Thorak
1.) Inspeksi
Dada di inspeksi terutama postur bentuk dan kesemetrisan adanya
peningkatan diameter anteroposterior, retraksi otot-otot Interkostalis,
sifat dan irama pernafasan serta frekwensi peranfasan.
2.) Palpasi.
Pada palpasi di kaji tentang kosimetrisan, ekspansi dan taktil fremitus.
3.) Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan
diafragma menjadi datar dan rendah.
4.) Auskultasi.
Terdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan expirasi lebih
dari 4 detik atau lebih dari 3x inspirasi, dengan bunyi pernafasan dan
Wheezing.
3. Sistem pernafasan
a.) Batuk mula-mula kering tidak produktif kemudian makin keras dan
seterusnya menjadi produktif yang mula-mula encer kemudian menjadi
kental. Warna dahak jernih atau putih tetapi juga bisa kekuningan atau
kehijauan terutama kalau terjadi infeksi sekunder.
b.) Frekuensi pernapasan meningkat
c.) Otot-otot bantu pernapasan hipertrofi.
d.) Bunyi pernapasan mungkin melemah dengan ekspirasi yang memanjang
disertai ronchi kering dan wheezing.
e.) Ekspirasi lebih daripada 4 detik atau 3x lebih panjang daripada inspirasi
bahkan mungkin lebih.
f.) Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan:
1.) Hiperinflasi paru yang terlihat dengan peningkatan diameter
anteroposterior rongga dada yang pada perkusi terdengar hipersonor.
2.) Pernapasan makin cepat dan susah, ditandai dengan pengaktifan otot-
otot bantu napas (antar iga, sternokleidomastoideus), sehingga tampak
retraksi suprasternal, supraclavikula dan sela iga serta pernapasan
cuping hidung.
3.) Pada keadaan yang lebih berat dapat ditemukan pernapasan cepat dan
dangkal dengan bunyi pernapasan dan wheezing tidak terdengar(silent
chest), sianosis.
J. PENANGANAN ASMA DI RUMAH
Ada sejumlah perawatan yang dapat membantu mengontrol kondisi asma secara
efektif . Pengobatan penyakit asma didasarkan pada 2 tujuan penting, yaitu:
1. Meredakan gejala asma
2. Mencegah efek jangka panjang agar asma tidak berkembang (kambuh) lagi
Penanganan asma meliputi:
- Mengidentifikasi penyebab asma
- Mengkombinasikan obat-obatan
- Menghindari yang dapat memicu asma
- Memperbaiki gaya hidup
K. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan dan criteria Intervensi (NIC)
keperawatan hasil (NOC)
1 Bersihan jalan Setelah dilakukan - Buka jalan nafas, guanakan
nafas tidak tindakan keperawatan teknik chin lift atau jaw thrust
efektif selama 3 x 7 jam, pasien bila perlu
berhubungan mampu : - Posisikan pasien untuk
dengan - Respiratory status : memaksimalkan ventilasi
tachipnea, Ventilation - Identifikasi pasien perlunya
peningkatan - Respiratory status : pemasangan alat jalan nafas
produksi Airway patency buatan
mukus, - Aspiration Control. - Pasang mayo bila perlu
kekentalan - Lakukan fisioterapi dada jika
sekresi dan Dengan kriteria hasil : perlu
bronchospasm - Mendemonstrasikan - Keluarkan sekret dengan batuk
e. batuk efektif dan atau suction
suara nafas yang - Auskultasi suara nafas, catat
bersih, tidak ada adanya suara tambahan
sianosis dan dyspneu - Lakukan suction pada mayo
(mampu - Berikan bronkodilator bila
mengeluarkan perlu
sputum, mampu - Berikan pelembab udara Kassa
bernafas dengan basah NaCl Lembab
mudah, tidak ada - Atur intake untuk cairan
pursed lips) mengoptimalkan
- Menunjukkan jalan keseimbangan.
nafas yang paten - Monitor respirasi dan status O2
(klien tidak merasa
tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan
dalam rentang
normal, tidak ada
suara nafas
abnormal)
- Mampu
mengidentifikasikan
dan mencegah factor
yang dapat
menghambat jalan
nafas
2 Kerusakan Setelah dilakukan - Buka jalan nafas, guanakan
pertukaran tindakan keperawatan teknik chin lift atau jaw thrust
gas selama 3 x 7 jam, pasien bila perlu
berhubungan mampu : - Posisikan pasien untuk
dengan - Respiratory Status : memaksimalkan ventilasi
perubahan Gas exchange - Identifikasi pasien perlunya
membran - Respiratory Status : pemasangan alat jalan nafas
kapiler – ventilation buatan
alveolar - Vital Sign Status - Pasang mayo bila perlu
- Lakukan fisioterapi dada jika
Dengan kriteria hasil : perlu
- Mendemonstrasikan - Monitor rata – rata, kedalaman,
peningkatan ventilasi irama dan usaha respirasi
dan oksigenasi yang - Catat pergerakan dada,amati
adekuat kesimetrisan, penggunaan otot
- Memelihara tambahan, retraksi otot
kebersihan paru paru supraclavicular dan intercostal
dan bebas dari tanda - Monitor suara nafas, seperti
tanda distress dengkur
pernafasan - Monitor pola nafas : bradipena,
- Mendemonstrasikan takipenia, kussmaul,
batuk efektif dan hiperventilasi, cheyne stokes,
suara nafas yang biot
bersih, tidak ada - Catat lokasi trakea
sianosis dan dyspneu - Monitor kelelahan otot
(mampu diagfragma (gerakan
mengeluarkan paradoksis)
sputum, mampu - Auskultasi suara nafas, catat
bernafas dengan area penurunan / tidak adanya
mudah, tidak ada ventilasi dan suara tambahan
pursed lips) - Tentukan kebutuhan suction
- Tanda tanda vital dengan mengauskultasi crakles
dalam rentang dan ronkhi pada jalan napas
normal utama
- Auskultasi suara paru setelah
tindakan untuk mengetahui
hasilnya
3 Ansietas b.d Setelah dilakukan - Gunakan pendekatan yang
status tindakan keperawatan menenangkan
kesehatan selama 3 x 7 jam, pasien - Nyatakan dengan jelas harapan
mampu : terhadap pelaku pasien
- Anxiety control - Jelaskan semua prosedur dan
- Coping apa yang dirasakan selama
- Impulse control prosedur
- Pahami prespektif pasien
Dengan Kriteria Hasil : terhadap situasi stres
- Klien mampu - Temani pasien untuk
mengidentifikasi dan memberikan keamanan dan
mengungkapkan mengurangi takut
gejala cemas - Berikan informasi faktual
- Mengidentifikasi, mengenai diagnosis, tindakan
mengungkapkan dan prognosis
menunjukkan tehnik - Dorong keluarga untuk
untuk mengontol menemani anak
cemas - Lakukan back / neck rub
- Vital sign dalam - Dengarkan dengan penuh
batas normal perhatian
- Postur tubuh, - Identifikasi tingkat kecemasan
ekspresi wajah, - Bantu pasien mengenal situasi
bahasa tubuh dan yang menimbulkan kecemasan
tingkat aktivitas - Dorong pasien untuk
menunjukkan mengungkapkan perasaan,
berkurangnya ketakutan, persepsi
kecemasan - Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
- Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
4 Gangguan Setelah dilakukan - Pantau keadaan umum pasien
pola tidur b.d tindakan keperawatan dan TTV
ansietas selama 3 x 7 jam, pasien - Kaji Pola Tidur.
mampu : - Kaji faktor yang menyebabkan
- Sleep gangguan tidur (nyeri, takut,
Dengan Kriteria Hasil : stress, ansietas, imobilitas,
- Melaporkan istirahat gangguan eliminasi seperti
tidur malam yang sering berkemih, gangguan
optimal. metabolisme, gangguan
- Tidak menunjukan transportasi, lingkungan yang
perilaku gelisah. asing, temperature, aktivitas
- Wajah tidak pucat dan yang tidak adekuat).
konjungtiva mata tidak - Catat tindakan kemampuan
anemis karena kurang untuk mengurangi kegelisahan.
tidur malam. - Kurangi atau hilangkan
- Mempertahankan (atau distraksi lingkungan dan
membentuk) pola tidur gangguan tidur.
yang memberikan - Gunakan alat bantu tidur
energi yang cukup (misal; air hangat untuk
untuk menjalani kompres rilaksasi otot, bahan
aktivitas sehari-hari. bacaan, pijatan di punggung,
music yang lembut, dll).
L. DAFTAR PUSTAKA
Almazini, P. 2012. Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma Berat.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6.
Jakarta: EGC
Linda Jual Carpenito, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC
Sundaru H. 2006 Apa yang Diketahui Tentang Asma, Jakarta : Departemen Ilmu
Penyakit Dalam, FKUI/RSCM
ヴ、
た」
ハタリHハ N だ PEMWハ ¶ N Mら ハ 晦 `Y Dε ∼6ハ ヽ/
CN6GVIlN SISTEM PI?NAFASAN I A\IPIA
Dt BuANC B0P0f/+t{ As PEU ltlut+l4rvHAaNAu GDtqB0NG
袢
じε Bハ R P3ドCCSハ H4ド
│
fe,laL cl)'sqaLEan
Fみ d♭ モ
‐
よ
N z^qz{ohv,
`
″′
缶よおk′ b∂ cが ただん 1`
Dol or, [AwLtnbt
Fし
.8ち
《
〔) [〕
´1」ぶ卜。S
・ ヒИ
│.1減 Qn3キ σs Fi・ Qい
N′ ″ I NЧ ・Y
“
{rlo.pu : 7tz10a
Uwvr : zS t9ゝ u吟
]o-'rr'5 6btmin
fi lanol lc りう m
sわ 卜 , l″ ωfbム
免 たυ ' -buso,
?e,l,dtdlron SD
lbu ruynor. ton
fan,lal yndsul< fumol" Sal+i( : zotv
08-CIb- 01.70 wlB
■ 4づ 9α l p019た 。)lb4 : θ9 Dら ‐2016 θヽ
′ lダ "1多
Nou, l Th・ L
Uwur : YD Lcrhun
麟灘
ハ cIク
“
PИ よまし n : 5)
?Q炒 ハ
ioグ リ 1 6U″ ゝ
(-fub, d"a kh'a- . Suar,rri
^ryA
3,陽 の
"qbiも
I klvlno" uloila
Vlio. ,nrrqoLoLon ,oJ ar( rloFat.
kaga-laolon sQ*oro,
'w場 θ ″
口 iQ「 び。tonqた 陽 )ヽ 7Fυ Mυ ん "″ 」 【 。 あじ
つ P。 あ レ n99al θじ i″ ′ 子911孵 三 二
O1-zo wt7 )u^qan po-[vLa- ge-Sok no;os- Flrcn sogak rofoe dirasa'La' t7',
z hai 5a-foJvrn k[ie- lvqo retrrytvL bollrk Npk 1 lnoi se!e[v,'r', t,nos1]'4
vnosvk furvtah Sokfl
?vnyln ilLi+) baWL diso-ryi g-nqduoro,^ lzndir Lzruprra pvninq La-h;iouo^ 6lo^ p;(al{ s4'
l″ I%脅 u レ ο ηo laに 、
熊αプ 。θ ハu″υ ″ レ錫「た,お。″″ ω″″シ 薇リタゝん“`ff fr_型 型二重聖∠
』反激σハ ψ:し Ⅳ↑
D″ ,′ 。tr′ 占 1/2′ ЫЪ Fレ ο
仁ィン「 ィ
ゥ ´ソ んだ
烈モ
2fL7l5na,etr\oa*olt1fl1r0a,ron;hdinz|9m1,},lakvtto,..tronv-8.1!t,y@ "パ
brpnclrthsl HoSrt arq.ie-it taon b^&,-lo^da *r,'tot: ID
(0/a0 *-k, t't: lZDx funrL, S 3L,?oC 2
?E :d\l*";V do" fuOL nF 9rt &t"'y' vsd. $n gqal pq rrri zotL p,tkul tz"tt
at7 lL0;Q4
′
臓メ qよ ル ″θSレ scs激 っ FOS′ ムαれた, Pfi`と υa´ r句 卜 ″ 。s「 ぁ と ,″ 燿 ■_及 ″9ο わ
goSd/ naFa, do^ h-.jol-. fu- l.ornor vnartdt rnecvfu SeSak nofo S
_⑮
―
S fur ta:4at kn-sol^ ol, ^ da lrv tu
lch'et, rmqatolran pzrno^h' hro*o+ oli pvruoh falrr't A^ grn
ん4
ク均 t/2Й 9レ 錫′ ι
″ど 141 9ぅ θ´ッ。た 3X'Ь こ6こ 砂p・ 6υ ′
ヶ名義ォ喫り潔臼 b ハρけにぶ ら23 a bvb^ ♭し ,
印 み
懸
lb九 「
一 │′ た
′
′ ) : Vlea , Slofuy lpfu rur.- -
gantmp V
oたギ9eノ οsi
たら2И
%a, )lka; : )tlian rt cvlrup boik r vnoLou')
rnzng a{aho^ noFsv moLa
′ `
ぅに 妥恥ぶ んれ 90ぃ ,θ si 3/7わ ム∫ぶ こsい ドノ撃 ←ッ α
「t' -air-
d,ibuuVo ^ Pt,wih 9o'ki El.ia-n wtlr'rv v1,, i qeJos pu-{1l,r
応ガ メ ルの ′ あ′も :υ sl 碑高ル ル ′ ルレ リ θ勺 `こ
ノ
タ鐵
/ク
t沸 ヒ
s。。 ο)1 与′お
Qの η
四と9洲 bた ο" │ あクロ' でlu熱
′, メ
′ 3/g ル ハ β″た ら/ろ
"flrrqo, furti.t1 &n Lav
doi lor k4nrisf'erasi Yqhq /.hat
姉J降 S
,お la σ
が
敷うdu″ sab・ : v yt{ok-u)<a^ alc$"vi(es ge-ho.t'- lnan
SL-{roqc, ibu rurv'al^ b-gqu, seca(a uond''n Ca^ p-o-nTvruJ
ortol, n
t -tat,q\ahon
gaaL di*a1i Et'|r^ k[v^ n^atltPv nz[aLult-a n vL-h'r,{e3
dil^ eatiap fr-rgin k)^tr" la- I"ar"a't vua^ol; c/''ban
kcrena lqnol,si t" b, t" ted^^ sa /o'(.
b rstr'rat"of
ゆ
ゞあごυ レ 洗ο4
"レ ` hdu. yno{aw 1 1a^ do^ )t'dng z ftr'tzr- kli"^ hdek
「
レ″ a ホソt/合 、
SooL 1.iko\i : Ltia^ vtznqito)tcr susa l^ hCur ksr-tma sosaL nafo
な
ん Иgレ わ た″
協 ひ a viα タ ルト ′,α″
「 卿レ Й響 7´ ,
に僣
ぃ θレタ │`
レ ↓1カ ト′
´らし
戸
Sgkjv,^ 9ak,/,. , lr)e* OWbu tv,OMt'rt dAlA u,n br Da Lat"a 11
t/t
矢
%暉ギ い鉤4Pυ `ん ♭ ′曖_″ 中 ι わ
" 烈」りaィ ρ′ ″
♭
ノ
“ に
,401ぃ ル体 お LalDn-
%a+ dit aii ク40b" あわ″ αあ わ ね がしa″ 移
p[ir Iaw'pak fardt^g ra?i ,lo la* Lerpa,Laia, kar<no
`
い 凰 す「 レ ムリス sa&rq sa/,;t'
v-%lo- ^an'loga svln.^“{ubv)^
a斤
$)selvou 二 与 た。И み ら
ん 颯 処[な e-gtolo-s
^ ヽ
t fuliaa a
ね たθ″ たd与 ′
物
Sだ し
4 処 ■ たひ Ytt{- ?Lq o-a<a k0n レ″ 賜 ′
、
{c" DLr 5o a't al
salot '. )rlloa wanqa{ako-n wandi zr seko n' wen77u*a
gdtbun , ef l,al i z-Y szho n dan Ltrarno:
多t somi′ 99υ .
こ′ ″9′ ″ υ ttθ ″
huat a,rut .
sぁ duふ り之
fい μlし aLo).O ^ yyv--tt", {o^J.orn ska[a{ s @6t{w
y'r, yw.wLaca At'Qrrto-
gauL J;v; わ わ れ らどじ″ ″″ c/ ´uノ?′ (o ot ko.
S畿 1鮨 ぃ た1(lだ ′
′
Gぃ lσ たび4 キ。あぃ れぃ毎 ´ h iLn a′ ノ
に〉/マ
f
^o,L
iraw aL 3y se$dvrn
,ク ´キ lokqn ムぃ にパo
*.{vn o.rr.h Jt'ra ,u, o L 3x
.rl.Saor,
V\ UYN\JW │のフム
),6soda-on 5manfi'9
6
′し
ぐ′
l eЧ νιvs
'" tzo 180 YwY)
`
‐
1‐
ll:)
: tlzx fu_niV
:3θ ′
g°
c
: 2BY
/r"e-r,l
' rowbvL lurvs, h,Vorn, Lzr{k
MvL, 1'だ ″,F も` あた α」α ら″ たqδ ′υた.
Ma[a -'Cutvr^,Chv^ onor\evnis, gglq-a aniJckr;k. t<fkk pvpil v16rrhol, S'ne-+n'
: ((〔 ::i::i〕 〕
〕 )
L―
一 ― 一 ―
あたよ 夕
も 吻 ぃ
,И И ♭わ
レ4・ メ
9ル α り
ら 祀
′″′99ν ′♂之 α
α″ 励 彦ん
,だ
“
レ 911仇 叫.ム ニ
“ 11,
4,r)"^q ' lsJ\t f,d*t' ad, pwrbqar-a-^ kr-lw1r. pobp d-a ^ fias-n7
o4in"m l;noral futnul 2 lrk n
A4uLul- , Mvl*oso- b;lr,v Le-n^oj, h'dot^ odo cdt/')'r-t n,ji, hd.at ado Sfuoh"h2
ぬ 人 おあた 部ひ い「
Ttll^7co I sine$n) , h*k Wf*k wvwlr/t
Trnqqvon , Lvsile $obl. d+
2ν 版 フθヮ れ ル И もれ た 仰 物 物 μ〃αん ″ ′/′ 各勿 ″朽 ρ″ メ 鞣′ %
Lol"rn ' 'v,ff/o L ds paot bosar7 "r )a-b-ny- tt nt rC
Dんに
/a*-pr.t ]:*paur{apoF rs+ftrl"ii din,ding JaC, Cr, w-"?*nolart o6o(
bau l- D o-rrlaf ui CI rl
p' Voe( pr<n,iyv [.;rt' saw@t , h'dok uda ^yu, PL-o^.
7:L如
A: W|az*n,
-}y*u-lLo : }.I lrhr,.s ,o|45 \'t'dotl,< lanfvlt
P t [.ly+ co rrli t 1<-raf, "y
′「′あ 茨
ft , 9, ,lo
^ 9z r<qulzr.
ル 為 烈L′ ′フやあ鳴 、
場 ,ス ォ″ (
ヵ′
メ)ム ξ v「 P‐
5わ lφ 後 12∼ た ガし
0
・
6し、こゎヽひヽ ♭υゝfレ f
海 l )″ a″α ゞ c" 佛
ll‐
勺 (ル ク
で たガ御
“
6 P"*r-;Lgo a, Ve-rtv i1o ^1
/
ヽ
´ ン ク ムουお汀υ″ ,ι だアン 06し てDlι 1を BIよ ′ヴ′
∂ β
)ι
′業物αわたあ千 多7 % 多ワー /了
ευ タフ72 ′ム ′ ―免7′ わ
η′
ζノ
“
Aa cD 3沙 ′ z ′タ
Z7/′ ′∂
益
翁
´
,μ L 多多′θ ― 3770
・
l0'3luL 1ダθ ― Ч5り
$rLun, prl5
0ル ー │′ θ
&r′ θ ―ソθ′ o
夕f tt C7-マ ′0
―│ン P NS 2o しP″°
- {onib'di", zX 9 o
- MsLhqlpre.)nisbl7/, z f 6z,c w
- Cup +n 0f b^ I x ?- qrol/\^
―ドしリ リ
υわ│レ ィiび D褥 グ 3
' (4wrinoy2l^;l;^ * eG YY1
-)olbuLcwo( 3 FY /T
- /qdhq(p6.fat5e[s ^ oro I 5卜 Ⅵ
“
C,fina[sa doLq
Lhologi P/り 31こ ″
Dala pokvg
―だ│!を ハ ハ
,oム
―≦
為り in
" b,oheez
?P'.. z?x lwun.i't
LkoaoV , brPnch,'
D!:- Ffi'en wwnqoL.oLart sesok
'VllE-" ,.v-znqataLo-. LLtL^ borqr^ *dt-'n- wqrasq
sq-s64k
)い 一麟tnも cllttaム ,
ιⅣoc ( NtcJ
5el.lol^ dt(akvkon Lindakon ktSu-awaLc, n
9x"? ',art" diLorapkon l*rSik5,n ja[an rOFaS l, Nonitor r<spiresi dan
だに蛤 年にたも 働 ♭sOて .
|KliL.n^ has I I 月た
,たο
z,λ ゝ に "∂
♭19″ ρ
οs慶 可
rvbvlizer-
Krilena lnasill Esrli,ton ル 診蒻
`
eh^ c-l1 toS i fTwilaw
「
lwple ruuznl6s;
川崎 │プ メ
勧L.Fiたο s)′ │た ∽ _η θぁたοnに笏0∫ 及″ ,んじ
hntkat L<cernasan karetto g-,rnd,. )r"owat 3r"れ
d-e-ngan
cu s ah h'dv q," t;dur'7D
⑩
Иル 9oハ ρい i移 ル Zlゝ あ り
"降
vn\ltvw y qe[oS aa"r puh"l^.
舞ζ 」辟εミ′Pっ 。卜い ,
1協 ″た
usbultosi suara naFas
D:9u6s7 rla Fr,s oheezt'^ しι
ノ│
わ:あ ρレ
naO´ ο
b″ san cuPirl q l"td
/4awba,,,t" llie-n Wngenol 19:
plio-n y*-aqa+okon na-ro9a c"rroj
s;luoSi qnq rnutwbvlkon , det,gr^ gqk;tnyo, apalaqi ke*ke
lacen't os011 lmenqabrn; ysok nqPoj don
0, klie, \en p ok
lon le-rnsl^
◎
〃α"ム C/7′ りめ θあοを /
aリ
ヽ
マ2
ル 1し Oθ SI―
│
vq-bvlizzr b+ut Latf.vranq, Erdir kelvor sadikit /公
bc-futama l-vnl rtq lathtiavon, pi[e,[ I Lulu
0' Pl;* toiWt icsol, *frt La-rlu'a^7, ││
│
nL-,t1. berlcvr-anq I pilsk $<-rlrur-a
l,z ,%bW,
lz' l,21勁 らし′ Ma″ υ′iあ raSPiraSi
Muvnonitor
「
9tl'k'e. nznqotakon segaL naFas
バυ
U-AVzOtb clan staful ba|.l]" bwLumnq, p,lek ;lek btr*v ranq, la-nJii ρ
btrlrvmnT,
07・ 3θ fu)w. rnasih sedilciL be-'rwarnan kvnt Lulu
la-hliatlot'1 | Loh'La ba,'ryr^ hdur fu"t
bu.ic,la, kl-iamar nandn' szgak '0F)
bwLa.a nt
30
12・
+anda viVat D: rD : lz) [n w,nlf; ,
t". g1,l\c.
N : g br fr.wnrt, pp: zsx/qat{ ffi
Lulu
│
6-Euatuosi bo
ど
Uθ lt/′ Sr
s:― を
′ル Lakan, ge-Sal. r1a1CIt barlur'e,
-4o たan ″りS「 ム あαわ た
―た,こ Lokan ,nqSi h oilz*
"
´Fll● b。 しわ′│ぃ ノ ″ ,お よ 町 ′ 笏′ vダ ブ`
"勁 「
dan b(uar- ssclrkt'L f,eragrna h.tnrrtg /rehilDuan
- lr-tto-n ,uznqcrLO)-an kzhLo, L*qg h"du- we-reso sosak naFa;
* [tlre-n b kornor' manpli vru-raSe
^unqatoLo n kehta buralm
>e5ai, nqFas
g.-trha-", Lons Lerkv 実Sθ ル
― И物ルト
θ Ⅲあ ら
た勿θ
/‐ lれ ,し た
-kltu^ {*t r.nas;k prkk
^k h
- kt'r^ b*D^k masr qLlti7h
' 9uara rlaFas yu heez
- 7rz ',28Y irr,e_ni+
―│力 SIIめ ′を Lhora>: Lro nckth5
β〕
〃σsabム たぎ渓
θ た
時に右 わ″わИttFの ルん綱よにメガ
け ο
Pハ あ
a: LAnlvlVan tnLer-Vensi '力
んИぷaみ ム 感 浅ルc〆 た 卜
οゎ ρ
Dみ 4` ″Fの あ
ごυ ″ ο静ゴ
=は
Pt Lai\lva, ln{ersqy13 i
―μ si d^^ sta|,ts 0e
⑩
$:-llion m"nqaLakon (zma5 6lo*qo^ 96)c,'{nya, kdreno 7>ernal,
jiro-waL 「モ
θん
-
- Ltk-^ Lam p ok (eYna[n
- klulu| ba-n'n
ル,μ ″abλ θ4sl● 物ゞ Ьι な 綺フレ5′ lフ
“
-%^nt- Lllan rn nqe"tal sifuasr' qanct wantnbulkc,nt kzcQrnaso4
―)。 ⑦燿9μ ル.C′
u4わ た ぃに49u η 力fρ
bの Pana″ θ 々′ノ υttν %
"ノ
nd ,etd).
'″
│ ´ だ′
たИ 動の角atOわ め た
C皓 ん
姉 lο にあ ″´ ″今"F/・
ハ た ぶ入
I 「
, t:lte-rzcga. *Sal. ,qFog
g^. - lrh'an tanpoL 9.e9dk. r)DtFas Lef-/.ur-a
´4ヒ ´ tattρ αル ム グlノ た らを之υ
- Eh-on Low >ok p,lek [e-rkurv
一イカ`
ぃ も α θた αιゝ
ルθム あ2「 シ
t/″
"か
´β′:2♭ メん 物 :ι
A : Vagotah Letidoke FakTrc,^ J er-s i hor', i a lar natro) lu lu *-
teratosi
? t i-onivLLan irtl<-rve-its,
- Nonitor rcsprrasi do^ I t-afus 0.
- ta-laarLan eckre| ムθtt// cヽ Cユ t/〕
―らι所と a′ の こЬ ヴ oこ │ド
'hlaLarosi 6{onqon 「
Jolter- datorn pe-rnle-n'a'n o6o{
bra nLsdi(ator
((〔
::':1!,))
9r * pft"ert ma-nqaLalro n
Se-SoL nd FaS be:-J"v(y11
-yrtas
- l.fia-n rn@q.qlaLan bq-Liko, Lanqu^ h'du- i h yna{--asq
sc sの た ′α
P: l-anjvLk on
itttervensi
- Doaorq plie-," r'.rr^tv), rlto-nqvr\q )eopfug ta DL(Ttoon , Le-to l"',lto n
dctr
⑩
l: L-aniv*Lon lrfaruc-rr5i
- {Yorr{or respirasi do* s}otus
'paluark-an Ee}rat `
ムatuル 暉 たも
- Baq-i kan rteb ulizar
一為♭ら
ο θとゎθゎ ゝ ば ん レ″ 解
ο だοわ θム。(
"ゴ
…
"農
bnnkodiiohr
9t- P[toY' m Sc-9ol- natras {arkuran
t//p-r1
「
' Mosolah be-hdoLel&6fo^ pola naFa\ Lzt'ton teratasi
?' Loiyl.Lo" lnfsrve?a5i
- Monilor sa5piroS i dan stc'tvs 0?
″/70′ itor bρ ノο―
モoゎ びひ υltθ l
- kclr-,arko^ 5gret 4 ムめ た
'kakon rta bvlr'>zr
* bolaboras, /e-npn doLter dalarn pe-wLer-ion ob a4
るご││。 し
Ьrひ ´り o「
"ap,あ "ン
││″
"lι
ムι ok-an Latubu h laq,
'こ
lan rrp-rasa dL
4 ′n {an6
0,' Fh"o^ Lampal. qulisal" L"rl-u
- ltio^ Lawtpok [e-Ynog bur)'vrart
te R毛っ∫′
み
β'μ 体メ∂ン ′″Sに し
たりsi
´θИ I′ tC「 し
Fi bれ │ひ と
ktrol,r vy?tvk LobLo. parOsoa,rt, pe-tOkvtan
aa/1
―ル史υ bハ ルlに い ′ t峰 た にlaた ∫
99υ //tた ク ο,1'
““ "′
"は
- hakA, Obczt vn+\tlc twrtQsr-anli F@.ca-rnoSo,-t
LEⅣ IBAR KONSUL BIⅣ IBINGAN KTI
t
%し に′ 財ハらI f7ofl+)il( fUrur p.,
ン,つ uni l毛 htaaUrl al"l-f
of ,:U.7 Jula ' t ヽ
」肝
-l,vut'L VwV.
d* b<4 .
多 uu
ク アヽ5 ゥ}ヽ
0粋 澤 υ 3uЧ
い﹂
エ
It 2"c te J― L九 し
つ
御
ウ
絆 ‐ 、 レ ノ
町
カl f
%Tし 0腕 山
7っ “
・%、 t
児 ウ 晦 o_1/
゛
は ― S―
_
〔
4与 に 4卜
(し ´_´ 、
)
No HariiTanggal Topik Keterangan Paraf
Hubungan Pembimbing
L 1
"!lc
"'/ wy f+"---**-
+ a^
(-\/
l\1 ,
t2 q
ALL:t h
r/
g 0L?19 _ lb fir"v {t^^i
) Lx- fE - tu
XL L , L^^^.