Amitosis umumnya terjadi pada makhluk bersel satu dan atau organisme yang
selnya belum mempunyai inti, dan juga pada jaringan endosperm. Contoh Hewan
dan tumbuhan yang mengalami amitosis antara lain: amoeba, protozoa, ganggang
bersel satu, dan bakteri.
MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang
teratur.
Hasil pembelahan sel seperti ini ialah sel anakan yangmempunyai jumlah kromosom
yang sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
Pembelahan ini terjadi pada makhluk yang masih tumbuh, yaitu pada proses
pertumbuhan.
Misal setiap sel ujung akar jagung mempunyai 20 buah kromosom, kemudian
membelah, maka setiap sel anakannya tetap memiliki 20 buah kromosom.
Mitosis terjadi melalui beberapa tahap tingkatan (fase), yaitu: profase, metafse,
anatase, dan telofase.
Antara mitosis pertama dengan mitosis berikutnya terdapat interfase yang sebenamya
bukan merupakan tahapan mitosis, sering disebut fase istirahat.
4.PEMBELAHAN MEIOSIS
1. Profase I
2. Metafase I
3. Anafase I
4. Telofase I
5. Profase II
6. Metafase II
7. Anafase II
8. Telofase II
1) Profase I
Pada fase ini secara bertahap membran inti melebur, sentrosom berpisah,dan serat gelendong
terbentuk. Namun, ternyata profase pada meisosis lebihrumit daripada mitosis. Oleh karena
itu, pada profase I terjadi beberapa tahap,yaitu leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan
diakinesis.
a) Leptoten : Pasangan kromosom masih berupa kromatin yang panjang dan tipis,tetapi masing-
masing sudah mengalami duplikasi menjadi dua kromatid.
b) Zigoten : Kromosom homolog mendekati pasangannya , lalu bersatu yang disebutbivalen.
c) Pakiten: Tiap kromosom pembentuk sinapsis membelah menjadi dua kromatid.Berarti pada
tiap-tiap kromosom sekarang terdapat empat kromatid yangdisebut tetrad.
d) Diploten: Pasangan kromatid yang berasal dari satu kromosom mulai menjauhipasangan
kromatid dari kromosom lainnya, kecuali pada kiasma atau titik-titik persilangan antara
kromatid yang satu dan kromatid lain.
e) Diakinesis : Pasangan kromatid yang semakin pendek dan menebal itu berpisah daripasangan
kromatid yang berasal dari kromosom lain.
2) Metafase I
Berbeda dengan metafase pada mitosis, di sini kromosom yang terdiriatas dua kromatid tidak
berjajar satu-satu, tetapi saling berhadapan dengankromosom pasangannya di bidang
pembelahan.
3) Anafase I
Setiap kromosom bergerak menuju kutub yang terdekat melalui jalurserat gelendong,
sementara sentromer pada tiap-tiap kromosom tetapbergantungan pada serat gelendong
pembelahan. Pada akhir fase ini semuakromosom telah berkumpul di kutubnya masing-masing.
4) Telofase I
Di kedua kutub sel terbentuk membran nukleus yang mengelilingikromosom. Selanjutnya, sel
terbelah dua dan masing-masing memperolehsatu nukleus. Akhir dari tahap ini ditandai dengan
terbentuknya dua sel yanghaploid.
5) Profase II
Seperti halnya pada profase I, membran inti kembali melebur dan sentriolberpisah menuju ke
kutub sel yang berlawanan, sementara kromatid-kromatidpenyusun kromosom masih melekat
pada sentromernya.
6) Metafase II
Kromosom bergerak ke bidang pembelahan, berjajar di bidang tersebut dan diikuti pemisahan
kromatid.
7) Anafase II
Kromatid bergerak meninggalkan bidang pembelahan menuju ke kutubyang terdekat sambil
tetap bergantungan pada serat gelendong melaluisentromernya masing-masing.
8) Telofase II
Setelah semua kromatid berkumpul di kedua kutub sel, lalu terbentukmembran nukleus di
sekelilingnya diikuti dengan pembelahan setiap selsehingga terjadilah 4 sel haploid baru.
5.SPERMATOGENESIS
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit
primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan
cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi
spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian,
setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih
bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami
meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami
meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit
sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang
haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi
masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan
spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi,
fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma)
masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel.
Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri
dari kepala dan ekor.
GAMBAR SPERMATOGENESIS
6.OOGENESIS
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel-sel primordial atau oogonium. Oogonium
akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase
profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat
hingga masa pubertas. Pada masa pubertas terjadilah OOGENESIS.
Proses Oogenesis:
2. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini
dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang
selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun
mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses
pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin
yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang
kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut
kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom
terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan
selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom
terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu
set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel
ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama.
Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan
mengalami degenerasi. Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya
kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi
pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
5. Oosit Sekunder
GAMBAR OOGENESIS
7.MIKROSPOROGENESIS
GAMBAR MIKROSPOROGENESIS
8.MAKROSPOROGENESIS
Proses pembentukan gamet betina pada alat kelamin betina tumbuhan disebut
juga megasporogenesis.
Megasporogenesis terjadi di dalam bakal buah atau movarium dan menghasilkan
megaspora.
Sel induk megaspora mengalami pembelahan meiosis I dan meiosis II
membentuk empat sel megaspora haploid. Pada Angiospermae , hanya satu sel
megaspora yang fungsional dan tiga lainyya mengalami degenerasi. Selanjutna
sel megaspora yang fungsional tersebut mengalami tiga kali kariokinesis
menghasilkan delapan inti haploid. Selanjutnya, dari delapan inti tersebut, tiga
inti di mikrofil membentuk dua sel sinergid dan satu sel telur, dua inti di tengah
membentuk sel kutub , serta tiga inti di kalaza membentuk tiga sel antipoda.
GAMBAR MAKROSPOROGENESIS