Anda di halaman 1dari 28

139

BAB III

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyiapan Perangkat MPKP


Penyiapan perangkat MPKP dilakukan dengan menyusun
format-format yang diperlukan bersama dengan tim
kelompok diruangan praktek menejement, antara lain
format pengkajian awal dengan metode wawancara,
observasi dan kuesioner, kartu anggota tim, for’mat
daftar dinas, format catatan harian, format post dan
prekonfrens, format supervise, format pengkajian
keperawatan, format audit dokumentasi, (BOR,ALOS,
kepuasan pasien).

Perencanaan Kegiatan

Pelaksaan kegiatan MPKP dilakukan mulai tanggal 22 April


sampai dengan 11 Mei 2019. Metode MPKP yang digunakan
adalah dengan menggunakan metode modifikasi (Tim dan
Modifikasi). Dalam setiap sif memiliki perawat
penanggung jawab jaga yang memiliki job description
masing-masing.Menggunakan metode ini disesuiakan dengan
kemampuan, kondisi, serta SDM perawat dalam ruangan PICU
RSUD Kota Mataram.

B. Fungsi Perencanaan
1. Visi Ruangan
Visi IA :

Menjadi ruangan ungulan dalam memberikan pelayanan

khusus pada anak usia 1 bulan - 15 tahun yang

professional, cepat, tepat dan cermat.


140

2. Misi Ruangan
Misi Ruang IA

a. Kami memberikan pelayanan khusus untuk anak yang


umur 1 buan – 15 tahun yang cepat, tepat dan cermat
b. Kami menciptakan pelayanan professional dengan
mengutamakan komunikasi terapeutik
c. Kami menyiapkan sumber daya manusia yang
professional
d. Kami menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman
bagi pasien

3. Standar Operasional Prosedur


Protap tindakan keperawatan di Ruang IA RSUD Kota
Mataram dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1.Distribusi Kebijakan dan Prosedur Tetap

Keperawatan Ruang IA RSUD Kota Mataram

No Judul Protap Ket.

1 2 3

1 Pembuatan jadwal jaga 

2 Dokter jaga berhalangan 

3 Perawat jaga berhalangan 

4 Menolak MRS dan tindakan medis 

5 Penyerahan penderita dari IGD ke 


ruang rawat inap

6 Penanganan pasien tidak tergolong 


akut dan gawat

7 Penanganan bencana di dalam RSUD 


Praya
141

8 Penanganan bencana masal 

9 Pemakaian ambulance jenazah dan 


ambulance rujukan

10 Penggunaan sarana komunikasi 

11 Pemeriksaan laboratorium 

12 Pemeriksaan radiologi 

13 Asuransi kecelakaan 

14 Visum Et Repertum luar 

15 Penderita tak di kenal atau Mr. X 

16 Pemberian resep 

17 Kematian di IGD 

18 Pasien tiba mati 

19 Resusitasi atau BLS 

20 Penggunaan Defibrilator 

21 Penggunaan Laringoskop 

22 Skin test 

23 Cross insisi 

24 Penanganan intoksikasi organic fosfat 

25 Penanganan luka terbuka 

26 Penanganan luka bakar 

27 Pertolongan pertama akibat gigitan 

28 Penanganan patah tulang tertutup 

29 Penanganan patah tulang terbuka 

30 Kateterisasi 

31 Pungsi kandung kemih 


142

32 Penanganan retensio urin 

33 Penanganan pasien peritonitis 


generalisata

34 Penanganan pasien trauma abdomen 

35 Sindroma croup 

36 Bronchitis akut 

37 Penanganan pasien dengan purpura 


trombostiopenia idiopatik (ITP)

38 Penangan pasien dengan asma bronchile 

39 Penanganan pasien dengan efusi pleura 

40 Penanganan pasien dengan cholera 

41 Penanganan pasien dengan GGK 

42 Penanganan pasien pada pasien GGA 

43 Penanganan pada pasien pielonefritis 


akut

44 Penanganan pasien dengan IMA 

45 Penanganan pasien dengan CP 

46 Penanganan pasien dengan gagal 


jantung

47 Penanganan pasien dengan hipertensi 

48 Penanganan pasien dengan pankreatitis 


akut

49 Penanganan pasien dengan hipertiroid 

50 Penanganan pasien dengan diabetes 


mellitus

51 Penanganan pasien dengan tetanus 


143

52 Penanganan pasien dengan pertussis 

53 Penanganan pasien dengan morbilli 

54 Penanganan pasien dengan malaria 

55 Penanganan pasien dengan difteri 

56 Penanganan pasien dengan demam tipoid 

57 Penanganan pasien dengan demam 


berdarah

58 Penanganan pasien dengan keracunana 


makanan

59 Penanganan pasien dengan henti 


jantung

60 Penanganan pasien dengan krisis 


hipertensi

61 Penanganan pasien dengan syok 


anfilaktik

62 Penanganan pasien dengan batuk darah 


masiv

63 Penanganan pasien dengan stroke 

64 Penanganan pasien dengan ileus 


obstruktif

65 Penanganan pasien dengan Keracunan 


minyak tanah

66 Penanganan pasien dengan syok 


hipovolemik

67 Penanganan pasien dengan keracunana 


obat

68 Penanganan pasien dengan koma 


hepatikum
144

69 Penanganan pasien dengan pasien koma 

70 Penanganan pasien dengan sepsis syok 


passa tipoid

71 Penanganan pasien dengan status 


asmatikus

72 Penanganan pasien dengan gastritis 

73 Penanganan pasien dengan kejang pada 


neonates

74 Penanganan pasien dengan Tetanus pada 


anak

75 Penanganan pasien dengan diare akut 

76 Penanganan pasien dengan kejang demam 

77 Penanganan pasien dengan hipoglikemia 

78 Penanganan pasien dengan tetanus 


neonatorum

79 Penanganan pasien dengan pneumonia 


berat

80 Penanganan pasien dengan pasien ObGyn 

81 Prosedur memberikan bantuan memasang 


infuse

82 Pemasangan NGT 

83 Tindakan kumbah lambung 

84 Menghitung pernapasan 

85 Menghitung denyut nadi 

86 Tindakan perawatan memberikn 


nebulizer

87 Pemberian obat melalui SC 


145

88 Pemberian obat secara IM 

89 Pemberian obat secara IV 

90 Pemberian obat melalui IC 

Sumber: Kumpulan Protap Ruang IA RSUD Kota Mataram

Kebijakan dan Prosedur Tetap Keperawatan yang


disusun oleh Tim dari RSUD Kota Mataram digunakan
sebagai acuan operasional pelayanan keperawatan,
perawat sudah melakukan tindakan sesuai SOP.

4. Standar Asuhan Keperawatan


Standar Asuhan Keperwatan dari sepuluh penyakit
terbanyak dalam 3 bulan terakhir periode Januari
sampai Maret 2019 di ruang IA RSUD Kota Mataram sudah
tersusun, dimana terdiri dari :

Tabel 3.2.Distribusi Standar Asuhan Keperawatan Ruang

IA RSUD Kota Mataram

Judul SAK Ket


DIABETES MILLITUS 
ANEMIA 
CKD 
PNEUMONIA 
HIPERTENSI 
FEBRIS 
CHF 
DHF 
GEA 
APPENDISITIS 
DIABETES MILLITUS 
146

5. Standar Kinerja
Berdasarkan hasil evaluasi di Ruangan IA RSUD
Kota Mataram, ruang IA sudah memiliki standar kinerja
untuk setiap masing-masing staf yang ada.
Standar kinerja untuk setiap staff telah disusun
dalam buku panduan pengorganisasian untuk semua staf
ruang IA.

C. Fungsi Pengorganisasian

1. STRUKTUR ORGANISASI MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS

Ketua
SYAHRURAMADHOAN

Bendahara Sekretaris
NURUL HIKMAH PUTRI NADYA A.

1. MELATI MIRATUNISA
2. ARLY PERMATASARI
3. EGIS MULIA PURNAMA
4. ARIFUDIN
5. HIDAYATULAH
6. NARION
7. GATOT
8. NI MADE ANIES S.
9. NURALIM JAELANI
10. MUHAMMAD ISWAHYUDIN
11. I GEDE SUMARDI PURNAWAN

Struktur organisasi mahasiswa praktek yaitu tipe


struktur organisasi lini dimana tipe organisasi lini
cocok dan tepat digunakan oleh suatu organisasi kecil.
147

2. Uraian Tugas
Penerapan tugas manajemen (role play) di ruang IA
RSUD Kota Mataram di sesuaikan dengan tugas masing
masing individu, yaitu:
Untuk periode pertama :

a. Syahruramadhoan sebagai kepala ruangan


b. Narion sebagai ketua tim shift pagi
c. Putri Nadya A. sebagai ketua tim shift siang
d. Nurul hikmah sebagai ketua tim shift malam
e. Perawat pelaksana yang sudah di bagi kedalam tim

Untuk periode kedua :

a. Putri Nadya A. sebagai kepala ruangan

b. Melati Miratunisa sebagai ketua tim shif pagi

c. Syahruramadhoan sebagai ketua tim shift siang

d. Arifudin sebagai ketua tim shift malam

e. Perawat pelaksana yang sudah dibagi kedalam tim

Uraian tugas terlampir.

3. Pengaturan Jadwal Dinas


Pelaksanaan/ penerapan jadwal dinas oleh
mahasiswa Profesi manajemen, Jadwal dinas sudah
tersusun sesuai dengan prosedur MAKP, dimana pada sift
pagi terdapat 1 karu,1 penanggung jawab shift, 1
katim, 3 perawat pelaksana. Pada sift siang terdapat 1
katim dan 3 perawat pelaksana. Pada sift malam
terdapat 1 katim 3 perawat pelaksana. Hal tersebut
dikarenakan di sesuaikan dengan jumlah mahasiswa di
ruangan.
148

4. Pengaturan Daftar Pasien


Mahasiswa Profesi stase manajemen diruang IA RSUD
Kota Mataram mencatat data pasien di buku yang sudah
di sediakan. Dimana di tiap-tiap shift ada perawat
yang bertanggung jawab pada setiap pasien mulai dari
datang hingga pulang.
5. Pengorgganisasian Perawatan Klien
Berdasarkan penerapan atau pelaksanaan manajemen
oleh mahasiswa program profesi di Ruang IA telah
diterapkan Model Tim. Dimana terdapat tiga tim yang
masing-masingnya diketuai oleh 1 katim. Dimana tiap
shif terdapat katim yang bertanggunga jawab pada tiap-
tiap perawat pelaksana dan bertanggung jawab kepada
pasien selama ketua tim bertugas. Dimana metode yang
diterapkan yaitu modifikasi tim dan primer, sesuai
penerapan di ruang IA RSUD Kota Mataram.
6. System Penghitungan Tenaga
Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan
tenaga perawat berdasarkan hasil evaluasi selama 3
hari sejak tanggal 22 - 24 April 2019 di Ruang IA
RSUD Kota Mataram, dengan menggunakan perhitungan
tenaga perawat berdasarkan pengelompokan unit kerja di
rumah sakit jumlah perawat yang dibutuhkan selama
sehari perawatan di IA adalah :
Rata-rata jml pasien perhari x jam perawatan perorang

perhari / jumlah jam effektif perawatan perhari.

20 x 4 = 10 orang

Perhitungan Loss Day

𝐽𝑚𝑙 𝑚𝑔 𝑑𝑙𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 + 𝐶𝑢𝑡𝑖 + ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟


𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
149

78x17
= 4,46 jadi dibulatkan menjadi 5
297

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang IA adalah


13+5 = 18 orang

Hasil kajian di ruang IA, jumlah perawat dalam


sehari perawatan yaitu 14 orang terdiri dari 1 karu, 2
katim, 11 orang perawat dan 15 mahasiswa program
profesi ners. Berdasarkan perhitungan tenaga perawat
berdasarkan pengelompokan unit kerja dirumah sakit
tenaga perawat di ruang IA lebih banyak dari hasil
perhitungan tenaga perawat.

D. Fungsi Pengarahan

1. Timbang terima
Operan atau timbang terima adalah suatu kegiatan
komunikasi yang bertujuan mengoperkan asuhan
keperawatan kepada shift berikutnya. Kegiatan operan
ini dipimpin oleh maneger ruangan (kepala ruangan)
atau penanggung jawab shift jika tidak ada kepala
ruangan. Pemimpin operan bertugas dalam mengatur
kegiatan operan, sekaligus juga memberikan penguatan-
penguatan yang bertujuan untuk menggerakkan perawat
bawahannya (Asmuji, 2012)
Timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan
dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan
kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian
shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan
juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana
kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan. Timbang
terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi
150

keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan


informasi penting tentang pasien dalam memberikan
asuhan keperawatan sehari-hari dan
berkelanjutan.Timbang terima harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang
keadaan pasien saat itu, tindakan keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang
mungkin muncul, intervensi yang sudah dan belum
dilaksanakan, intervensi kolaboratif, dan perkembangan
pasien saat itu (Nursalam, 2002).
Pelaksanaan timbang terima secara penuh
dilaksanakan pada tanggal 25 April sampai tanggal 11
Mei 2019 setiap hari dan setiap pergantian shift
dinas. Timbang terima dilaksanakan pukul 07.30 WITA
dari dinas malam kepada perawat dinas pagi yang
dipimpin oleh kepala ruangan, pukul 13.30 WITA
dilakukan timbang terima dari dinas pagi kepada dinas
sore, yang juga dipimpin oleh kepala ruangan,
selanjutnya pukul 19.30 WITA dilakukan timbang terima
dari perawat dinas sore kepada perawat dinas malam.
Adapun alur pelaksanaannya dimulai dari Nurse
Station, dimana Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Perawat
Pelaksana dari setiap shift sudah siap. Kepala ruangan
membuka acara yang didahului dengan do’a, kemudian
kepala ruangan menyerahkan acara timbang terima kepada
Katim Shift malam, kemudian PJ shift malam melaporkan
keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada
Katim Pagi dan Perawat Pelaksana yang akan berdinas
selanjutnya. Perawat Pelaksana shift malam yang
bertugas memberikan klarifikasi keluhan, diagnose
keperawatan yang muncul pada masing-masing pasien,
intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan secara
umum, intervensi kolaboratif rencana umm dan persiapan
pasien yang perlu dilakukan seperti persiapan pindah
151

ruangan, pemeriksaan penunjang, persiapan operasi,


persiapan pulang, dan lainnya, serta hal-hal yang
belum jelas atas laporan yang telah disampaikan.
Setelah melakukan timbang terima berupa laporan
laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan untuk
melakukan validasi ke tempat pasien. Katim dinas pagi
mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada
pasien atau keluarga yang mengalami masalah khusus.
Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus,
kunjungan tetap dilaksanakan, dimana lama kunjungan
untuk masing-masing pasien tidak lebih dari 5 menit.
Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi
pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka
dilakukan di Nurse Station setelah kunjungan berakhir.
Setelah itu para perawat, Katim, dan Kepala ruangan
kembali ke Nurse Station untuk mendiskusikan tentang
keadaan pasien yang bersifat rahasia. Setelah proses
timbang terima dilakukan, maka kedua Katim
menandatangai laporan timbang terima dengan diketahui
oleh kepala ruangan.

2. Pre dan Post Conference


Pre conference merupakan komunikasi antar Katim
dan perawat pelaksana setelah selesai operan yang
dipimpin oleh katim atau penanggung jawab tim. Isi pre
conference adalah rencana tiap perawat atau rencana
harian perawat dan tambahan rencana dari katim atau PJ
tim (Setiadi, 2016).
Sedangkan Post Conference merupakan komunikasi
antara katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan. Isi post
conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap
perawat dan hal penting untuk operan (Keliat 2000
dalam Setiadi, 2016).
152

Perencanaan pre dan post conference dilakukan


oleh mahasiswa mulai tanggal 25 April s/d 11 Mei 2019.
Kegiatan pre dan post conference dilakukan di Nurse
station dengan diikuti oleh Katim dan perawat
pelaksana yang berdinas pada shift tersebut. Untuk
pelaksanaan pre conference, Katim dan anggotanya
(perawat pelaksana) melakukan diskusi di Nurse Station
untuk menyusun rencana harian da tindak lanjut dalam
melakukan asuhan keperawatan selama satu hari,
selanjutnya Katim memberi masukan mengenai tindak
lajut untuk masalah keperawatan kepada pasien kemudian
terkahir Katim memberikan reinforcement kepada perawat
pelaksana, selanjutnya katim menutup acara pre
conference.
Pada saat pelaksanaan post conference, katim akan
mengumpulkan anggotanya atau perawat pelaksana untuk
menanyakan tentang hasil asuhan keperawatan, kendala
dalam pemberian asuhan keperawatan dan tindak lanjut
atau rencana tindakan dalam pemberian asuhan
keperawatan. Setiap Katim membuka acara post
conference terlebih dahulu dan mengingatkan kepada
perawat pelaksana untuk menyiapkan buku catatan serta
bolpoint dan katim membawa buku timnya juga. Setelah
itu Katim mendiskusikan hasil asuhan keperawatan,
kendala dalam pemberian asuhan keperawatan, dan
rencana tindak lanjut dalam pemberian asuhan
keperawatan yang akan dioperkan kepada shift
selanjutnya.
3. Pendelegasian
Delegasi adalah pemberian sebagian tanggung jawab
atau kewajiban kepada orang lain. Pendelegasian atau
pelimpahan wewenang merupakan salah satu elemen
penting dalam fungsi pengarahan. Pendelegasian adalah
penyelesaian pekerjaan yang dikerjakan melalui orang
153

lain untuk menyelesaikan tujuan organiasi. Perencanaan


pelaksanaan pendelegasian yang akan dilakukan oleh
mahasiswa direncanakan untuk dilakukan pada saat role
play Manejemen mulai tanggal 25 April s/d 11 Mei 2019
dibawah bimbingan pembimbing lahan dan pembimbing
akademik. Namun pada pelaksanaannya tidak ada kegiatan
pendelegasian yang dilaksanakan, karena pada saat
kegiatan role play tidak ada kegiatan kepala ruangan
yang dapat didelegasikan, sehingga pada pelaksanaannya
tidak dilakukan kegiatan pendelegasian.

4. Supervise Keperawatan
Supervise merupkan upaya untuk membantu pembinaan
dan peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar
mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah
ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana, 2004).
Supervise merupkan salah satu bentuk kegiatan dari
manejemen dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga
mutu pelayanan keperawatan. Supervise adalah teknik
pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan
memperbaiki secara bersama-sama. Supervise merupakan
hal yang penting dilakukan untuk memastikan pelayanan
dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu
yang ditetapkan. Supervise tidak diartikan sebagai
pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih pada
pengawasann partisipatif yaitu perawat yang mengawasi
pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada
pencapaian atau keberhasilandan memberi jalan keluar
pada hal-hal yang belum terpenuhi.
Perencanaan kegiatan supervise dilakukan pada
hari kedua setiap pergantian role play kepala ruangan.
Pada pelaksanaannya, supervise dilakukan pada hari
rabu tanggal 25 April s/d 11 Mei 2019. Supervise
diawali dengan penyampaian kegiatan supervise oleh
154

kepala ruangan kepada Katim, kemudian dilanjutkan


supervise persiapan alat, kepala ruangan menggunakan
instrument supervise seperti yang terlampir. Hasil
supervise didapatkan pada kegiatan yang berkaitan
dengan pengkajian kepada pasien sudah dilakukan semua,
untuk kegiatan rencana tindakan juga sudah dilakukan
semua, sedangkan untuk pelaksanaan keperawatan ada hal
yang belum dilakukan yaitu pada item metode pemberian
tindakan keperawatan, dan untuk kegiatan evaluasi
keperawatan ada item yang tidak dilakukan yaitu
memodifikasi rencana tindakan.

5. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan
untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang
dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
(Nursalam, 2002).Ronde keperawatan adalah suatu
kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping klien dilibatkan untuk membahas dan
melakanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu
yang dilakukan oleh kepala ruangan, Katim, Perawat
pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota Tim
(Dokter, ahli gizi, analis, dll).
Pada kegiatan role play stase manejemen di ruang
IA RSUD Kota Mataram tidak dilakukan, karena pada saat
ingin melakukan ronde keperawatan pasien yang ingin
dilakukan ronde keperawatan pindah ruangan, sehingga
tidak ada pelaksanaan ronde keperawatan di ruang IA
RSUD Kota Mataram.
155

E. Pengendalian
1. Indikator Mutu
a. BOR (Bed Occupancy Rate)
BOR :Jumlah hari perawatanx 100 %

Jumlah TT x Hari Perawatan

Perumusan BOR di ruang IA menggunakan perhitungan


jumlah perawat berdasarkan shift, tetapi rumus ini
bersifat situasional. Berdasarkan hasil observasi
di ruang IA pada tanggal 22 april 2019 pasien pada
pagi hari berjumlah 20 orang, siang hari 19 orang.
Dimana jumlah bed di PICU 22 bed

BOR tanggal 11 Oktober 2016

11
𝐵𝑂𝑅 = 𝑥100% = 61%
18

9
𝐵𝑂𝑅 = 𝑋100% = 50%
18

9
𝐵𝑂𝑅 = 𝑋100% = 50%
18

Berdasarkan kajian yang dilakukan pada tanggal 11


oktober 2016, BOR ruangan IGD RSUD Praya kurang
efisien yakni dengan rata-rata BOR harian sebesar
(54%), sedangkan berdasarkan standar nasional
adalah 75-85%. Hal ini menunjukkan standar mutu di
ruangan IGD RSUD Praya masih Kurang dari standar
nasional.

b. LOS (Length of Stay)


Tabel 3.3.Length of Stay Di ruang IA RSUD Kota
Mataram tanggal 17-25 Oktober 2016
Hijau Kuning Merah
(prioritas 3) (prioritas 2) (prioritas 1)
< 2 jam 10 (34,5%) 20 (18%) 32 (45,1%)
2-6 Jam 10 (34,5%) 55 (49%) 27 (38%)
>6 jam 9 (31%) 37(33%) 12 (16,9%)
156

Berdasarkan tabel 3.3 Didapatkan hasil prioritas

rincian Long Of Stay pasien di PICU RSUD KOTA

MATRAM bulan April 2019.

2. Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan


a. Instrumen A

Studi dokumentasi dilakukan pada 20 status pasien


yang di rawat di ruang IA RSUD KOTA MATARAM pada
tanggal 22-24 April 2019 didapatkan hasil sebagai
berikut:

Tabel 3.1. Hasil Studi Dokumentasi Asuhan


Keperawatan Instrumen A) Di Ruang IA RSUD KOTA
MATARAM (N=20)

No Aspek yang Hasil Keterangan


dinilai
(%)

1 Pengkajian 93,7% • Mencatat data yang


Keperawatan dikaji sesuai dengan
pengkajian (75 %)
• Data dikelompokan
(bio-psiko-sosial-
spiritual) (100%)
• Data yang dikaji
pasien masuk sampai
pulang (100%)
• Masalah dirumuskan
berdasarkan
kesenjangan antara
status kesehatan
dengan norma dan pola
fungsi kehidupan
157

(100%)
2 Diagnosa 93,3% • Diagnosa keperawatan
keperawatan berdasarkan masalah
yang telah dirumuskan
(100 %)
• Diagnosa keperawatan
mencerminkan PE/PES/P
(80 %)
• Merumuskan diagnosa
perawat
aktual/potensial
(100%)
3 Perencanaan 92,5% • Berdasarkan Diagnosa
Keperawatan (85%)
• Disusun menurut urutan
prioritas ( 95 %)
• Rumusan tujuan
mengandung komponen
pasien/subyek,
perubahan perilaku,
kondisi pasien, dan
atau kriteria ( 90 %)
• Rencana tindakan
mengacu pada tujuan
dengan kalimat
perintah, terinci dan
jelas dan atau
melibatkan pasien /
keluarga (100 %)
• Rencana tindakan
menggambarkan
keterlibatan pasien /
keluarga (85 %)
158

• Rencana tindakan
menggambarkan
kerjasama dengan tim
kesehatan(100 %)
4 Implementasi 85% • Tindakan dilaksanakan
mengacu pada rencana
perawatan (90%)
• Perawat mengaobservasi
respon pasien terhadap
tindakan keperawatan
(70%)
• Revisi tindakan
berdasarkan hasil
evaluasi (100%)
• Semua tindakan yang
telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan
jelas (80%)
5 Evaluasi 95 % • Evaluasi mengacu pada
tujuan (90%)
• Hasil evaluasi dicatat
(100 %)

Catatan 88% • Menulis pada format


Asuhan yang baku (100%)
6
Keperawatan • Pencatatan dilakukan
sesuai dengan tindakan
yang dilaksanakan
(70%)
• Pencatatan ditulis
dengan jelas, ringkas,
istilah yang baku dan
benar (80%)
159

• Setiap melakukan
tindakan/ kegiatan
perawat mencantumkan
paraf/nama jelas, dan
tanggal jam
dilakukannya tindakan
(100%)
• Berkas catatan
keperawatan disimpan
sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
(90%)
Rata-rata 91,2%

Sumber: Status Pasien di Ruang IA RSUD KOTA


MATARAM

Instrument A merupakan evaluasi terhadap


pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah
dibakukan oleh Departemen Kesehatan RI. Evaluasi
dilakukan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan
pasien dengan lama perawatan maksimal 6 jam.
Dokumentasi asuhan keperawatan di ruang IA ditulis
pada format yang baku meliputi (pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan
catatan asuhan keperawatan) dan sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Secara umum pendokumentasian
proses asuhan keperawatan termasuk kategori
Sangat Baik dengan nilai rata-rata 91.2%.
160

b. Instrumen B

Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap 6 orang


pasien pulang dan pindah ruangan pada tanggal 22-24
April 2019, persepsi pasien terhadap mutu asuhan
keperawatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.4. Hasil Persepsi Pasien Terhadap Mutu


Asuhan Keperawatan di Ruang IA RSUD Kota Mataram
periode 22-24 April 2019 (N=6)

Jawaban Ket
era
Daftar pertanyaan Td
NO Ya % % nga
k n

1 Apakah perawat melarang 2 33. 4 66.


anda/pengunjung merokok di 33 67
ruangan

2 Apakah perawat selalu 6 100 0


menanyakan bagaimana napsu
makan anda/keluarga anda

3 Apakah perawat pernah 5 83. 1 16.


menanyakan pantangan dalam 33 67
hal makanan anda/keluarga
anda

4 Apakah perawat 4 66. 2 33.


menanyakan/memperhatikan 67 33
berapa jumlah makanan dan
minuman yang biasa anda/
keluarga anda habiskan

5 Apabila anda/keluarga anda 2 33. 4 66.


tidak mampu makan sindiri, 33 67
161

apakah perawat membantu


menyuapinya

6 Pada saat anda/keluarga 3 50 3 50


anda dipasang infus,
apakah perawat selalu
memeriksa
cairan/tetesannya dan area
sekitar pemasangan jarum
infuse

7 Apabila anda/keluarga anda 6 100 0


kesulitan dalam membuang
air besar, apakah perawat
menganjurkan makan buah-
buahan, sayuran, minum
yang cukup dan banyak
bergerak

8 Pada saat perawat membantu 3 50 3 50


anda/ keluar anda waktu
buang air besar/kecil,
apakah perawat memasang
sampiran atau selimut,
menutup pintu/ jendela

9 Apakah ruangan tidur anda 5 83. 1 16.


selalu dijaga 33 67
kebersihannya dengan
disapu dipel setiap hari

10 Apakah lantai kamar 4 66. 2 33.


mandi/wc selalu: bersih, 67 33
tidak licin, tidak berbau,
dan cukup terang
162

11 Selama anda/keluarga anda 3 50 3 50.


belum mampu mandi, apakah 00
dimandikan oleh perawat

12 Apakah anda dibantu 2 33. 4 66.


olehperawat jika tidak 33 67
mampu: menggosok gigi,
membersihkan mulut atau
mengganti pakaian atau
menyisir rambut

13 Apakah alat-alat tenun 3 50. 3 50


seperti sprei, selimut, 000
diganti bila kotor

14 Apakah perawat pernah 1 16. 5 83.


memberikan penjelasan 667 33
akibat dari: kurang
bergerak atau berbaring
terlalu lama

15 Pada saat anda masuk rumah 4 66. 2 33.


sakit apakah perawat 67 33
memberikan penjelasan
tentang fasilitas yang
tersedia dan cara
penggunaannya, peraturan
atau tata tertib yang
berlaku dirumah sakit

16 Selama anda dalam 6 100 0


perawatan apakah perawat
memanggil nama anda dengan
benar
163

17 Selama anda dalam 6 100 0


perawatan apakah perawat
mengawasi keadaan anda
secara teratur pada pagi,
sore dan malam hari

18 Selama anda dalam 5 83. 1 16.


perawatan apakah perawat 33 67
segera memberi bantuan
bila diperlukan

19 Apakah perawat bersikap 6 100 0


sopan dan ramah pada anda

20 Apakah anda mengetahui 5 83. 1 16.


perawat yang bertanggung 33 67
jawab tiap kali pergantian
dinas

21 Apakah perawat selalu 5 83. 1 16.


memberikan penjelasan 33 67
setiap melakukan tindakan
perawatan atau pengobatan

20 Apakah perawat selalu 5 83. 1 16.


mendengarkan dan 33 67
memperhatikan setiap
keluhan anda

22 Dalam memberikan obat 4 66. 2 33.


apakah perawat membantu 67 33
menyiapkan/ meminumkan
obat

23 Selama anda di rawat 4 66. 2 33.


apakah diberi kejelasan 67 33
tentang perawatan,
164

pengobatan, periksa
lanjutan setelah anda
diperbolehkan pulang

Jumlah 99 165 45 75
0. 0

66.000 34.000

Sumber : Data Primer Pasien Pulang dan pindah Tanggal


22-24 April 2019

Pengumpulan data kepuasan pasien terhadap asuhan


keperawatan diperoleh dengan instrumen B depkes RI
2005. Data diperoleh dengan cara memberikan angket
pada 6 orang pasien di ruang IA yang akan pulang
dan pindah ruangan. Dari hasil pembagian angket
pada tanggal 22-24 April 2019 terhadap pasien yang
pulang secara umum diperoleh pasien dan keluarga
mengatakan cukup puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh ruang IA RSUD KOTA MATARAM.
Berdasarkan table 2.45 diatas dapat disimpulkan
persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan di
ruang sudah cukup puas/baik. Akan tetapi sebanyak
66,7% Pasien dan keluarga mnegeluh perawat tidak
pernah memperkenalkan diri. Sebagai pemberi
pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat,
hendaknya Ruang IA perlu meningkatkan lagi
pelayanan yang diberikan kepada pasien sehinggga
pelayanan IGD dapat terlaksanakan dengan baik.
165

c. Instrumen C

Data instrumen C diperoleh dengan melakukan


observasi terhadap 4 tindakan keperawatan yang umum
dilakukan diruang di ruang IA RSUD KOTA MATARAM
.Adapun hasil dari observasi seperti tercantum
dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.5. Distribusi Hasil Observarsi Tindakan


Keperawatan (Instrumen C)Ruang IA RSUD KOTA MATARAM

Kegiatan yang Nilai


No Keterangan
dilakukan Frek (%)

1 Memberikan 4 93,75 Dalam tindakan tidak


injeksi IV memakai perlak dan
tidak ada penjelasan
ke pasien

2 Memberikan 4 94 % Penjelasan kepada


kanul O2 pasien kadang tidak
diberikan

3 Memasang 4 89 % Dalam tindakan


infuse memasang infus tidak
menggunakan perlak

4 Mengukur 4 97,6 Tidak meraba denyut


tekanan darah % nadi brachialis

Rata-rata 90.024

Sumber : Hasil Observasi Tanggal 22-24 April 2019

Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan


instrumen C, secara umum pelaksanaann 4 tindakan
keperawatan (Memberikan injeksi IV, memberikan
166

kanul O2, memasang infuse dan mengukur tekanan


darah) di ruang IA RSUD KOTA MATARAM termasuk dalam
kategori baik dengan nilai rata-rata 90,024%. Dari
observasi dengan frekuensi 5 kali pelaksanaan
protap memasang infus mendapatkan nilai tertinggi
dengan nilai 97,6%. Nilai terendah pada memberiakn
O2 (77,77%) karena Pada saat memberikan kanul O2
perawat tidak menjelaskan tujuan dari tindakan yang
akan dilakukan pada pasien, dan tidak mencatat
langsung respon pasien.

3. Survey Kepuasan
Berdasarkan hasil pengkajian data kepada 20
pasien yang dirawat di ruang IA pada tanggal 22-24
April 2019 dari hasil pengkajian kepuasan pasien
didapatkan hasil yang cukup banyak yaitu sejumlah 90%
pasien menyatakan dalam pelaksanaan tindakan perawat
selalu meminta persetujuan kepada pasien atau keluarga
sebelum melakukan tindakan. 80% Perawat melakukan
tindakan keperawatan dengan terampil dan percaya diri
dan selalu menjaga kebersihan ruangan serta Perawat
memberikan keterangan tentang masalah yang dihadapi
oleh pasien.

Anda mungkin juga menyukai