Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK PEMBENTUKAN

A. Pendahuluan
Teknologi telah memberikan pengaruh yang jauh lebih besar pada
perkembangan masa lalu. Saat ini, teknologi adalah salah satu bentuk gaya hidup
modern dan dasar untuk kesejahteraan manusia, dimana teknologi pembentukan
logam memainkan peranan penting. Bersamaan dengan pembuatan produk setengah
jadi melalui rolling, wire drawing dan extrusion, pembuatan komponen diskrit
menggunakan lembaran logam dan teknik pembentukan benda solid adalah hal yang
utama dalam proses pembentukan. Teknik pembentukan banyak digunakan dalam
berbagai aplikasi dari teknik otomotif, jalur produksi dan konstruksi container,
sampai konstruksi bangunan, alat rumah tangga dan industri kemasan.
Perkembangan di bidang desain dalam teknik mesin, dinamika dan hidrolika
sekarang sudah digunakan teknologi yang lebih modern seperti CAD, CAM, CIM,
mekatronik, proses simulasi dan pengukuran dengan bantuan komputer dan teknologi
proses kontrol. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan
produktivitas digabungkan dengan investasi yang lebih rendah dan biaya operasi.
Selain itu, pertanyaan keandalan, uptime, pencegahan kecelakaan, proses akuntansi,
penggunaan sumber daya ekonomis dan konservasi lingkungan juga memainkan
peran penting.
Tulisan ini akan memberikan analisis sebagian besar teknologi manufaktur
penting sebagai sistem yang terdiri dari tiga unsur: proses, produksi dan produk.
B. Prinsip-prinsip dasar pembentukan logam
1. Metode pembentukan dan teknologi pemotongan
Seperti dijelaskan pada DIN 8580, proses manufaktur diklasifikasikan
enam kelompok utama : pembentukan primer, pembentukan material, pembagian
(deviding), penyembungan, memodifikasi properti material dan pelapisan
(Gambar 2.1.1).
Pembentukan primer adalah peroses pembuatan bentuk awal dari bahan
cair, gas atau bentuk padat. Deviding adalah pemisahan bahan lokal.
Penyambungan (joining) adalah perakitan benda kerja untuk mengabungkan
beberapa bagian dan juga sebagai pengisi dan saturasi benda kerja yang berpori.
Pelapisan berarti penerapan lapisan tipis pada komponen, misalnya
dengan galvanisasi. Tujuan memodifikasi properti material adalah untuk
mengubah karakteristik material dari sebuah benda kerja untuk mencapai sifat
manfaat tertentu, proses tersebut termasuk proses perlakuan panas
seperti pengerasan atau anil rekristalisasi.

2. Pembentukan
Teknik pembentukan diklasifikasikan sesuai dengan DIN 8582 tergantung
pada arah utama tegangan (Gambar 2.1.3) :
 Pembentukan dalam kondisi tekan,
 Pembentukan dalam kondisi gabungan tarik dan tekan,
 Pembentukan dalam kondisi tarik,
 Pembentukan oleh pembengkokan,
 Pembentukan dalam kondisi geser.

Standar DIN membedakan antara 17 proses pembentukan yang berbeda


menurut gerakan relatif antara cetakan dan benda kerja, geometri cetakan dan
geometri benda kerja (Gambar 2.1.3).
Pembentukan dalam kondisi tekan
Pembentukan lembaran, batang dan billet di proses lebih lanjut untuk
produk setengah jadi oleh proses rolling. Agar gaya rolling yang dibutuhkan
minimum, pembentukan awalnya dilakukan pada suhu yang tinggi. Pada suhu
ini, material akan menjadi lunak, seperti pasta dan mudah dibentuk yang
memungkinkan tingkat deformasi tanpa pengerasan yang tinggi. Hot forming
tidak hanya digunakan untuk menghasilkan bahan datar dari jenis yang
dibutuhkan untuk produksi lembaran atau pelat, tetapi juga dapat digunakan
untuk produksi pipa, kawat atau profil. Jika ketebalan material yang di rol di
bawah nilai minimum tertentu, dimana dibutuhkan akurasi dimensi dan kualitas
permukaan, pengolahan dilakukan pada suhu kamar oleh pengerolan dingin.
Selain rolling produk setengah jadi, seperti lembaran dan plat, roda gigi juga
digulung dalam kondisi tegangan tekan.
Open die forming adalah alat tekan yang bergarak ke arah satu sama lain
yang digunakan untuk menghasilkan material seperti berbentuk plat atau
lembaran seperti ditunjukkan pada gambar Gambar 2.1.4.

Closed die forming adalah proses pembentukan tekan, di mana bentuk alat
(cetakan) bergerak menuju satu sama lain, cetakan berisi benda kerja sehingga
pada saat diberi tekanan akan dihasilkan material sesuai dengan bentuk ceakan
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1.5.

Coining adalah proses pembentukan tekan menggunakan cetakan yang berelief


yang menembus suatu benda kerja. Aplikasi yang sering digunakan dalam proses
coining adalah dalam pembuatan koin dan medali (Gambar 2.1.6).
2 Prinsip dasar pembentukan logam

Anda mungkin juga menyukai