D1A112191 Sitedi PDF PDF
D1A112191 Sitedi PDF PDF
SKRIPSI
OLEH
RITNO PERMANA
D1A1 12 191
i
ii
SKRIPSI
OLEH
RITNO PERMANA
D1A112 191
ii
iii
PERNYATAAN
RITNO PERMANA
iii
v
v
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui pendapatan petani sebelum dan
setelah menjual lahan tambaknya ke PT. VDNI. (2) Mengetahui perbedaan
pendapatan petani sebelum dan setelah menjual lahan tambaknya ke PT.VDNI di
Desa Morosi Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe. Populasi dalam penelitian ini
adalah petani tambak yang beralih mata pencaharian setelah menjual lahan
tambaknya di Desa Morosi. Teknik pengambilan sampel adalah metode sensus yang
digunakan untuk memilih 12 petani tambak yang menjual lahanya dan 12 karyawan
PT.VDNI yang menjual lahan tambaknya dan beralih mata pencaharian jadi
karyawan. Data dianalisis menggunakan analisis pendapatan yaitu, I = TR-TC dan
analisis perbedaan pendapatan dengan statistik uji beda rata-rata (compare means).
Metode yang digunakan adalah independent sample t-test.
Hasil penelitian ini adalah (1) Rata-rata pendapatan yang diterima petani tambak
ikan bandeng sebelum menjual lahanya adalah sebesar Rp 18.276.500 perhektar.dan
Rata-rata pendapatan petani tambak setelah menjual lahanya dan menjadi karyawan
PT.VDNI Adalah sebesar Rp 12.600.000. (2).Hasil analisis Perbandingan
pendapatan untuk Mengetahui Pendapatan Petani Sebelum dan Setelah Menjual
Lahan Tambaknya Ke PT.VDNI Di Desa Morosi Kecamatan Morosi Kabupaten
Konawe,yaitu t- hitung = 0,92. kurang dari (<)1.710 t Tabel = pada taraf kepercayaan
95% (∝ = 0,05). Dengan demikian, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan petani tambak dengan
Karyawan PT.VDNI.
vi
vii
ABSTRCT
This study aims to (1) find out the farmers’ in come before and after selling
fish farm to PT. VDNI. (2) find out the difference of farmers’ income before and after
selling fish farm embankment to PT.VDNI in Morosi Village, Morosi District,
Konawe Regency. The population in this study is the fish farmers who change their
livelihood after selling fish farm in Morosi Village. The sampling technique used in
this study is a census method by selecting12 fish farmers who sell their fish farm and
12 employees of PT.VDNI who once sold their fish farm and become the company’s
employees. The data were analyzed using income analysis that is, I = TR-TC and
income differences analysis with compare test statistic (compare means). The method
used is the independent sample t-test.
The results of this study were (1) Average income received by fish farmers
before selling their fish farm is Rp 18,276,500 per-hectare and average income of fish
farmers after selling their fish farm and became employeesof PT.VDNI is Rp 12.6
million , (2) The results of income comparison analysis to find out the farmers’
income before and after selling their fish farm to PT.VDNI in Morosi Village, Morosi
District, Konawe Regency, namely tcount = 0.92. less than (<) 1,710 tTable = at level of
95% (α = 0.05). Thus, the H0 and H1 was rejected. This means that there is no
significant difference between the income of fish farmers with employees PT.VDNI.
vii
viii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam,
pemberi kehidupan serta petunjuk bagi umatnya yang senantiasa beriman dan
bertaqwa kepada-Nya, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan hasil penelitian ini. Shalawat serta salam tak lupa pula penulis
Seiring dengan selesainya skripsi ini, tak lupa penulis haturkan ucapan terima
kasih dan penghargaan kepada Bapak Dr. Ir. R. Marsuki Iswandi, M.Si selaku
Pembimbing I dan Bapak Muhammad Aswar Limi S.Pi, M.Si selaku Pembimbing
selama penyusunan hasil ini. Rasa syukur, bangga dan terimakasih yang tidak henti-
Sahadiran serta Ibunda Ramiati. Terima kasih atas segala bentuk kasih sayangnya,
merawat dan membesarkan serta pelajaran hidup yang telah diberikan kepada penulis.
1. Rektor Universitas Halu Oleo Kendari, Dekan Fakultas Pertanian dan Ketua
viii
ix
3. Seluruh staf Jurusan, staf Fakultas, Staf Laboratorium dan Perpustakaan atas
4. Kepala Desa Morosi beserta jajaranya, yang telah bersedia meluangkan waktunya
5. Keluarga besar tercinta Bapak Sahadiran, Ibu Ramiati, Bapak Ijimani S.E, Bapak
Muniru S.E, Ibu Ajaemi S.E, Ibu Safrianti S.Kep, Dian Saputri,Yulia Wirastin,
6. Terimakasih kepada Jaharuddin, S.P, Awal Muhammad S.E, yang telah banyak
7. Teman dan Sahabat kuliah dari kelas sosek tambang 12 B, yaitu Adriansyah,
Firmansyah, Syairin Wahab, Surya Rasyid, Fais Sarwan, Ariandi Pungkas, Iwan
Halik, Zulman, Emon Bazir, Rosida Ulwa, Resti Wulandari, Gusti Ayu, Rahmatia
Mamma, Azmul, Faslia Maharani, Yusman, Sabria, Septira Nur Widya, Yandi.
2012, Esmit Dayanto, Alam Damai, Haswan Dida, Wawan Bonawu, Laode
Hasri, Firman Yadi, Herdin, Untung, Kamelia, Ririn Sri Restian, Lilis, Adel
ix
x
Ayusri Syamsiah S.P, Agus Sugiarto, Hardiman Arif, Bayu Prasetyo Aji, Alan
Aliansyah Putra, Abdul Hamid, Laode Hasri, Yusriadin, S.P, wahyunis, Restian
Wulandari, Wa Ode Siti Maemana, Evi Untari, Hikmal Said, Subardin, dan yang
lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung
Universitas Halu Oleo, atas semua dukungan, mengajari serta membagi ilmu dan
10. Serta teman-teman KKN Aminsyah, Abdul Haris, Muliatman, Rahmad Hidayat,
Sri Salmadinah, Samsidar Djafar, Yuliana, Yati Wua yang selalu memberikan
jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
Penulis
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL....................................................................... i
PERNYATAAN.................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................ iv
ABSTRAK .......................................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................. vi
DAFTAR ISI....................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................. x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN
A. Landasan Teori......................................................................... 7
A.1. Devinisi Pertambangan ....................................................... 7
A.2. Industri Pertambangan Nikel .............................................. 7
A.3. Tahapan Penambangan ....................................................... 10
A.4. Pengolahan Hasil Tambang ................................................ 10
A.5. Prospek Pengembangan Smelter......................................... 11
B.Konsep Produktifitas .................................................................. 13
B.1. Produksi .............................................................................. 13
B.2. Biaya ................................................................................... 14
B.3.Penerimaan........................................................................... 15
B.4.Pendapatan ........................................................................... 16
C. Penelitian Terdahulu.................................................................. 18
D. Kerangka Pikir........................................................................... 22
xi
xii
xii
xiii
DAFTAR TABEL
xiii
xiv
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
2 Kuisoner Penelitian………………………………… 62
3 Identitas Responden Petani Tambak Umur,
Pendidikan, Jumlah Tanggungan Keluarga,
Pengalaman Berusahatani, dan Luas Lahan ……… 65
xvi
xvii
xvii
1
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seutuhnya yang bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan
yang berlangsung sampai saat ini tidak hanya melakukan pembangunan di segala
dalam UUD 1945 pasal 33 (ayat 3) berbunyi: bumi, air dan kekayaan alam yang
biasanya masih tercampur dengan kotoran yaitu material bawaan yang tidak
perusahan yang sedang melakukan pembangunan Smelter saat tulisan ini di buat 6
Sulawesi Tenggara, Ibu kota Kabupaten ini terletak di Unaaha. Dulu Kabupaten
Ini bernama Kendari. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 16.480 km dan
2
dan pertambangan. Pada saat ini Konawe Merupakan daerah Pertambangan Nikel
profesi ada sebagian yang menetap bahkan sebagian besar bekerja di perusahaan
Bandeng Konawe di kirim ke ibu Kota Kabupaten yaitu Unaaha dan di kirim ke
Kota Kendari.
pabrik smelter yakni pabrik pemurnian nikel di mana lokasi tersebut merupakan
daerah tambak masyarakat lokal yang ada di Kecamatan Morosi. Disini diliat
smelter pada tahun 2013 yang berada di desa morosi kecamatan morosi kabupaten
konawe sulawesi tenggara yang memiliki luas area pabrik 100 ha. Dimana
terdiri dari Pltu, Smelter, Gudang, Mes. Dengan adanya Perusahaan ini dapat
karyawan. Pertambangan nikel ini adalah salah satu yang sedang berkembang
dan dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Nikel digunakan sebagai bahan
paduan logam yang banyak digunakan di berbagai Industri logam dan nikel
biasanya terbentuk bersama sama dengan kromit dan platina dalam batuan
12.000 ekor/ha) dan intensif (kepadatan > 20.000 ekor/ha). Kedalaman air pada
masing-masing teknologi secara berurutan adalah 50 cm, 80 cm, 100 cm, dan 120
cm. Pada budidaya ekstensif, seluruh suplai makanan mengandalkan pakan alami,
sedangkan pada tradisional plus suplai makanan berupa pakan alami ditambah
pelet atau dedak halus untuk semiintensif dan intensif sebagian besar
lain perikanan tambak sebagai salah satu komponen dari pembangunan pertanian
masyarakat yang berada disalah satu daerah yang ada di Konawe Sulawesi
surut air laut. Usaha budidaya tambak tradsional relatife rendah produksinya
hewani yang sangat penting. Ikan bandeng memilki nilai protein hewani yang
Hal ini disebabkan oleh protein hewani mengandung asam asam amino yang
5
lengkap dan susunn asam aminonya mendekati susunan asam amino yang ada
beralih membuka lahan baru hasil penjualan tanah mereka. Perubahan mata
mendapatkan pajak dari perusahaan pabrik smelter sehingga desa ini bisa bersaing
karena sebagian besar masyarak bisa hidup mandiri dengan mendirikan kios di
perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagi petani pemilik lahan tambak, penelitian ini dapat di gunakan sebagai
A. Landasan Teori
Dan dipisahkan dari material pengikut yang tidak diperlukan. Dalam industri
mineral dan merupakan sumber bahan baku bagi industri hilir yang diperlukan
diperoleh dari hasil ekstraksi batuan-batuan yang ada di bumi. Adapun jenis dan
manfaat sumberdaya mineral bagi kehidupan manusia modern semakin tinggi dan
pengertian secara sempit, industri atau industri pengolahan adalah suatu kegiatan
sehingga menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dalam hal ini termasuk
kegiatan produktif yang mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi
bumi. Adapun jenis dan manfaat sumberdaya mineral bagi kehidupan manusia
Sumberdaya tersebut sudah ditambang dan diekspor dalam bentuk Nickel Matte,
Ferro Nickel ataupun bijih Nikel tanpa melalui proses pengolahan dan pemurnian
bahwa Indonesia memiliki sumber daya nikel sebesar 2.633 juta ton ore dengan
cadangan nikel sebesar 577 juta ton ore yang tersebar di Sulawesi,Kalimantan,
besar produk nikel diekspor dalam bentuk barang hasil olahan,seperti Nickel
Matte(PT INCO Indonesia)dan Ferro Nickel (PT Aneka Tambang). Data yang
yaitu bijih nikel,feronikel dan nikel kasar. Selama periode tahun 2003-2009
produksi bijih nikel mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yaitu dari
4.395.429 ton pada tahun 2003 menjadi 10.847.141 ton pada tahun 2009 atau
Mengalami kenaikan hampir 2,5 kali lipat. Pada periode yang sama,komoditi
feronikel mengalami kenaikan dua kali lipat dari 8.933 ton Ni menjadi 17.917
ton Ni, sedangkan untuk nikel kasar mengalami fluktuasi,pada tahun 2003 jumlah
Ni,namun tahun 2009 menurun hingga menjadi 63.548 ton Ni.(Kementrian ESDM
2012).
ton. Permintaan nikel dunia pada saat Ini didominasi oleh negara – negara Asia,
khususnya China yang saat ini sedang melakukan pembangunan power plant yang
beberapa Tahap yang harus dilaluli terlebih dahaulu sebelum menuai hasil
umum atau fisika, di daratan perairan dan dari udara, segala sesuatu. Dengan
maksud untuk membuat peta geologi umum atau untuk menetapkan tanda-
dan hasil pengolahan serta pemurnian bahan galian dari daerah eksplorasi
bahan galian tambang Yang bersifat ekstraktif seperti bahan galian tambang
alam bahan tambang yang terdapat di bumi Indonesia. Dari sekian jenis bahan
antrasit, batu bara, batu bara muda, batu bara tua, bitumen, bitumen cair,
bitumen padat, gas alam, lilin bumi, radium, thorium, uranium, dan bahan -
bahan galian radio aktif lainnya (antara lain kobalt, nikel dan timah);
2. Bahan galian vital golongan B, terdiri atas: air raksa, antimon, aklor,
3. Bahan galian golongan C, terdiri atas; pasir, tanah uruk, dan batu kerikil.
bijih nikel yang merupakan bagian integral dari proses pertambangan rangkaian
pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batu bara, panas
bumi, migas). Salah satu sektor yang menyumbang devisa negara yang dominan
12
adalah sektor pertambangan, sektor ini menyumbang 39% dari pendapatan negara
galian dengan memisahkan mineral berharga dan yang tidak berharga. Selanjutnya
membuang mineral yang tidak berharga tersebut, yang dapat dilakukan dengan
bahan mentah mineral untuk diolah lebih lanjut sekaligus diolah untuk produk
akhir.
Sektor Pertambangan Smelter merupakan sektor yang strategis, selain itu bagi
dalam negeri, Indonesia harus mengimpor kembali nikel yang sudah diolah di
melalui proses Mond dapat meningkatkan Nilai tambah kekayaan nikel bagi
13
pemurnian nikel selain menggunakan Proses Mond, seperti; pengolahan biji nikel
laterit dan peningkatan perolehan total nikel dan kobal pada proses leaching bijih
Selain itu, produksi tambang juga lebih terkendali, memacu industri hilir
Smelter yang akan dibangun juga akan memberikan efek berantai yang positif di
dan pastinya meningkatkan lapangan kerja. Selain itu, akan terjadi pemerataan
perekonomian, karena industri tidak hanya terpusat di Jawa tapi juga di daerah-
B. Konsep Produktivitas
B.1 Produksi
penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi. Periode jangka panjang
adalah periode produksi dimana semua faktor produksi menjadi faktor produksi
Menurut Suto (2004) dalam ilmu ekonomi produksi diartikan sebagai suatu
kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang ditujukan
14
Banyak jenis aktivitas yang terjadi dalam proses produksi, meliputi perubahan
B.2 Biaya
Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya adalah semua dana yang
dimaksud adalah suatu proses produksi, dana yang digunakan disebut biaya
disebut biaya pemasaran. Kedua jenis biaya ini memiliki sifat yang relatif berbeda
antara satu dengan lainnya dalam kaitan dengan jumlah barang yang diproduksi
Biaya merupakan nilai unsur produksi yang dikeluarkan petani dalam proses
menentukan besar harga pokok dari produk yang dihasilkan (Tuwo, 2011).Biaya
Sukirno (2002) mengemukakan batasan yang lebih jelas yaitu biaya produksi
batasan diatas, biaya dianggap sama dengan istilah ongkos yang diartikan sebagai
biaya yang telah selesai masa berlakunya. Istilah ongkos merupakan pengorbanan
yang harus dibuat dalam setiap peristiwa dengan pengeluaran barang atau jasa
2002).
B.3 Penerimaan
penerimaan dari penjualan dari barang tertentu yang diperoleh dari sejumlah
satuan barang yang terjual dikalikan harga penjualan setiap satuan barang.
uang tunai sebelum dikurangi dengan biaya pengeluaran selama kegiatan usaha
tani tersebut.
diperoleh dari produksi fisik dikalikan dengan harga produksi. Bila keadaan
mendapatkan kualitas hasil yang baik yang harganya relatif tinggi dan akhirnya
output. Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan
(Rahman, 2010).
16
dengan harga barang. Jika terdapat banyak barang maka cara menghitung
R=
∑( . )………………………………………………………………….........(1)
Keterangan:
R = Penerimaan (Rp)
Yi = Jumlah Penjualan (Kg)
Pyi = Harga (Rp)
B.4 Pendapatan
faktor produksi. Ada dua tujuan utama dari analisis pendapatan yaitu: (a)
(b) menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan
bantuan untuk mengukur apakah kegiatan usahanya pada saat ini berhasil atau
pengeluaran selama jangka waktu yang telah ditentukan. Dengan demikian analisa
kegiatan usahataninya pada saat itu berhasil atau tidak. Berdasarkan hal tersebut
dapat digunakan Revenue Cost (R/C Ratio Analisis). Revenue cost ratio adalah
Revenue cost ratio adalah analisis data dan evaluasi untuk mengetahui apakah
biaya (TC), dimana penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dan
harga jual, sedangkan biaya adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam
(Suratiyah, 2006).
TR = P.Q…………………………………………………………………(2)
TC = TFC + TVC………………………………………………………..(3)
I = TR – TC……………………………………………………………...(4)
pengeluaran biaya-biaya dari hasil usaha. Jika pendapatan seseorang rendah maka
orang itu akan cenderung untuk menggunakan lebih banyak lagi sumberdaya agar
pendapatan bisa meningkat. Ini berarti pendapatan yang rendah akan mendorong
18
I = TR – TC……………………………………………………………..(5)
C. Penelitian Terdahulu
39,7% Dari sebelum adanya CSR Namun dari hasil analisis perbedaan pendapatan
petani padi sawah antara sebelum dan sesudah CSR Tidakan terdapat perbedaan
yang nyata atau tidak signifikan dan ada variasi baru dalam budidaya padi organik
Tujuan diadakan Penelitian ini adalah (1). Untuk mengetahui pengaruh harga
Tambang Tbk. Hasil dari penelitan ini meliputi: (1). Berdasarkan hasil
mengalami kemajuan yang berarti. Tetapi pada tahun 2002 investasi yang
rata untuk pertumbuhan investasi selama lima tahun yaitu sebesar 6,26% per
tahun.
sekitar perusahaan yaitu memberikan peluang kerja dan peluang usaha seperti
masyarakat dan perusahaan yang dipicu oleh banjir lumpur yang mengalir ke areal
sebagaimana yang terjadi Makroman. Dampak buruk yang terjadi jauh lebih
besar dari pada dampak positifnya, Itulah potret kehidupan sosial ekonomi
masyarakat Pertambangan.
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Lutut. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini adalah kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT.
sektor Pertanian kesektor luar Pertanian, serta adanya tambahan pendapatan dan
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui keuntungan produksi beras di
produksi padi. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan cara statistik non-
dengan pendapatan bersih yang diperoleh petani adalah sebesar N42.872,40 atau
setara dengan Rp3.001.068,-. Tingginya biaya tenaga kerja dan kurangnya modal
petani merupakan kendala yang paling serius. Oleh karena itu, diharapkan akses
fasilitas kredit yang mudah untuk petani, menyediakan teknologi produksi padi
Penelitian lain juga dilakukan oleh Nwalieji dan Chen (2015), yang
Farmers in Anambra and Ebonyi States, Nigeria”. Tujuan dari penelitian ini
adalah: (1) untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi petani padi di negara
dalam dua metode tanam yang berbeda (Tanam dan penyiaran) di kedua negara
(GM). Hasil penelitian menyatakan bahwa laba bersih yang diperoleh masing-
penyiaran. Mayoritas petani padi pada kedua daerah tersebut masih memiliki usia
aktif dan masih produktif serta pengalaman berusahatani yang cukup lama.
Namun, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh petani padi antara lain: dana
input berupa pupuk dijual dengan harga tinggi, kurang akses jalan, kesulitan
beras tidak efektif dan banyak hewan pengerat, hama dan kutu penyakit.
yang masam, kandungan Ni(II) dan mineral ikutan lainnya yang berada pada
golongan yang sama dengan Ni(II) masih menunjukkan konsentrasi yang tinggi
dalam artian apabila lahan tersebut dikembangkan untuk pertanian maka akan
bakteri pelarut fosfat dan bakteri pereduksi logam dalam merehabilitasi lahan
Bahan organik sebagai petak utama, bakteri pelarut fospat sebagai anak petak dan
Bakteri pereduksi logam sebagai anak-anak petak. Bahan organik 400 g/ polybag
bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan usaha gula aren di Desa Oensuli
bahwa pendapatan rata-rata per hari Rp. 47.325,00. Untuk pendapatan per bulan
Rp. 1.485.803.00 sedangkan analisis R/C menunjukkan bahwa usaha gula aren
layak untuk di usahakan di daerah penelitian karena nilainya lebih dari satu yaitu
D. Kerangka Pikir
akan dilakukan oleh perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh
24
adalah darah kehidupan suatu perusahaan. Tanpa pendapatan tidak ada laba,
tanpa laba, maka tidak ada perusahaan. Pembangunan smelter juga akan
kerja. Kemajuan ekonomi tidak lagi hanya berlangsung di pusat, Tapi juga di
daerah.Adapun gambar kerangka pikir yang di gunakan dalam penelitan ini adalah
sebagai berikut:
PT. VDNI
Pendapatan
Perbandingan unit t
Independent sampel t tes
Konawe. Waktu penelitian akan di laksanakan pada bulan Juli sampai september
Pertimbangan bahwa;
Tambak yang beralih mata pencaharian. Jumlah populasi petani tambak yang
sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah seluruh petani tambak yang
cara sensus. Ini dilakukan karena ukuran populasi kurang dari 30. Penentuan
sampel dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria yang diungkapkan oleh
Mustafa (2000), bahwa jika ukuran populasi sekitar 100 maka jumlah populasi
yang harus diambil agar hasilnya mewakili populasi yaitu paling sedikit 30%, dan
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
ada.
D. Analisis Data
cara menyajikan data sesuai dengan data di lapangan. kemudian dianalisis secara
pada petani tambak yang beralih mata pencaharian adalah sebagai berikut:
a) Biaya
TC = VC + FC
Keterangan:
b) Penerimaan
TR = Y x Py
Keterangan:
c) Pendapatan
I = TR – TC
Keterangan:
petani pemilik lahan tambak setelah menjual lahan tambaknya ke PT. VDNI
menggunakan analisis statistik uji beda rata-rata (compare means). Metode yang
[ ̅ − ̅ ]
−ℎ =
+
∑( 1 − ̅ 1 )2
=
1 − 1
∑( 2 − ̅ 2 )2
=
2 − 1
28
Keterangan:
Dimana:
Beban Penyusutan =
E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yakni penerimaan, biaya, produksi
dan pendapatan.
{{}}}
29
F. Konsep Operasional
1. Responden adalah petani tambak dan masyarakat yang masih bekerja sebagai
2. Lama petani tambak adalah rentan waktu sejak awal usaha Pertambangan
(Tahun).
3. Umur responden adalah lama waktu hidup responden terhitung dari semenjak
responden.
6. Jumlah tanggungan adalah banyaknya individu atau orang yang dibiayai oleh
7. Sumber modal adalah asal dari modal yang digunakan petani tambak dalam
9. Produksi yang dimaksud adalah jumlah ikan bandeng yang dihasilkan oleh
petani tambak ikan bandeng dalam masa panen dalam satuan kilogram
(Kg/ha).
10. Biaya produksi adalah keseluruhan biaya baik itu biaya tetap yaitu biaya yang
di keluarkan yang tidak habis terpakai dalam satu kali periode produksi pajak
30
lahan, penyusutan alat-alat pertanian dan biaya variabel yaitu biaya yang di
keluarkan yang habis terpakai dalam satu kali proses produksi bibit,pupuk
(Rp/Ha).
11. Harga jual adalah besarnya nilai tukar uang terhadap produksi ikan bandeng
Yang diterima oleh responden yang berlaku perkilogramnya dalam satu kali
Morosi Kabupaten Konawe, Desa Morosi memiliki luas wilayah 1300 Ha Terdiri
dari 3 dusun yaitu Dusun Tetelowaru, Dusun Morosi dan Dusun Kanmbougapu.
Desa Morosi memiliki ibu kota kecamatan yaitu Desa Besu, Jarak ibukota
terhadap Provinsi adalah 33,0 Km. Desa Morosi memiliki luas wilayah 1300 Ha
Terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Tetelowaru, Dusun Morosi dan Dusun
Kanmbougapu.
berikut :
Secara umum keadaan iklim di Desa Morosi Kecamatan Morosi tidak jauh
berbeda dengan keadaan iklim pada beberapa wilayah lain yang ada di wilayah
Indonesia. Ciri iklim tropis dengan dua jenis musim dalam setahun merupakan
sifat kondisi iklim secara umum yang terjadi di Indonesia khususnya di Desa
32
Morosi. Dua jenis musim yang dimaksud adalah musim penghujan dan musim
kemarau, Pada musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Januari sampai
bulan April sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan
September dan terkadang musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai bulan
Morosi.
Penduduk Desa Morosi pada tahun 2016 sebesar 471 jiwa yang terdiri
dari kk. Penduduk laki-laki berjumlah 243 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
sebesar 228 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk Desa Morosi menurut umur dapat
Ditinjau dari segi umur, penduduk di Desa Morosi memiliki tingkat umur
Tabel 1. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Desa
Morosi Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe, Tahun 2016
Desa Morosi berada pada usia produktif, yakni umur 15 – 54 tahun dengan
komposisi 102 jiwa laki-laki dan 105 jiwa perempuan dan sisanya berada pada
33
usia tidak/kurang produktif, dengan komposisi umur 0-14 tahun sebanyak 124
jiwa (26,32%) dan umur diatas 54 tahun sebanyak 140 jiwa (29,72%). Hal ini
sesuai dengan pendapat Soeharjo dan Patong (1984) dimana kriteria produktif
tidaknya umur seseorang terbagi dalam tiga golongan. Golongan tersebut adalah
usia 0-14 tahun dikatakan katagori umur yang belum produktif, 15-54 tahun
katagori umur produktif dan golongan diatas 54 tahun adalah katagori umur tidak
produktif.
kemampuan kerja, cara berpikir dan tingkat respon terhadap sesuatu. Seseorang
dengan usia yang relatif muda (produktif) biasanya lebih terampil dan dinamis
melakukan usahataninya akan berhasil karena sebagian besar berada pada usia
produktif.
menerapkan prinsip kerja, sasaran serta tujuan dari suatu kegiatan yang
seseorang dapat tercermin melalui cara berfikir dan cara kerja seseorang serta
mudah tidaknya mengadopsi suatu inovasi baru. Pada Tabel 6 dapat dilihat
jelas dari keadaan penduduk menurut mata pencaharian dilihat pada Tabel 3.
35
paling banyak memiliki mata pencaharian yaitu, sebagai Petani yang berjumlah
115 jiwa atau 64,97% dari keseluruhan kepala keluarga yang ada di Desa Morosi.
masyarakat. Untuk lebih jelasnya keadaan sarana dan prasarana yang ada di Desa
Tabel 4.Keadaan Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi Desa Morosi Kecamatan
Morosi Kabupaten Konawe Morosi Tahun 2016.
Pada Tabel 4. Menunjukkan bahwa sarana dan prasaran Desa Morosi dalam
Konawe. Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah tambak ikan
bandeng yaitu, melihat besarnya pendapatan petani tambak tambak ikan bandeng
B.1.1. Umur
berpikir. Petani tambak muda yang sehat mempunyai kemampuan fisik untuk
bekerja dari pada petani tambak tua, petani tambak muda juga umumnya lebih
cepat menerima hal baru dari pada petani tambak yang berusia lanjut, karena
mereka lebih berani menanggung resiko, dan juga karena mereka masih kurang
memiliki pengalaman sehingga petani tambak muda harus lebih dinamis supaya
Sebaliknya petani tambak yang relatif tua memiliki kapasitas pengelolaan yang
lebih baik dan matang karena memiliki banyak pengalaman. Oleh karena itu,
umur merupakan suatu variabel yang sangat menentukan pola pikir dan
2011).
Kategori Responden
Golongan Umur Petani Tambak Karyawan PT.VDNI
No
(Tahun) Persentase Persentase
Jumlah Jumlah
(%) (%)
1 Produktif (15-54)1 1 8,33 12 100
2 Non Produktif (>54)
1 11 91,64 0 0
Jumlah 1 12 100,00 12 100
atau 8,33% berada pada usia produktif dan 11 responden atau 91,64% berada
38
pada usia non produktif.Hal ini berarti bahwa kemampuan fisik dan kemampuan
berpikir petani di desa morosi dalam kondisi tidak produktif. Tidak Produktifnya
umur responden yang berada di lokasi sangat mempengaruhi prestasi kerja dalam
masalah dalam memecahkan masalah terkait dengan kegiatan sehari hari. Oleh
dengan kemampuan baik secara fisik ataupun psikis. Sehingga dapat diharapkan
kerja produktif karena membutuhkan tenaga kerja yang kuat untuk keberlanjutan
Pendidikan yang tinggi dengan umur yang relatif masih muda akan menyebabkan
petani tambak lebih dinamis. Pendidikan dapat diperoleh dari sumber informal,
misalnya teknologi baru, perubahan harga dan cara pemasaran yang lebih efisien.
Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal yang
pernah diikuti oleh petani tambak responden. Data yang diperoleh dari hasil
39
bervariasi, mulai dari tamat Sekolah Dasar (SD), sampai dengan S1. Mengenai
keadaan pendidikan formal yang pernah diikuti oleh petani tambak responden di
Kategori Responden
Tingkat Petani Tambak Karyawan PT.VDNI
No
Jumlah Persentase Persentase
Pendidikan Jumlah
(%) (%)
1 Tamat SD/Sederajat 8 66,67 9 75
2 Tamat SMP/Sederajat 2 16,67 3 25
3 Tamat SMA/Sederajat 1 8,33 - -
4 Tidak Sekolah 1 8,33 - -
Jumlah 12 100,00 12 100
tingkat pendidikan pembudidaya ikan bandeng masih rendah, tetapi hal itu tidak
mempengaruhi cara kinerja para pembudidaya ikan bandeng karena semua tingkat
sama.
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kegiatan usahatani yang dilakukan
seseorang, sebab selain merupakan sumber tenaga kerja juga sering pula
keluarga berarti semakin besar pula usaha yang dilakukan oleh seorang petani
Tetapi jika anggota keluarga tersebut telah cukup produktif, maka pertambahan
kebutuhan rumahtangga.
anggota keluarga kecil yaitu berkisar 2-4 orang sedangkan anggota keluarga >4
orang termasuk keluarga besar. Dari hasil penelitian diperoleh data mengenai
jumlah anggota keluarga petani tambak responden berkisar antara 1-6 orang
Kategori Responden
Jumlah Tanggungan Petani Tambak Karyawan PT.VDNI
No
Keluarga Persentase Persentase
Jumlah Jumlah
(%) (%)
1 2– 4 (kecil) 10 83,33 10 83,33
2 >4 (besar) 2 16,67 2 16,67
Jumlah 12 100,00 12 100,00
tambak yang memiliki anggota keluarga 2-4 orang sebanyak 10 orang ( 83,33)
dan yang mempunyai anggota keluarga >4 orang sebanyak 2 orang (16,67).
orang sebanyak 2 orang sebanyak (16,67). Hal ini berarti sebagian besar petani
terutama yang telah memasuki usia produktif yakni sebagai tenaga kerja, sehingga
pengeluaran petani tambak dari hasil yang didapatkan dari usaha tambak ikan
suatu proses pendidikan yang diperoleh diluar sekolah dan mempunyai arti
penting bagi petani tambak tambak ikan bandeng dalam menekuni minat yang
mereka lakukan serta dapat membawa perubahan bagi petani tambak tambak ikan
kegiatan tersebut diharapkan petani tambak tambak ikan bandeng dapat belajar
lebih banyak sehingga mampu menentukan pilihan atau alternatif yang baik
dalam upaya ikut serta dalam membantu suami untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarganya.
optimal.
telah menekuni kegiatan tahapan produksi ikan bandeng. Hal ini menggambarkan
43
ketika berusahatani maka semakin baik pula petani tambak tambak ikan bandeng
diperoleh maka semakin baik pula dalam mengelola usahataninya. Soeharjo dan
a. Kesejahteraan Petani
dengan mengolah hasil tambang di dalam negeri dengan produksi setengah jadi
masyarakat luas dan penting sebap proses kegiatatan pertambangan pabrik akan
karena pertambangan akan di kelola langsung di dalam negeri dan nilai tambah
akan meningkat di sektor industri pertambangan. Oleh karena itu konsep dan
b. Kesempatan Kerja
angkatan kerja yang banyak pula. Angkatan kerja yang banyak tersebut
penduduk yang banyak tidak selalu memberikan dampak yang positif terhadap
bahwa komitmen perusahaan untuk merekrut pekerja lokal telah dibuktikan oleh
pengangguran di desa.
kami hanya dapat bekerja di sawah, dan juga terkadang sebagai buruh tani tapi
pemilik lahan tambak yang di pekerjakan di virtue yang dirasakan langsung oleh
selesai yang di rasakan langsung oleh Petani yang bekerja sebagai karyawan
sangat besar dan secara langsung dapat dirasakan oleh Petani serta Pendapatan
di bidang perindustrian.
pribadi maupun pengalaman petani tambak lain yang dianggap cukup berhasil
membutukan tenaga kerja yang paling banyak di banding kegiatan lain dalam
predator bagi ikan bandeng setelah penebaran benih (nener). Penggantian air
mikroorganisme air dalam tambak seperti klekap, lumut dan planton yang
nantinya menjadi pakan alami bagi ikan bandeng. Kendala yang dihadapi petani
tambak dalam proses pemupukan ini adalah kurangnya modal dan biaya produksi
yang harus dikeluarkan tidak sesuai dengan harga hasil produksi nantinya,
sehingga petani tambak melakukan pemupukan tidak sesuai dengan dosis yang
dianjurkan ,misalnya tambak seluas 1 Ha idealnya dipupuk dengan 4 sak atau 200
kg pupuk anorganik, tetapi petani tambak hanya mampu memupuk rata-rata 1-2
sak/Ha. Pemberian pakan ikan juga tidak dilakukan petani tambak karena
mahalnya harga pakan ikan akibatnya ikan menjadi kerdil dan cenderung
nener ditebar, ketika penebaran nener telah selesai petani tambak hanya
melakukan pengontrolan terhadap ketinggian air tambak dan mengganti air jika
48
dianggap perlu. Peracunan kembali dilakukan setelah 1-2 bulan setelah penebaran
dengan predator dan competitor dalam tambak. Hal penting perlu diperhatikan
penangkapan /panen mengingat bahwa hasil tambak yang cepat busuk seperti
ikan, dalam proses penangkapan alat tangkap yang digunakan sangat berperan
macam alat tangkap dan cara penangkapan. Alat tangkap yang sering digunakan
Luas tambak budidaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas
erat dengan input lainnya, dengan demikian semakin luas tambak budidaya yang
akan digunakan maka akan semakin besar pula input yang diberikan. Luas tambak
Tabel 8. Luas Tambak Petani tambak Tambak Ikan Bandeng, di Desa Morosi,
Tahun 2016.
tambak di atas 2 hektar > 2 ha (tambak luas). Dengan demikian dapat dikatakan
kedalam luas tambak yang tergolong (tambak luas). 100%. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Hernanto (1991) bahwa ada tiga golongan
petani tambak berdasarkan luas tambak yang digunakannya, yakni luas tambak
sempit (< 0,5 ha), luas tambak sedang (0,5 – 2 ha) dan luas tambak luas (> 2 ha).
Luasnya tambak yang digunakan oleh petani tambak maka akan berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya produksi yang akan dicapai oleh masing-masing petani
tambak responden.
berusahatani dan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya produksi
yang akan dihasilkan dalam usaha budidaya ikan bandeng. Jumlah benih yang
asumsi bahwa kualitas benih yang baik dan perlakuan dalam pemeliharaan.
Padat penebaran benih pada petani tambak tambak ikan bandeng di Desa
Morosi Kecamatan Morosi berkisar antara 4.000 sampai 5.000 ekor tiap
50
hektarnya, hal ini disesuaikan dengan modal yang dimiliki serta luas tambak yang
tambak tambak ikan bandeng untuk padat penebaran 4.000 – 4.500 berjumlah 5
intensitas modal yang dimiliki petani tambak. Bagi petani tambak yang memiliki
luas tambak dan modal memadai untuk pengadaan bibit maka jumlah benih yang
digunakan lebih banyak dibandingkan petani tambak yang memiliki modal dan
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting
dalam pengelolaan usaha tambak ikan bandeng. Hal ini di sebabkan karena
Rata-Rata Penggunaan
Tenaga Kerja
Uraian Total Rata-Rata
(HKP/Ha)
(Hkp/Ha)
Tenaga Kerja Tenaga
Keluarga Kerja Sewa
Persiapan Lahan 7,92 7,58 14,83
Pemupukan 2,50 - 2,50
Penebaran Benih/Nener 1,58 - 1,58
Pemeliharaan
22,25 - 22,25
(Pemberian Pakan)
Pengontrolan Air dan
13,25 - 13,25
penyakit
Panen 5,00 - 5,00
Jumlah 52,5 7,25 59.41
Sumber : Data Primer Setelah Diolah
Tabel 10, menunjukkan tenaga kerja yang digunakan oleh petani tambak
responden dalam usaha tambak ikan bandeng terdiri atas tenaga kerja keluarga
dan tenaga kerja Sewa, penggunaan tenaga kerja keluarga digunakan dalam
pada usaha tambak ikan bandeng satu kali produksi di Desa Morosi (Lihat
lampiran 6).
52
B.3.4. Produksi
produksi seefisien mungkin. Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
hasil akhir dari usahatani tambak ikan bandeng yang dinyatakan dalam satuan
Kg/ha.
Jumlah produksi pada petani tambak tambak ikan bandeng di Desa Morosi
Kecamatan Morosi berkisar antara 400 sampai 800 kg/ha. Adapun jumlah
Tabel 11. Jumlah Produksi yang diperoleh Petani tambak Tambak Ikan Bandeng
di Desa Morosi, Tahun 2016
tambak ikan bandeng sebesar 1000 sampai 2000 kg/ha, 2 responden atau (16,67%)
luas tambak maupun jumlah bibit yang dibudidayakan. Petani tambak responden
yang mampu mengolah tambak lebih luas maka produksi yang diperoleh lebih
banyak, luas tambak budidaya senantiasa ditunjang dengan pemilikan modal yang
lebih besar, semakin luas tambak yang dibudidayakan maka pengorbanan untuk
membeli input berupa bibit, pupuk, pakan, peptisida dan biaya tenaga kerja lebih
besar pula.
Jumlah produksi itu sendiri terjadi akibat penggunaan input yang tidak
efisien (benih ikan yang ditebar tidak sesuai dengan kapasitas tambaknya) hal ini,
membeli benih, dan biaya lainnya, serta perbedaan perlakuan setiap pembudidaya
maka pendapatan yang di peroleh akan semakin meningkat. Harga jual yang di
peroleh petani tambak tambak ikan bandeng di Desa Morosi Kecamatan Morosi
berkisar antara Rp 7.000 sampai Rp 11.000 perkilo gram. Adapun harga jual
Tabel 12. Harga Jual Ikan Bandeng Ikan Bandeng Di Desa Morosi Kecamatan
Morosi Kabupaten Konawe, Tahun 2016.
untuk harga jual Rp 9.100 sampai Rp 11.000 sebanyak 6 responden atau (25 %)
dan harga jual Rp11.100 sampai Rp 13.000 Sebanyak 3 responden. Dengan harga
B.3.6. Penerimaan
Besar kecilnya penerimaan dari suatu usahatani dipengaruhi oleh jumlah produksi
yang diperoleh petani tambak. Dengan demikian, jika produksi dan harga tinggi
maka penerimaan yang diperoleh petani tambak akan lebih besar dan sebaliknya
jika produksi dan harga rendah, maka penerimaan yang diperoleh petani tambak
antara jumlah produksi dan harga yang diperoleh petani tambak berkisar Rp
Biaya produksi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu keseluruhan nilai
korbanan yang dikeluarkan petani tambak selama satu tahun dalam proses
produksi tambak ikan bandeng. Biaya produksi yang dikeluarkan petani tambak
Tabel 13. Rata-rata Biaya Produksi Petani tambak Tambak Ikan Bandeng di Desa
Morosi, Tahun 2016.
responden petani tambak tambak ikan bandeng di Desa Morosi rata-rata biaya
produksi sebesar Rp 21.682.000 per satu kali produksi. Adapun biaya yang
dikeluarkan oleh petani tambak responden dalam usaha tambak ikan bandeng
meliputi biaya tetap yaitu pajak tambak, alat pertanian, penyusutan alat dan biaya
variabel yaitu biaya untuk benih, pupuk, pakan, pestisida,dan biaya lain-lain
(pembuatan pintu air), biaya persiapan tambak tambak. Biaya yang dikeluarkan
petani tambak responden dipengaruhi oleh luas tambak yang dikelola, semakin
luas tambak yang dimiliki oleh petani tambak maka biaya yang dikeluarkan
semakin besar. Biaya produksi yang dikeluarkan petani tambak responden untuk
yang diterima petani tambak responden tergantung dari besar kecilnya penerimaan
Tabel 14. Rata-Rata Pendapatan Petani tambak Tambak Ikan Bandeng di Desa
Morosi, Tahun 2016.
No Uraian Jumlah (Rp/ha)
1. Penerimaan 241.000.000
2. Biaya
- Variabel 15.840.000
- Tetap 5.842.000
Biaya Total 21.682.000
3. Pendapatan (1-2) 219.318.000
Sumber : Data Primer Setelah Diolah
bandeng setiap panen dapat dipengaruhi oleh luas tambak, jumlah produksi dan
harga jual. Pendapatan yang diterima petani tambak tentunya telah dikurangi
dengan semua biaya yang digunakan pada saat proses produksi. Biaya-biaya yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya variabel, yaitu biaya yang dikeluarkan
57
untuk pengadaan bibit, pupuk, pakan, pestisida, tenaga kerja sedangkan biaya
tetap yaitu biaya pembuatan pintu air tambak, pengadaan peralatan dalam usaha
pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi
kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun
Berdasarkan hasil uji statistika dengan uji-t, diperoleh nilai t hitung (= 0,092)
kurang dari (<)1.710 t Tabel = pada taraf kepercayaan 95% (∝ = 0,05). Dengan
demikian, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya bahwa tidak ada perbedaan
A. Kesimpulan
menjual lahanya dalam satu kali produksi selama enam bulan adalah sebesar Rp
lahanya dan menjadi karyawan PT.VDNI dalam enam bulan adalah sebesar Rp
12.600.000.
B. Saran
1. Bagi petani yang menjual lahan tambaknya yang beralih mata pencaharian di
liat dari pendapatan menurun di harapkan kepada pihak-pihak yang terkait agar
memberikan bantuan berupa material atau memberikan upah yang sesuai sehingga
per bulan sehingga petani tambak yang beralih mata pencaharian tidak mengalami
penelitian selanjutnya.
59
DAFTAR PUSTAKA
Kajian Supley Damand Mineral.Pusat Data Dan Informasi Energi Dan Sumber
Daya Mineral. 2012. Kementrian Energi Dan sumber Daya Mineral 2012.
Jakarta.
Suto. 2004. Buku Ajar Ilmu Usahatani. Fakultas Pertanian. Universitas Halu Oleo.
Kendari.
Sukirno, 2002. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas. Rajawali. Press:
Jakarta. Triandaru, Sigit dan Totok Budi Santoso.
Tuwo, Muhammad Akib. 2011. Ilmu Usahatani : Teori dan Aplikasinya Menuju
Sukses. Unhalu Press. Kendari.
Utami 2014 Tentang Analisis Investasi Di Bidang Pertambangan di PT.ANTAM
Tbk Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.Surakarta
62
Pada Tahun 2000 Penulis mengawali pendidikannya di SD Negeri 4 Tanomeha dan lulus pada
tahun 2006. Pada tahun yang sama Penulis melanjutkan Study di SMP Negeri 2 Kaledupa dan lulus
pada tahun 2009, kemudian penulis melanjutkan study di SMA Negeri 2 Kaledupa pada Tahun
2009 dan lulus pada Tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis diterima menjadi Mahasiswi
Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian Jurusan Agribisnis Konsentrasi Sosial Ekonomi
- TenagaKerja
Biaya Total Biaya
Penggunaan Tenaga Total
No TKK TKS tenaga tenaga kerja
Kerja (Hkp)
kerja (Rp) (Rp)
1 Persiapan lahan
2 Pemupukan
3 Penebaran bibit/nener
Pemeliharaan
4
(pemb.pakan)
Pengontrolan air dan
5
penyakit
6 Panen
II. BiayaTetap apa saja yang anda gunakan serta berapa nilainya?
Umur
No Biaya tetap Jumlah Harga Penyusutan
ekonomis
1 Pacul
2 Parang
3 Jala/jaring
4 Terpal
5 Ember
6 Keranjang
III. Identitas Responden Petani Tambak Ikan Bandeng di Desa Morosi,Tahun 2016.
Jml Tangg. Pengalaman
Nama Umur Pendidikan
NoResp Keluarga Usahatani
Responden (Tahun) Terakhir
(Jiwa) (Tahun)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
Rata-Rata
65
pekerjaan bapak sekarang maka mana yang lebih baik di lihat dari aspek berikut:( 1 = Pekerjaan
sebelumnya lebih baik, 2 = Sama saja, 3 = Pekerjaan sekarang lebih baik)
a.Tingkat pendapatan (1) (2) (3)
b.Kestabilan pendapatan (1) (2) (3)
c.Kenyamanan dan kepuasan kerja (1) (2) (3)
d.Sesuai dengan keahlian dan minat (1) (2) (3)
e.Ketersedian waktu ruang (1) (2) (3)
II. Berapa biaya pengeluaran yang di gunakan dalam 1 bulan ?
III. Pendapatan yang di peroleh dari alih mata pencaharian sekarang dalam 1 bulan?
1. Kariawan PT.VDNI
Lampiran 3.Identitas Responden Petani Tambak di Desa Morosi Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe.
No Jumlah Tangungan
Nama Respenden Umur Pendidikan
Resp. Keluarga
1 Asep Permana 22 SD 4
2 Ahmad 31 SD 3
3 Adi Saputra 24 SD 3
4 Jasriadin 24 SD 4
5 Mujianto 36 SD 2
6 Rahmayanto 38 SMP 4
7 Basir 40 SD 5
8 Samsul 36 SMP 3
9 Dg Teppo 43 SD 5
10 Suwardi 34 SD 4
11 Ratino 36 SD 4
12 Lukman 46 SMP 3
Nilai Rata-Rata 34 4
Nilai Maksimum 46 5
Nilai Minimum 22 2
68
Lampiran 5. Luas Lahan Jumlah Penggunaan Bibit,Pupuk pada Usaha Tambak Ikan Badeng Petani
Responden Persiklus di Desa Morosi Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe 2016
Jumlah 30 57.500 630 3.020.000 1.450 24.000 2.900.000 700 25.200 1.470.000
Rata-Rata 2,50 4.791 52,50 251.666 120 2.000 241.666 58 2.100 122.500
69
Lampiran 6. Penggunaan Tenaga Kerja (Tenaga kerja keluarga) Untuk Setiap Jenis Kegiatan Petani Responden Usaha Tambak Ikan Bandeng
(6 Bulan) Di Desa Morosi Kecamatan Morosi Kabupeten Konawe,Tahun 2016.
Jenis Kegiatan
No resp Persiapan Pemupukan Pene.benih Pemeliharaan Pengont air Panen Total HKP
lahan Peny
TKS TKK TKS TKK TKS TKK TKS TKK TKS TKK TKS TKK
1 5 6 3 1 20 15 5 55
2 8 8 2 1 23 13 6 61
3 8 10 2 2 24 14 4 64
4 7 7 3 2 22 15 4 60
5 7 8 4 1 23 13 5 61
6 6 6 1 2 24 12 6 57
7 10 8 2 2 25 13 6 66
8 8 8 2 1 20 15 4 58
9 5 6 3 1 23 12 6 56
10 10 8 3 2 23 12 5 63
11 8 10 3 2 20 13 4 60
12 9 10 2 2 20 12 5 60
Jumlah 91 95 30 19 267 159 60 721
Rata-rata 7,58 7,92 2,50 1,58 22,25 13,25 5,00 60,08
70
Lampiran 7.Produksi dan Harga Jual Usaha Tambak Ikan Bandeng di Desa Morosi Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe.
No. Resp. Nama Resp Juml Produksi (Kg) Harga Jual (Rp) Penerimaan
Lampiran 8. Biaya Produksi Petani Tambak Ikan Bandeng Persiklus Di Desa Morosi Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe, Tahun 2016.
Lampiran 9. Pendapatan Petani Tambak Ikan Bandeng Di Desa Morosi Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe , Tahun 2016.
Lampiran 10. Karakter Pendapatan Karyawan PT.VDNI Setelah menjual lahan tambaknya di Desa Morosi Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe.
Lampiran 11. Analisis Perbedaan Pendapatan antara Petambak dengan Karyawan PT. VDNI di Desa Morosi Kecamatan Morosi Kabupaten
Konawe, Tahun 2016.
Dik:
= = 12
= 219.318.000 = 151.200.000
̅1 = 18.276.500 ̅2 = 12.600.000
= 12 + 12 − 2 = 22 ∝ = 0,05
[ ̅ − ̅ ]
−ℎ =
+
∑( 1 − ̅1 )2
=
1 − 1
( 219.318.000 − 151.200.000)
=
12 − 1
4.640.061.924.000.000.
=
(157.572,33011− 8.293,280)
=
19 − 1
22.284.234.769
=
18
75
421.823.811.272.727
=
1 11
= 38.347.619.206.612
∑( 2 − ̅ 2 )2
=
2 − 1
(18.276.500 − 12.600.000)
=
12 − 1
(157.572,330 − 8.293,280)
=
19 − 1
32.234.006.250.000
=
11
22.284.234.769
=
18
= 2.930.364.204.545
2.930.364.204.545
=
2 11
= 266.396.745.868
76
[ ̅ − ̅ ]
−ℎ =
+
18.276.500 – 12.600.000
−ℎ =
√38.347.619.206.612 + 266.396.745.868
5.676.500
−ℎ =
√38.614.015.952.480
5.676.500
−ℎ =
6.214.017,69
−ℎ = 0,091
77
Lampiran 12. Nilai Penyusutan Berbagai Peralatan Utama Petani tambak ikan bandeng Selama Satu kali Produksi berdasarkan Data Responden Di Desa
Morosi Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe 2016 ( Jala dan Terpal).
Jenis Alat
Jala (1) Terpal size 4x6 (2)
No Resp. umur Biaya Harga Umur Biaya
Harga akhir Harga awal Harga akhir
Ekonomis H.aw-H.ak Penyusutan awal ekonomis H.aw-H.ak Penyusutan
(Rp)
(Rp) (tahun) (Rp) (Rp) (Rp) (thn) (Rp)
1 250,000.00 430,000.00 3 180,000.00 60000 240,000.00 360,000.00 2 120,000.00 60.000
2 250,000.00 430,000.00 3 180,000.00 60000 240,000.00 360,000.00 2 120,000.00 60.000
3 250,000.00 450,000.00 2 200,000.00 100000 240,000.00 360,000.00 2 120,000.00 60.000
4 250,000.00 430,000.00 2 180,000.00 90000 240,000.00 360,000.00 2 120,000.00 60.000
5 250,000.00 430,000.00 3 180,000.00 60000 240,000.00 360,000.00 2 120,000.00 60.000
6 250,000.00 430,000.00 3 180,000.00 60000 240,000.00 360,000.00 2 120,000.00 60.000
7 250,000.00 450,000.00 2 200,000.00 100000 240,000.00 360,000.00 2 120,000.00 60.000
8 250,000.00 430,000.00 3 180,000.00 60000 240,000.00 360,000.00 2 120,000.00 60.000
9 250,000.00 430,000.00 3 180,000.00 60000 240,000.00 360,000.00 2 120,000.00 60.000
10 250,000.00 430,000.00 3 180,000.00 60000 240,000.00 360,000.00 2 120,000.00 60.000
11 250,000.00 450,000.00 2 200,000.00 100000 240,000.00 360,000.00 2 120,000.00 60.000
12 250,000.00 430,000.00 2 180,000.00 90000 240,000.00 360,000.00 2 120,000.00 60.000
78
Jenis Alat
Parang Ember
No Resp. Harga umur Biaya Harga Harga Umur Biaya
akhir Harga H.aw- Penyusutan akhir awal H.aw- Penyusutan
Ekonomis ekonomis
awal (Rp) H.ak H.ak
(Rp) (tahun) (Rp) (Rp) (Rp) (thn) (Rp)
1 30.000 50.000 4 20.000 5.000 15.000 30.000 2 15.000 7.500
2 30.000 50.000 4 20.000 5.000 15.000 30.000 2 15.000 7.500
3 30.000 70.000 4 40.000 10.000 15.000 30.000 2 15.000 7.500
4 30.000 50.000 4 20.000 5.000 15.000 30.000 2 15.000 7.500
5 30.000 50.000 4 20.000 5.000 15.000 30.000 2 15.000 7.500
6 30.000 70.000 4 40.000 10.000 15.000 30.000 2 15.000 7.500
7 30.000 50.000 4 20.000 5.000 15.000 30.000 2 15.000 7.500
8 30.000 50.000 4 20.000 5.000 15.000 30.000 2 15.000 7.500
9 30.000 70.000 4 40.000 5.000 15.000 30.000 2 15.000 7.500
10 30.000 50.000 4 20.000 10.000 15.000 30.000 2 15.000 7.500
11 30.000 50.000 4 20.000 5.000 15.000 30.000 2 15.000 7.500
12 30.000 50.000 4 20.000 5.000 15.000 30.000 2 15.000 7.500
Jumlah 360.000 660.000 48 300.000 75.000 180.000 360.000 24 180.000 90.000
Rata-rata 30.000 55.000 4 25.000 6.250 15.000 30.000 2 15.000 7.500
79
Gambar 1 Gambar 2
82
Gambar 3
Gambar 5.Wawancara dengan Petani Gambar 6.Wawancara dengan istri petani tambak
Tambak.