Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

PRAKTIKUM VII

PERKOLASI

Disusun Oleh
Kelompok III (Tiga)

Nama : Mardayah
Nim : 17.71.018003
Dosen Pengampung : Rezqi Handayani,M.P.H,Apt
Nurul Qamariah,M.Si

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III FARMASI
PRATIKUM IX
EKSTRAK CAIR-CAIR
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dan melakukan ekstraksi bahan alam dengan metode
ekstraksi cair-cair.
II. DASAR TEORI
Ekstraksi adalah pemisahan suatu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan
dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih
komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai
separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-
komponen dalam campuran (Alimin, 2007).
Ekstraksi pelarut sering disebut juga ekstaksi air merupakan metode pemisahan atau
pengambilan zat terlarut dalam larutan (biasanya dalm air) dengan menggunakan pelarut lain
(Gillis, 2001)
Ekstraksi cair-cair merupakan suatu metode ekstaksi yang menggunakan corong pisah
sehingga biasa juga disebut dengan ekstraksi corong pisah. Ekstraksi cair-cair (corong pisah)
merupakan pemisahan komponen kimia diantara dua fase pelarut yang tidak dapat saling
bercampur kata lain perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam pelarut organik, dan pelarut
air dimana sebagian komponen larut dalam fase pertama dan sebagiannya larut dalam fase
kedua. Kedua fase yang mengandung zat tersdidperdi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi
pemisahaan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase zat cair. Komponen kimia akan terpisah
ke dalam dua fase tersebut sesuai dengan tingkat kepolaran dengan perbandingan konsentrasi
yang tetap (Khamidinal, 2009).
Frasinaksi adalah proses pemisahan suatu kualitas tertentu dari campuran (padat, cair,
terlarut suspensi atau isotop) dibagi dalam beberapa jumblah kecil (fraksi) komposisi berubah
menurut kelandaian. Pembagian atau pemisahaan ini didasarkan pada bobot dari tiap fraksi,
fraksi yang lebih berat akan berada paling dasar sedangkan fraksi yang lebih ringan akan
berada diatas. Fraksinasi bertingkat biasanya menggunakan pelarut organik seperti eter,
aseton, benzena, etanol, diklorometana, atau campuran pelarut tersebut. Asam lemak, asam
resin, lilin, tanin dan zat warna adalah bahan yang penting dan dapat diekstaksi dengan
pelarut organik (Khopkar, 2010).
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
 Cawan porsellin
 Gelas beker
 Gelas ukur
 Corong
 Corong pisah
 Botol penyemprot
2. Bahan
 Aquadest
 Simplisia (Stenochlaena palustris)
 Dietil eter
 N-hexane
 Klorofom
 Etil asetat

IV. CARA KERJA


Ekstrak metanol terlebih dahulu dipekatkan kemudian ditimbang sebanyak 2 gram

Menambahkan air higga terbentuk suspensi yang homogen, larutkan 10 ml aquadest

Memindahkan suspensi kedalam corong pisah dan menambahkan pelarut, setelah itu corong
ditutup, setelah itu dibalik kran corong dibuka lalu dikocok satu arah beberapa kali hingga
didapatkan massa yang terdistribusi

Setelah itu karan corong ditutup lalu corong dibalik dan dibiarkan 24 jam hingga terjadi
pemisahan

Lapisan cair dikeluarkan dan lapisan eter ditampung

Lapisan airdikocok lagi dengan pelarut kembali biasanya dilakukan 3 kali ekstraksi.
V. HASIL PENGAMATAN
Rumus : Berat fraksi = (Berat fraksi + cawan) – cawan kosong
Berat fraksi
% fraksi = Berat ekstak etanol x100

Tabe
Sampel Berat sampel Perlakuan Volume Hasil

Ekstrak 2,092 gram Aquadest 10 ml Menggumpal


etanol daun Aquadests 10 ml Menggumpal sedikitlarut
kalakai
Klorofom 50 ml Cukup larut
(Stenochlaena
palustris) Diamkan 24 Terbentuk 2 lapisan
jam

Lapisan atas
diambil, lapisan 50 ml Larut
bawah
ditambah Etil
asetat

Diamkan 24 Tidak terbentuk 2 lapisan


jam

Diupkan

Perhitungan :
Diketahu : Berat ekstrak etanol =2,092 gram
Berat cawan kosong (vial) =24.,0252 gram
Berat cawan kosong (corong pisah) = 54,4652 gram
Berat fraksi + cawan (vial) = 24,4257 gram
Berat fraksi + cawan (corong pisah) = 55,9193 gran
Ditanya : a. % Fraksi (corong pisah) = ... ?
b. % Fraksi (vial) = ...?
Dijawab : a. Berat fraksi (corong pisah) = 55,9193 gram – 54,4652 gram
= 1,4541 gram.
1,4541
% Fraksi (corong pisah) = x 100 %
2,029

= 0,695 x 100 % = 69,5 %


b. Berat fraksi (vial) = 24,4257 gram – 24, 0252 gram
= 0,4005 gram.
0,04005
% Fraksi (vial) = x 100 %
2,092

= 0,19 % x 100 %
= 19,1 %
VI. PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini yaitu ekstraksi cair-cair terhadap daun kalakai (Stenochlaena
palustris). Dalam pratikum ini menggunakan corong pisah, corong pisah ini digunakan
digunakan dalam ekstraksi cair-cair adalah untuk memisahkan komponen-komponen dalam
suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas yang berbeda yang tak tercampur.
Zat yang diekstaksi terdapat didalam campuran berbentu cair. Ekstrksi cair-cair
disebut ekstraksri pelarut banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod, atau logam-
logam ternetu pada larutan air. Pada metode ekstrksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan
dengan cara bertahap (bach) atau dengan cara kontiyu. Cara paling sederhana dan banyak
dilakukan adalah ekstraksi bertahap. Tekniknya cukup dengan menambahkan pelarut
pengekstrak yang tidak bercampu dengan pelarut pertama melalui corong pisah, kemudian
dilakukan pengocokan sampai terjadi keseimbangan konsentrasi solut pada kedua pelarut.
Setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan dan lapisan yang berada dibawah
dengan kerapatan lebih besar dapat dipisahkan untuk dilakukan analisis selanjutnya.
Ekstaksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu percampuran secara
intensif bahan eksraksi dengan pelarut dengan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna
mungkin. Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan
pelarut yang pertama (media pembawa) dan masuk kedalam pelarut kedua (media ekstraksi).
Sebagai syarat ekstraksi ini bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut (atau hanya
dalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan massa yang baik yang berarti
performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakna agar terjadin bidang kontak yang
seluas mungin di antaranya kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan
menjadi tetes-tetes kecil misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk).
Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh karena akan menyebabkan
terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi atau sukar sekali pisah. Turbulensia pada saat
mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya
penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarut
sedapat mungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang
telah terdistribusi menjadi tetes-tetes menyatu kembali meinjadi fase homogen dan
berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain.
Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan cara bertahap
(batch) atau dengan cara kontiyu. Cara paling sederhana dan banyak dilakukan adalah
ekstraksi bertahap. Tekninya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak
tercampur dengan pelarut pertama melalui corong pisah, kemudian dilakukan pengocokan
sampai terjadi keseimbangan konsentrasi solut pada kedua pelarut. Setelah didiamkan
beberapa saat akan terbentuk dua lapisan, dan lapisan yang berada dibawah dengan kerapatan
lebih besar dapat dipisahkan untuk dilakukan analisis selanjutnya.
Operasi ekstraksi cair-cair terdiri dari beberapa tahap yaitu (Mardika, 2012) :
1. Kontak antara pelarut (solven) dengan fase cair yang mengandung komponen yang
akan diambil (solute), kemudian solute akan berpindah dari fase umpan (diluen) ke
fase pelarut.
2. Pemisahan dua fase yang tidak saling melarutkan yaitu fase yang banyak mengandung
pelarut disebut fase ekstrak dan fase yang banyak mengandung umpan disebut fase
rafinal.
Untuk proses ekstraksi yang baik, pelarut harus memenuhi beberapa kereteria sebagai
berikut (Mardika, 2012) :
1. Koefesien distribusi yang besar.
2. Selektivitas tinggi.Faktor ini diperlukan jika terdapat lebih dari satu zat terlarut,
karena umumnya hanya diinginkan mengurangi satu zat terlarut saja.
3. Mudah diregenerasi.
4. Kelarutan dalam pelarut umpan rendah
5. Perbedaan densitas dengan umpan cukup besar
6. Tegangan antar muka menengah. Tegangan antar muka yang terlalu tinggi
menyebabkan kesulitan pembentukan tetes (cairan), sedangkan tegangan antar muka
yang terlalu rendah dapat menyebabkan terbentuknya emulsi.
7. Mudah diperoleh dan harganya cukup murah
8. Tidak korosif, tidak mudah terbakar dan tidak beracun.
Hasil penetlitian kami menunjukan bahwa ekstrak daun kalakai (Stenochlaena
palustris) diencerkan dengan aquadest terbentuk gumpalan, lalu dilarutkan kembali dengan
klorofom hasilnya larut, sedangkan dilarutkan kembali dengan etil asetat yang hasilnya larut.
Hasil ini mennjukan bahwa senyawan tersebut dapat larut dalam pelarut polar maupun non
polar.
VII. KESIMPULAN
1. Dalam pratikum ini dapat disimpulkan bahwa, Ekstraksi cair-cair (corong pisah)
merupakan pemisahan komponen kimia diantara dua fase pelarut yang tidak dapat saling
bercampur kata lain perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam pelarut organik, dan pelarut
air dimana sebagian komponen larut dalam fase pertama dan sebagiannya larut dalam fase
kedua.
DAFTAR PUSTAKA
Alimin M.S. 2007. Kimia Analitik.Makassar : UIN Alauddin.
Gillis O.2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Khamidinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Khopkar, M.S. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press.
Mardika, S.F. 2012. Ekstraksi cair-cair. Yogyakarta : Pustaka pelajar.

Anda mungkin juga menyukai