Anda di halaman 1dari 3

PENGELOLAAN NYERI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


Jl. Raya Parung Bogor KM 42
Kabupaten Bogor

040/02/01-05/I/2015 1/3
Ditetapkan :
Tanggal Terbit RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa
a.n Direksi
STANDAR PROSEDUR Direktur Utama
OPERASIONAL

…2015
Dr. Yahmin Setiawan, MARS

PENGERTIAN Penanganan nyeri yang dilakukan pada pasien


berdasarkan hasil pengkajian / asesmen nyeri awal dan
asesment nyeri ulang, termasuk edukasi pengelolaan
rasa nyeri oleh DPJP dan perawat.

TUJUAN Semua pasien nyeri ditangani dengan baik sesuai


panduan.
KEBIJAKAN 1. SK No.. tanggal.. tentang Hak Pasien dan Keluarga
2. SK No.. tanggal.. tentang Mutu dan Keselamatan
Pasien
3. SK No.. tanggal.. tentang Pelayanan Pasien
4. SK No.104/SK/RST/XII/2014 tanggal 17 Desember
2014 tentang Assesmen Pasien
5. SK No.100/SK/RST/XII/2014 tanggal 10 Desember
2014 tentang Implementasi RST Cinta Ibadah

PROSEDUR 1. Baca Basmalah sebelum melakukan tindakan


2. Dokter/ perawat melakukan identifikasi rasa nyeri
setiap pasien yang dilayani di semua ruang rawat
menggunakan asesment nyeri yang sesuai dan
didokumentasikan dalam rekam medis.
3. Asessment awal dilakukan pada saat pengkajian
fisik yang menjadi bagian dari pemeriksaan tanda-
tanda vital. Asessment ulang dilakukan sesuai
dengan kondisi pasien dan setiap terjadi perubahan
kondisi pasien.
4. Penatalaksanaan terhadap semua pasien (dewasa,
neonatus, anak, atau pasien tidak sadar) dilakukan
PENGELOLAAN NYERI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


Jl. Raya Parung Bogor KM 42
Kabupaten Bogor
040/02/01-05/I/2015 2/3

sesuai dengan skala penilaian nyeri masing-masing.


a. Bila skala nyeri 3 : pasien mempunyai derajat
rasa nyeri yang ringan. Penatalaksanaan
nyerinya bisa dilakukan secara non
farmakologik (tehnik relaksasi, distraksi,
pengalihan perhatian, dll)
b. Bila skala nyeri >4 : pasien mempunyai derajad
rasa nyeri sedang / berat, maka perawat harus
melaporkan ke DPJP untuk dilakukan intervensi
farmakologik yang sesuai.
5. Pelaksanaan evaluasi nyeri dilakukan setelah 1 jam
pemberian obat injeksi atau sesuai jenis dan onset
obat oleh DPJP dan didokumentasikan dalam rekam
medis.
6. Bila penilaian nyeri <4 : pasien mempunyai derajat
rasa nyeri yang ringan dan dilakukan evaluasi setiap
shift sesuai evaluasi tanda vital dan ditulis dalam
lembar monitor terpadu dan catatan terintegrasi. Bila
skala > 4 ditulis dalam catatan terintegrasi sebagai
masalah keperawatan.
6. Bila penilaian nyeri > 4, maka evaluasi nyeri dapat
dilakukan diluar jadwal pemeriksaan tanda vital.
7. Setelah ditangani DPJP, tetapi nyeri pasien belum
berkurang, maka DPJP perlu melakukan konsul ke
dokter syaraf sub spesialis nyeri, dan apabila
diperlukan, dilakukan konsul ke dokter anestesi
untuk intervensi blok/intervensi khusus.
8. Semua intervensi nyeri yang dilakukan,
diinformasikan kepada pasien dan keluarga serta
didokumentasikan dalam rekam medis.
9. Penatalaksanaan kembali ke nomor 3, jika pasien
kembali mengalami nyeri.
PENGELOLAAN NYERI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


Jl. Raya Parung Bogor KM 42
Kabupaten Bogor
040/02/01-05/I/2015 3/3

10. Dokter/perawat mendokumentasikan: skala nyeri,


lokasi nyeri, jenis tata kelola nyeri oleh
perawat/dokter, efektivitas dari tatakelola yang telah
dilakukan.
11. Dokter/ perawat melakukan edukasi tentang nyeri
dan didokumentasikan dalam rekam medis.
12. Baca Hamdalah setelah melakukan tindakan

Bagan Alur :

Mulai dengan membaca Basmalah

Lakukan Assesmen awal

Lakukan pengelolaan nyeri

Dokumentasikan

Selesai. Membaca Hamdalah

UNIT TERKAIT Rawat Jalan – IGD

Rawat Inap – VK

HCU – OK

DIBUAT OLEH Instalasi Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai