Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kangkung (Ipomoea aquatic) adalah tumbuhan yang termasuk jenis


sayur-sayuran dan ditanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di
pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan
tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan
berair.
Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam
famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-
putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat
tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan
2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah.
Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda
dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya
enak juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B
dan vitamin C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna bagi
pertumbuhan badan dan kesehatan.
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok
tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis
tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar
untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit.
Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin
yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan
daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan
ketersediaan unsur hara. Untuk itu penelitian ini dilakuan karena ingin
membuktikan pengaruh media tanam bagi pertumbuhan tanaman pangan.

1
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam proposal penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah media tanam mempengaruhi pertumbuhan tanaman kangkung?
2. Pada media mana yang menyebabkan kangkung tumbuh lebih cepat?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari proposal penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan
tanaman kangkung
2. Untuk mengetahui respons tanaman kangkung terhadap media tanam

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari proposal penelitian ini adalah memberikan


informasi ilmiah tentang pertumbuhan dan perkembangan serta hasil kangkung
pada media tanam yang berbeda.

1.5 Batasan Masalah


1. Media tanam yang dimaksud dalam proposal penelitian ini adalah
media air penyiraman yang digunakan dalam budidaya tanaman
selada.
2. Kandungan yang dimaksud dalam proposal penelitian ini adalah zat
atau unsur yang terkandung dalam berbagai jenis media tanam
terhadap budidaya tanaman kangkung sehingga dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatic)


Kangkung (Ipomoea aquatic) tergolong sayur yang sangat populer,
karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage,
Water convovulus, Water spinach dan kangkung darat juga banyak
ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untukdijual ke pasar.
Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan
pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya
enak juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A,
B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang
berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan (Perdana, 2009).

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan


2.2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang


berjalan sejajar dan berdampingan. Jadi proses pertumbuhan dan
perkembangan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Setiap
makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.
Misalnya yang terjadi pada diri kita, kalau diamati keadaan ketika bayi
sangat berbeda dengan keadaan saat ini.
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang tidak dapat
kembali ke asal (irreversibel), yang meliputi pertambahan volume dam
pertambahan massa. Selain disebabkan pertambahan ukuran sel,
pertumbuhan juga terjadi karena pertambahan jumlah sel.
Proses pertumbuhan pada tanaman berlangsung dalam waktu yang
lama dan relatif lambat. Pertumbuhan ini pun dapat diukur secara
kuantitatif dengan busur pertumbuhan atau auksanometer.

3
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan.
Pada tingkat seluler, perkembangan dapat berupa diferensiasi sel-sel yang
baru membelah membentuk jaringan yang menyusun organ tertentu. Pada
tumbuhan perkembangan ditandai dengan munculnya bunga atau buah.
Berbeda halnya dengan pertumbuhan yang dapat diukur,
perkembangan bersifat kualitatif yang artinya tidak dapat dinyatakan
dengan angka. Perkembangan dapat dilihat dari terjadinya perubahan
bentuk dan tingkat kedewasaan yang ditandai dengan pembentukan organ-
organ reproduksi.
Perkembangan yang terjadi pada tumbuhan tidak hanya
perkembangan pada bentuknya saja, melainkan melibatkan pembentukan
fungsi dari organ tersebut.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan


Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi oleh


dua faktor, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor
dalam adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu
sendiri, sedangkan faktor luar adalah faktor-faktor yang berasal dari luar
tubuh tumbuhan atau lingkungan.

2.2.2.1 Faktor Dalam

Faktor dalam yang memengaruhi pertumbuhan tumbuhan


adalah gen dan hormon.
a. Gen
Gen merupakan sifat sifat genetik dari individu yang
diturunkan oleh induk kepada keturunannya. Gen terletak pada
inti sel dan mengatur pola pertumbuhan dan karakteristik dari
individu tersebut. Gen mengendalikan hal tersebut diatas dengan
mengendalikan berbagai reaksi kimia pada tumbuhan seperti

4
sintesis protein. Setiap tumbuhan memiliki gen yang berbeda, hal
inilah yang menyebabkan pohon jati dapat tumbuh hingga 40
meter, sedangkah rumput hanya beberapa sentimeter walaupun
mereka hidup pada lingkungan yang sama.

b. Hormon
Hormon adalah substansi organi yang berperan sebagai sinyal
kimia yang menyebabkan berbagai respons pada tumbuhan,
berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan.
Dengan sifatnya ini, hormon juga sering disebut sebagai “zat
pemgatur tumbuh”. Hormon bekerja pada konsentrasi sangat kecil
(kurang dari 10 – 6 mol/L) dan saling melingkupi dalam efeknya.
Hormon pertumbuhan tanaman meliputi :
1. Auksin, berfungsi memacu pemanjangan akar, batang, dan
daun. Serta memacu proses absisi daun, proses
fototropisme, dan memacu proses partenokarpi.
2. Giberilin, befungsi memacu pemanjangan batan dan daun,
memacu perkecambahan biji dan proses pembentukan
tunas, mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar.
3. Sitokinin, berfungsi merangsang pembelah sel,
menghambat proses penuaan, dan memacu proses
perkecambahan dan proses pembentukan bunga.
4. Asam absisat, berfungsi menghambat pertumbuhan
tanaman (inhibitor) yaitu bekerja berlawanan dengan
hormon auksindan giberilin dengan jalan mengurangi atau
memperlambat kecepatan dan pembesaran sel.
5. Asam traumalin, berfungsi merangsang sel-sel didaerah
luka menjadi bersifat meristem lagi sehingga mampu
mengadakan pembelahan sel untuk menutup bagian luka.
6. Gas etilen,berfungsi memacu pemasakan buah dan
penebalan batang.

5
7. Kalin, berfungsi memacu pertumbuhan organ tumbuhan.

2.2.2.2 Faktor Luar

Faktor luar yang memengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah


air, cahaya, kelembapan, suhu, dan makanan.
a. Air
Semua makhluk hidup tidak mungkin hidup tanpa air,
demikian halnya dengan tumbuhan. Air merupakan
senyawa utama yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan.
Beberapa fungsi air untuk tumbuhan adalah sebagai
bahan baku untuk fotosintesis, megaktifkan reaksi
enzimatik, menjaga kelembapan, dan membantu
perkecambahan biji. Karena pentingnya peran air untuk
tumbuhan sehingga tumbuhan yang hidup di lingkungan
dengan persediaan airnya sedikit memiliki bentuk khusus
untuk menjaga agar pengeluaran air dari dalam tubuhnya
sedikit atau mempunyai organ khusus yang berfungsi untuk
menyimpan air.
Tumbuhan yang kekurangan air, lama-kelamaan akan
mati. Hal ini terjadi karena tanpa air, reaksi kimia didalam
sel tumbuhan tidak dapat berlangsung. Oleh karena itu, jika
kita menanam suatu tumbuhan, maka tumbuhan tersebut
harus disiram pada pagi/sore hari.
b. Cahaya
Tumbuhan, khususnya tumbuhan hijau tidak mungkin
bisa bertahan hidup untuk jangka waktu yang lama jika
tidak ada cahaya (khususnya cahaya matahari), karena
cahaya matahari merupakan sumber energi utama yang
sangat penting untuk proses fotosintesis.

6
c. Kelembapan
Kelembapan udara berpengaruh terhadap tumbuhan,
tetapi pengaruhnya berbeda-beda pada setiap jenis
tumbuhan. Pada umumnya tanah dan udara yang lembap
memberikan pengaruh yang baik untuk pertumbuhan.
d. Suhu
Tumbuhan membutuhkan suhu optimum untuk
pertumbuhannya.
Suhu optimum adalah suhu tertentu yang dibutuhkan
oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
e. Makanan
Makanan merupakan sumber energi dan sumber materi
untuk mensitesis berbagai komponen sel. Tumbuhan hijau
dapat membuat makanannya sendiri melalui proses
fotosintesis .

7
2.2.3 Kopi
Salah satu bahan organik yang dapat dijadikan pupuk organik ialah
limbah kopi berupa ampas. Menurut Cruz et.al (2012), limbah kopi
mengandung 1,2% Nitrogen,0,02% Fosfor, dan 0,35% Kalium,
Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi tanaman, terlebih saat
pertumbuhan vegetatif, daun, akar, dan batang. Apabila unsur
Nitrogen dalam tanah tercukupi, jumlah klorofil akan meningkat
sehingga mampu meningkatkan aktivitas fotosintesis. Fosfor
mempengaruhi metabolisme sehingga pembelahan sel, pembesaran
sel, dan diferensiasi sel berjalan dengan lancar. Sementara itu
Kalium bermanfaat dalam aktivasi enzim, fotosintesis, transport
gula, dan pembentukan protein. Limbah kopi yang diberikan yaitu
padat dan cair.
Perbedaan perlakuan antara padat dan cair akan mempengaruhi
hasil pertumbuhan tanaman kangkung. Hasil penelitian ini
diharapkan bermanfaat untuk pengembangan pupuk organik dalam
budidaya tanaman selada sehingga tidakberdampak negatif
terhadap lingkungan.

8
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Hipotesis Penelitian

1. Media tanam (tanah) dengan campuran tanah dapat mempercepat


pertumbuhan pada tanaman kangkung.
2. Kandungan serat dan vitamin yang ada di air cucian beras
berfungsi sebagai pupuk, fosfor nya membantu pertumbuhan akar,
dan kandungan zat besi nya membantu pembentukan klorofil
tanaman tersebut
3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasi-eksperimen, karena


untuk memperoleh data penelitian, peneliti melakukan percobaan langsung
untuk membandingkan laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kangkung yang ditanam dengan tanah dengan tanah yang dicampur kopi.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai pada tanggal 18 Agustus 2018 hingga tanggal


1September 2018 di Jalan Kapten Anwar Sastro Lrg. Kulit No. 1430.
Kegiatan yang dilakukan dan rencana penelitian yang akan dilakukan
dapat dilihat di tabel 1.
Tabel 1 :
Timeline Kegiatan Penelitian
No. Waktu Kegiatan
1. 1 Agustus 2018 Pembinaan dan konsultasi penelitian dengan
guru pembimbing.
2. 2 Agustus 2018 Pencarian bahan penelitian.
3. 3 Agustus 2018 Pengambilan sampel penelitian.
4. 4-18 Agustus 2018 Tahap percobaan dan observasi.

9
5. 1 September 2018 Analisis data hasil penelitian.
6. 17 September 2018 Pengeditan dan penyelesaian laporan.

3.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah eksperimental, study


pustaka dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dengan menggunakan
referensi dari buku pedoman, internet, maupun data yang diperoleh dari
hasil penelitian tersebut.

3.5 Pelaksanaan Penelitian


1. Persiapan alat dan bahan. Dalam tahap ini alat yang digunakan
antara lain potongan botol air mineral plastik sebagai pot, alat tulis,
gunting, dan penggaris. Bahan yang digunakan adalah tanah,
kangkung, tanah, tanah yang dicampur kopi bubuk, dan kopi
bubuk.
2. Tahap percoban. Dalam tahap ini tanaman kangkung pertama
ditanam dalam 100% tanah, tanaman kangkung kedua ditanam
dalam campuran tanah dan kopi bubuk dengan perbandingan
50:50, tanaman kangkung ketiga ditanam dalam 100% kopi bubuk.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Campuran tanah dan bubuk kopi yang dapat mempercepat
pertumbuhan pada kangkung.
2. Sampel
Sampel penelitian yang digunakan adalah kopi bubuk di rumah
yaitu Jalan Kapten Anwar Sastro Lrg. Kulit No.1430.

10
3.7 Variabel Penelitian

Variabel merupakan faktor yang berpengaruh dan memiliki nilai


(ukuran tertentu) serta dapat berubah atau diubah. Oleh karena itu, variabel
sering disebut faktor ubah atau faktor penentu. Variabel yang dilibatkan
dalam penelitian ini ada tiga macam, yaitu sebagai berikut:

3.7.1 Variabel Bebas


Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh media tanam
bagi pertumbuhan kangkung
3.7.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman
kangkung dengan media tanam yang berbeda.
3.7.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah jenis tanaman
kangkung

3.8 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk penanaman selada sebagai
berikut:
1. Alat : 3 wadah plastik, gunting, alat tulis.
2. Bahan : tanah, kangkung, bubuk kopi

3.9 Rancangan Percobaan


Faktor luar : Air biasa
Jenis tanaman : Kangkung
Waktu penyiraman : Setiap pagi sebelum pergi sekolah jam
05:30 WIB dan setelah pulang sekolah jam
16:00 WIB
Waktu pengukuran : Setiap pulang sekolah jam 17:00 WIB
Sampel : 3 tanaman kangkung untuk satu percobaan

11
3.10 Cara Kerja

Pada penelitian ini, tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :


1. Penelitian tahap 1 : Persiapan alat dan bahan.

Persiapan alat Penanaman


dan bahan kangkung pada
media

a. Persiapan alat dan bahan


Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
untuk melakukan penelitian.
b. Penanaman kangkung
Peneliti menanam kangkung pada media tanah, media tanah
yang dicampur dengan kopi bubuk, dan media kopi bubuk
saja.
2. Penelitian tahap 2 : Percobaan dan observasi langsung.

Penanaman Observasi
dengan media langsung
tanah yang pertumbuhan
dicampur kopi. kangkung.

Finishing. Analisis data


penelitian

12
a. Penyiraman campuran

Penyiraman dilakukan satu kali dalam sehari, hal ini


dilakukan karena penelitian ini hanya memperhatikan media
tanam pada kangkungnya saja.

b. Observasi langsung

Peneliti melakukan observasi langsung terhadap


pertumbuhan kangkung. Catat pertambahan tinggi dan lakukan
analisis dari data penelitian.

13
BAB IV
ANALISIS DATA PENELITIAN

4.1 Tabel Hasil Penelitian


Dari hasil penelitian, didapat pertambahan tinggi tumbuhan pada
kangkung pada tiap-tiap parameter.
Tabel 3: Data Hasil Penelitian
Media Media tanam Media
No. Hari dan tanam I II (Campuran Tanam III
Tanggal (Tanah) tanah & kopi) (Bubuk
Kopi)

1. 18/08/18 0,3 cm 0,3 cm 0,3

2. 22/08/18 0,4 cm 0,4 cm -

3. 25/08/18 0,5 cm 0,7 cm -

4. 1/09/18 0,8 cm 1 cm -

Keterangan : (-) = tidak mengalami pertumbuhan/mati

Dari data di atas dapat diketahui bahwa kangkung yang diletakkan


pada media tanam II (campuran tanah dan kopi) tumbuh lebih cepat
dibandingkan media tanam tanah. Sedangkan, media tanam bubuk kopi
dapat menyebabkan tanaman kangkung tidak tumbuh/mati.

14
4.2 Pembahasan
Senyawa yang terkandung dalam limbah kopi seperti kafein larut dalam air
sehingga dapat menyediakan unsur hara yang diperlukan oleh pertumbuhan
tanaman. Kafein termasuk golongan senyawa alkaloid yang bersifat basa. Unsur
hara yang paling dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman selada ialah Nitrogen
karena selada dipanen pada masa vegetatif. Menurut Patti, dkk (2013) Nitrogen
sangat penting dalam pembentukan klorofil, protoplasma, protein, dan asam
nukleat. Nitrogen juga merupakan komponen penyusun auksin, dimana auksin
berperan dalam pertumbuhan jaringan meristem apikal yang menyebabkan
tanaman bertambah tinggi. Maka dari itu, media tanam tanah dengan campuran
kopi dapat mempercepat tumbuhan tanaman kangkung.

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpuklan bahwa media


tanam tanah yang dicampurkan dengan kopi dapat menumbuhkan
kangkung lebih cepat. Artinya, media tanam campuran tanah dengan kopi
ini meningkatkan perakaran dan pertumbuhan tanaman kangkung.

5.2 Saran

Perlunya penelitian lebih lanjut tentang media tanam terhadap


tumbuhan dan pengembangan atau inovasi dalam metode yang berbeda
agar dapat menjadi hal yang lebih baik dan berguna bagi masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Isnaini, M., 2006. Pertanian Organik. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Mellawati, J., 2002. Reduksi Biologi dari Limbah Pabrik Kopi Menggunakan
Cacing Tanah Eisenia Foetida. Buletin Kimia, Volume 2, pp. 28-34.

http://fairuzillahi.blogspot.com/2014/01/pengaruh-penyiraman-kopi-pada.html
diakses pada 18 September 2018, pukul 11.53

http://rizalhafiz25.blogspot.com/2013/09/pengaruh-pemberian-larutan-kopiteh-
dan.html
diakses pada 18 September 2018, pukul 12.15

17
LAMPIRAN

Penanaman Kangkung Media tanam tanah & kopi

Media tanam tanah Media tanam kopi bubuk

Pengukuran tanaman

Tinggi terakhir tanaman (1 September 2018)

18

Anda mungkin juga menyukai