Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA : ISOLASI SOSIAL APLIKASI NANDA, NOC, NIC

2.1 Konsep Isolasi Sosial


Isolasi Sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang
lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Twondsend,1998)
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan dengan orang lain (Pawlin,1993 dikutip budi keliat,2001)
Terjadinya dipengaruhi factor predisposisi dan antara lain perkembangan dan sosial budaya.
Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak percaya pada diri, tidak percaya pada orang lain,
ragu, takut salah,pesimis,putus asa terhadap orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan,
dan merasa tertekan.
Keadaan ini dapat menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih
menyukai berdiam diri, menghindar dari orang lain, dan kegiatan sehari-hari terabaikan.

2.2 Konsep Dasar Skizofrenia Simpleks


Skizofrenia simpleks merupakan salah satu jenis dari Skizofrenia. Gangguan jiwa jenis
ini timbul pertama kali pada masa pubertas dengan gejala utama kedangkalan emosi dan
kemunduran kemauan (Maramis, 1998).
Diagnosis Skizofrenia simpleks sulit secara meyakinkan karena tergantung kepada
pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan-lahan dan progresif dari gejala negatif yang
khas dari skizofrenia, tanpa didahului oleh riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari
episode psikotik. Disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna,
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan
hidup dan penarikan diri secara sosial. ( PPDGJ – 3,2001 )
Skizofrenia simpleks kurang jelas psikotiknya dibandingkan dengan sub tipe skizofrenia
jenis lainnya.

Etiologi
Penyebab Skizofrenia simpleks secara umum sama sebagaimana skizofrenia, yakni
meliputi beberapa faktor :
1. Keturunan
2. Sistem endokrin
3. Sistem metabolisme
4. Susunan syaraf pusat
5. Teori Adolf Meyer
6. Teori Sigmund Freud
7. Eugen Bleuler.
8. Skizofrenia sebagai suatu sindroma
9. Skizofrenia suatu gangguan psikosomatik.

Gejala - gejala
Gejala –gejala Skizofrenia simpleks yang khas adalah adanya kedangkalan emosi dan
kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang
sekali terdapat, timbulnya perlahan-lahan sekali.

Prognosa
Prognosa secara umum mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kepribadian pre psikotik
2. Timbulnya serangan Skizofrenia, akut lebih baik.
3. Jenis : Skizofrenia jenis hebefrenik dan simpleks sama jelek, penderita menuju ke arah
kemunduran mental.
4. umur : makin muda permulaan, makin jelek.
5. Pengobatan : makin cepat makin baik.
6. Faktor pencetus : adanya faktor pencetus lebih baik.
7. Keturunan : dalam keluarga ada penderita lebih jelek.

Pengobatan
Prinsip pengobatan Skizofrenia simpleks mengacu pada pengebotan penyakit
Skizofrenia, yang meliputi :
1. Psikofarmaka
2. Terapi elektro konvulsi
3. Terapi koma insulin
4. Psikoterapi dan rehabilitasi
5. Lobotomi prefrontal
A. Faktor Predisposisi
1. Faktor Tumbuh Kembang
Pada setiap tahap tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang harus di penuhi
agar tidak terjadi perkembangan yang harus di penuhi agar tidak terjadi gangguan dalam
hubungan social.
Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase
perkembangan social nantinya akan dapat menimbulkan masalah.
Tahap Tugas
Perkembangan
Masa Bayi Menetapkan rasa percaya
Masa Bermain Mengembangkan otonomi dan awal perilaku
mandiri
Masa Prasekolah Belajar menunjukkan inisiatif, rasa tanggung
jawab, dan hati nurani
Masa Sekolah Belajar berkompetisi, bekerja sama, dan
berkompromi
Masalah Praremaja Menjalin hubungan intim dengan teman
sesama jenis kelamin
Masa Remaja Menjadi intim dengan teman lawan jenis atau
bergantung pada orang tua
Masa Dewasa Muda Menjadi saling bergantung antara orang tua
dan teman, mencari pasangan, menikah, dan
mempunyai anak
Masa Tengah Baya Belajar menerima hasil kehidupan yang sudah
dilalui
Masa Dewasa Tua Berduka karena kehilangan dan
mengembangkan perasaan keterikatan
dengan budaya

2. Faktor Komunikasi dalam keluarga


Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan factor pendukung terjadinya gangguan
dalam hubungan social. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga
menimbulkan ketidak jelasan (double bind) yaitu suatu keadaan di mana seorang anggota
keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi
yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan di luar
keluarga.

3. Faktor Sosial Budaya


Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu factor
pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini di sebabkan oleh norma-norma
yang salah di anut oleh keluarga di mana anggota yang tidak produktif seperti usia lanjut,
berpenyakit kronis, dan penyandang cacat di asingkan dari lingkungan sosialnya.

4. Faktor Biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu factor pendukung terjadinya gangguan dalam
hubungan social. Organ tubuh yang dapat memengaruhi terjadinya gangguan hubungan social
adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia yang mengalami struktur perubahan ukuran dan
bentuk sel-sel dalam limbik dan daerah kortikal.

B. Faktor Presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan social yang dapat menimbulkan oleh factor internal dan
eksternal seseorang factor stresorpresipitasi dapat di kelompokan sebagai berikut.
1. Faktor Eksternal
Contohnya adalah stressor social budaya, yaitu stress yang di timbulkan oleh factor social
budaya seperti keluarga.
2. Faktor Internal
Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress terjadi akibat ansistensi yang
berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk
mengatasi. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau
tidak terpenuhi kebutuhan individu.

Berikut ini akan di jelaskan tentang respon yang terjadi pada isolasi social
1 Respons Adaptif
Respon adaptif adalah respon yang masih dapat di terima oleh norma-norma social budaya
secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu masih dalam batas normal ketika
menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah sikap yang termasuk respon adaptif.
a. Solitude adalah respon yang dibutuhkan seseorang untuk menentukan apa yang telah
dilakukan, dilindungi sosialnya dan merupakan suatu cara untuk menentukan langkah
selanjutnya.
b. Otonomi adalah kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide pikiran
dan perasaan dalam berhubungan social
c. Kebersamaan adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu tersebut
mampu untuk saling memberi dan menerima
d. Saling Ketergantungan adalah ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam
membina hubungan interpersonal
2. Respon Maladaptif
Respon maladaptive adalah respon yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan di
suatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respon maladaptife.
a. Manipulasi
1. orang lain diperlakukan seprti objek
2. hubungan terpusat pada masalah pengendalian
3. individu berorientasi pada diri sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi pada orang lain
b. Narkisisme
1. harga diri yang rapuh
2. secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian
3. sikap egosentris
4. pencemburu
5. marah jika orang lain tidak mendukung
c. Impulsif
1. tidakmampu merencanakan sesuatu
2. tidak mampu belajar dari pengalaman
3. penilaian yang buruk
4. tidak dapat diandalkan

D. Mekanisme Koping
Menurut Stuart (2007, hlm. 281) individu yang mengalami respon sosial maladaptif
menggunakan berbagai mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas.Mekanisme tersebut
berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik yaitu sebagai berikut:
1. Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian antisocial
a. Proyeksi merupakan keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan emosikepada orang
lain karena kesalahan sendiri. (Rasmun, 2004, hlm. 35)
b. Spliting atau memisah merupakan kegagalan individu dalam menginterpretasikan dirinya
dalam menilai baik buruk. (Rasmun, 2004, hlm. 36)
2. Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian ambang
a. Splitting
b. Formasi reaksi
c. Proyeksi
d. Isolasi merupakan perilaku yang menunjukan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain.
(Rasmun, 2004, hlm. 32)
e. Idealisasi orang lain
f. Merendahkan orang lain
g. Identifikasi proyeksi
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Isolasi sosial : Menarik Diri

A. Pengkajian
1. Identitas
Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa pubertas.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawa ke rumah sakit biasanya akibat adanya
kumunduran kemauan dan kedangkalan emosi.
3. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi sangat erat terkait dengan faktor etiologi yakni keturunan, endokrin,
metabolisme, susunan syaraf pusat, kelemahan ego.
4. Psikososial
a. Genogram
Orang tua penderita skizofrenia, salah satu kemungkinan anaknya 7-16 % skizofrenia, bila
keduanya menderita 40-68 %, saudara tiri kemungkinan 0,9-1,8 %, saudara kembar 2-15 %,
saudara kandung 7-15 %.
b. Konsep Diri
Kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi yang mengenai pasien akan mempengaruhi
konsep diri pasien.
c. Hubungan Sosial
Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun, berdiam diri.
d. Spiritual
Aktifitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran kemauan.
5. Status Mental
a. Penampilan Diri
Pasien tampak lesu, tak bergairah, rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resliting tak
terkunci, baju tak diganti, baju terbalik sebagai manifestasi kemunduran kemauan pasien.
b. Pembicaraan
Nada suara rendah, lambat, kurang bicara, apatis.
c. Aktifitas Motorik
Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif, kecenderungan mempertahankan pada satu posisi
yang dibuatnya sendiri (katalepsia).
d. Emosi
Emosi dangkal
e. Afek
Dangkal, tak ada ekspresi roman muka.
f. Interaksi Selama Wawancara
Cenderung tidak kooperatif, kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara, diam.
g. Persepsi
Tidak terdapat halusinasi atau waham.
h. Proses Berfikir
Gangguan proses berfikir jarang ditemukan.
i. Kesadaran
Kesadaran berubah, kemampuan mengadakan hubungan dengan dan pembatasan dengan dunia
luar dan dirinya sendiri sudah terganggu pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan (secara
kualitatif).
j. Memori
Tidak ditemukan gangguan spesifik, orientasi tempat, waktu, orang baik.
k. Kemampuan penilaian
Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan, selalu
memberikan alasan meskipun alasan tidak jelas atau tidak tepat.
l. Tilik diri
Tak ada yang khas.
6. Kebutuhan Sehari-hari
Pada permulaan penderita kurang memperhatikan diri dan keluarganya, makin mundur dalam
pekerjaan akibat kemunduran kemauan. Minat untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sangat
menurun dalam hal makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian, intirahat tidur.
I. Rencana Asuhan Keperawatan
NO Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Isolasi social (00053) NOC NIC
Domain 12: Kenyamanan v Social interaction skills Socialization
Kelas 2 :Kenyamanan sosial v Stress level 1. Fasilitasi dukungan kepada pasien
Definisi v Social support oleh keluarga, teman dan komunitas
Kesepian yang dialami oleh individuv Post Trauma Syndrome 2.Dukung hubungan dengan orang lain
dan dirasakan saat didorong oleh Kriteria hasil: yang mempunyai minat dan tujuan yang
keberadaan orang lain dan sebagai v Iklim social keluarga : lingkungan yang sama
pernyataan negative atau mengancam mendukung yang mencirikan hubungan dan 3.Dorong melakukan aktivitas social dan
Batasan karakteritis: tujuan anggota keluarga komunitas
Objektif v Partisipasi waktu luang : mengguanakan 4. Berikan uji pembatasan interpersonal
Tidak ada dukungan orang yang aktivitas yang menarik, menyenangkan, dan 5. Berikan umpan balik tentang
dianggap penting menenangkan untuk meningkat peningkatan dalam perawatan dan
Perilaku yang tidak sesuai dengan kesejahteraan penampilan diri atau aktivitas lain.
perkembangan v Keseimbangan ala perasaan : mampu 6. Hadapkan pasien pada hambatan
Afek tumpul menyesuaikan terhadap emosi sebagai penilaian, jika memungkinkan
Bukti kecacatan (misal, fisik, respon terhadap keadaan tertentu 7. Dukung pasien untuk mengubah
mental) v Keparahan kesepian : mengendalikan lingkungan seperti pergi jalan-jalan dan
Ada didalam subkultur keparahan respon emosi, social atau bioskop
Sakit, tindakan tidak berarti eksistensi terhadap isolasi 8. Fasilitasi pasien yang mempunyai
Tidak ada kontak mata v Penyesuaian yang tepat terhadap tekanan penurunan sensori seperti penggunaan
Dipenuhi dengan pikiran sendiri emosi sebagai respon terhadap keadaan kacamata dan alat pendengaran
Menunjukkan permusuhan tertentu. 9. Fasilitasi pasien untuk berpartisipasi
Tindakan berulang v Tingkat persepsi positif tentang status dalam diskusi dengan grup kecil
Afek sedih kesehatan dan status hidup individu 10. Membantu pasien mengembangkan
Ingin sendirian v Partisipasi dalam bermain, pengguanaan atau meningkatkan keterampilan social
Menunjukkan perilaku yang tidak aktivitas oleh anak usia 1-11 tahun untuk interpersonal.
dapat diterima oleh kelompok cultural meningkatkan kesenangan, hiburan dan 11. Kurangi stigma isolasi dengan
yang dominan perkembangan. menghormati martabat pasien
Tidak komunikatif v Meningkatkan hubungan yang efektif dalam 12. Gali kekuatan dan kelemahan pasien
Menarik diri perilaku pribadi dalam berinteraksi social.
Subjektif v Interaksi social dengan orang, kelompok atau
Minat yang tidak sesuai dengan organisasi
perkembangan v Ketersediaan dan peningkatan pemberian
Mengalami perasaan berbeda dari actual bantuan yang andal dari orang lain
orang lain v Mengungkapkan penurunan perasaan atau
Ketidakmampuan memenuhi orang pengalaman diasingkan.
lain
Tidak percaya diri saat berhadapan
dengan public
Mengungkapkan perasaan
kesendirian yang didorong oleh orang
lain
Mengungkapkan perasaan
penolakan
Mengungkapkan nilai yang tidak
dapat diterima oleh kelompok cultural
yang dominan.
Factor yang berhubungan :
Perubahan status mental
Gangguan penampilan fisik
Gangguan kondisi kesehatan
Factor yang berperan terhadap
tidak adanya hubungan personal yang
memuaskan (misal, terlambat dalam
menyelesaikan tugas perkembangan
Minat/ketertarikan yang imatur
Ketidakmampuan menjalani
hubungan yang memuaskan
Sumber personal yang tidak
adekuat
Perilaku social yang tidak diterima
Nilai social yang tidak diterima

2. Harga Diri Rendah Situasional NOC : NIC :


(00120) Body image, disiturbed Self esteem Enhancement
Domain 6 : Persepsi Diri Coping 1. Tunjukan rasa percaya diri terhadap
Kelas 2 : Harga Diri Personal identity kemampuan pasien untuk mengatasi
Definisi : Perkembangan persepsi Healt behavior, risk situasi
negative tentang harga diri sebagai Self esteem situasional, low 2. Dorong pasien mengidentifikasi
respons terhadap situasi saat ini Kriteria Hasil : kekuatan dirinya
(sebutkan) Adaptasi terhadap ketunandayaan3. Ajarkan keterampilan perilaku yang
Batasan Karakteristik : fisik : respon adaptif klien terhadap positif melalui bermain peran, model
· Evaluasi diri bahwa individu tidak tantangan fungsional penting akibat peran, diskusi
mampu menghadapi peristiwa ketunandayaan fisik 4. Dukung peningkatan tanggung jawab
· Evaluasi diri bahwa individu tidak Resolusi berduka : penyesuaian dengan diri, jika diperlukan
mampu menghadapi situasi kehilangan actual atau kehilangan yang akan5. Buat statement positif terhadap pasien
· Perilaku bimbang terjadi 6. Monitor frekuensi komunikasi verbal
· Perilaku tidak asertif Penyesuaian psikososial : perubahan hidup : pasien yang negative
· Secara verbal melaporkan tantangan respon psikososial adaptif individu terhadap7. Dukung pasien untuk menerima
situasional saat ini terhadap harga diri perubahan bermakna dalam hidup tantangan bar
· Ekspresi ketidakberdayaan Menunjukkan penilaian pribadi tentang harga8. Kaji alas an-alasan untuk mengkritik
· Ekspresi ketidakbergunaan diri atau menyalahkan diri sendiri
· Verbalisasi meniadakan diri Mengungkapkan penerimaan diri 9. Kolaborasi dengan sumber-sumber
Faktor yang Berhubungan : Komunikasi terbuka lain
· Perilaku tidak selaras dengan nilai Mengatakan optimism tentang masa depan Conseling
· Perubahan perkembangan Menggunakan strategi koping efektif 1. Menggunakan proses pertolongan
· Gangguan citra tubuh interaktif yang erfokus pada kebutuhan,
· Kegagalan gangguan fungsional masalah atau perasaan pasien dan orang
· Kurang penghargaan terdekat untuk meningkatkan atau
· Kehilangan mendukung koping, pemecahan
· Penolakan masalah.
· Perubahan peran sosial

Anda mungkin juga menyukai