Anda di halaman 1dari 6

Widya Cipta

Vol II, No. 1, Maret 2018

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai


Pada Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bogor

Harbelia Retna Kumala1, Teni Agustina2


1
Akademi Sekretari dan Manajemen Administrasi BSI Jakarta
e-mail: Harbeliaretnak@gmail.com
2
Akademi Manajemen Informatika dan Teknik Informatika BSI Jakarta
e-mail: Teni.tng@gmail.com

Abstract – Manage by the leadership style of a leader is the proper techinique undertaken to improve the
quality of human resourcesin order to produce optimal performance in achieving a common goal. This study
aims to determine the effect of leadership style to the achievement of employee’s work at Departement of
Archives and Regional Library of District Bogor. The methodology is primary quantitative methodology.
Document were obtained through surveys and questionnaire, and samples taken using saturated sampling
where all employee at Departement of Archives and Regional Library of District Bogor to be respondent, as
many as 45 respondents. Research methodology consist of the Scale Likert, Correlation Product Moment consist
of : correlation coefficient, coefficient determination, regression equation, test statistic with SPSS 21.
Correlation coeficient receive is 0,733 it means there is a connection between leadership style and work
achievement. The coeficient determination is 54% influenced by leadership style and 46% influenced by onother
factor. And reggresion equation test Y = 22,038 + 0,524X, analyzable first : if X = 0 or without any leadership
style then the work achievement is (22,038). Second : if the leadership style rises 1 point that will be increase
work achievement (22,562).

Key Words: Leadership Style, Work Achievement

I. PENDAHULUAN kepmimpinan, seorang yag ditunjuk sebagai


pemimpin maupun yang diakui oleh anggota
Perubahan lingkungan organisasi yang semakin
sebagai orang yang pantas memimpin mereka
kompleks dan kompetitif menurut setiap
adalah serang pemimpin yang mampu
organisasi dan perusahaan untuk bersifat lebih
menjalankan organisasi tersebut. Cara dan pola
resposive agar saggup bertahan dan terus
tingkah laku pemimpin diartikan oleh bawahan
berkembang. Untuk mendukung perubahan
yang bekerja sama dengannya sebagai gaya
organisasi tersebut, maka diperlukan adanya
kepemimpinan.
perubahan individu. Proses menyelaraskan
perubahaan organisasi dengan perubahan individu Peran gaya kepemimpinan dalam sebuah
ini tidaklah mudah. Selain itu dikehidupan yang organisasi menjadi faktor penting yang
serba modern ini setiap organisasi atau perubahan menentukan faktor keberhasilan atau kegagalan
juga ditutut untuk meningkatkan kualitas sumber organisasi, oleh karena itu setiap pemimpin harus
daya manusia agar dapat mengatasi persaingan mampu menjalankan kepmimpinan yang efektif.
yang semakin ketat dan mampu mengikuti Seorang pemimpin yang efektif harus tanggap
perubahan lingkungan organisasi. Kualitas terhadap perubahan, mampu menganalisis
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki kekuatan, kelemahan sumber daya manusianya
sumber daya manusia tersebut juga berfungsi dan mampu menciptakan kondisi yang mampu
menggerakkan jalannya roda perusahaan. Salah memuaskan pegawai dalam bekerja sehingga
satu dari aktivitas perusahaan dipengaruhi oleh diperoleh pegawai yang tidak hanya mampu
sistem pola hubungan yang terjadi diperusahaan, bekerja akan tetapi juga bersedia bekerja kearah
baik hubungan dengan karyawan maupun dengan pencapaian tujuan perusahaan.
atasan atau pimpinan.
Pemimpin harus fleksibel dalam pemahaman segala
Pola hubungan yang terjadi antara atasan dengan potensi yang dimiliki oleh individu dan berbagai
bawahan dapat menyebabkan pegawai merasa permasalahan yang dihadapi individu tersebut.
senang atau tidak senang bekerja diperusahaan Dengan melakukan pendekatan, pemimpin dapat
tersebut, untuk itulah dalam organisasi selalu menerapkan segala peraturan dan kebijakan
dilakukan perencanaan pengelolaan sumber daya organisasi serta melimpahkan tugas dan tanggung
manusia untuk mendapatkan hasil yang maksimal jawab dengan tepat. Hal ini sejalan dengan usaha
dalam pekerjaan. Salah satu sasaran pengelolaan untuk menumbuhkan komitmen organisasi dari diri
sumber daya manusia pada fungsi manajemen karyawan. Sehingga pemimpin nantinya bisa
organisasi adalah menyangkut masalah meningkatkan prestasi kerja pegawai.

26 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol II, No. 1, Maret 2018

I.1. Kepemimpinan 1.1.2. Gaya Kepemimpinan


Menurut Pamuji (2015:7) menjelaskan bahwa dari Menurut Kartono (2010:48) menyatakan bahwa:
kata pemimpin lahirlah kata kerja memimpin, yang
Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi,
artinya membimbing atau menuntun dan kata benda
sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan,
pemimpin, yaitu orang yang berfungsi memimpin
sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang
atau yang membimbing atau menuntun.
pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja
1.1.1. Teori-teori Kepemimpinan bawahannya.
Banyak teori-teori tentang kepemimpinan antara lain Menurut Rivai dan Mulyadi (2011:42)
yang dikemukakan oleh Stiogdill (2015:11) antara mendefinisikan bahwa:
lain dikemukakan bahwa teori-teori berknaan Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang
dengan kepemimpinan ada beberapa seperti: digunakan pemimpin untuk mempngaruhi bawahan
agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula
1. Teori Sifat (traits theory). Teri ini mlihat dari
dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola
sudut pandang bahwa kepmimpinan. Itu untuk
perilaku dan strategi yang disukai dan sering
berhasilnya seorang pemimpin itu harus memiliki
diterapkan oleh seorang pemimpin.
sifat-sifat tertentu, ciri-ciri atau perangai tertentu.
Menurut Rivai dan Mulyadi (2011:36) gaya
Seorang pemimpin akan berhasil apabila memiliki
kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu:
sifat-sifat, ciri-ciri, perangai tertentu. Berdasarkan
1. Gaya kepemimpinan yang berpola pada
asumsi ini maka lalu dicarikan sifat-sifat yang umum
Kepentingan pelaksanan tugas.
yang harus dimiliki seorang pemimpin agar berhasil
2. Gaya kepemimpinan yang berpola pada
efektif. Sifat tersebut dijadikan pedoman untuk
pelaksanaan hubungan kerja sama.
mengembangkan kepemimpinan. Diantaranya disini
3. Gaya kepemimpinan yang berpola pada
dikemukakan bahwa pemimpin itu dianggap
Kepentingan hasil yang dicapai.
memiliki sifat-sifat yang dianggap sejak lahir dan ia
Berdasarkan tiga pola dasar tersebut terbentuk
menjadi pemimpin sejak lahir. Maka teori ini juga
perilaku kepemimpinan yang berwujud pada
disebut teori genetis, yang disimpulkan bahwa
katagori kepemimpinan yang terdiri dari tiga tipe
pemimpin itu dilahirkan tidak dibentuk (leaders are
Pokok kepemimpinan, yaitu:
born and not made)
a) Tipe kepemimpinan Otoriter
2. Teori Lingkungan (enviromental theory). Teori ini Tipe kepemimpinan ini menerapkan kekuasaan
berpendapat bahwa munculnya pemimpin itu karena di Tangan satu orang.
keadaan, tempat dan waktu atau pemimpin- Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal.
pemimpin lahir karena situasi dan kondisi yang Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata
memungkinkan atau kondusif untuk itu teori ini hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah,
memperhitungkan faktor situasi dan kondisi disebut dan bahkan kehendak pimpinan. Pimpinan
juga teori serba situasi. Kebangkitan dan kejatuhan Memandang Dirinya lebi dalam segala hal,
seorang pemimpin itu dikarenakan oleh situasi dan dibandingkan dengan bawahannya.
kondisi, apabila ia menguasai situasi dan kondisi Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah
maka ia akan dapt menjadi pemimpin. Sejalan sehingga dianggap tidak mampu sesuatu tanpa
dengan teori ini adalah teori sosial yang antara lain diperintah.
dikemukakan bahwa pemimpin itu dibentuk bukan b) Tipe kepemimpinan kendali bebas
dilahirkan (leaders are made not born). Seseorang Tipe kepmimpinan ini merupakan kebalikan dari
akan muncul menjadi pemimpin karena ia berada Tipe kepmimpinan otoriter. Pemimpin
pada suatu lingkungan sosial. berkedudukan sebagai simbol.
Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan
3. Teori Pribadi dan situasi (personal-situasional
kebebasan penuh pada orang yang dipimpin
theory). Teori ini berusaha menjelaskan
dalam mengambil keputusan dan
kepemimpinan sebagai akibat dari seperangkat
melakukan kegiatan menurut kehendak dan
kekuatanyang tunggal. Teori ini pada dasarnya
kepentingan masing-masing baik secara
mengakui bahwa kepemimpinan merupakan produk
perorangan maupun kelompok-kelompok kecil.
dari keterkaitan tiga faktor : (a) Perangai (sifat-sifat)
Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai
Pribadi dari pemimpin, (b) sifat dari kelompok dan penasihat.
anggota-anggotanya, dan (c) kejadian-kejadian atau c) Tipe Kepemimpinan Demokratis
masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok. Tipe kepemimpinan ini merupakan manusia
Kepemimpinan harus dipandang sebagai hubungan sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap
diantara orang-orang dan bukannya ciri-ciri atau kelompok atau organisasi. Pemimpin
sifat-sifat dari seseorang individu yang terisolir. memandang dan menetapkan orang-orang yang
Jelas disini bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri seseorang dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki
saja belum memungkinkan ia berkembang menjadi kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti
pemimpin. dirinya juga kemauan, kehendak, kemampuan,

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 27


Widya Cipta
Vol II, No. 1, Maret 2018

buah pikiran, pendapat, kreativitas, inisiatif yang diperolehnya.


berbeda-beda dan dihargai disalurkan secara 4. Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu
wajar. Tipe pemimpin ini selalu berusaha untuk terdokumentasikan dengan rapi dalam arsip
memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. kepegawaian setiap pegawai sehingga tidak ada
Kepmimpinan demokratis adalah kepemimpinan informasi yang hilang, baik sifatnya
yang aktif, dinamis, dan terarah. Kepemimpinan menguntungakan maupun merugikan pegawai
tipe ini dalam mengambil keputusan sangat bersangkutan.
mementingkan musyawarah, yag diwujudkan 5. Hasil penilaian prestasi kerja setiaorang menjadi
pada setiap jenjang dan di dalam unit masing- bahan yang selalu turut dipertimbangkan dalam
masing. setiap keputusan yang diambil mengenai mutasi
Menurut Soekarso dkk (2010:44) definisi gaya pegawai, baik dalam arti promosi, alih tugas, alih
kepemimpinan dapat diuraikan sebagai berikut: wilayah, demosi maupun dalam pemberhentian
1. Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau tidak atas perminataan sendiri.
tindakan pemimpin dalam mmpengaruhi para
anggota atau pengikut. 2.2.3. Pengukuran Prestasi Kerja
2. Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau Untuk dapat mengvaluasi karyawan secara objektif
tindakan pemimpin dalam melaksanakan tugas- dan akurat, seorang penyelia harus mampu
tugas pekerjaan manajerial. mengukur tingkat kinerja mereka. Pngukuran kinerja
dapat berfungsi sbagi target atau sasaran, sebagai
2.2.1. Prestasi Kerja aktivitas pegukuran standar sebagai informasi yang
Menurut Sunyoto (2012:18) prestasi kerja adalah dapat digunakan para karyawan, dalam
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam mengarahkan usaha-usaha reka melalui serangkaian
melaksanakan menyelesaikan pekerjaan yang prioritas tertentu. Menurut Flippo dalam Sunyoto
dibebankan kepadanya. (2012:22) prestasi kerja dapat diukur melalui:
Menurut Mangkungara (2010:67) Kinerja (Prestasi 1. Mutu kerja, berjaitan dengan ketepatan waktu,
Kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan keterampilan dan kepribadian dalam mlakukan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam pekerjaan.
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung 2. Kualitas kerja, brkaitan dengan pemberian tugas-
jawab yang diberikan kepadanya. tugas tambahan yang diberikan leh atasan
kepada bawahanya.
2.2.2. Pengertian penilaian prestasi kerja menurut 3. Ketanggungan, berkaitan dengan tingkat
Sikula dalam Rahardi (2010:2) menyatakan bahwa kehadiran, pemberian waktu libur dan jadwal
penilaian prestasi kerja adalah suatu pendekatan keterlambatan hadir ditempat kerja.
penilaian prestasi kerja pegawai dimana terdapat 4. Sikap, merupakan sikap yang ada pada karyawan
berbagai faktor seperti: yang menunjukan sebrapa jauh sikap tanggung
1. Yang dinilai ialah manusia yang disamping jawab mereka terhadap dalam menyelsaikan
memiliki kemampuan tertentu juga tidak luput pekerjaan.
dari berbagai kelemahan dan kekurangan.
2. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolak II. METODOLOGI PENELITIAN
ukur tertentu yang realistik, berkaitan langsung 1. Uji validitas
dengan tugas seseorang serta kriteria yang Menurut Priyanto (2012:81) “Uji item digunakan
ditetapkan dan diterapkan secara objektif. untuk mengetahui seberapa cermatsatu item dalma
3. Hasil penilaian harus disampaikan kepada mengukur objeknya. Item dikatakan valid jika ada
pegawai yang dinilai dengan tiga maksud: korelasi dengan stor total. Pengujian validitas item
a) Dalam hal penilaian positif, menjadi dalam SPSS bisa menggunakan dua metode analisis
dorongan kuat bagi pegawai yag yaitu korelasi pearson atau corrected item total
bersangkutan untuk lebih berprestasi lagi correlation. Teknik uji validitas item dengan korelasi
dimasa yang akan datang shingga pearson dilakukan dengan cara megkorelasikan soal
kesempatan mniti karir lebih terbuka total item, kemudian pengujian signifikansi
baginya. dilakukan denga cara mngkrelasikan skor total item,
b) Bila penilaian tersebut bersifat negatif, kemudian pengujian signifikansi dilakukan kriteria r
pegawai yang bersangkutan mengetahui tabel pada tingkat signifikansi 0.05 dengan uji 2 sisi.
kelemahanya dan dengan sedemikian rupa Jika nilai posititf dan r hitung > tabel, maka item
mengambil berbagai langkah yang diperlukan dapat dinyatakan valid (demikian pula sebaliknya).
untuk mengatasi kelemahan tersebut.
c) Jika seseorang merasa mendapat penilaian 2. Uji Reliabilitas
yang tidak obyektif, kepadanya diberikan Menurut Priyanto (2012:120) uji reliabilitas untuk
kesempatan untuk mengajukan keberatan mengetahui keajengan atau ksistensi alat ukur yang
sehingga pada akhirnya ia dapat memahami biasanya menggunakan kuisioner. Metode yang
dan menerima hasil penilaian yang sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur

28 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol II, No. 1, Maret 2018

skala rentangan adalah Cronbach Alpha. Uji 3.3. Uji Instrumen Penelitian
reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas 1. Validitas instrumen
dimana item yang masuk pengujian adalah item Validitas dilakukan dengan kriteria r tabel pada
yang valid saja. tingkat signifikansi 0.05 dengan uji dua sisi. Jika
III. HASIL DAN PEMBAHASAN nilai positif dan r hitung > tabel, maka item dapat
3.1. Populasi dan Sampel dinyatakan valid. Nilai r hitung merupakan hasil
1. Populasi korelasi jawaban responden pada masing-masing
Populasi yang penulis gunakan dalam pernyataan disetiap variabel yang dianalisis
penelitian ini adalah sebanyak 45 Responden. dengan program SPSS dan otput hasil validitas
sebagai berikut:
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penlitian ini Tabel 3. Validitas Variabel X (Gaya
adalah sampling jenuh yang termasuk ke dalam Kepemimpinan)
salah satu nonprobably sampling.
3.2. Indikator Item Statistics
1. Indikator Variabel Gaya Kepemimpina (X) Mean Std. Deviation N

X1 4,47 ,505 45
Tabel 1. Gaya Kepemimpinan
X2 4,04 ,796 45
Parameter
Variabel Dimensi Indikator X3 4,56 ,546 45
Berdasarkan atas X4 3,87 1,254 45
Tipe kekuasaan dan
kepemimpi X5 4,18 ,860 45
paksaan yang
nan mutlak harus X6 4,07 1,053 45
Otoriter dipatuhi.
X7 4,47 ,505 45
Pemimpin X8 4,18 1,007 45
berkedudukan
Tipe sebagai simbol, X9 4,40 ,618 45
Gaya Tipe kepemimpi pemimpin hanya X10 4,60 ,495 45
Kepemim Kepemim nan kendali memfungsikan
pinan pinan bebas dirinya sebagai
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
penasihat.

Berorientasi Berdasarkan tabel r uji (dua) arah dengan


terhadap N=45/df=43 taraf kesalahan 5% diperoleh 0.294.
Tipe karena r hitung lebih bsar dari r tabel untuk taraf
kemanusiaan dan
kepemimpi
memberikan kesalahan 5%, maka dapat disimpulkan indikator
nan
bimbingan kepada gaya kepemimpinan tersebut valid dan dapat
demokratis
pengikutnya. dipergunakan untuk penelitian.
Tabel 4. Validitas Variabel Y (Prestasi
Kerja)
Sumber: Rivai & Mulyadi (Kepemimpinan
dan Prilaku Organisasi, 2011 Item Statistics
Mean Std. Deviation N
2.Indikator Variabel Prestasi Kerja (Y)
Y1 4,42 ,499 45
Tabel 2. Prestasi Kerja Y2 4,27 ,688 45

Y3 4,16 ,903 45
Variabel Dimensi Indikator Y4 4,36 ,712 45

- Ketepatan Waktu Y5 4,51 ,589 45


• Mutu
- Keterampilan
kerja Y6 4,64 ,484 45
- Kepribadian
• Kualitas - Pemberian Tugas Y7 4,56 ,503 45
Kerja Tambahan
Prestasi
- Tingkat Kehadiran Y8 4,44 ,546 45
Kerja
• Ketangg - Pemberian Waktu Libur
uhan - Jadwal Keterlambatan Y9 4,56 ,546 45
Hadir
Y10 4,58 ,499 45
- Tangung Jawab
• Sikap
- Kerja sama
Sumber: Sunyoto (2012:22) Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 29


Widya Cipta
Vol II, No. 1, Maret 2018

Berdasarkan tabel r uji (dua) arah dengan


N=45/df=43 taraf kesalahan 5% diperoleh 0.294.
karena r hitung lebih bsar dari r tabel untuk taraf Tabel 7. Uji Koefisein Korelasi
kesalahan 5%, maka dapat disimpulkan indikator Correlations
gaya kepemimpinan tersebut valid dan dapat
Gaya_Ke Prestasi_Ke
dipergunakan untuk penelitian.
pemimpi rja
2. Reliabilitas Instrumen nan
Hasil reliabilitas output SPSS sebagai berikut:
Pearson Correlation 1 ,733**
Gaya_
Tabel 5. Reliability Variabel X (Gaya Sig. (2-tailed) ,000
Kepemimpinan) Kepemimpinan
N 45 45
Reliability Statistics Pearson Correlation ,733** 1
Prestasi_
Cronbach's Alpha N of Items Sig. (2-tailed) ,000
Kerja
N 45 45
,841 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel III.5 pedoman untuk memberikan
Berdasarkan tabel 5 nilai alpha cronbach’s 0.81 interprestasi koefisien korelasi 0,60 s.d 0,799 berarti
s.d 1.00 bearti sangat reliabel. Dari hasil yang kuat. Diketahui bahwa atau nilai r sebesar 0,733,
didapat pada variabel x adalah 0.841 maka dapat diartikan bahwa hubungan gaya
hasilnya adalah sangat reliabel. kepemimpinan dan prestasi kerja pegawai memiliki
hubungan yang kuat dan searah karena bernilai
Tabel 6. Reliability Variabel Y (Prestasi positif.
kerja)
Reliability Statistics
2. Uji Koefisien Determinasi
Cronbach's Alpha N of Items Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Arsip
dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bogor, maka
digunakan uji kofisien determinasi.
,809 10 Perhitungan Koefisien Determinasi sebagai berikut:

Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017 KD = r 2 x 100%


= 0.7332 x 100%
Berdasarkan tabel 6 nilai alpha cronbach’s 0.61 = 0,537289 x 100%
s.d 0.81 brarti reliabel. Dari hasil pada variabel Y = 53,7289% = 54%
adalah 0.809 maka hasilny adalah reliabel.
Berdasarkan dari hasil perhitungan yang
3.4. Analisis Variabel Gaya Kepemimpinan diperolehdapat disimpulkan bahwa pengaruh gaya
Terhadap Prestasi Kerja sebagai berikut: kepemimpinan Daerah Kabupaten Bogor sebesar
54% dan sisanya 46% dipengaruhi oleh faktor lain.
1. Uji Kofisien Korelasi H0 : Tidak ada pengaruh antara gaya kepemimpinan
Untuk mengtahui berapa besar hubungan antara terhadap prestasi kerja pegawai secara signifikan.
gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja H1 : Ada Pengaruh antara gaya kepemimpinan
pegawai pada dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah terhadap prestasi kerja pegawai secara signifikan.
Kabupaten Bogor,
Tabel 8. Uji Model Summary
Untuk mengetahui hasil koefisien korelasi
signifikan atau tidak perlu dibandingkan dengan r Model Summary
tabel. Dengan uji 2(dua) arah tingkat kesalahan 5% Mod R R Adjusted Std. Error
N=45/df=43, sehingga H0 ditolak da H1 diterima. el Square R Square of the
Estimate
H0 : Tidak ada pengaruh antara gaya kepemimpinan 1 ,733a ,537 ,526 2,549
terhadap prestasi kerja pegawai secara signifikan. a. Predictors: (Constant),
H1 : Ada Pengaruh antara gaya kepemimpinan GAYA_KEPEMIMPINAN
terhadap prestasi kerja pegawai secara signifikan. Berdasarkan tabel 8 Model Summary dapat

30 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol II, No. 1, Maret 2018

diketahui bahwa nilai R Square sebesar 0.537% nilai tersebut menunjukan adanya hubungan positif
atau 54% artinya prestasi kerja dipengaruhi oleh antara gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja
gaya kepemimpinan sisanya 46% dipengaruhi oleh dan nilai tersbut berada dalam katagori kuat.
faktor lain. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi
3. Uji Persamaan Regresi kerja dilakukan perhitungan koefisien determinasi
Untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai (KD) yang menghasilkan nilai sebesar 54% yang
gaya kepemimpinan apabila prestasi kerja pegawai artinya variabel prestasi kerja Dinas Arsip dan
diubah, maka digunakan uji persamaan regresi. Perpustakaan Daerah Kabupaten Bogor dapat
dipengaruhi oleh variabel gaya kepemimpinan,
H0 : Tidak ada pengaruh antara gaya kepemimpinan dan sisanya 46% menunjukan bahwa selain gaya
terhadap prestasi kerja pgawai secara signifikan. kepemimpinan terdapat faktor lain yang
mempengaruhi prestasi kerja. Uji persamaan
H1 : Ada Pengaruh antara gaya kepmimpinan regresi juga dilakukan untuk membuat keputusan
terhadap prestasi kerja pegawai secara signifikan. apakah naik dan turunnya variabel prestasi kerja
dapat dilakukan melalui peningkatan variabel gaya
Tabel 9. Uji Persamaan Regresi kepemimpinan atau tidak. Dari hasil analisis
Coefficientsa regresi dapat diketahui hubungan antara gaya
Model Unstandardized Standardized t Sig. kepemimpinan dengan prestasi kerja adalah Y =
Coefficients Coefficients 22,038 + 0.524X. persamaan ini menunjukan jika
B Std. Beta X = 0 atau tanpa ada gaya kepemimpinan maka
Error prestasi kerja sebesar 22,038. Dan jika X naik 1
22,038 3,202 6,884 ,000
(Constant) angka atau setiap gaya pemimpinan sebesar 1,
1 Gaya_Kep ,524 ,074 ,733 7,063 ,000 maka akan menaikan prestasi kerja menjadi
emimpina 22,562.
n
a. Dependent Variable: Prestasi_Kerja REFERENSI
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2017 Kartono, Kartini. 2010. Pemimpin dan
Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Pers.
Berdasarkan tabel 9 uji persamaan regresi tingkat Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. Manajemen
signifikan sebesar 0,000 H1 < 0,05 maka H1 Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:
diterima, kesimpulannya adalah persamaan regresi PT Remaja Rosdakarya.
signifikansi sehingga persamaan regresi yaitu:
Y = 22,038 + 0524X Pamudji dan Ralp M. Stogdill. 2015.
Kepemimpinan, Etika & Kebijakan Peerintah.
Dimana: Ciawi: Ghalia Indonesia.
Y = Prestasi Kerja Pegawai
Priyanto, Duwi. 2012. Belajar Cepat Olah Data
X = Gaya Kepemimpinan
statistik Dengan SPSS. Yogyakarta: Andi.
Artinya Jika X = 0 atau tanpa ada gaya Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. 2011.
kepemimpinan maka prestasi kerja sebesar 22,038. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi
Dan jika X naik 1 angka atau setiap gaya Ketiga. Jakarta Utara: Rajawali Pers.
kepemimpinan sebesar 1 maka akan menaikan
Shartle dan Moekijat. 2010. Pemimpin dan
prestasi kerja pegawai menjadi sebesar 22,562.
Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahsan Timur: Rineka Cipta.
diatas kepemimpinan yang dapat meningkatkan
Sikula, Andrew F dan Siagian. 2010. Manajemen
prestasi kerja pegawai dengan gaya disesuaikan
Kinerja Sumber Daya Manusia. Malang:
dengan keadaan dan kondisi lingkungan kerja.
Tunggal Mandiri Publishing.
Kerjasama yang baik anatara pemimpin dan
pegawai dapat lebih meningkatkan prestasi dalam Soekarso, Agus Sosro. 2010. Teori Kepemimpinan.
bekerja. Dan Masih terdapat kekurangan pemimpin Jakarta: Mitra Wacana Media.
dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai seperti
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif,
ketepata waktu, kehadiran pegawai.
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
IV. KESIMPULAN
Sujianto, Agus Eko. 2009. Aplikasi Dengan SPSS
Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan 16.0. Jakarta: Prestasi Kencana.
dengan menggunakan perhitungan koefisien
Sunyoto, Danang. 2012. Teori, Kuesioner, dan
korelasi product moment yang digunakan dalam
Analisis Data Sumber Daya Manusia (Praktik
tugas akhir ini menunjukan hasil sebesar 0.733.
Penelitian). Jakarta: PT Buku Seru.

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 31

Anda mungkin juga menyukai