Tentir KPP Pa
Tentir KPP Pa
Praktikum
Patologi
Anatomi
Jejas Reversibel
Jejas Ireversibel
Degenerasihidropik/bengkak
keruh (sel yg mengalami Nekrosis Koagulatif (struktur sel-
perbesaran ukuran) sel masih ada/masih terjaga)
Perlemakan (Gengguan proses Nekrosis Kaseosa(kematian
metabolisme, sehingga yg jaringan/ sel yg bertumpuk
seharusnya dimetabolsme menyerupai dan menggumpal
malah mengendap di dalam sel) menyerupai keju)
Jejas Reversibel
Perlemakan
SG 2: Perlemakan Hati
SEHAT
P : Tubulus Proksimal
NICE TO
Ada selaput proksimal yang menghadap ke lumen
D : Tubulus Distal
Pada tubulus distal tidak ada
Terdapat
Perlemakan(makrovesikular dan
mikrovesikular)
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
Jejas Ireversibel
Nekrosis Koagulatif
SG 3 : Infark/nekrosis koagulatif testis
Nekrosis Kaseosa
PR 5 : Tuberkulosis Paru/Nekrosis Perkejuan
yang dilingkar merupakan struktur sisa dari sel yang sudah tidak tampak lagi spermanya, ga
ada intiselnya lagi, sudah kosong.
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
nan
Nekrosis/perkejuan
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
Radang
Akut
SG 4 Appendistis akut
Kronik
KW1 Servritis Kronik
RK 3 Limfadentis kronik (Sinus Kataral)
Granuloma
RK4 Limfadentitis Tuberkulosa
SG 4 APENDISITIS AKUT
LIHAT HISTOLOGI NOMAL APENDIKS
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
Sel-sel peradang
Ketika peradangan awal-awal yang datang adalah neutrofil, setelah kronis -limfosit
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
Pada saat radang Bulatan didominasi oleh limfosit. Ada monosit makrofag yg
sebagai guru dan setelah kenal akan aktif membelah diri sehingga
membengkak
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
Bulatan-bulatan berwarna
ungu yang mendominasi
adalah limfosit
Banyaknya limfosit terjadi
karena adanya infeksi
Pemulihan Jaringan
Granulasi
Jaringan Granulasi SG1
Keloid
RP 3 Keloid
KELOID (PR3)
KELOID
JARINGAN
IKAT
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
NICE TO KNOW
KW 1 Servisitis Kronik
Servisitis adalah suatu proses peradangan yang melibatkan epitel serviks, ketika terjadi radang
dari selaput lendir saluran servikal. Singkatnya, servisitis adalah peradangan dari serviks
uterus.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya servisitis. Servisitis disebabkan oleh kuman-
kuman seperti trikomas vaginalis, kandrada dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan
anaerob endogen vagina seperti streptococcus, entamoeba coli, dan stapilococus”. Kuman-
kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi komik dalam
jaringan serviks yang mengalami trauma.
Squamo-colulmnar junction
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
– Serign ditemukan pd sel tubulus ginjal, sel hati, dan sel otot jantung.
–
2. SG2 Perlemakan Hati
REVERSIBLE
Dia tidak bisa memetabolisme lemak sehingga tertimbun dalam sitoplasma
Penyakit perlemakan hati apa pun penyebabnya memiliki pola fibrosis yang berbeda.
Seperti halnya perubahan-perubahan yang terjadi pada perlemakan hati,fibrosis
pertama kali terlihat pada area sentrilobulus sebagai sklerosis vena sentral.
Perlemakan hati terjadi pada 90% sampai 100% peminum berat, dan 10%-35% akan
berkembang menjadi hepatitis alkoholik. Hanya 8%-20% yang berkembang menjadi
sirosis hepatis. Perlemakan hati, hepatitis alkoholik dan fibrosis adalah entitas yang
berdiri sendirisendiri, sehingga tidak menyatakan suatu proses perubahan yang
berkelanjutan. Konsumsi dalam jangka pendek paling banyak 80 g etanol per hari (5-
6 beers atau 8-9 ons dari 80 minuman keras) pada umumnya dapat menyebabkan
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
perubahan hati ringan dan reversibel bisa berupa perlemakan hati ringan. Konsumsi
etanol menahun 40-80 g per hari dianggap sebagai ambang batas dari faktor risiko
untuk terjadinya kerusakan hati berat. Adanya perbedaan perjalanan penyakit
seperti yang dikernukakan sebelumnya, beberapa alasan menyebutkan bahwa
terkait dengan penurunan metabolisme etanol di lambung dan adanya perbedaan
komposisi tubuh. Perempuan lebih rentan terhadap kerusakan hati dibandingkan
dengan pria.
PPHBA/ non alcoholic fatty liver chsease (NAFLD) adalah keadaan terjadinya
perlemakan hati pada seseorang yang bukan peminum alkohol. Jaringan hati juga
bisa memperlihatkan kelainan-kelainan seperti pada 3 kelainan utama yang terdapat
pada penyakit hati alkoholik antara lain:perlemakan (steatosis), hepatitis yang
penyebabnya perlemakan (steatohepatitis) dan SiTOSiS.
Dari gambar diatas tampak banyak ruangan kosong yang merupakan bentuk dari lemak yang berlebihan
dari suatu sel hati
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
Pada gambar diatas lebih jelas bentuk perlemakan hati dengan banyak ruangan kosong putih yang
merupakan bentuk dari lemak yang berlebihan
yang dilingkar merupakan struktur sisa dari sel yang sudah tidak tampak lagi spermanya
I
Infark adalah kematian sel atau nekrosis yang terjadi akibat kurangnya suplai darah
pada organ tertentu. Dalam kasus pada gambar ini, infark terjadi pada testis.
Infark yang terjadi pada testis bisa disebabkan oleh testicular torsion, yang terjadi
akibat terbelitnya spermatic cords vas deferens pada testis, yang menyebabkan
terhalangnya aliran darah vena pada testis, sedangkan aliran dari pembuluh darah
arteri tetap tidak terhalang. Hal ini menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh
darah pada testis dan infark pada pembuluh darah vena.
Salah satu karakteristik dari infark ini adalah nekrosis koagulatif. Nekrosis
koagualatif adalah salah satu jenis nekrosis dimana bentuk jaringan dasar masih
bisa bertahan selama beberapa hari.
Pada gambar, bagian yang telah kehilangan inti sel berarti bagian yang telah terjadi
nekrosis koagulatif.
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
5. SG 4 APENDISITIS AKUT
Daerah Terjadinya
Apendisitis akut
Radang usus buntu akut atau apendisitis adalah peradangan pada usus buntu atau
biasa disebut appendix atau umbai cacing.
Penyebab apendisitis akut:
Infeksi enterogen merupakan faktor patogenesis primer pada apendisitis akut.
Terdapat fekolith dalam lumen apendiks yang telah terinfeksi memperburuk dan
memperberat infeksi, karena terjadi peningkatan stagnasi feses dalam lumen apendiks,
pada kultur didapatkan terbanyak ditemukan adalah kombinasi antara Bacteriodes
fragililis dan E.coli, lalu Splanchicus, lacto-bacilus, Pseudomonas, Bacteriodes
splanicus.
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
6. SG 12 Jaringan Granulasi
Pada fase proliferasi, 3 sampai 5 hari muncul jenis jaringan khusus yang mencirikan terjadinya
penyembuhan, yang disebut jaringan granulasi. Istilah jaringan granulasi berasal dari
gambaran makroskopisnya yang berwarna merah muda, lembut, dan bergranula, sedangkan
gambaran histologisnya ditandai dengan proliferasi fibroblast dan kapiler baru yang halus dan
berdinding tipis di dalam matriks ekstraselular yang longgar. Jaringan granulasi kemudian akan
mengumpulkan matriks jaringan ikat secara progresif, yang akhirnya menghasilkan fibrosis
padat, yang dapat melakukan remodeling lebih lanjut sesuai perjalanan waktu.
Adapun faktor pertumbuhan yang berperan pada proses pemulihan jaringan yaitu Epidermal
Growth Factor (EGF) berfungsi mitogenik keratinosit dan fibroblast, merangsang migrasi
keratinosit dan pembentukan jaringan granulasi; Fibroblast Growth Factor (FGF) berfungsi
kemostasis untuk fibroblast, merangsang angiogenesis, kontraksi luka dan deposisi matriks.
Faktor pertumbuhan lainnya adalah Platelet Derived Growth Factor (PDGF); Transforming
Growth Factor-β (TGF-β); Nerve Growth Factor (NGF).
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
Bulatan-bulatan berwarna
ungu yang mendominasi
adalah limfosit
Banyaknya limfosit terjadi
karena adanya infeksi
Pengertian
Limfadenitis adalah peradangan pada kelenjar getah bening. Kronik artinya
menunjukkan waktu yang sudah lama (bukan infeksi baru). Sedangkan non spesifik
artinya tidak spesifik merupakan infeksi tertentu, biasanya hanya disebabkan infeksi
ringan yang bisa disebabkan oleh virus, kuman atau toksin lain. Limfadenitis Kronik
non spesifik bergantung kepada penyebabnya dapat berbentuk satu di antara tiga
bentuk yaitu hiperplasia folikel, hiperplasia parakorteks atau histiositosis sinus.
Histiositosis Sinus adalah bentuk reaktif yang ditandai oleh melebarnya sinus limfatik
yang jelas karena terjadi hipertrofi sel-sel endotel yang melapisinya disertai infiltrasi
sel makrofag (histiosit) dan sering ditemukan pada kelenjar getah bening yang
menjadi saluran limbah (drainase) dari daerah kanker dan dapat mencerminkan reaksi
imun terhadap tumor atau produknya.
Penyebab (umum)
1. Bakteri Streptococcus dan bakteri Staphylococcal
2. Virus, protozoa, rickettsiae, jamur, dan basil TB juga dapat menginfeksi kelenjar
getah bening.
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
8. LIMFADENITIS TUBERKULOSA
Limfadenitis Tuberkulosa merupakan radang granulamatosa pada limfe yang disebabkan oleh
mikrobakterium tuberkulosa.
Pada limfadenitis tuberkulosa terlihat kelenjar getah bening yang mengandung tuberkel yaitu
suatu granuloma (kumpulan makrofag yang berubah seperti sel epitel yang disebut sel
epiteloid serta dikelilingi terutama oleh sel limfosit dan kadang-kadang sel plasma) yang khas,
dimana dibagian pusatnya dijumpai adanya nekrosis kaseosa. Tampak pula pada tuberkel
tersebut adanya datia Langhens. Sel datia Langhens merupakan gabungan beberapa sel
epiteloid yang menjadi satu . Merupakan sel yang besar berbentuk bulat atau lonjong dengan
sisi banyak dan tersusun di perifer. Letak inti bermacam-macam, ada yang membentuk
susunan seperti cincin, huruf U (tapal kuda), lingkaran, terkumpul pada 1 atau 2 kutub.
Pembentukan sel datia ini karena fusi sel makrofag, dalam hal ini sel epiteloid. Selain itu pada
sediaan terdapat pula perkejuan atau nekrosis kaseosa. Perkejuan adalah suatu jenis nekrosis
dimana semua struktur jaringan tidak terlihat lagi, sehingga menghasilkan bahan amorf,
granular kering seperti keju. Perkejuan tampak sebagai daerah yang amorf, granular, berwarna
merah dan kotor karena adanya sisa-sisa nukleus yang hancur.
MODUL SEL DAN GENETIKA
MATA KULIAH ( PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI)
SEKSI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN 2018
Made by: Department of Pathology
IREVERSIBEL
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis.Sebagian bersar
kuman tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ
tubuh lainnya (Depkes, 2008).
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ
tubuh mulai dari paru dan organ di luar paruseperti kulit, tulang,
persendian, selaput otak, usus serta ginjal yang sering disebut dengan
ekstrapulmonal TBC (Chandra,2012).
granuloma
10. RP 3 Keloid
Keloid adalah manifestasi dari penyembuhan luka dengan sintesis dan degradasi kolagen
yang tidak seimbang. Jaringan parut abnormal ini terbentuk terutama akibat dari sintesis dan
degradasi kolagen yang tidak seimbang. Komponen pemicu pembentukan keloid lainnya
adalah fibronektin (Kischer, 1982) dan glikosaminoglikan yang berlebihan (Savage and
Swann,1985). Keloid yang muncul sebagai manifestasi dari penyembuhan luka dapat
mengganggu penampilan secara estetika dan menimbulkan gangguan psikologis pada
penderitanya. Gangguan psikologis dan estetika akibat keloid lebih berat dibandingkan akibat
jaringan parut yang lain, yaitu parut hipertrofik. Keloid mempunyai kecenderungan untuk terus
membesar melewati batas tepi luka (Hillmer, 2002), sedangkan parut hipertrofik tidak.