Anda di halaman 1dari 9

Syifa’MEDIKA, Vol. 5 (No.

2), Maret 2015

Karakteristik dan Penyebab Hemorrhagic Post Partum yang


Dialami oleh Ibu di RSUD Palembang Bari Periode 2010-2012
Syakroni Daud1, Nyayu Fitriani2
1,2,
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Abstrak

Hemorrhagic post partum merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Untuk mencegah
peningkatan angka kejadian hemorrhagic post partum, kita harus mengetahui faktor risiko dari
hemorrhagic post partum itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan
penyebab hemorrhagic post partum yang dialami oleh ibu melahirkan. Jenis penelitian ini adalah
studi observasional deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah
ibu-ibu melahirkan yang mengalami hemorrhagic post partum di RSUD Palembang Bari periode
tahun 2010 – 2012 sebanyak 140 orang. Besar sampel yang diambil adalah 88 orang. Data
didapatkan dari rekam medik pasien. Analisis data dilakukan secara univariat dan data disajikan
dalam bentuk narasi dan tabel yang dikelompokkan berdasarkan variabel yang diteliti. Hasil
penelitian menunjukkan karakteristik ibu yang mengalami hemorrhagic post partum adalah ibu
dengan usia 20-35 tahun (81,8%), ibu rumah tangga (59,1%), pendidikan SD (37,5%), multipara
(53,4%), pemeriksaan ANC <4 kali (75%), anemia (87,5%), jarak antar kelahiran <2 tahun
(68,3%), dan penyebab hemorrhagic post partum terbanyak yaitu sisa plasenta (68,2%).

Kata kunci : hemorrhagic post partum, perdarahan pasca salin, perdarahan ibu melahirkan.

Abstract

Postpartum hemorrhage is one cause of maternal death. To prevent the increase of the incidence
of postpartum hemorrhage, we must know the risk factors of postpartum hemorrhage itself. The
aim of this study was to identify the characteristics and causes of postpartum hemorrhage
experienced by mothers. This study was a descriptive observational study with cross-sectional
design. The population in this study were mothers who have given birth with postpartum
hemorrhage in Palembang BARI Hospital, Palembang period 2010-2012 as many as 140 people
and 88 people of them were selected to be sample. Data were obtained from medical records. The
data were presented in narrative form and tables that can be sorted based on variables in this
study. The results showed that the highest characteristics of maternal who experienced postpartum
hemorrhage were age group between 20 to 35 years old (81,8 %), housewives (59,1 %), graduate
from elementary school only (37,5 %), multiple parities (53,4 %), antenatal care <4 times (75,0
%), anemic (87,5 %), the distance between two births was <2 years (68,3 %), and the most causes
of postpartum hemorrhage was placental retention (68,2 %).

Keywords: postpartum hemorrhage, placental retention

Korespondensi= 2.Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah


Palembang, Jl. KH. Balqi / Talang Banten 13 Ulu Palembang Telp. 0711-520045

73
Syifa’MEDIKA, Vol. 5 (No.2), Maret 2015

Pendahuluan Data terakhir dari WHO pada tahun


Salah satu masalah penting 2011 menunjukkan AKI di dunia
dalam bidang obstetri dan ginekologi sebanyak 278.891.18
adalah masalah perdarahan. Meskipun kemajuan di bidang
Perdarahan dalam bidang obstetri medis telah menurunkan bahaya
hampir selalu berakibat fatal bagi ibu melahirkan dengan dramatis, kematian
maupun janin, terutama jika tindakan akibat perdarahan masih merupakan
pertolongan terlambat dilakukan. Oleh penyebab utama kematian ibu.
karena itu, tersedianya sarana yang Perdarahan merupakan sebab langsung
memungkinkan penggunaan darah pada lebih dari 17% dari 4.200
dengan segera merupakan kebutuhan kematian ibu terkait kehamilan di
mutlak untuk pelayanan obstetri yang Amerika Serikat. Dalam suatu laporan
layak. Perdarahan obstetri dapat terjadi pihak swasta dari Hospital Corporation
setiap saat, baik selama kehamilan, of America, melaporkan bahwa 12%
persalinan, maupun masa nifas. Setiap kematian ibu disebabkan oleh
2
perdarahan yang terjadi dalam masa perdarahan obstetri.
kehamilan, persalinan dan nifas harus Sebagai penyebab langsung
dianggap sebagai suatu keadaan akut kematian ibu, perdarahan post partum
dan serius karena dapat merupakan penyebab sekitar
membahayakan ibu dan janin. Setiap seperempat dari seluruh kematian ibu.
wanita hamil dan melahirkan yang Prevalensi kejadian perdarahan post
mengalami perdarahan, harus segera partum baik di negaara maju maupun
dirawat dan ditentukan penyebabnya, berkembang adalah berkisar antara 5%
untuk selanjutnya dapat diberi sampai 15%. Dari angka tersebut,
pertolongan dengan tepat.4 diperoleh penyebabnya antara lain
Penyebab utama kematian ibu di karena atonia uteri (50% - 60%), sisa
negara berkembang, termasuk plasenta (23% - 24%), laserasi jalan
Indonesia adalah perdarahan. Data dari lahir (4% - 5%), gangguan pembekuan
WHO tahun 2005 menunjukkan bahwa darah (0,5% - 0,8%).12
perdarahan menyebabkan 26% dari Penyebab kematian ibu di
kematian ibu di dunia dan penyebab Indonesia karena trias klasik, yaitu
terbanyak selanjutnya infeksi (15%), perdarahan 54,2%, infeksi 27,2%, dan
aborsi (13%), dan gestosis 18,6%.6 Perdarahan umumnya
preeklampsi/eklampsi (12%), di dan HPP khususnya masih merupakan
samping penyebab lain. Angka salah satu dari sebab utama kematian
kematian ibu (AKI) di dunia pada ibu dalam persalinan.6 Di Indonesia
tahun 2000 diperkirakan sekitar perdarahan postpartum menduduki
529.000. Umumnya hemorrhagic tingkat teratas sebagai penyebab
postpartum (HPP) adalah penyebab kematian ibu, yaitu sebesar 40%-
utama kematian ibu, sekitar 25% dari 60%.11
150.000 kelahiran hidup per tahun.10

74
Syifa’MEDIKA, Vol. 5 (No.2), Maret 2015

Di Indonesia diperkirakan ada 14 Metode Penelitian


juta kasus perdarahan dalam Rancangan penelitian pada
kehamilan setiap tahunnya dan paling penelitian ini menggunakan studi
sedikit 128.000 perempuan mengalami observasional deskriptif dengan
perdarahan sampai meninggal. Lebih desain cross sectional. Sampel pada
dari separuh jumlah seluruh kematian penelitian ini adalah seluruh ibu
ibu terjadi dalam waktu 24 jam setelah yang telah terdiagnosis mengalami
melahirkan, sebagian besar karena HPP di RSUD Palembang Bari
terlalu banyak mengeluarkan darah.4 periode 2010-2012. Didapatkan
Menurut SDKI (2012), kematian ibu di jumlah sampel sebanyak 88 orang.
Indonesia adalah 359 ibu tiap 100.000 Data yang digunakan pada penelitian
kelahiran hidup dan 43% dari angka ini adalah jenis data sekunder. Data
tersebut disebabkan oleh perdarahan dikumpulkan dari catatan rekam
post partum.14 medik ibu-ibu melahirkan yang
Perdarahan obstetri secara umum mengalami HPP di RSUD
dapat dibagi menjadi dua, hemorrhagic Palembang Bari selama periode 1
antepartum dan hemorrhagic Januari 2010 sampai dengan 31
postpartum. Hemorraghic postpartum Desember 2012.
(HPP) adalah perdarahan 500 cc atau Analisis data yang dilakukan
lebih setelah kala III selesai (setelah adalah analisis univariat yaitu untuk
plasenta lahir).17 melihat distribusi frekuensi dari
Data di RSUD Bari kota setiap variabel guna menggambarkan
Palembang sendiri menunjukkan distribusi dan proporsi berbagai
peningkatan kejadian HPP di tahun variabel yang diteliti.
2012. Data yang didapatkan pada
tahun 2011 angka kejadian ibu yang Hasil dan Pembahasan
mengalami HPP sebanyak 31 jiwa, Berdasarkan penelitian yang
sedangkan pada tahun 2012 meningkat dilakukan di bagian Rekam Medik
menjadi 70 jiwa. Data di atas Rumah Sakit Umum Daerah
menunjukkan bahwa masih banyak ibu Palembang Bari, pada periode tahun
yang mengalami HPP, dimana apabila 2010-2012 terdapat 140 ibu
tidak dilakukan tindakan pertolongan mengalami Hemorrhaghic Post Partum
segera dapat menyebabkan berbagai dari total persalinan 4061. Dan dari
komplikasi hingga kematian. 140 kasus HPP yang dapat dijadikan
Berdasarkan data di atas, penulis sampel penelitian berjumlah 88 orang,
tertarik untuk melakukan penelitian ini dikarenakan 21 orang tidak
tentang Karakteristik dan Penyebab ditemukan rekam mediknya dan 31
Hemorrhagic Post Partum yang orang lainnya merupakan kriteria
Dialami Oleh Ibu di Rumah Sakit eksklusi.
Umum Daerah Palembang Bari
Periode tahun 2010-2012.

75
Syifa’MEDIKA, Vol. 5 (No.2), Maret 2015

Dari 88 sampel pada penelitian ini, Tabel 2. Distribusi Kejadian HPP


Berdasarkan Pekerjaan dan
deskripsi kejadian HPP yang didapat
Pendidikan
adalah sebagai berikut:
Pekerjaan N (%)
Tabel 1. Distribusi Kejadian HPP Ibu rumah 52 59.1
Berdasarkan Usia tangga
Usia N (%) Buruh 12 13.6
Petani 12 13.6
<20 th 3 3.4 Pegawai 8 9.1
20-35 th 72 81.8 swasta
>35 13 14.8 Pegawai 4 4.5
Total 88 100.0 negeri
Total 88 100.0

Berdasarkan tabel diatas diketahui


kejadian HPP banyak terjadi pada ibu Pendidikan N (%)
dengan usia 20-35 tahun sebanyak
SD 33 37.5
81,8%, sedangkan usia <20 tahun
SMP 28 31.8
sebanyak 3,4%. Pada penelitian ini
SMA 20 22.7
didapatkan usia termuda ibu melahirkan
Perguruan
yang mengalami HPP yaitu 18 tahun dan 7 8.0
tinggi
usia tertuanya 47 tahun. Menurut Faisal
(2008), usia aman untuk melahirkan Total 88 100.0
yaitu usia 20-35 tahun, ini dikarenakan
pada usia dibawah 20 tahun fungsi Berdasarkan tabel diatas dapat
reproduksi seorang wanita belum dilihat ibu rumah tangga yang
berkembang dengan sempurna, mengalami HPP sebanyak 59,1%, ibu
sedangkan pada usia diatas 35 tahun yang bekerja sebagai buruh sebanyak
fungsi reproduksi seorang wanita 13,6%, sebagai petani sebnyak 13,6%,
sudah mengalami penurunan sedangkan ibu yang bekerja sebagai
dibandingkan fungsi reproduksi pegawai swasta sebanyak 9,1%, dan
normal sehingga kemungkinan untuk ibu yang bekerja sebagai pegawai
terjadinya komplikasi pasca persalinan negeri sebanyak 4,5%. Pekerjaan
terutama perdarahan akan lebih besar.4 dalam kasus ini dapat mencerminkan
Tetapi pada kenyataan dilapangan usia keadaan sosioekonomi keluarga.
20-35 tahun merupakan usia terbanyak Dimana dengan keadaan ibu yang
yang mengalami HPP. Ini dikarenakan tidak bekerja atau ibu rumah tangga
sebagian besar ibu yang melahirkan berarti hanya suami yang memiliki
pada periode 2010-2012 adalah ibu penghasilan, dan sebagian besar
dengan usia tersebut (20-35 tahun). pekerjaan suami adalah buruh atau
petani. Derajat sosioekonomi keluarga
akan menunjukkan tingkat

76
Syifa’MEDIKA, Vol. 5 (No.2), Maret 2015

kesejahteraan dan kesempatannya Berdasarkan tabel diatas diketahui


dalam menggunakan pelayanan bahwa ibu primipara yang mengalami
kesehatan. Apabila keluarga dengan HPP sebanyak 31,8%, sedangkan ibu
derajat sosioekonomi rendah maka multipara sebanyak 53,4%, dan ibu
dapat dilihat kemampuan mereka grandemultipara sebanyak 14,8%.
terutama dalam pemenuhan makanan Multipara disini adalah ibu yang
bergizi, khususnya bagi ibu hamil, melahirkan anak kedua, ketiga, dan
pemenuhan kebutuhan makanan keempat. Paritas mempunyai pengaruh
bergizi sangat berpengaruh terhadap terhadap kejadian HPP karena pada
perkembangan kehamilannya. Begitu setiap kehamilan dan persalinan terjadi
juga kemampuan untuk melakukan perubahan serabut otot pada uterus
pemeriksaan kandungannya secara yang dapat menurunkan kemampuan
rutin untuk mengurangi risiko uterus untuk berkontraksi dan retraksi.
9
persalinan. Perdarahan pasca persalinan
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan disebabkan relaksasi abnormal uterus,
bahwa kejadian HPP banyak dialami salah satu penyebab relaksasi
oleh ibu yang pendidikan SD sebanyak
abnormal uterus adalah multiparitas.2
37,5%, sedangkan ibu dengan
pendidikan SMP sebanyak 31,8%, ibu
dengan pendidikan SMA sebanyak Tabel 5. Distribusi Kejadian HPP
22,7%, dan ibu dengan pendidikan Berdasarkan Pemeriksaan ANC
perguruan tinggi sebanyak 8%. Ibu Pemeriksaan N %
dengan pendidikan yang lebih tinggi ANC
memperhatikan kesehatannya selama ANC <4 66 75.0
kehamilan bila dibandingkan dengan ANC ≥4 22 25.0
ibu yang tingkat pendidikannya Total 88 100.0
rendah. Pendidikan ibu merupakan
salah satu faktor penting dalam usaha
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
menjaga kesehatan ibu, anak dan juga
keluarga. Semakin tinggi tingkat kejadian HPP banyak terjadi pada ibu
yang melakukan pemeriksaan ANC <4
pendidikan ibu diharapkan semakin
kali sebanyak 75%, sedangkan ibu
meningkat pula pengetahuan dan
yang melakukan pemeriksaan ANC ≥4
kesadarannya dalam mengantisipasi
kali sebanyak 25%. Hal ini
kesulitan kehamilan dan persalinan.9
berhubungan dengan pengetahuan dan
Tabel 4. Distribusi Kejadian HPP informasi yang didapat ibu pada saat
Berdasarkan Paritas kunjungan antenatal karena ibu yang
Paritas melakukan kunjungan antenatal <4
N % kali cenderung tidak mengetahui
Primipara 28 31.8 perubahan dirinya secara spesifik dan
Multipara 47 53.4 perkembangan janin yang
Grandemultipara 13 14.8 dikandungnya pada setiap tahap.
Total 88 100.0 Selain itu ibu yang kunjungan
antenatalnya <4 kali cenderung tidak
banyak mengetahui tentang komplikasi

77
Syifa’MEDIKA, Vol. 5 (No.2), Maret 2015

persalinan yang akan dihadapi, meningkatkan pula jumlah zat besi


sehingga mencari perawatan yang dibutuhkan untuk memproduksi
kehamilan sesuai dengan pengalaman
sel-sel darah merah sehingga tubuh
saja. Sebaliknya pada ibu yang
melakukan kunjungan antenatal ≥4 dapat menormalkan konsentrasi
kali lebih banyak mengetahui hemoglobin sebagai protein
informasi tentang kehamilan, pengangkut oksigen. Ibu
persalinan dan nifas serta lebih membutuhkan hemoglobin sebagai
memperhatikan kesehatan misalnya pengangkut oksigen untuk
dalam hal memilih pelayanan antenatal
memberikan energi agar otot-otot
yang berkualitas.16
uterus dapat berkontraksi dengan baik.
Tabel 6. Distribusi Kejadian HPP Apabila ibu mengalami anemia dalam
Berdasarkan Kadar Hb kehamilan, maka otot-otot uterus akan
Kadar Hb N % merasa cepat lelah dan tidak dapat
Anemia berkontraksi dengan baik sehingga
77 87.5 pada saat persalinan dinding-dinding
(<11)
Tidak uterus tidak dapat menutup perdarahan
anemia 11 12.5 yang terjadi.5
(≥11)
Tabel 7. Distribusi Kejadian HPP
Total 88 100.0 Berdasarkan Jarak Antar Kelahiran
Jarak Antar
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan Kelahiran N %
bahwa kejadian HPP banyak dialami Kelahiran
28 31.8
oleh ibu yang mengalami anemia yaitu pertama
sebanyak 87,5%, sedangkan ibu yang <2 tahun 41 46.6
tidak anemia sebanyak 12,5%. >2 tahun 19 21.6
Menurut Lubis (2011), volume darah Total 88 100.0
ibu hamil bertambah lebih kurang
sampai 50% yang menyebabkan Berdasarkan tabel diatas diketahui
konsentrasi sel darah merah bahwa dari 88 sampel sebanyak 31,8%
mengalami penurunan. Bertambahnya merupakan ibu primipara, dan ibu
sel darah merah masih kurang yang jarak antar kelahirannya <2 tahun
dibandingkan dengan bertambahnya sebanyak 46,6%, sedangkan ibu yang
plasma darah sehingga terjadi jarak antar kelahirannya >2 tahun
pengenceran darah. Perbandingan sebanyak 21,6%. Menurut Moir dan
tersebut adalah plasma 30%, sel darah Meyerscough (1972) yang dikutip oleh
18%, dan hemoglobin 19%. Keadaan Suryani, ibu yang hamil lagi sebelum 2
ini tidak normal bila konsentrasi turun tahun sejak kelahiran yang terakhir
sering kali mengalami komplikasi
terlalu rendah yang menyebabkan
dalam persalinan. Jarak kelahiran
hemoglobin turun sampai <11 g%.
sebagai faktor predisposisi karena
Meningkatnya volume darah berarti
persalinan yang berturut-turut dalam

78
Syifa’MEDIKA, Vol. 5 (No.2), Maret 2015

jangka waktu yang singkat akan mengalami perdarahan terus-menerus


mengakibatkan kontraksi uterus sehingga saat di Rumah Sakit, dokter
menjadi kurang baik. Selama hanya menangani masalah
kehamilan berikutnya dibutuhkan 2-4 perdarahannya. Jadi tidak didapatkan
tahun agar kondisi tubuh ibu kembali data atau catatan tentang lama kala II.
seperti sebelumnya. Apabila
kehamilan terjadi sebelum 2 tahun, Tabel 9. Distribusi Kejadian HPP
kesehatan ibu akan mundur secara Berdasarkan Penyebab
progesif.16 Penyebab N %
HPP
Tabel 8. Distribusi Kejadian HPP
Atonia uteri 18 20.5
Berdasarkan Lama Kala II
Laserasi 10 11.4
Lama Kala
II N % jalan lahir
<2 Jam 3 3.4 Sisa 60 68.2
>2 Jam 6 6.8 plasenta
Tidak Gangguan 0 0
79 89.8 pembekuan
Tercatat
Total 88 100.0 darah
Total 88 100.0
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa kejadian HPP terjadi Berdasarkan tabel diatas
pada ibu dengan lamanya kala II >2 menunjukkan penyebab terbanyak
jam sebanyak 6.8%, sedangkan pada kejadian HPP adalah sisa plasenta
ibu dengan lamanya kala II <2 jam yaitu sebanyak 68,2%, HPP yang
sebanyak 3.4%, dan pada ibu yang disebabkan oleh atonia uteri sebanyak
tidak tercatat lamanya kala II sebanyak 20,5%, laserasi jalan lahir sebanyak
89.8%. Pada penelitian saya tidak bisa 11,4%, sedangkan HPP akibat
menentukan apakah lamanya kala II gangguan pembekuan darah tidak
merupakan salah satu karakteristik ibu ditemukan. Dari hasil penelitian
yang mengalami HPP karena
menyatakan sisa plasenta merupakan
sampelnya kurang dari 20%. Hal ini
penyebab terbanyak HPP, hal ini dapat
dikarenakan 90% dari sampel
terjadi akibat beberapa hal, salah
merupakan pasien rujukan dari bidan
satunya sebagian besar pasien adalah
atau dukun di daerah, sehingga pada
rekam medik tidak tercatat lamanya pasien rujukan dari bidan ataupun
persalinan. Sebagian besar sampel dukun sehingga dalam penanganan
pada penelitian ini adalah ibu yang aktif kala III yang dilakukan kurang
melahirkan di bidan atau dukun. tepat, sehingga pada saat plasenta lahir
Setelah melakukan persalinan di bidan masih ada sebagian yang tersisa di
atau dukun, beberapa jam kemudian dalam uterus.
baru dirujuk ke rumah sakit karena

79
Syifa’MEDIKA, Vol. 5 (No.2), Maret 2015

Simpulan dan Saran 2. Cunningham, dkk. Obstetri


Usia ibu yang paling banyak Williams. 2012. Ediisi ke-23.
mengalami HPP yaitu 20-35 tahun Volume 2. Penerbit Buku
sebesar 81,8%. HPP banyak terjadi Kedokteran EGC, Jakarta,
pada ibu yang tidak bekerja (ibu tumah Indonesia. Hal. 795, 813.
tangga) sebesar 59,1% serta pada ibu 3. Depkes RI, 2009. Menurunkan
dengan pendidikan sekolah dasar AKI & AKB. .
sebanyak 37,5%. HPP juga banyak 4. Faisal. 2008. Perdarahan Pasca
terjadi pada ibu multipara sebanyak Persalinan.
53,4%, pada ibu yang melakukan (http://id.scribd.com/doc/864921
pemeriksaan ANC <4 kali sebanyak 4/PENDARAHAN-PASCA-
75%, serta pada ibu yang mengalami PERSALINAN
anemia sebanyak 87,5%. Dan HPP 5. Lubis, I. K. 2011. Pengaruh
banyak terjadi pada ibu yang jarak Paritas Terhadap Perdarahan
antar kelahirannya <2 tahun sebanyak Postpartum Primer di RSUD Dr.
68,3%. Sedangkan penyebab Pirngadi Medan 2007-2010.
terbanyak HPP yang dialami oleh ibu Skripsi, jurusan kedokteran
di RSUD Palembang Bari periode USU.
2010-2012 yaitu sisa plasenta sebesar 6. Manuaba, I. B. G. 2010. Ilmu
68,2%. Kebidanan Penyakit Kandungan
Untuk menurunkan angka dan Keluarga Berencana Untuk
kejadian hemorrhagic post partum Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta,
diharapkan kepada petugas kesehatan Indonesia. Hal. 7, 395-409.
pelayanan primer melakukan 7. Pardosi, M. 2010. Analisis
penyuluhan tentang bahaya HPP dan Faktor-faktor yang Berhubungan
cara pencegahannya kepada ibu hamil Dengan Perdarahan Pasca
yang memiliki risiko HPP, bagi ibu Persalinan dan Upaya
hamil diharapkan melakukan Penurunannya di Wilayah Kerja
pemeriksaan ANC minimal 4 kali Puskesmas Kota Palembang.
selama kehamilan, sehingga dapat Tesis, jurusan kesehatan
diketahui apakah ada penyulit dalam masyarakat USU.
kehamilan dan persalinan. Bagi para 8. Perdana, A. H. 2013. Gambaran
dokter diharapkan dapat melakukan Kasus Perdarahan Postpartum di
penanganan dan deteksi dini terhadap RSUP Haji Adam Malik Medan
ibu hamil dengan faktor risiko HPP. Tahun 2009-2011. Skripsi,
Dan bagi RSUD Palembang Bari jurusan kedokteran USU.
diharapkan adanya kelengkapan dalam 9. Rahmi. 2009. Karakteristik
pengisian data serta anamnesis di Penderita Perdarahan Postpartum
status rekam medik. yang Datang ke RSU Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2004-
2008. Skripsi, jurusan kesehatan
Daftar Pustaka masyarakat USU.
1. Arikunto, S. 2006. Prosedur 10. Roslyana, dkk. 2011. Risk
Penelitian: Suatu Pendekatan Factor Early Postpartum
Praktik. Asdi Mahasatya, Haemorrhage at Sukadana
Jakarta, Indonesia. Hal. 230. Hospital, District East Lampung.
Departemen Kebidanan dan

80
Syifa’MEDIKA, Vol. 5 (No.2), Maret 2015

Kandungan RS Dr. Sardjito. Perdarahan Pasca Persalinan di


Yogyakarta. Rumah Sakit Umum Dr.
11. Rukiyah, Ai yeyeh, dkk. 2010. Pirngadi tahun 2007. Tesis,
Asuhan Kebidanan IV (patologi jurusan pasca sarjana USU.
kebidanan). Trans Info Media, 17. Wiknjosastro, H. 2011. Ilmu
Jakarta. Hal. 268. Bedah Kebidanan. Edisi
12. Santosa, dkk. 2011. Kejadian Pertama. PT. Bina Pustaka
Perdarahan Postpartum Ibu Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,
Bersalin Berdasarkan Indonesia. Hal. 188-195.
Karakteristik dan Penyebab di 18. World Health Organization.
RSUD Kota Bandung Tahun 2011. Number of Deaths: World
2011. Akademi Kebidanan by Cause Maternal Conditions.
Medika, Bandung.
13. Sastroasmoro, S. Ismael, S.
2010. Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Edisi ketiga.
Sagung Seto, Jakarta, Indonesia.
Hal. 79
14. SDKI. 2012.
http://kebijakankesehatanindones
ia.net/images/2013/9/SDKI-
2012.pdf
15. Sugiyono, 2001.Metode
Penelitian Bisnis. Alfabeta,
Bandung, Indonesia. Hal. 117.
16. Suryani. 2008. Hubungan
Karakteristik Ibu Bersalin dan
Antenatal Care Dengan

81

Anda mungkin juga menyukai