Audit Publik Atau Pemerintah-1-1
Audit Publik Atau Pemerintah-1-1
IT PEMERINTAHAN)
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Audit manajemen yaitu ibu ,
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
penulis.Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
i
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR….………….………………………………………… i
DAFTAR ISI………………..…………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGAWASAN……………………………............................. 4
PEMERINTAHAN................................................................. 4
2.2.PENGAWASAN MELEKAT.....……...............................................8
3.1 Kesimpulan………………………………………………….…….. 19
ii
DAFTAR PUSTAKA……..……………………………………………… 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
salah satu alat ukur dimana roda organisasi dapat berjalan dengan baik atau tidak
Keuangan Negara merupakan bagian yang perlu diawasi karena jika tidak diawasi
hal keuangan negara, harus diiringi dengan pengawasan agar berjalan sesuai
dengan tujuan dan aturan yang telah ditetapkan. Suatu negara pasti memiliki
tujuan dan untuk mencapai tujuan tersebut salah satu cara yang dilakukan adalah
berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan ini salah satu cirinya
4
dapat dilihat dengan adanya lembaga pengawas eksternal dan lembaga pengawas
menetapkan 4 orang tersangka yaitu SUG (Sugito), Irjen Kemendes; JBP (Jarot
dan ALS (Ali Sadli), auditor BPK," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di
Sugito dan Jarot disangka memberi uang sebesar Rp 240 juta kepada Rochmadi
dan Ali agar Kemendes memperoleh opini WTP. Hingga operasi tangkap tangan
KPK pada Jumat (26/5), masih ada Rp 40 juta yang belum diberikan Pemerintah
Pemerintah (APIP).
5
APIP adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan
unit pengawasan intern pada Badan Hukum Pemerintah lainnya sesuai dengan
yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari audit, review, evaluasi,
umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga
dalam tugasnya inspektorat sama dengan auditor internal (Falah, 2005 dalam
harvita, 2012). Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksa
6
represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara berdaya guna
yang dilakukan oleh setiap atasan sebagai pimpinan di samping perencanaan dan
melainkan merupakan disiplin diri yang harus ditumbuhkan pada setiap atasan
ditumbuhkan melalui berbagai cara antara lain dengan memperkuat seluruh lini
dilakukan oleh para aparat yang diadakan khusus untuk membantu pimpinan
tanggung jawabnya.
7
1.2 Rumusan Masalah
Audit Manajemen
8
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGAWASAN
daripada pengawasan. Akan tetapi dikalangan ahli atau sarjana telah disamakan
arah dan meluruskannya menuju arah yang benar. Akan tetapi ada juga yang tidak
dikatakan bahwa pengawasan adalah hanya kegiatan mengawasi saja atau hanya
melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan saja hasil kegiatan mengawasi
9
2.1.1. Maksud dan Tujuan Pengawasan
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan dan untuk mencapai tujuan dari pemerintah
yang telah direncanakan maka perlu ada pengawasan, karena dengan pengawasan
tersebut, maka tujuan yang akan dicapai dapat dilihat dengan berpedoman rencana
Berkaitan dengan tujuan pengawasan, agar terciptanya aparat yang bersih dan
berwibawa yang didukung oleh suatu sistem manajemen pemerintah yang berdaya
guna dan berhasil guna serta ditunjang oleh partisipasi masyarakat yang
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diketahui bahwa pada pokoknya
instruksi yang telah dibuat, untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan, kelemahan
atau kegagalan serta efisiensi dan efektivitas kerja dan untuk mencari jalan keluar
10
apabila ada kesulitan, kelemahan dan kegagalan atau dengan kata lain disebut
tindakan korektif.
satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap
atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:
11
2.1.2. Jenis Pengawasan
Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan
dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau
rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap departemen dan inspektorat wilayah
Pembangunan (Menko Ekuin dan Wasbang). Selain itu juga terdapat Badan
31 tahun 1983.
yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia
12
demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan menilai
lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem
preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan
lebih awal.
suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.” Pengawasan keuangan model ini
lazimnya dilakukan pada akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah
13
pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui “penelitian dan
terhadap pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak kadaluarsa, dan
yaitu pengeluaran tersebut diperlukan dan beban biaya yang serendah mungkin.”
(doelmatigheid).
negara yang tertuju pada aparatur atau pegawai negeri.” Dengan dijalankannya
14
“Oleh karena penetapan belanja mengenai hak rakyat untuk menentukan nasibnya
sendiri, maka segala tindakan yang menempatkan beban kepada rakyat, sebagai
Melekat memiliki dasar yaitu : Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 tentang
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan atasan langsung baik di tingkat Pusat
maupun di tingkat Daerah dan Pengawasan yang dilakukan secara fungsional oleh
struktur organisasi yang jelas dengan pembagian tugas dan fungsi beserta
15
uraiannya yang jelas pula; Melalui perincian kebijaksanaan pelaksanaan yang
oleh bawahan yang menerima pelimpahan wewenang dari atasan; Melalui rencana
kerja antar kegiatan tersebut, dan hubungan antar berbagai kegiatan beserta
sasaran yang harus dicapainya; Melalui prosedur kerja yang merupakan petunjuk
pelaksanaan yang jelas dari atasan kepada bawahan; Melalui pencatatan hasil
kerja serta pelaporannya yang merupakan alat bagi atasan untuk mendapatkan
pengelolaan keuangan; dan Melalui pembinaan personil yang terus menerus agar
para pelaksana menjadi unsur yang mampu melaksanakan dengan baik tugas yang
Aspek sarana pengawasan melekat; Aspek manusia dan budaya; Aspek tugas
16
pengawasan di lingkungan organisasi yang menjadi tanggung jawabnya.
Kabupaten/Kota Madya.
rencana program kerja pengawasan tahunan yang disusun sesuai dan sejalan
tahunan pengawasan tahunan tersebut disusun oleh BPKP menjadi program kerja
yang bersangkutan.
17
mempunyai dampak luas baik terhadap jalannya pemerintahan maupun terhadap
yang bersifat umum mengenai semua bidang dan aspek dari entitas yang
diaudit serta kegiatan dan kebijakan entitas, dalam waktu yang relative
18
Laporan hasil pemeriksaan aparat pengawasan sebelumnya,
diperiksa
Area kunci (key area) adalah area, bidang, atau kegiatan yang
19
Pada tahap survey pendahuluan, bukti yang diutamakan adalah
yang diaudit.
2. Tahap Pelaksanaan
20
audit tercapai, dan mengidentifikasi kemungkinkan-kemungkinan untuk
simpulan audit.
rekomendasi audit.
21
untuk dikemukakan dan dikomunikasikan dengan entitas yang
yang diaudit
efektif.
sesuai dengan rekomendasi, Wakil gubernur dan wakil bupati atau wakil walikota
perundang-undangan.
22
CONTOH KASUS AUDIT PEMERINTAHAN
1. Penjelasan Lengkap KPK soal Suap Opini WTP BPK oleh Kemendes
menetapkan 4 orang tersangka yaitu SUG (Sugito), Irjen Kemendes; JBP (Jarot
dan ALS (Ali Sadli), auditor BPK," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di
Sugito dan Jarot disangka memberi uang sebesar Rp 240 juta kepada Rochmadi
dan Ali agar Kemendes memperoleh opini WTP. Hingga operasi tangkap tangan
KPK pada Jumat (26/5), masih ada Rp 40 juta yang belum diberikan. Uang
Sugito dan Jarot disangka melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau Pasal 5
Sedangkan, Rochmadi dan Ali disangka melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau
23
tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, juncto Pasal 64
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.BPK menjadi salah satu pihak
penggunaannya. Oleh karena itu, melalui pemeriksaan yang dilakukan, BPK dapat
etika profesi yang harus dipatuhi oleh seluruh anggotanya. Dalam peraturan
Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan pasal 4 ayat 2 disebutkan bahwa Nilai
Dasar Kode Etik BPK terdiri dari Integritas, Independensi, dan Profesionalisme.
Selanjutnya dalam pasal 5 disebutkan kode etik ini harus diwujudkan dalam sikap,
ucapan, dan perbuatan Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya
24
Mengingat begitu besarnya pengaruh opini yang diberikan BPK terhadap
pengambilan keputusan serta citra suatu kementrian atau lembaga negara, banyak
Pengecualian) dengan cara yang salah dan melanggar hukum. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri bagi BPK dan seluruh anggotanya dalam pelaksanaan etika
profesi melalui kepatuhan terhadap kode etik. Salah satu kasus yang berkaitan
dengan hal ini adalah kasus Pemberian Suap Opini WTP Kemendes.Kasus yang
terungkap karena adanya Operasi Tangkap Tangan oleh KPK pada tanggal 26 Mei
2017 ini melibatkan empat orang tersangka yaitu SUG (Sugito), Irjen Kemendes;
JBP (Jarot Budi Prabowo), eselon III Kemendes; RS (Rochmadi Saptogiri), eselon
I BPK; dan ALS (Ali Sadli), auditor BPK. Dalam kasus ini Pejabat Kemendes
Sugito dan Jarot disangka memberi uang sebesar Rp 240 juta kepada Rochmadi
dilakukan oleh anggota BPK, yaitu RS dan ALS. Menurut penulis adanya kasus
ini membuktikan masih terdapat oknum-oknum di dalam tubuh BPK yang belum
bisa menjiwai dan mematuhi sepenuhnya etika profesi yang ada di BPK. Dapat
dilihat bahwa RS (Rochmadi Saptogiri), eselon I BPK; dan ALS (Ali Sadli),
auditor BPK melanggar prinsip-prinsip dasar etika profesi, yang terdiri dari :
1. Tanggung Jawab
25
berupa imbalan sebesar Rp 240 juta, BPK dengan mudahnya mengabaikan
opini WTP untuk Kemendes. Padahal penerbitan opini yang tidak sesuai
2. Keadilan
berupa opini WTP karena pihak-pihak tertentu menerima uang suap. Hal
ini akan menyebabkan ketidakadilan bagi pihak lain yang diaudit oleh
3. Otonomi
Prinsip ini menuntut agar dalam kinerjanya anggota BPK memiliki dan
menganggu kepentingan umum. Hal ini jelas dilanggar oleh RS dan ALS.
Dengan menerima suap dan mengeluarkan opini yang tidak sesuai RS dan
ALS selaku pejabat dan auditor BPK tidak memperhatikan dan memenuhi
26
Selain itu saudara RS dan ALS juga melanggar nilai-nilai dasar yang menjadi
1. Integritas
Integritasadalahsuatuelemenkarakteryang
mendasaritimbulnyapengakuanprofesional.Integritasmerupakankualitas
kasus ini dapat dilihat jika penerapan integritas di BPK masih sangatlah
kurang. Bahkan eselon I BPK ikut terlibat dalam penerimaan suap. ALS
2. Independensi
pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.. Dengan adanya kasus ini
Seharusnya sebagai pejabat dan auditor BPK, RS dan ALS bebas dari
opini. Dalam kasus ini pemberian imbalan berupa uang senilai Rp 240 juta
27
Kemendes, agar Kementrian ini terlihat memiliki kinerja yang bagus dan
3. Profesionalisme
fungsinya secara baik dan benar dan juga komitmen dari para anggota dari
dan sesuai ketentuan yang berlaku. Hal ini lebih lanjut akan
merugikan.
Dampak
memberikan kerugian yang sangat besar bagi negara. Selain itu masyarakat
menjadi meragukan integritas dan citra BPK sebaga lembaga tinggi negara yang
28
Indonesia. Hal ini karena tingkat korupsi suatu negara merupakan salah satu
Proses Penyelesaian
Hingga saat ini proses penyelesaian kasus ini masih berlangsung, sidang
perdana dalam kasus suap auditor BPK dilaksanakan di Pengadilan Tindak Pidana
Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Mereka juga dijerat Pasal
Bagian Tata Usaha dan Keuangan Inspektorat Kemendes, Jarot Budi Prabowo
persidangan kasus dugaan suap pada pemberian opini wajar tanpa pengecualian
Oktober 2017
29
Selain itu, kedua terdakwa juga dituntut membayar denda. Sugito dituntut
untuk membayar denda Rp 250 juta subsider 6 bulan kurungan, sementara Jarot
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat
dilakukan adalah:
tingkat Daerah dan Pengawasan yang dilakukan secara fungsional oleh aparat
pengawasan.
31
4. Secara umum ada 3 tahapan yang harus dilakukan dalam audit
2) Tahap pelaksanaan
32
DAFTAR PUSTAKA
Rai, I Gusti Agung, 2008.Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Salemba Empat.
Jakarta
33
Pertanyaan
34
3. Jelaskan tahapan dalam audit sekor pemerintahan? (Rima, kelompok 1)
2.Tahap Pelaksanaan
Tujuan utama pelaksanaan adalah untuk menilai apakah kinerja entitas yang
diaudit sesuai dengan kriteria, menyimpulkan apakah tujuan-tujuan audit tercapai,
dan mengidentifikasi kemungkinkan-kemungkinan untuk memperbaiki kinerja
entitas yang diaudit, yang akan dituangkan dalam rekomendasi kepada auditee.
35
1. Perlunya melanjutkan pendidikan profesional untuk tim audit,
sehinggamempunyai keahlian dan pelatihan yang memadai untuk melaksanakan
audit.
2. Dalam penugasan audit selalu mempertahankan independensi dalam
sikapmental, artinya tidak mudah dipengaruhi karena akuntan melaksanakan
pekerjaannya untuk kepentingan umum sehingga akunta tidak dibenarkan
memihak pada kepentingan golongan.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit, akuntan
menggunakankemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama, artinya
akuntan dalam mendalami standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan
dengan semestinya. Penerapan yang cermat dan seksama diwujudkan dengan
melakukan review secara kritis pada setiap tingkat supervisi terhadap pelaksanaan
audit dan terhadap pertimbangan yang digunakan.
4. Perencanaan pekerjaan audit dengan sebaik-baiknya, kemudian
dilakukanpengendalian dan pencatatan untuk semua pekerjaan audit di lapangan.
5. memahami struktur pengendalian intern klien untuk dapat melakukan
perencanaan audit, menetukan sifat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan
6. Memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan, konfirmasi sebagai dasar yang memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
7. Membuat laporan audit yang menyatakan laporan keuangan yang telah
disusun oleh klien telah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum atau
tidak. Dalam pengungkapan yang informatif dalam laporan keuangan harus
memadai, jika tidak harus dinyatakan dalam laporan keuangan auditan.
8. Di bidang sektor publik melakukan VFM audit yaitu melakukan audit
kinerja meliputi:
a. Ekonomi dan efisiensi yang bertujuan untuk menentukan apakah suatu
perusahaan telah memperoleh dan menggunakan sumber daya yang ada
secara efisien dan mematuhi aturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan efisiensi.
36
b. Audit program yang mencakup penentuan pencapaian hasil program
yang diinginkan atau manfaat yang telah ditetapkan oleh UU,
penentuanefektivitas kegiatan bisnis, pelaksanaan program, kegiatan
perusahaan, dan penentuan apakah perusahaan yang diperiksa telah
mentaati peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan
37
- Pemisahan fungsi
- Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting
- Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian
38