Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330158322

Pengembangan Sistem Deteksi HPV (Human Papilloma Virus) Berbasis Marka


Molekuler PCR-RFLP

Article · December 2018

CITATIONS READS

0 94

1 author:

Syubbanul Wathon
Universitas Jember
15 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Science Bridge Indonesia, an educational project in life sciences for schools and universities View project

Course - Animal Cell Culture View project

All content following this page was uploaded by Syubbanul Wathon on 05 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI HPV (Human


Papilloma Virus) BERBASIS MARKA MOLEKULER
PCR-RFLP

ELISA ERNI, SYUBABBANUL WATHON


Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37, Kampus Tegal Boto, Jember, 68121
Corresponding author : syubbanulwathon@unej.ac.id

pada tingkat DNA. Deteksi dilakukan konfirmasi


1. Restriction Fragment
Length RFLP dilakukan melalui analisis
Polymorphisms(RFLP) berdasarkan adanya elektroforesis, hibridisasi
kemungkinan perbedaan dan visualisasi. Aplikasi

R estriction Fragment
Length
Polymorphism
(RFLP) merupakan salah
satu teknik yang banyak
panjang fragmenDNA
targetyang dihasilkan
setelah proses
pemotongan dengan suatu
enzim restriksi. Perbedaan
teknik RFLP digunakan
untuk mendeteksi
diversitas genetik,
hubungan kekerabatan,
spesiasi dan domestikasi,
digunakan untuk panjang fragmen DNA pemetaan genom, tagging
mendeteksi adanya variasi dapat diketahui setelah gen, serta mengkonstruksi
Pelacakan DNA digunakan
Membran nitroselulosa
probe yang diberi label, probe
Isolasi DNA suatu organisme diletakkan di bagian atas dari
diinkubasi dengan membran
(prokariot maupun eukariot) gel agarosa, kemudian diberi
agar terjadi hibridisasi dengan
tekanan agar terjadi kontak
DNA yang ada pada membran

Probe yang tidak terikat dicuci,


DNA hasil isolasi diperlakukan Single strand dipindahkan ke
dan pola hibridisasi kemudian
dengan enzim restriksi agar membran nitroselulosa (tahap
dideteksi dengan visualisasi
terbentuk fragmen-fragmen blotting)
menggunakan autoradiografi

Fragmen-fragmen DNA yang DNA hasil elektroforesis


telah terbentuk di pisahkan didenaturasi menjadi single
menggunakan gel elekroforesis strand

Pewarnaan menggunakan
Dilakukan analisis "Southern
ethidium bromide dan hasilnya
Blot"
dilihat di bawah sinar UV

Gambar 1. Metode analisis sekuens DNA menggunakan teknik RFLP

48
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018

pustaka cDNA (Williams, diferensiasi dari sel epitel mempengaruhi fungsi


1989). Secara umum yang terinfeksi (Wang, tumor suppressor (protein
metode analisis sekuens 2007). Protein virus terdiri p53) dan protein
DNA menggunakan teknik dari protein early (E1-E8) retinoblastoma (pRb),
RFLP dapat dilihat pada dan protein late(L1 dan sehingga dapat
Gambar 1: L2). Protein E1 dan E2 menghambat proses
merupakan protein utama apoptosis sel yang pada
2. Human Papillomavirus untuk memulai proses akhirnya dapat
(HPV) replikasi virus (Abraham, menyebabkan
2007). Protein E4 terlibat terbentuknya sel tumor
Human Papilloma Virus dalam reorganisasi atau sel kanker. Jalur
(HPV) merupakan virus komponen sitoskleton sel, penetrasi virus HPV pada
DNA yang menginfeksi
jaringan epitel kulit,
epitel anogenital dan
mukosa mulut manusia.
HPV dapat
menyebabkan
tumbuhnya kutil pada
berbagai bagian tubuh
manusia. Saat ini telah
diketahui bahwa 100
jenis virus HPV telah
menginfeksi manusia.
Terdapat sekitar 60 jenis
HPV penyebab kutil yang
Gambar 2. Jalur infeksi virus HPV pada manusia
menginfeksi bagian-bagian
(Lazarczyk et al., 2009)
tubuh seperti kaki dan
tangan, sementara 40 jenis sedangkan protein E6 dan tubuh manusia dapat
HPV lainnya memicu E7 merupakan protein dilihat pada Gambar 2.
munculnya kutil pada yang terdapat pada HPV
organ kelamin.Infeksi HPV yang bersifat onkogenik
terjadi ketika virus berfungsi pada proses Beberapa penelitian
tersebut masuk ke dalam transformasi sel hospes. menyebutkan bahwa dari
sel epitel kemudian Selama proses infeksi, DNA seluruh wanita
menginfeksi sel keratinosit HPV terdapat pada yangterinfeksi HPV, sekitar
yang masih muda pada sitoplasma, akan tetapi 25% diantaranya
lapisan basal epitelium. pada tipe onkogenik, DNA mengalamiCervical
Sebagaimana siklus hidup HPV terintegrasi pada Intraepithelial Neoplasia
virus pada umumnya, genom hospes, sehingga (CIN). CIN merupakan
HPVtidak mensintesis melalui integrasi ini dapat pertumbuhan sel yang
enzim sendiri dan sangat terjadi ekspresi yang tidak normal di permukaan
tergantung pada siklus berlebihan dari protein E6 serviks yang berpotensi
hidup hospesnya. Siklus dan E7. Kadar protein E6 menyebabkan kanker.
hidup virus mengikuti dan E7 yang tinggi ini akan Lebih dari 100 tipe HPV

49
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018

telah diidentifikasi, 40 tipe sejumlah 231.000 16 dan HPV 18 menja


menjadi
diantaranya menyebabkan
infeksi anogenital pada
wanita dan pria. Sebanyak
15 tipe HPV (tipe 16, 18,
31, 33, 35, 39, 45, 51, 52,
56, 58, 59, 68, 73 dan 82)
beresiko sangat tinggi
dalam menyebabkan
penyakit kanker serviks; 3
tipe HPV beresiko tinggi
(tipe 26, 53, 66); dan 12
diantaranya mempunyai
resiko rendah yaitu HPV
tipe 6, 11, 40, 42, 43, 44,
54, 61, 70, 72, dan 81. DNA
virus HPV terdeteksi pada
90% penderita kanker Gambar 3. DNA genom Human Papillomavirus (Kourpis
serviks (Roden, 2003) dan dan Vourlidis, 2011).
sekitar 70% penyebabnya
adalah HPV tipe 16 dan kematian tiap tahunnya agen karsinogen pa pada
tipe 18 (Rouzier et al., pada kasus penyakit manusia. Selain itu, kedua
2007). HPV tipe 16 dan 18 tersebut. Lebih dari 80% tipe HPV tersebut terbukti
juga penyebab 80% kanker pada 500.000 kasus baru secara signifikan
anus dan 30% kanker terdiagnosa kanker serviks meningkatkan risiko kanker
vulva. Susunan genom di negara berkembang. serviks, vagina, dan vulva
virus HPV dapat diihat Agen patogen yang pada wanita, serta kanker
pada Gambar 3. HPV berperan penting dalam penis pada pria (Liaw et al.,
ditularkan melalui terjadinya penyakit kanker 2001).
hubungan seks dan ketika serviks adalah HPV.Pada Program skrining HPV yang
seseorang terinfeksi HPV beberapa penelitian dinilai efektif adalah
maka virus tersebut akan terbaru telah ditemukan menggunakan teknik
menjadi persisten dan sekuens DNA dari HPV Papanicolaou SSmear
menetap di dalam sel pada 99,7% kasus pada (pemeriksaan kondisi
hospes (Urman dan semua penderita kanker serviks dengan
Gottlieb., 2008). serviksstadium 1 dan tipe pengambilan sampel sel
yang paling sering epitelium yang dilanjutkan
3. Infeksi HPV dan ditemukan adalah HPV tipe dengan pemeriksaan
Penanganannya 16 dan 18. Infeksi HPV kondisi sel normal dan
pada manusia memberikan abnormal) untuk
Kanker serviks selama resiko tinggi dalam mendeteksi lesi pre
pre-kanker
dekade terakhir telah perkembangan kanker telah mengurangi jumlah
menjadi masalah serviks dan hal ini menjadi kasus kanker serviks pada
kesehatan di dunia. Hal ini alasan WHO untuk negara-negara
gara maju. AAkan
dikarenakan terdapat menetapkan bahwa HPV tetapi,teknik
teknik tersebut

50
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018

belum dapat dilakukan lanjut pasien tersebut


pada negara yang sedang terinfeksi HPV (Torpy et al.,
Infeksi HPV pada manusia
berkembangkarena biaya 2007). yang berlangsung lebih
yang diperukan untuk dari 10 tahun akan
melakukan teknik Studi yang telah dilakukan berkembang menjadi
pemeriksaan tersebut sebelumnya menunjukkan kanker serviks. Oleh karena
cenderung mahal. bahwa sekitar 70% dari itu, deteksi dini HPV
Sensitivitas dan spesifisitas infeksi HPV dapat terutama infeksi persisten
dari Papanicolaou dibersihkan secara spontan sangat diperlukan untuk
Smearbergantung pada dalam kurun waktu 7–12 pengobatan kanker serviks
keterampilan pengamatan bulan setelah adanya yang efektif. Sejauh ini
untuk determinasi dan infeksi awal dan 90% belum ada deteksi spesifik
klasifikasi variasi sel selanjutnya dibersihkan dan akurat untuk
abnormal. Teknik dalam waktu 2 tahun. Sisa mengetahui tipe-tipe virus
Papanicolaou Smear 10% dari infeksi HPV HPV yang menginfeksi
kurang efektif dan berlanjut menjadi infeksi organ reproduksi wanita,
terkadang bias. Hal ini persisten (infeksi yang sehingga penanganan yang
dikarenakan sering terjadi secara terus dilakukan belum bisa
ditemukan sel epitelium menerus). Infeksi persisten terarah. Salah satu metode
abnormal sehingga diduga dengan satu genotipe HPV terbaru yang sedang
sebagai kanker serviks, adalah yang paling banyak dikembangkan adalah
namun ternyata sel dan memiliki faktor risiko sistem deteksi berbasis
tersebut bukan terinfeksi yang jelas dalam marka molekuler yaitu
HPV melainkan oleh pengembangan displasia dengan metodePolymerase
mikoorganisme lain dan kanker serviks invasif Chain Reaction - Restriction
misalnya bakteri. Selain itu, (Schiffman et al., 2011). Fragment Length
pada saat pengamatan Perkembangan infeksi virus Polymorphisms(PCR-RFLP).
tidak ditemukan kelainan HPV pada tubuh manusia Metode RFLP pada
sel epitelium akan tetapi dapat dilihat pada Gambar awalnya tidak
setelah diselidiki lebih 4. menggunakan teknik PCR,

Gambar 4. Perkembangan infeksi HPV pada bagian tubuh manusia (Shanmugasundaram


and You, 2017).

51
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018

sehingga dibutuhkan adalah tidak adanya dengan mengambil


sampel DNA dengan analisisSouthern Blot.Hal bagian dari daerah L1
konsentrasi yang tinggi. ini dikarenakan DNA target (daerah terkonservasi)
Namun, seiring dengan yang akan dianalisis dengan panjang ± 450
berkembangnya ilmu sekuensnya telah bp. Daerah tersebut
biologi molekuler, teramplifikasi pada diambil karena telah
bioteknologi dan rekayasa tahapan PCR dengan diketahui bahwa
genetik, deteksi suatu menggunakan primer berperan dalam
penyakit dapat dilakukan spesifik.Teknik Southern mekanisme infeksi HPV
dengan menggunakan RFLP Blotdiketahui memiliki pada perkembangkan
yang dikombinasikan sensitivitas yang rendah kanker serviks yang
dengan metode PCR. untuk mendeteksi HPV menginduksi respon
maupun untuk humoral terhadap
4. Sistem Deteksi HPV mengidentifikasi tipe HPV berbagai tipe virus HPV,
Menggunakan PCR- pada pemeriksaan tingkat khususnya terhadap
RFLP klinis. Selain itu, metode protein kapsid mayor
Southern Blot L1. Deteksi DNA HPV
PCR-RFLP adalah salah satu membutuhkan waktu yang dilakukan dengan cara
pengembangan metode lama, memerlukan DNA mengamplifikasi
untuk analisis dalam jumlah banyak, dan sekuens DNA HPV
polimorfisme membutuhkan tenaga menggunakan primer
genetikdengan teknis yang profesional spesifik, yang biasa
menggunakan teknik PCR. (Sambrook dan Russel, digunakan adalah
Isolasi DNA dengan jumlah 2001). primer MY09/11.
yang banyak memerlukan
waktu yang lama untuk Tahapan metode PCR-RFLP 4. Sekuensing
analisis RFLP. Oleh karena dalam mendeteksi HPV Hasil dari produk PCR
itu,teknik PCR dapat penyebab kanker serviks kemudian dilakukan
digunakan untuk adalah sebagai berikut : analisis sekuensing dan
memperoleh sekuens DNA pengolahan data hasil
yang diinginkan dalam 1. Sampling sel/ jaringan sekuensing
jumlah yang banyak Mengoleksi sampel sel menggunakan beberapa
dengan waktu yang lebih yaitu sel-sel epitelium software dan analisis
singkat (Mirhendi et al., pada serviks, bioinformatik. Data hasil
2005). Metode PCR-RFLP selanjutnya disimpan. pengolahan hasil
disebut juga dengan sequensing kemudian
istilahlain yaitu Cleaved 2. Isolasi DNA dicocokan (blast)
Amplified Polymorphic Isolasi DNA ini dengan data padagene
Sequence (CAPS). Prinsip bertujuan untuk bank. Hasil analisis akan
dasar dari metode ini mengumpulkan DNA menunjukkan bahwa
adalah “Amplification – pada sampel sel. genotip dari HPV
Digestion – Gel berdasarkan sekuens
Separation”. Perbedaanya 3. Deteksi DNA HPV homolog berukuran
dengan metode RFLP Deteksi sekuens DNA sekitar 400-500 bp.
konvensional adalah dari virus HPV dilakukan

52
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018

Gambar 5. Visualisasi hasil analisis RFLP dengan menggunakan sel epitelium serviks manusia
(Chen et al., 2013)

5. Analisis RFLP Tiap tipe HPV memiliki metode PCR-RFLP dapat


DNA HPV hasil dari PCR jumlah dan ukuran pita dijadikan
selanjutnya DNA yang berbeda-beda metodedeteksiuntuk
dielektroforesis pada (Chen et al., 2013). infeksi virus HPV yang
gelpolyacrilamide Lungu et al., (2009) dapat menyebabkan
dengan menggunakan menyatakan bahwa timbulnya kanker serviks.
enzim tertentu. DNA metode PCR-RFLP dapat Metode PCR-RFLP memiliki
yang terpotong-potong memvisualisasikan berbagai keunggulan yaitu
membentuk fragmen fragmen-fragmen DNA : tidak membutuhkan
DNA dapat berdasarkan berat sampel DNA dalam jumlah
divisualisasikan molekulnya, sehingga yang banyak (sampel DNA
menggunakan UV selanjutnya dapat dapat diperbanyak dengan
Transsiluminator untuk diketahui tipe HPV yang metode PCR), biaya analisis
dilihat tipe HPV yang menginfeksi sel serviks yang relatif murah
ada pada sel epitelium yang bersangkutan. sehingga dapat
serviks tersebut, Contoh visualisasi hasil dikembangkan di negara
sehingga dapat analisis PCR – RFLP berkembang serta analisis
diketahui ada tidaknya dapat dilihat pada dapat dilakukan dengan
potensi timbulnya Gambar 5. cepat dan memberikan
kanker serviks. Tipe HPV hasil yang sangat sensitif.
dapat diketahui dengan 5. Kesimpulan Dengan demikian, metode
munculnya pita DNA PCR-RFLPdapat menjadi
pada masing-masing Beradasarkan uraian diatas acuan pengembangan
sampel yangdiujikan. dapat disimpulkan bahwa sistem deteksi dini dan

53
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018

model diagnostik and Biological Journal of infectious


molekuler HPV serta Research, 51(5). diseases, 183(1), 8-
diharapkan dapat 15.
mengontrol Kroupis, C., & Vourlidis, N.
epidemiologinya dengan (2011). Human Lungu, O., Wright Jr, T.C.
mengetahui tipe virus HPV papilloma virus (HPV) and Silverstein, S.,
yang menginfeksi pasien. molecular 1992. Typing of
diagnostics. Clinical human
DAFTAR PUSTAKA chemistry and papillomaviruses by
laboratory medicine, polymerase chain
Abraham. 2007. An 49(11), 1783-1799. reaction
overview of human amplification with L1
papillomaviruses and Lazarczyk, M., Cassonnet, consensus primers
current vaccine P., Pons, C., Jacob, Y., and RFLP analysis.
strategies. Indian J & Favre, M. (2009). Molecular and
Med Microbiol; 25: The EVER proteins as cellular Probes, 6(2),
10-7. a natural barrier pp.145-152.
against
Chen, L., Watanabe, K., papillomaviruses: a Mirhendi, H., Makimura,
Haruyama, T., & new insight into the K., Zomorodian, K.,
Kobayashi, N. (2013). pathogenesis of Yamada, T., Sugita,
Simple and rapid human T., & Yamaguchi, H.
human papillomavirus (2005). A simple PCR-
papillomavirus infections. RFLP method for
genotyping method Microbiology and identification and
by restriction Molecular Biology differentiation of 11
fragment length Reviews, 73(2), 348- Malassezia species.
polymorphism 370. Journal of
analysis with two microbiological
restriction enzymes. Liaw, K. L., Hildesheim, A., methods, 61(2), 281-
Journal of medical Burk, R. D., Gravitt, 284.
virology, 85(7), 1229- P., Wacholder, S.,
1234. Manos, M. M., ... & Narayanan, S. (1991).
Anderson, S. M. Applications of
Golfetto, L., Alves, E. V., (2001). A prospective restriction fragment
Martins, T. R., study of human length
Sincero, T. C. M., papillomavirus (HPV) polymorphism.
Castro, J. B. S., type 16 DNA Annals of Clinical &
Dannebrock, C., ... & detection by Laboratory Science,
Bazzo, M. L. (2018). polymerase chain 21(4), 291-296.
PCR-RFLP assay as an reaction and its
option for primary association with Roden R, TC Wu. 2003.
HPV test. Brazilian acquisition and Preventative and
Journal of Medical persistence of other therapeutic vaccines
HPV types. The for cervical cancer.

54
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018

Expert Rev Vaccines; Castle PE. 2011. Urman CO, AB Gottlieb.


2: 495-516. Human 2008. New viral
papillomavirus vaccines for
Rouzier R, C Uzan, P testing in the dermatologic
Collinet. 2007. HPV prevention of disease. J Am Acad
vaccination: cervical cancer. J Natl Dermatol; 58: 361-
Principles, results Cancer Inst 103:368– 70.
and future 383.
perspectives. J Wang KL. 2007. Human
Gynecol Obstet Biol Shanmugasundaram, S. papillomavirus and
Reprod; 36: 13-8. and You, J., 2017. vaccination in
Targeting persistent cervical cancer.
Sambrook J, dan Russel human Taiwan J Obstet
DW. 2001. Molecular papillomavirus Gynecol; 46: 352-62.
Cloning: A Laboratory infection. Viruses,
Manual. Third 9(8), p.229. Williams, R. C. (1989).
Edition. Cold Spring Restriction fragment
Harbor, NY:Cold Torpy, J. M., Burke, A. E., & length polymorphism
Spring Harbor Glass, R. M. (2007). (RFLP). American
Laboratory Press. Human Journal of Physical
papillomavirus Anthropology,
Schiffman M, Wentzensen infection. JAMA, 32(S10), 159
N, Wacholder S, 297(8), 912-912.
Kinney W, Gage JC,

55
2

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai