Dalam menentukan juga dilakukan sebuah scoring pada diagnose yang akan diangkat
mengenai tentang sifat masalah, kemungkinan dapat diubah, potensial masalah dicegah, dan
menonjolnya masalah. Diagnosa yang muncul dalam keperawatan pada keluarga penderita
diabetes mellitus adalah:
No Diagnosa Keperawatan
1 Domain 2 : Nutrisi
Kelas 1 : Makan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
2 Domain 5 : Persepsi / Kognisi
Kelas 4 : Kognisi
Difisiensi pengetahuan (00126)
3 Domain 1 : Promosi Kesehatan
Kelas 2 : Manajemen Kesehatan
Ketidakefektifan management kesehatan keluarga (00080)
4 Domain 2 : Nutrisi
Kelas 4 : Metabolisme
Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (00179)
5 Domain 4 : Aktivitas / Is
tirahat
Kelas 5 : Perawatan Diri
Kesiapan meningkatkan perawatan diri (00182)
3. Rencana Keperawatan
Menurut NANDA, NIC – NOC (2013) asuhan keperawatan yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut :
a. Diagnosa : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh (00002)
NOC
1) Nutrional Status : food and fluid (1008)
2) Nutrional Status : nutrient intake (1009)
Kriteria hasil :
a) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang signifikan.
b) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
NIC
1) Nutrition Management (1100)
2) Nutrition Monitoring (1160)
Tindakan :
a) Ajarkan pasien dan keluarga dalam memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan.
EB : pada orang dewasa dengan melaksanakan diet akan cendrung dapat memenuhi
rekomendasi asupan nurtisi 2 x lipat pada orang yang tidak menjalani diet pada kasus
kekurangan nutrisi ( David A Wagstaff, 2011).
e) Monitor interaksi keluarga selama makan.
EB : Melakukan monitor dengan intervensi nutrisi dan menghitung kebutuhan kalori ini dapat
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi untuk ukuran yang lebih sederhana dari status fungsional.
( Stow, Ruth, dkk. 2015).
b. Diagnosa :Difisiensi pengetahuan (00126)
NOC
1) Knowledge : disease proses
Kriteria hasil :
a) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan
program pengobatan.
b) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar.
c) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat.
NIC
1) Teaching : disease prosess
Tindakan :
a) Berikan pengakuan tentang perbedaan rasa tau etnis pada awal perawatan kepada keluarga.
EB : Menunjukkan rasa hormat dan mengakui perbedaan rasa tau etnis dapat meningkatkan
komunikasi dan hubungan dengan klien sehingga promosi kesehatan tentang hasil
pengobatan dapat berjalan dengan baik ( Rust et al, 2006).
d) Berikan penilaian tentang hubungan keperayaan dengan tingkat
pengetahuan keluargatentang proses penyakit yang spesifik.
EBN : Orang – orang dan lingkungan rumah dapat berinteraksi dengan cara pengobatan
utama untuk masalah kesehatan (Rossel, 2006)
a) Gunakan metode pengajaran yang peka akan budaya, adat istiadat, nilai yang berkembang
dalam lingkungan pasien dan gaya hidup pasien untuk menjelaskan ptofisiologis dari
penyakit yang diderita kepada keluarga.
EB : program pendidikan yang focus pada konteks budaya telah terbukti lebih efektif dari
pada program pendidikan umum
c. Diagnosa :Ketidakefektifan management kesehatan keluarga (00080)
NOC
1) Therapeutic regiment management ineffective
Kriteria hasil :
a) Kualitas hidup meningkat.
d) Normalisasi keluarga.
NIC
1) Family suppot
Tindakan :
a) Bantu keluarga dalam mengenal masalahnya.
d) Bantu anggota keluarga dalam mengklarifikasi apa yang mereka harapkan dan butuhkan satu
dengan lainnya.
e) Berikan informasi penting, advokasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.
NOC
1) Blood glucose, risk for unstable.
Kriteria hasil :
a) Glukosa darah adekuat
b) Kualitas hidup meningkat.
c) Dapat mengontrol kadar gula darah.
d) Pemahaman management diabetes.
e) Status nutrisi adekuat
NIC
1) Hiperglikemia management
Tindakan :
a) Uji kadar glukosa darah anggota keluarga.
EB : pada orang dewasa dengan melaksanakan diet akan cendrung dapat memenuhi
rekomendasi asupan nurtisi 2 x lipat pada orang yang tidak menjalani diet pada kasus
kekurangan nutrisi ( David A Wagstaff, 2011).
c) Ajarkan keluarga tentang diet yang harus dijalani.
NOC
1) Self care status
Kriteria hasil :
a) Dapat mengetahui tentang masalah yang sedang dihadapi.
NIC
1) Self care assistance
Tindakan :
a) Pertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M
DENGAN ANAK DIABETES MILLITUS
DI DUSUN X, RT Y, GROBOGAN
Keluarga Tn. M merupakan keluarga extended family yang terdiri dari Tn.M
(59 th) sebagai kepala keluarga, istrinya Ny. S (56 th) mereka memiliki
seorang anak yaitu Tn. A (32 th) menikah dengan Ny.W (32 th) dan memiliki
satu anak yaitu Nn. Y (14 th). Mereka tinggal serumah dan tidak memiliki
riwayat penyakit menurun, namun Tn. A mengeluh banyak makan, banyak
minum dan banyak BAK serta berat badan menurun drastic. Setelah dibawa
kedokter ternyata beliau memiliki penyakit diabetes mellitus.
A. Pengkajian Keperawatan.
1. Identitas Umum.
Nama : Tn M.
Umur : 59 tahun.
Alamat : Dusun X, RT Y, Grobogan.
Pendidikan : SD.
Pekerjaan : Petani.
Agama : Islam.
b. Komposisi Keluarga.
a. Genogram.
Keterangan:
Laki-laki.
Perempuan
Laki-laki Penderita DM
Tinggal serumah.
b. Tipe Keluarga.
Keluarga Tn. M termasuk keluarga extended family karena di dalam keluarga terdapat kakek,
nenek, anak, menantu, cucu, sehingga apabila anggota keluarga tidak memiliki pengetahuan
tentang penyakit yang di diderita salah satu anggota keluarga maka hal tersebut dapat
memperparah kondisi si penderita.
c. Suku Bangsa.
Tn. M sekeluarga bersuku Jawa bangsa Indonesia.Bahasa yang digunakan adalah bahasa
Jawa dan bahasa Indonesia. Menurut Tn. A, tidak ada kebiasaan anggota keluarga yang
bertentangan dengan kesehatan.
d. Agama.
Tn. M dan sekeluarga beragama Islam.Setiap anggota keluarga taat melaksanakan sholat 5
waktu secara sendiri-sendiri di rumah atau di masjid terdekat.Namun sejak Tn.A dinyatakan
sakit, beliau jarang sholat karena merasa tidak enak badan.
e. Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Tn. M masih bekerja sebagai petani, Ny. S dan Ny. W bekerja membantu Tn. M sebagai
petani, Tn.A bekerja sebagai buruh bangunan, dan Nn Y masih sekolah.Namun sejak Tn. A
dinyatakan sakit, Tn A jarang bekerja.
2) Penghasilan Anggota Keluarga.
Penghasilan rata-rata anggota keluarga Tn. M perbulan kurang lebih Rp. 800.000, kecuali Nn
Y yang masih sekolah.
3) Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari.
Penghasilan rata-rata keluarga perbulan dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari dengan pengelolahan yang baik.
4) Tabungan atau Asuransi.
Keluarga tidak pernah bepergian ke tempat pariwisata, rekreasi yang dilakukan oleh keluarga
adalah menonton TV.
Keluarga Tn. M saat ini memasuki tahap perkembangan keluarga dengan cucu usia sekolah.
Saat ini semua anggota keluarga tidak ada yang sedang sakit, kecuali Tn, A yang sedang
menderita penyakit Diabetes Millitus.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Keluarga Tn. M belum mampu untuk memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga karena
pengetahuan tentang kesehatan yang sangat kurang sekali dan terbukti Tn.A menderita
Diabetes Millitus.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga.
1) Tn. M : Keadaan sehat dan tidak pernah mengalami sakit yang serius.
2) Ny. S : Keadaan sehat dan tidak pernah mengalami sakit yang serius.
3) Tn. A : Satu bulan yang lalu Tn.A pergi ke dokter dengan keluhan panas. Disana Tn. A
berkonsultasi dengan dokter dan mengatakan bahwa beliau mengalami penurunan berat
badan yang cukup drastic, sering buang air kecil, sering haus dan merasa lapar. Kemudian
disana Tn. A memperoleh tes gula darah. Dokter kemudian mengatakan bahwa Tn. A
mengidap penyakit diabetes mellitus dan disarankan untuk menjalani rawat inap di rumah
sakit, namun karena keterbatasan biaya, Tn. A akhirnya hanya menjalani rawat jalan saja.
4. Pengkajian Lingkungan.
a. Karakteristik rumah.
5
Denah Rumah Keterangan :
7
4
U
8
2 = kamar mandi 7 = kamar tidur
2
9
8 = kamar tidur 5 = ruang tamu
S 4 = dapur 9 = kamar
tidur
Rumah Tn. M terdiri dari ruang tamu, 3 kamar tidur, kamar mandi, dapur, dinding rumah dari
tembok dan asap rumah dari genting. Lantai rumah Tn. M tidak berubin melainkan hanya di
plester seadanya.
b. System pendukung keluarga.
Jarak rumah Tn. M ke puskesmas sektar 1,5 km serta keluarga Tn. M mempunyai jaminan
pemeliharaan kesehatan keluarga miskin (jamkesmas).
5. Struktur Keluarga.
a. Pola komunikasi keluarga.
Pola komunikasi keluarga dilakukan secara tebuka, bahasa yang dipakai setiap hari adalah
bahasa Jawa dan kadang- kadang menggunakan bahasa Indonesia serta tidak ada hambatan
dalam berkomunikasi.
b. Struktur kekuatan keluarga.
Tn. M menggunakan haknya sebagai kepala keluarga untuk mengontrol perilaku istri, anak,
menantu, dan cucunya dengan memberikan nasehat apabila mereka berperilaku kurang
baik.Keluarga Tn. M memusyawarahkan setiap masalah yang terjadi yang menyangkut setiap
anggota keluarga dan yang mengambil keputusan adalah Tn. M sendiri selaku kepala
keluarga.
c. Struktur peran.
Tn. M selaku kepala keluarga mengatakan bahwa telah memenuhi perannya sebagai kepala
keluarga.Ny. S dan Ny. W memiliki peran sebagai ibu rumah tangga yang mengawasi Nn Y
dalam berprilaku, namun kadang-kadang Ny. S dan Ny. W membantu Tn. M dalam bertani.
Tn. A sendiri memiliki peran sebagai penafkah utama, karena mengingat umur Tn. M yang
sudah tua.Namun akhir-akhir ini Tn.A tidak dapat lagi bekerja seperti biasa karena keadaan
beliau yang tidak sehat.
d. Nilai atau norma keluarga.
Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada salah satu anggota keluarga
yang sakit periksa di puskesmas atau dokter terdekat.Dalam kehidupan setiap hari, keluarga
menjalani hidup berdasarkan tuntunan agama Islam.
6. Fungsi Keluarga.
a. Fungsi afektif.
Tn. M mengatakan sikap dan hubungan antar anggota keluarga sangat baik dan akrab, dimana
setiap anggota keluarga saling menghargai satu sama lain.
b. Fungsi Sosialisasi.
Interaksi dalam keluarga Tn. M sangat baik, dimana keluarga mendidik anak-anaknya dengan
disiplin, mengajarkan cara bersosialisasi dengan benar, serta selalu mengajarkan cara
perpenampilan yang rapid an sopan sesuai dengan kaidah dalam agama Islam.
c. Fungsi perawatan kesehatan.
Tn. M dan Ny. S memiliki anak satu saja yaitu Tn. A. kemudian Tn, A memiliki istri Ny. W
dan memiliki anak Nn. Y, dimana keluarga cukup memiliki anak 1 dan focus untuk
membesarkan anaknya yang masih dibangku sekolah.
e. Fungsi ekonomi.
Keluarga Tn. M mengatakan jarang mengalami stress yang berkepanjangan, kadang dibuat
setres oleh perilaku anak dan cucu, namun hal ini jarang terjadi.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi.
Keluarga mengatakan merasa jengkel bila melihat tingkah laku anak atau cucunya yang tidak
mendengarkan nasehatnya, namun keluarga masih tetap sabar menanggapi hal tersebut.
c. Strategi koping yang digunakan.
Jika ada masalah yang terjadi pada setiap anggota keluarga selalu dibicarakan secara bersama
dan dimusyawarahkan dengan semua anggota untuk memperoleh mufakat.
8. Pemeriksaan Fisik.
Kuku dan Warna sawo Warna sawo Warna sawo Warna sawo Warna sawo
Kulit matang, turgor matang, turgor matang, turgor matang, matang, turgor
kulit tidak elastis, kulit tidak kulit tidak turgor kulit kulit elastis,
kuku pendek, elastis, kuku elastis, kuku elastis, kuku kuku pendek,
bersih pendek, bersih pendek, bersih pendek, bersih
bersih
9. Harapan Keluarga.
a. Pada perawat.
Keluarga berharap bisa diberikan informasi kepada mereka tentang hal-hal yang berhubungan
dengan kesehatan. Baik itu untuk kesehatan tentang penyakit Diabetes Millitus atau pun
terkait dengan cara untuk mengatur pola hidup bagi penerita Diabetes Millitus.
b. Persepsi keluarga terhaap perawat.
Keluarga menganggap sosok perawat adalah orang yang bekerja di bidang kesehatan serta
dapat membantu jika ada masalah kesehatan yang muncul.
c. Harapan keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang dihadapai.
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Paraf
1. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh (00002).
2. Defisiensi Pengetahuan (00126)
B. Kurang pengetahuan.
F. Intervensi Keperawatan
4. EB :
program
pendidikan
yang focus
pada
konteks
budaya
telah
terbukti
lebih efektif
dari pada
program
pendidikan
umum.
4. EBN :
peneliti
melaporkan
bahwa
factor yang
mempengar
uhi
keseimbang
an nutrisi
tergantung
dari jenis
makanan
apa yang
dikonsumsi
oleh
penderita
(Wikby &
Fagerskiodv
, 2004)