Anda di halaman 1dari 20

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL INFRASTRUKTUR KEAGRARIAAN

SATKER/SKPD : Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Dasar


NAMA PPK : Kegiatan Pengukuran dan Pemetaan Dasar.

NAMAPEKERJAAN : Pembuatan Peta Situasi Batas Kawasan Hutan di “Gunung Lasem”,


Provinsi Jawa Tengah

TAHUN ANGGARAN 2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................ 2


I. LATAR BELAKANG ................................................................................................................................... 3
II. TUJUAN KEGIATAN ................................................................................................................................. 3
III. PENERIMA MANFAAT ............................................................................................................................. 3
IV. RUANG LINGKUP ..................................................................................................................................... 4
V. VOLUME DAN LOKASI PEKERJAAN ................................................................................................. 5
VI. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN .................................................................................................... 5
1. Pelaksanaan Kegiatan .................................................................................................................... 5
VII. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) ............................. 5
Peralatan Teknis ....................................................................................................................................... 8
Kebutuhan SDM Pelaksana Pekerjaan .............................................................................................. 9
VII. PELAKSANAAN PEKERJAAN .............................................................................................................. 11
1. Ketentuan Pelaksana Pekerjaan................................................................................................ 11
2. Kontrol Kualitas ............................................................................................................................. 11
3. Monitoring dan Evaluasi.............................................................................................................. 12
VIII. LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN.......................................................................................... 14
1. Laporan Pendahuluan .................................................................................................................. 14
2. Laporan Bulanan ........................................................................................................................... 14
3. Laporan Akhir ................................................................................................................................. 14
IX. PRODUK YANG DIHASILKAN .......................................................................................................... 15
1. Data Pengamatan GNSS RTK..................................................................................................... 15
2. Peta Digital ....................................................................................................................................... 15
3. Pelaporan .......................................................................................................................................... 15
X. WAKTU PELAKSANAAN ........................................................................................................................ 11
XI. ANGGARAN PEMBIAYAAN .................................................................................................................. 16
XII. MASA PEMELIHARAAN ........................................................................................................................ 16
LAMPIRAN ............................................................................................................................................................ 17

2
I. LATAR BELAKANG

Wilayah NKRI dengan 34 wilayah administrasi Provinsi serta 516 wilayah administrasi
kabupaten/kota luas memiliki daratan sekitar 191 juta hektar. Dari luas tersebut, kurang lebih
126 juta hektar merupakan kawasan hutan yang merupakan kewenangan pengelolaan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sedangkan sisanya merupakan lahan
budidaya(areal penggunaan lain, APL)yang menjadi kewenangan pengelolaan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN)1.
Salah satu sasaran Pembangunan bidang pertanahan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 adalah “meningkatnya kepastian hukum
hak atas tanah”. Dalam upaya meningkatkan kepastian hukum, telah teridentifikasi bahwa
permasalahan mendasar adalah sistem pendaftaran tanah yang dianut saat ini berupa sistem
publikasi negatif yang berarti negara tidak menjamin kebenaran informasi yang ada dalam
sertipikat. Dibutuhkan upaya untuk memulai membangun sistem pendaftaran tanah publikasi
positif yang dikenal sebagai pendaftran tanah stelsel positif, yang berarti negara menjamin
kebenaran informasi yang tercantum dalam sertipikat tanah yang diterbitkan, dengan demikian
ketika terjadi gugatan maka pihak yang dirugikan akan memperoleh ganti kerugian dari negara.
Salah satu agenda dalam upaya membangun sistem pendaftaran tanah publikasi positif
dilakukan melalui “Percepatan penetapan batas kawasan hutan pada skala kadastral”.
Dalam rangka menjembatani integrasi peta batas kawasan hutan (skala kecil) yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanandengan peta pendaftaran (skala
besar) yang ada di kantor pertanahan Kabupaten/Kota maka perlu dilakukan pengukuran
perapatan batas bersama ( joint survey ) oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan
Pertanahan Nasional dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan disupervisi
oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan dalam koordinasi Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), dengan
mengambil lokasi di Kawasan Hutan “Gunung Lasem”seluas 2.640,30 Hektar dan 72,13
Kmyangterletak diKabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah berdasarkan SK.4111/Menhut-
VII/KUH/2014 yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2019.

II. TUJUAN KEGIATAN


Tujuan kegiatan ini adalah melakukan Pembuatan Peta Situasi Batas Kawasan Hutan “Gunung
Lasem”di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.

III. PENERIMA MANFAAT


Penerima manfaat dari hasil kegiatan adalah:
1. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, dalam rangka
pengelolaan sistem administrasi pertanahan nasional yang seamless, skala besar dan
bersifat menyeluruh, yang nantinya akan meminimalkan penerbitan sertipikat di kawasan
hutan;
2. Kementerian lingkungan Hidup dan kehutanan dalam rangka inventarisasi dan pengelolaan
kawasan hutan yang lebih optimal;
3. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam rangkakemudahan dan kejelasan identifikasi
kawasan hutan dan non hutan untuk perencanaan, penggunaan dan pemanfaatan ruang;
4. Badan usaha dan masyarakat umum di sekitar perbatasan kawasan hutan dalam rangka
mendapatkan kepastian batas kawasan hutan dan non hutan serta kepastian hukum dalam
kepemilikan hak atas tanah.

1
Kemendagri. (2018). Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017), diunduh dari
Kemendagri.go.id: http://www.kemendagri.go.id/pages/data-wilayah
3
IV. RUANG LINGKUP
Metode yang digunakan untuk melaksakan pekerjaan Pembuatan Peta Situasi Batas Kawasan
Hutan adalah dengan cara kontraktual.Ruang lingkup/batasan pekerjaan ini terdiri dari:

Tabel 1. Ruang lingkup dan output kegiatan


Pembuatan Peta Situasi Batas Kawasan Hutan di “Gunung Lasem”

No Lingkup Pekerjaan Ouput

1. Persiapan Pekerjaan
a. Koordinasi dengan instansi terkait;
b. Deskripsi wilayah kerja (topografi, aksesibilitas, dan
Persiapan data dan hal yang lain yang dianggap relevan dalam menunjang
A
Rencana Kerja pelaksanaan pekerjaan misalnya data/tabel tentang
wilayah administrasi dan sebagainya);
c. Peta Kerja.
Persiapan Personil dan a. Surat tugas dan mobilisasi personil;
B
Peralatan b. Dokumen peralatan.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Dokumen rencana penentuan staking out dan detil
Perencanaan Staking out
C situasi;
dan Detil Situasi
b. Foto Patok Perapatan Batas Sementara terpasang.
D Pengukuran Staking Out
dan Detil Situasi : a. Foto Patok Perapatan Batas;
1. Pembuatan Patok b. Dokumen koordinat hasil Staking out dan detil
situasi;
Perapatan Batas;
a. Foto Patok Perapatan Batas terpasang.
2. Staking out dan Detil
Situasi;
3. Pemasangan Patok
Perapatan Batas.
a. Pengolahan data;
E Pengolahan Data Situasi b. Peta batas kawasan digital.

3. Pelaporan
a. Laporan Pendahuluan;
F Pelaporan b. Laporan Bulanan;
c. Laporan Akhir.

Diagram alir berikut menunjukkan tahapan kegiatan Pembuatan Peta Situasi Batas Kawasan
Hutan “Gunung Lasem”.

4
Gambar 1. Diagram alir pelaksanaan kegiatan lapangan oleh pihak ketiga

V. VOLUME DAN LOKASI PEKERJAAN


Volume pekerjaan dalam 1 (satu) paket pekerjaanPembuatan Peta Situasi Batas Kawasan Hutan
di “Gunung Lasem” seluas 2.640,30 Hektar dan 72,13 Km yang terletak di Kabupaten Rembang,
Provinsi Jawa Tengah berdasarkan SK.4111/Menhut-VII/KUH/2014(peta terlampir).

VI. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN


Pekerjaan Pembuatan Peta Situasi Batas Kawasan Hutan di “Gunung Lasem” seluas 2.640,30
Hektar dan 72,13 Km yang terletak di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah berdasarkan
SK.4111/Menhut-VII/KUH/2014adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Kegiatan
A. Persiapan Pekerjaan
1) Persiapan data dan Rencana Kerja
a) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait antara lain: seperti masyarakat
desa sekitar batas kawasan hutan, Perhutani, BPKH/ Dinas Kehutanan, dan
Kantor Pertanahan BPN Kota/ Kabupaten;
b) Menyiapkan dokumen terkait wilayah kerja meliputi topografi, aksesibilitas, dan
hal yang lain yang dianggap relevan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan
misalnya data/tabel tentang wilayah administrasi dan sebagainya;
c) Menyiapkan peta kerja.

5
2) Persiapan Personil dan Peralatan
a) Menyiapkan dokumen (surat tugas dan mobilisasi) personil dan dokumen
peralatan yang akan digunakan dalam setiap tahapan pekerjaan, untuk
memastikan bahwa personil pelaksana telah memiliki kesamaan persepsi
mengenai tata cara pelaksanaan tahapan pekerjaan dan peralatan yang
digunakan telah sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan;
b) Menyiapkan dokumen kontrol kualitas internal terhadap semua hasil kegiatan
pada masing-masing tahapan pekerjaan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan
yang diberikan oleh Pemberi Kerja. Dokumen Kontrol Kualitas internal
merupakan salah satu kelengkapan yang diperlukan untuk proses kontrol
kualitas oleh Tim Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan.

B. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Perencanaan Staking Out dan Detil Situasi
a) Pemeriksaan GPS Handheld;
b) Membuat rencana staking out batas kawasan dan jalur untuk tracking;
c) Membuat rencana pengikatan terhadap titik ikat bantu; Pencetakan peta rencana
staking out dan detil situasi batas kawasan dan titik ikat bantu;
d) Menyiapkan patok perapatan batas sementara dengan spesifikasi: bahan terbuat
dari kayu reng meranti dan atau sejenisnya dengan ukuran 3x4x50 cm (gambar
terlampir);
e) Melakukan survey pendahuluan terhadap batas kawasan hutan yang sesuai
dengan Peta Kerja berkoordinasi dengan Instansi terkait, dalam hal ini
masyarakat sekitar (Desa dan Kecamatan), Kantor Pertanahan BPN Kota/
Kabupaten, Dinas Kehutanan/ BPKH;
f) Melakukan pemasangan patok perapatan batas sementara. Patok perapatan batas
tersebut ditanam sedalam 30 cm, sisa 20 cm nampak di atas permukaan tanah;
g) Dokumentasi pemasangan patok perapatan batas sementara dilakukan dengan
memfoto masing-masing.
2) Pengukuran Staking Out dan Detil Situasi
a) Pembuatan Patok Perapatan Batas
 Pembuatan Patok perapatan batas menggunakan pipa PVC ukuran diameter
10 cm dengan panjang 1,5 meter yang diisi dengan beton;
 Patok perapatan batas diberi identitas sesuai dengan nomor urut dan nama
lokasi menggunakan cutting stiker dengan bahan reflective sheet yaitu bahan
yang dapat memantulkan cahaya;
 Dokumentasi patok perapatan batas dilakukan dengan memfoto masing-
masing Patok perapatan batas.

b) Staking Out dan Pengukuran Detil Situasi


 Pemeriksaan kesiapan alat yang akan digunakan yaitu GNSS RTK;
 Staking out dilakukan untuk mendapatkan posisi patok perapatan batas yang
telah direncanakan;
 Proses staking out titik perapatan batas diikatkan ke titik ikat utama dan atau
titik ikat bantu;
 Titik perapatan batas dapat difungsikan sebagai titik ikat bantu;
 Pelaksanaan koleksi data GNSS titik ikat bantu terikat kepada Jaring Kontrol
Geodesi Nasional (JKGN);

6
 Proses staking outdan pengukuran detil situasi sekitar batas kawasan
dilakukan menggunakan GNSS RTK;
 Detil situasi yang harus dipetakan adalah berupa: Penggunaan tanah, unsur-
unsur geografis (sungai, jalan, bangunan, dll), dan Tempat-tempat penting/
fasilitas umum (sekolah, rumah sakit, kantor pemerintahan, dll).

c) Pemasangan Patok Perapatan Batas


 Patok perapatan batas ditanam sedalam 100 cm, sisa 50 cm nampak di atas
permukaan tanah;
 Dokumentasi pemasangan Patok perapatan batas dilakukan dengan memfoto
patok perapatan batas dari dua sisi, dari arah kawasan hutan dan dari arah
sebaliknya.
3) Pengolahan Data
a) Koordinat yang dihasilkanberupa Koordinat Geografis, UTM dan TM3O, yang
terikat dalam SRGI2013 dan DGN95;
b) Raw data hasil pengukuran disimpan dalam media penyimpanan data digital
flashdisk;
c) Ketelitian titik ikat yang dihasilkan maksimal 5cm atau lebih baik;
d) Ketelitian titik perapatan batas yang dihasilkan ≤ 50cm;
e) Peta situasi batas kawasan hutan dibuat dalam format shapefile (*.shp) dan
disimpan dalam media penyimpanan data digital flashdisk;.

C. Pelaporan
Mekanisme dan prosedur pelaporan terdapat pada Bab. VIII.

7
VII. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Peralatan Teknis
Kebutuhan jenis peralatan yang dipersyaratkan dalam pekerjaan ini dapat dilihat pada tabel 2
berikut.
Tabel 2. Spesifikasi Teknis Peralatan
No Jenis Peralatan Spesifikasi khusus

A Koleksi Data GNSS RTK Titik Ikat, Staking Out Batas Kawasan Hutan
GNSS RTK  Dual Frequency (L1 dan L2)
 Signal tracking minimal GPS dan Glonass
 Tipe receiver Geodetic
 Alat memiliki ketelitian horizontal maksimal 8 mm + 1
ppm rms dan vertikal 15 mm + 1 ppm rms
Perangkat Lunak pengolah  Memiliki kemampuan mengolah data GNSS RTK
GNSS RTK hingga menghasilkan koordinat dengan akurasi
horizontal maksimal 8 cm dan vertikal 15 cm
B Pengukuran Detil Situasi
GNSS RTK  Dual Frequency (L1 dan L2)
 Signal tracking minimal GPS dan Glonass
 Tipe receiver Geodetic
 Alat memiliki ketelitian horizontal maksimal 8 mm + 1
ppm rms dan vertikal 15 mm + 1 ppm rms
Perangkat Lunak pengolah  Memiliki kemampuan mengolah data GNSS RTK
GNSS RTK hingga menghasilkan koordinat dengan akurasi
horizontal maksimal 8 cm dan vertikal 15 cm
Perangkat Lunak Pemetaan  Memiliki kemampuan mengolah data spasial dan non-
Detil Situasi spasial, menggambar grafis, menganalisa data spasial,
menampung database, dan dapat dikonversi dalam
format grafis lainnya.

Sanggup menyediakan peralatan sebagaimana tersebut di atas yang dinyatakan dengan:


1. Untuk perangkat milik sendiri: bukti kepemilikan yang sah
2. Untuk perangkat sewa: surat dukungan dari penyedia perangkat

Software-software sebagaimana disebutkan dalam Tabel 2 di atas berupa software yang


memiliki lisensi berbayar katagori/jenis lisensi perusahaan (corporate license) yang dibuktikan
dengan sertifikat lisensi, kecuali software untuk digitasi.

Tabel 3. Jumlah Peralatan yang Dibutuhkan

No. Rincian peralatan Jumlah


1 Komputer Desktop 10 unit

2 Printer A-3 4 unit

3 Printer A-4 4 unit

4 Kamera Digital 1 unit

5 GPS Handheld 25 unit

6 GNSS RTK 25 unit

8
Pelaksana kegiatan yang bersifat kontraktual ini adalah perusahaan/badan hukum penyedia
jasa konsultan di bidang survei dan pemetaan, tenaga pelaksana pekerjaan harus memiliki
spesifikasi sebagai berikut:

Tabel 4. Kebutuhan SDM Pelaksana Pekerjaan


No. Tenaga Pendidikan Pengalaman Jml Tugas
Teknis
A.1 Team S2 Geodesi/ 3 Tahun di bidang 1 - Melakukan koordinasi dengan
Leader Geografi manajemen/ survei koordinator kegiatan
dengan pengukuran dan - Bertanggung jawab terhadap seluruh
Sertipikat pemetaan tahapan pekerjaan dan hasil akhir
GIS/ yang diserahkan
Terestris
atau SKB
A.2 Koordinat S1 Geodesi 2 Tahun di bidang 1 - Bertanggung jawab dalam
or Staking dengan survei pengukuran melakukan koordinasi terhadap tim
Out Sertipikat dan pemetaan kerja dan hasil pekerjaan staking
GIS/ out mengunakan GNSS RTK
Terestris - Bertanggung jawab dalam
atau SKB melakukan kontrol kualitas data
hasil staking out mengunakan GNSS
RTK
A.3 Koordinat S1 Geodesi/ 2 Tahun di bidang 1 - Bertanggung jawab dalam
or Geografi survei pengukuran melakukan pengolahan data hasil
Pengolah dengan dan pemetaan pekerjaan staking out dalam
Data Sertipikat Koordinat Geografis, UTM dan TM3,
GIS/ yang terikat dalam SRGI 2013 dan
Terestris DGN95;
atau SKB - Bertanggung jawab dalam
penyimpanan hasil pengolahan Raw
data pengukuran;
- Bertanggung jawab dalam
pengerjaan Peta Situasi Batas
Kawasan Hutan dalam bentuk
digital dalam format shapefile
(*.shp);
- Bertanggung jawab dalam
melakukan kontrol kualitas data
hasil pengolahan dalam data
Koordinat yang telah ditentukan,
raw data, dan pengerjaan Peta
Situasi Batas Kawasan dalam format
shapefile (*.shp).
A.4 Surveyor SMA/SMK/ 1 Tahundi bidang 25 Melakukan pekerjaan:
D3 survei pengukuran - Melakukan pengukuran staking out
dan pemetaan dengan menggunakan GNSS RTK
- Download data GNSS RTK
- Menentukan koordinat base
A.5 Operator SMA/SMK/ 1 Tahundi bidang 25 - Menyiapkan peta kerja
D3 survei pengukuran - Membuat jadwal rencana kegiatan
9
dan pemetaan lapangan sampai pelaporan
- Pengolahan Hasil StakingOut dan
Pemetaan Situasi
- Pembuatan Peta Situasi Situasi
Batas Kawasan secara digital
A.6 Administr SMA/ SMK/ 1 Membuat Laporan Pelaksanaan
asi D3 Pekerjaan:
- Pendahuluan
- Bulanan
- Akhir
- Mengelola administasi proyek
A.7 Tenaga - - 50 Membantu dan mendampingi surveyor
Lokal dalam upaya memperlancar dan
mempercepat proses pengambilan dan
pengumpulan data lapangan

10
VII. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Ketentuan Pelaksana Pekerjaan


A. Penyedia Jasa wajib memiliki pengalaman:

 Penyediaan jasa pada divisi yang sama (pekerjaan pengukuran dan pemetaan)
paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir baik
di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak;

 Penyedia jasa sekurang-kurangnya dalam kelompok/ grup yang sama paling


kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir baiki di
lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak; dan

 Nilai pekerjaan sejenis (pekerjaan pengukuran dan pemetaan) tertinggi dalam


kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir untuk usaha non kecil paling kurang
sama dengan 50% (lima puluh persen) nilai total HPS/ Pagu Anggaran.
B. Dalam rangka memberikan informasi dan data terkait batas kawasan hutan, serta
penunjukan batas kawasan hutan pada tahapan survei pendahuluan diperlukan
petugas pendamping yang berasal dari Kantor Pertanahan, BPKH/ Dishut/ Perhutani/
BKSDA/ PHW, dan perwakilan dari kecamatan dan desa.
C. Dalam rangka pelaksanaan kendali mutu dan pengawasan kegiatan, penyedia wajib
menetapkan/menunjuk Team Leader, Koordinator Staking Out, dan Koordinator
Pengolah Data.
D. Penyedia Jasa menyertakan jadwal penugasan personil dengan ketentuan sebagai
berikut:

 Tidak diperbolehkan menggunakan personil yang sama dalam tahapan pekerjaan


berbeda yang dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan.

 Personil yang sama dapat digunakan pada lebih dari satu tahapan pekerjaan yang
berbeda dengan syarat tidak dilaksanakan pada waktu bersamaan (paralel),
sepanjang personil yang bersangkutan memiliki kompetensi yang dibutuhkan
untuk tahapan tersebut.

2. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas dilaksanakan secara internal oleh Penyedia Jasa maupun oleh Tim
Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan. Kontrol kualitas dimaksudkan untuk
menjamin kualitas hasil pekerjaan pada setiap tahapan pekerjaan. Kontrol kualitas
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Penyedia Jasa wajib melakukan kontrol kualitas secara internal terhadap hasil
pelaksanaan pada setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh operator sesuai
dengan petunjuk teknis Kontrol Kualitasyang ditetapkan. Kontrol Kualitasinternal
dilakukan oleh Team Leader. Team Leader bertanggung-jawab terhadap kualitas data
yang dilakukan oleh operator dan berhak untuk memerintahkan operator untuk
mengulangi atau memperbaiki kesalahan apabila data belum memenuhi kualitas yang
ditetapkan.
B. Proses kontrol kualitas dilaksanakan secara bertahap.
C. Pelaksana pekerjaan harus berperan aktif dalam menjalankan proses Kontrol Kualitas
internal disetiap tahapan pekerjaan sebelum diserahkan kepada Tim Pengawas Teknis

11
dan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan diakhir pekerjaan. Setiap tahapan pekerjaan
dilakukan Kontrol Kualitas dimulai dari sebelum akuisisi data sampai dengan
pengecekan akhir hasil pemrosesan data. Hasil dari Kontrol Kualitas ini untuk
memutuskan apakah pelaksana perlu mengulang pekerjaan di suatu tahapan untuk
memperbaiki kualitas data.
D. Penyedia Jasa harus menyimpan seluruh dokumen Kontrol Kualitas untuk diserahkan
kepada Pemberi Kerja setelah selesainya seluruh pelaksanaan pekerjaan.
E. Hasil Kontrol Kualitas yang dilakukan oleh Tim Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur
Keagrariaan dituangkan dalam dokumen Kontrol Kualitas berikut catatan untuk
perbaikan apabila ada.

3. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk menjamin kelancaran dan kesesuaian
terhadap jadwal dan kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan. Monitoring dan evaluasi
dilaksanakan secara internal oleh tim pelaksana dari Penyedia Jasa maupun oleh Tim
Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan.
Penyedia Jasa wajib melaksanakan monitoring dan evaluasi secara internal dan berkala
selama pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
A. Koordinator teknis melaksanakan monitoring dan evaluasi internal terhadap
pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali setiap minggu.
B. Team Leader melaksanakan monitoring dan evaluasi internal terhadap pelaksanaan
pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali setiap bulan.
C. Apabila diperlukan, kegiatan monitoring dan evaluasi internal dapat mengundang Tim
Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan.
D. Tim Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan akan melaksanakan monitoring
dan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali
dalam satu bulan.
E. Kegiatan monitoring dan evaluasi baik yang dilaksanakan secara internal oleh Penyedia
Jasa maupun oleh Tim Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan harus dicatat
dalam notulensi yang ditandatangani oleh pihak terkait.
F. Notulensi kegiatan monitoring dan evaluasi harus didokumentasikan dengan baik. Tim
Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan sewaktu-waktu dapat meminta
seluruh notulensi untuk dilakukan pemeriksaan.
G. Tim Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan dapat memberikan teguran
apabila Penyedia Jasa lalai dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait
pelaksanaan pekerjaan.

Monitoring dan evaluasi mencakup beberapa hal, antara lain:


a. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai;
b. Kendala yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan;
c. Solusi bagi setiap kendala yang timbul;
d. Rencana pelaksanaan pada periode selanjutnya;

12
e. Strategi percepatan pencapaian target apabila terjadi keterlambatan dari jadwal
pelaksanaan yang ditetapkan.

13
VIII. LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Laporan yang dibuat adalah laporan pendahuluan, laporan bulanan, dan laporan akhir,
yang dilengkapi dengan kurva S dibuat rangkap 3 (tiga). Satu rangkap laporan
(pendahuluan, bulanan, akhir) wajib dimasukkan dalam box penyerahan barang/hasil.

1. Laporan Pendahuluan
Secara garis besar isi dari laporan pendahuluan sekurang-kurangnya menguraikan
mengenai:
A. Persiapan pelaksanaan Pekerjaan yang mencantumkan deskripsi wilayah kerja
(topografi, aksesibilitas, dan hal yang lain yang dianggap relevan dalam menunjang
pelaksanaan pekerjaan misalnya data/tabel tentang wilayah administrasi mengenai
jumlah, nama, dan sebagainya) dan perencanaan personil;
B. Identitas pekerjaan dan organisasi pelaksana;
C. Metode, Peralatan dan Prosedur Pelaksanaan;
D. Jadwal detil pelaksanaan;
E. Kurva-S rencana kemajuan pekerjaan;
F. Perencanaan Staking Out;
G. Peralatan survei GNSS RTK;
H. Deskripsi metode, prosedur dan perangkat (lunak/keras) yang akan digunakan untuk
pelaksaan survei Pendahuluan, dan pengolahan data GNSS RTK.
2. Laporan Bulanan
Penyedia harus membuat laporan bulanan mengenai kemajuan pelaksanaan pekerjaan
paling lambat hari ke lima pada setiap bulannya. Laporan tersebut dimulai sejak tanggal
penandatanganan kontrak. Untuk keadaan-keadaan tertentu, Pengawas Teknis berhak
untuk meminta laporan kemajuan diluar waktu yang telah ditetapkan diatas.
3. Laporan Akhir
Pada akhir pekerjaan perusahaan harus membuat laporan akhir yang memuat secara
lengkap setiap tahapan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan Pembuatan Peta Batas
Kawasan Hutan di “Gunung Lasem”,terdiri dari:
A. Laporan pelaksanaandibuat 2 (dua) rangkap, yang menguraikan:

a. Organisasi pelaksana;
b. Metode, peralatan dan prosedur pelaksanaan;
Pada prosedur pelaksaan tiap tahap kegiatan, wajib diuraikan langkah-langkah
pengerjaan yang dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi.

c. Mekanisme kontrol kualitas yang dilaksanakan dengan melampirkan:

 Hasil analisis terhadap hasil pengolahan data survei GNSS RTK yang dihasilkan
baik segi kualitas raw data ataupun ketelitian data yang dihasilkan.
 Buku kendali, yang berisi konsultasi pelaksana dengan pengawas teknik (saran,
rekomendasi).
 Hasil supervisi internal.

B. Laporan Administrasi dibuat 2 (dua) rangkap, yang berisi absensi kehadiran pelaksana
kegiatan, pertanggungjawaban setiap item kegiatan disertai bukti-bukti pengeluaran.
14
IX. PRODUK YANG DIHASILKAN
1. Data Pengukuran
Rincian hasil pengamatan yang diserahkan dalam folder RAWDATA:
A. Data digital Titik Ikat Utama dan Titik Ikat Bantu dalam subfolder_DATA TITIK IKAT:

 data format RINEX (Receiver Independent Exchange) untuk keseluruhan hasil


perekaman receiver setiap Titik Ikat Bantu,

 Koordinat X, Y, Z dan ketelitiannya dalam sistem koordinat UTM, TM3, dan sistem
koordinat geografi (Lintang dan Bujur) dalam format microsoft excel (*.xls)

 File report pengolahan dalam format digital (*.pdf)


B. Data digital dalam subfolder_DATA PATOK PERAPATAN BATAS SEMENTARA:

 Data hasil pengamatan setiap Patok Perapatan Batas Sementara (dalam format
*.GPX);

 Koordinat X, Y, Z dan ketelitiannya dalam sistem koordinat UTM, TM3, dan sistem
koordinat geografi (Lintang dan Bujur) dalam format microsoft excel (*.xls)

 File report pengolahan dalam format digital (*.pdf)


C. Data digital dalam subfolder_DATA PATOK PERAPATAN BATAS:

 data format RINEX (Receiver Independent Exchange) untuk keseluruhan hasil


perekaman receiver setiap Patok Perapatan BatasHasil Staking Out,

 Koordinat X, Y, Z dan ketelitiannya dalam sistem koordinat UTM, TM3, dan sistem
koordinat geografi (Lintang dan Bujur) dalam format microsoft excel (*.xls)

 File report pengolahan dalam format digital (*.pdf)


D. Data Digital Pengukuran Detil Situasi disimpan dalam subfolder_PENGUKURAN DETIL
SITUASI;
E. Dokumentasi pemasangan Patok Perapatan Batas Hasil Staking Outdan Titik Ikat,
disimpan dalam subfolder_PEMASANGAN PATOK PERAPATAN BATAS;

2. Peta Digital
Peta digital hasil pekerjaan yang diserahkan harus disimpan dan disusun berurutan dalam
folder PETA DIGITALseperti dijelaskan di bawah ini sebagai berikut:

 Sistem koordinat Geografis, UTM dan TM3 dalam sistem SRGI2013 dan DGN95 dengan
format shapefile (*.shp) dan AutoCad (*.dwg),

 Layout 1:5.000 kartografis disesuaikan dengan template dari pemberi kerja dalam
format digital (*.pdf) (gambar terlampir).

3. Pelaporan
A. Laporan lengkap digital (*.pdf), disimpan dalam folder LAPORAN, kemudian laporan
dicetak dalam bentuk hardcopy. Adapun isi laporan adalah sebagai berikut:
a. Persiapan;
b. Survei Pendahuluan;
c. Pengukuran Staking Out dan Situasi;
d. Pengolahan Data; dan
15
e. Pelaporan.
B. Peta Kerja yang dibawa saat ke lapangan berupa hardcopy;
C. Seluruh hasil digital pekerjaan disimpan dalam bentuk flashdisk untuk diserahkan
kepada Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Dasar sebanyak 3 (tiga) set yang diberi
label sebagai berikut:
a. Nama paket dan identitas pelaksana;
b. Manajemen penyimpanan file didalam flashdisk terdiri dari:
 Folder RAWDATA;
 Folder PETADIGITAL;
 Folder LAPORAN;

X. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah 39 hari, dengan jadwal
terlampir.

JUMLAH PEMBUATAN PETA BATAS KAWASAN HUTAN DI GUNUNG LASEM


TAHAPAN
(HARI) 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Persiapan 7

Survei Pendahuluan 5
Pembuatan Tanda Batas 4

Staking Out 10

Pemasangan Tanda Batas 5

Pengolahan Data Situasi 1

Pelaporan 7

XI. ANGGARAN PEMBIAYAAN


Pekerjaan ini akan dibiayai dengan DIPA Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Tahun Anggaran 2019 yang disahkan oleh Menteri
Keuangan, sebesar Rp 1.886.027.000,-

XII. MASA PEMELIHARAAN


Masa pemeliharaan adalah 90 hari kalender dihitung sejak tanggal penyelesaian pekerjaan.

Jakarta, Januari 2019

Pejabat Pembuat Komitmen Direktur Pengukuran dan Pemetaan Dasar,


Kegiatan Pengukuran dan Pemetaan Dasar,

Hary Susetyo, ST Ir. R Agus Wahyudi K, M. Eng.Sc


NIP. 19770904 200212 1 003 NIP. 19640810 199103 1 001
16
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Kawasan Hutan Gunung Lasem

17
Lampiran 2. Ilutrasi Patok Perapatan Batas Sementara

Spesifikasi :

Bahan : Kayu reng meranti/


sejenisnya

Ukuran : 3x4x50 cm

Lampiran 3. Ilustrasi Patok Perapatan Batas

18
19
Lampiran 5. Template Output Peta Situasi Batas Kawasan Hutan

20

Anda mungkin juga menyukai