1
3. Realitas Aliansi Strategik (contoh nyata di Indonesia)
1) UMKM Kuliner jalin aliansi bisnis dengan jepang (2013)
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, menjelaskan penawaran kerja sama ini
meliputi beberapa bidang yang sangat memungkinkan bisa diimpelementasikan. Misalnya
pengembangan usaha kuliner.”Japan Brand Management (JBM) meyakini prospek kuliner di
Indonesia akan terus berkembang. Karena itu pada tahap awal mereka menawarkan
pengembangan roti melon atau melon pan,” Konsep pemasaran roti melon dilakukan dengan
menggunakan mobil atau motor sebagai penggerak toko. Namun, untuk memahami konsep dari
sistem pemasaran komoditas tersebut, tengah dipersiapkan JBM dan segera dikirim ke
Indonesia. Penawaran kerja sama diberikan kepada Indonesia melalui Kementerian Koperasi
dan UKM, Agus Muharram melakukan kunjungan kerja ke beberapa kota di Jepang. Termasuk
mengunjungi International Development Cooperation Japan (IDCJ) di Tokyo.
2) UMKM Kuliner jalin aliansi bisnis dengan OJOL (2019)
Perusahaan teknologi, Go-xx meluncurkan program pelatihan berbisnis kepada pelaku
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yaitu Go-xx Wirausaha. Hal ini merupakan
komitmen Go-xx untuk membantu para pengusaha UMKM untuk meningkatkan skala bisnis
dan memperluas pasarnya. Program Go-xx Wirausaha ini memiliki keistimewaan yaitu
memberi akses langsung kepada para pelaku UMKM yang sudah mengikuti pelatihan untuk
masuk ekonomi digital lewat platform Go-xx. Tangangan akses pasar yang lebih luas serta
akses ke teknologi, memberi solusi melalui layanan Go-Food dan Go-Pay. Dimana, UMKM
yang tergabung dalam ekosistem Go-Jek dapat terhubung secara langsung dengan ratusan
pelanggan setia,
4
suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhannya. Dengan adanya klaster ini maka akan
dapat memudahkan kemana seharusnya konsumen untuk mencari suatu produk.
5. Manfaat Klaster
Klaster ini memiliki manfaat diantaranya manfaat klaster untuk skala makro dan skala
untuk mikro. Adapun manfaat tersebut yakni sebagai berikut.
1) Manfaat Klaster Untuk Skala Makro
(1) Klaster bermanfaat dalam hal terjadinya perubahan–perubahan bagi UMKM
khususnya dalam hal mempersiapkan adanya globalisasi. Jika UMKM dapat
mengembangkan pola klaster ini secara berkesinambungan maka UMKM yang ada
pada suatu daerah akan lebih bisa menghadapi perkembangan globalisasi saat ini
yang semakin hari semakin berkembang dengan adanya berbagai terkologi baru
yang muncul.
(2) Dengan persaingan yang terus meningkat baik di dalam negeri maupun persaingan
dengan produk impor, maka klaster akan membantu perekonomian negara dan
meningkatkan daya saing produk dengan berbagai macam inovasi yang dapat
dikembangkan untuk meningkatkan mutu produk sehingga dapat bersaing dengan
produk-produk impor.
(3) Klaster juga meningkatkan adanya teknologi baru, inovasi, peningkatan
produktifitas yang rendah, peningkatan kualitas manajemen, pelatihan dan
pendidikan, akses pasar dan akses permodalan. Klaster akan meningkatkan
teknologi baru yang dapat menciptakan inovasi baru. Dengan adanya inovasi baru
ini maka produktifitas akan mengalami peningkatan yang dapat meningkatkan
kualitas manajemen serta menjadi motivasi dalam menciptakan produk yang
bermanfaat dan menarik bagi konsumen. Klaster juga akan dapat meningkatkan
pelatihan dan pendidikan yang dapat mendorong usaha UMKM untuk bisa
memperoleh akses pasar dan permodalan yang lebih baik.
2) Manfaat Klaster Untuk Skala Mikro
(1) Bagi para anggota klaster
a. Mendapatkan keuntungan ekonomi melalui kerjasama. Karena dalam pola
pengembangan klaster ini semua usaha yang memiliki jenis yang sama menjadi
satu kelompok dalam satu daerah, maka akan menciptakan budaya kerjasama antar
pelaku usaha tersebut, yang nantinya akan memberikan manfaat bagi pelaku usaha
klaster ini.
5
b. Adanya serangkaian sumber daya yang berkompeten yang menguntungkan.
Anggota dalam suatu klaster ini akan dapat saling berbagi pengetahuan yang
bermanfaat bagi usaha dalam pengembangan klaster ini.
c. Pemasaran dan penempatan pasar (promosi ekspor) dapat dilakukan secara
bersama–sama. Penempatan pasar yang dilakukan secara bersama-sama ini
maksudnya adalah anggota dalam klaster ini bersama-sama dalam memasarkan
produk yang menjadi unggulan suatu daerah.
d. Penyatuan tenaga kerja (SDM), karena berkumpul dalam satu lokasi. Tenaga kerja
yang berada dalam satu lokasi akan dapat memudahkan para anggota dalam
melakukan koordinasi terkait klaster mereka.
6
akhir mereka akan didukung oleh sejumlah pemasok lapisan pertama untuk mendapatkan
pemasok bahan baku. Maka dari itu, peran klaster industri masih dipegang oleh perusahaan
besar multinasional yang mempunyai cukup sumber daya untuk memproduksi produk
akhir yang diciptakan oleh perusahaan besar.
5) Budaya kewirausahaan yang tinggi. Dengan budaya kewirausahaan yang tinggi maka akan
dapat mendorong kesuksesan klaster ini, karena budaya kewirausahaan yang tinggi akan
dapat meningkatkan inovasi dan semangat yang tinggi untuk terus mengembangkan usaha.
6) Akses sumber permodalan. Hal ini sangat penting dalam pengembangan segala jenis usaha,
jika cara atau cara untuk mendapatan sumber permodalan mudah diperoleh maka akan
mendorong kesuksesan klaster ini.
B. ALUR PIKIR PENGEMBANGAN KLASTER DI INDONESIA
Alur pikir pengembangan klaster dapat digambarkan pada Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2. Alur Pikir Pengembangan Klaster
7
Adapun penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut.
Terdapat tiga tahap dari pengembangan klaster yang ada di Indonesia yaitu:
1. Tahap Input
Klaster yang masuk ke dalam tahap input berupa klaster semi aktif. Klaster semi aktif ini
merupakan klaster yang udah ada namun belum berkembang. Adapun kriteria dari klaster
semi aktif ini adalah:
1) Diutamakan klaster komoditi unggulan.
Klaster semi aktif tersebut dalam menjalankan usahanya harus memiliki komoditi
unggulan yang merupakan barang dagang utama yang terbaik/unggul dari pada komoditi
lainnya.
8
2) Diutamakan pasar berorientasi ekspor
Klaster semi aktif tersebut harus menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan atas
permintaan pasar luar negeri agar nantinya dapat di ekspor dan bertujuan untuk dapat
mengembangkan usaha lebih luas.. Produknya selalu diminati oleh importir berapapun
jumlah yang tersedia.
3) Ada UMKM yang menjadi local champion (menjadi pioneer).
Klaster semi aktif tersebut berasal dari UMKM yang menjadi pioneer atau perintis
pertama yang menjalankan usaha dengan komoditas unggulan di daerahnya. Sehingga
apabila klaster ini berhasil berkembang, klaster tersebut akan dijadikan model usaha untuk
klaster-klaster di daerah lainnya.
4) Diutamakan klaster menyerap tenaga kerja
Klaster semi aktif tersebut memiliki besarnya jumlah tenaga kerja yang terserap bagi
masyarakat yang kondisi ekonominya cenderung prasejahtera
5) Klaster yang menjadi prioritas telah mendapatkan binaan dari Pemda dan atau dukungan
dari lembaga lain
Diutamakan terlebih dahulu klaster yang semi aktif yang sudah mendapatkan binaan
dari Pemda dan atau dukungan dari lembaga lain agar mudah untuk dikembangkan lebih
lanjut.
2. Tahap Proses
Setelah kriteria-kriteria dari klaster semi aktif yang dijadikan input tersebut terpenuhi,
dilanjutkan ke tahap proses. Tahap ini berupa bantuan teknis untuk mengembangkan klaster
semi aktif tersebut. Adapun bantuan teknis meliputi empat aspek.
1) Aspek Pemasaran
Bantuan teknis dalam aspek pemasaran membantu dalam menganalisis jumlah
permintaan pasar, supply, harga, program pemasaran dan perkiraan penjualan yang dapat
dicapai klaster. Tujuan diberikan bantuan teknis pada aspek pemasaran kepada klaster
semi aktif adalah untuk perluasan pasar dan menjangkau lebih banyak konsumen. Bantuan
promosi dalam menawarkan produk klaster kepada pembeli dan menambah relasi dengan
distributor juga mempermudah klaster tersebut lebih cepat berkembang.
2) Aspek Produksi
Bantuan teknis dalam aspek produksi membantu dalam hal skala produksi menjadi
optimal, proses produksi menjadi lebih tepat, mesin-mesin dan perlengkapan yang
dibutuhkan juga sudah tepat. Bantuan teknis pada aspek produksi ini bertujuan untuk
9
meningkatkan jumlah dan mutu produksi yang dihasilkan berdasarkan standar yang
dibutuhkan konsumen.
3) Aspek Manajemen
Bantuan teknis dalam aspek manajemen meliputi bantuan kepada pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan klaster tersebut, pembentukan bentuk organisasi, struktur organisasi
dalam klaster agar tepat, dan penambahan jumlah tenaga kerja yang dapat digunakan.
Bantuan teknis pada aspek manajemen membantu klaster dalam menyusun rencana dan
strategi yang akan dilakukan klaster untuk jangka panjang.
4) Aspek Keuangan
Bantuan teknis aspek keuangan meliputi bantuan pada dana yang dibutuhkan dalam
mengembangkan klaster. Biasanya bantuan teknis berupa bantuan dana berasal dari
lembaga keuangan atau lembaga lainnya untuk mengembangkan klaster semi aktif
tersebut.
Keseluruhan bantuan teknis tersebut dilakukan dari hulu (bagi industri yang
memiliki sifat hanya menyediakan bahan baku yang dibutuhkan oleh industri lain) sampai
ke hilir (bagi industri yang kegiatannya mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi
sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dikonsumsi atau digunakan oleh
konsumen).Dalam proses pengembangan klaster tentu saja ada faktor-faktor penentu
klaster agar dapat berhasil berkembang. Keseluruhan faktor-fakter penentu klaster tersebut,
melibatkan seluruh stakeholder (para pemangku kepentingan) yang terkait dalam proses
pengembangan klaster.
(1) Faktor kondisi input (inut condition), melibatkan para pengelola bahan baku ataupun
sampai bahan yang hampir jadi, sehingga berkaitan dengan aspek produksi.
(2) Faktor permintaan (demancd factor), melibatkan para konsumen dalam memenuhi
jumlah produk yang diminta, sehingga berkaitan dengan aspek pemasaran.
(3) Faktor industri pendukung dan terkait (related and supporting industries): melibatkan
industri pendukung pengembangan usaha klaster, penyalur, industry penyedia bahan
baku, yang juga berkaitan dengan aspek pemasaran dan aspek produksi.
(4) Faktor strategi perusaaan dan pesaing (context for firm and strategy): melibatkan pihak
pelaksana (organisasi) dalam klaster tersebut berkaitan dengan aspek manajemen.
(5) Faktor modal sosial (social capital): melibatkan pihak memiliki relasi terkait kerjasama
dalam pengembangan kalter, seperti pihak bank, instansi maupun pemerintah yang
berkaitan dengan aspek keuangan, dapat juga aspek yang lainnya.
3. Tahap Output
10
Pada tahap output, klaster semi aktif yang sudah melalui tahap proses telah menjadi klaster
aktif atau klaster yang telah berhasil berkembang. Adapun yang termasuk kriteria klaster aktif
ini adalah sebagai berikut.
1) Ada peningkatan kualitas produk
2) Perluasan pasar
3) Peningkatan penyerapan tenaga kerja
4) Ada dukungan kebijakan dari pemerintah/instansi terkait
5) Bank tertarik untuk membiayai
Adapun proses pemilihan klaster dapat digambarkan pada Gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Proses Pemilihan Klaster
Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan bahwa klaster yang dipilih, idealnya adalah
klaster yang merupakan program dari pemerintah daerah yang mana harus memenuhi dua
syarat utama yaitu:
1. Klaster dengan komoditas unggulan daerah atau jenis usaha daerah (sumber berasal dari
BLS, Pemda, Bappeda dll). Komuditas unggulan daerah ini merupakan barang utama
dagangan yang berbeda dari yang lainnya, yang mana menjadi ciri khas dari klaster
11
tersebut di daerahnya dan jenis komoditas tersebut merupakan komoditas terbaik dari
komoditas yang ada di wilayahnya.
2. Klaster-klaster yang ada di daerah. Klaster tersebut harus berasal dari wilayah atau daerah
tempat klaster tersebut menjalankan usahanya.
Setelah dua syarat diatas terpenuhi, maka klaster tersebut akan terpilih nantinya untuk
dikembangkan menjadi klaster aktif melalui proses yang telah dijelaskan sebelumnya.
12