Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Keperawatan merupakan salah satu profesi di bidang kesehatan yang

bergerak memberikan pelayanan kesehatan dengan terjun langsung kepada suatu

individu, kelompok, maupun masyarakat melalui asuhan keperawatan. Peran dan

fungsi perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap

seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi

oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi

keperawatan yang bersifat konstan (Nursalam, 2013).

Profesi perawat di Indonesia memiliki proporsi relatif besar 40% dari seluruh

jumlah tenaga kesehatan yang ada di Indonesia. Sehingga baik maupun buruk

kinerja perawat menjadi salah satu indikator utama mutu asuhan keperawatan di

rumah sakit atau di instansi kesehatan yang lain (Hidayat, 2012). Dalam

melaksanakan tugas pelayanan keperawatan kepada klien, cakupan tanggung

jawab perawat adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan, mencegah

terjadinya penyakit, mengurangi dan menghilangkan penderitaan serta

memulihkan kesehatan yang kesemuanya ini dilaksanakan atas dasar pelayanan

yang sudah sesuai. Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun

1989 terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien,

pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti (Akino, 2015).

Perawat profesional rentan melakukan malpraktik atau kelalaian dalam

bentuk pelayanan medis. Berdasarkan laporan dari Institute of Medicine (IOM)

diperkirakan bahwa sekitar 44.000 – 98.000 pasien meninggal setiap tahunnya

karena kesalahan medis, serta mengalami kerugian finansial sebesar US $17 – 29

milyar (Dietz et al, 2010). Menurut Reising (2012), malpaktik yang dilakukan

1
2

perawat profesional di Amerika Serikat antara lain gagal dalam berkomunikasi,

mengikuti standar praktik, menggunakan peralatan, pendokumentasian data,

melakukan pengkajian dan monitoring. Data dari Persatuan Perawat Nasional

Indonesia, pada tahun 2010-2015 diperkirakan terdapat sekitar 485 kasus

malpraktik profesi keperawatan di Indonesia yang terdiri dari 357 kasus malpraktik

administratif, 82 kasus malpraktik sipil, dan 46 kasus malpraktik criminal dengan

unsur kelalaian.

Dalam melaksanakan tugasnya perawat akan sering mengalami konflik, baik

dengan pasien beserta keluarganya maupun dengan tim kesehatan lain.

Disarnping itu perawat harus mempertahankan dan meningkatkan kompetensinya

dalarn praktek sesuai dengan pertimbangan IPTEK keperawatan dan kesehatan,

terutama yang berkaitan dengan perpanjangan dengan perpanjangan hidup yang

sering menimbulkan dilema etik. Etik keperawatan berkaitan dengan hak,

tanggungjawab dan kewajiban dari tenaga keperawatan profesional dan institusi

pelayanan dimana pasien dirawat.

Kode etik keperawatan meliputi tanggung jawab perawat terhadap

individu,keluarga dan masyarakat, tanggung jawab perawat terhadap tugas,

tanggung jawab perawat terhadap teman sejawat dan profesi kesehatan yang lain,

tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan, dan tanggung jawab

perawat terhadap pemerintah. Selain itu perawat juga memiliki tanggung gugat

terhadap asuhan keperawatan yang diberikannya. Tanggung gugat adalah dapat

memberikan alasan atas tindakannya terhadap diri sendiri, klien, profesi, atasan,

dan masyarakat. Untuk dapat melakukan tanggung gugat seorang perawat harus

bertindak menurut kode etik profesional.

Menurut Gatiningsih (2009), bahwa kondisi keperawatan dengan beban

kerja yang meningkat memungkinkan timbulnya stress kerja, yang berdampak

pada aspek fisik dan psikologis perawat yang dapat menimbulkan penurunan
3

kinerja perawat tersebut. Beban kerja dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu

secara subyektif dan secara obyektif. Beban kerja secara obyektif adalah

keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Beban kerja

subyektif adalah ukuran yang dipakai seseorang terhadap pertanyaan tentang

beban kerja yang diajukan, tentang, ukuran serta tekanan dalam pekerjaan.

Berdasarkan masalah beban kerja di atas maka peneliti hendak meneliti

tentang hubungan beban kerja dengan penerapan etika keperawatan di ruangan

UGD dan Interna Penyakit Dalam RSUD DR. Samratulangi Tondano

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah di atas maka penelit menyusun rumusan

masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah hubungan beban kerja perawat dengan

penerapan etika keperawatan di ruangan UGD dan Interna Penyakit Dalam RSUD

DR. Samratulangi Tondano?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Umum

Mengidentifikasi hubungan beban kerja perawat dengan penerapan etika

keperawatan di ruangan UGD dan Interna Penyakit Dalam RSUD DR.

Samratulangi Tondano.

1.3.2 Khusus

1. Mengidentifikasi beban kerja perawat di ruangan UGD dan Interna

Penyakit dalam RSUD DR. Samratulangi Tondano.

2. Mengidentifikasi penerapan etika keperawatan di ruangan UGD dan

Interna Penyakit dalam RSUD DR. Samratulangi Tondano.


4

3. Untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat dengan penerapan

etika keperawatan di ruangan UGD dan Interna Penyakit Dalam RSUD

DR. Samratulangi Tondano.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran beban kerja

perawat dalam pelayanan keperawatan sehingga dapat memberikan

masukan bagi pengembangan ilmu keperawatan khususnya ilmu

manajemen keperawatan.

1.4.2 Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak

manajemen Rumah Sakit dalam menurunkan beban kerja perawat yang

terlalu tinggi sehingga dampak Human Error dalam pelayanan

keperawatan dapat diminimalisir.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak bagi penerapan

etika keperawatan di RSUD DR. Samratulangi Tondano.

Anda mungkin juga menyukai